Konsultasi Agama Islam Konsultasi Agama Islam
recent

Breaking News

recent
جاري التحميل ...

Pondok Pesantren Al-Falah Ploso Kediri Jatim

Pondok Pesantren Ploso Kediri Jatim
Sejarah profil biodata ponpes Pondok Pesantren Al-Falah Ploso Kediri Jatim Jawa Timur pontren pp. Pesantren salaf ini didirikan pada tahun 1925 oleh KH. A. Djazuli Usman.

DAFTAR ISI
1. Sejarah Ponpes Al-Falah Ploso
3. Pengasuh/pimpinan Pesantren Ploso
4. Sistem Pendidikan Pesantren Ploso
5. Syarat dan Biaya Pendaftaran
6. Profil KH Djazuli Usman Pendiri Ponpes Ploso
7. Profil KH Hamim Djazuli (Gus Miek)


SEJARAH PONDOK PESANTREN AL-FALAH PLOSO KEDIRI

Pada 1 Januari 1925, KH. A. Djazuli Usman mendirikan sebuah madrasah dan pondok pesantren. Ia memanfaatkan serambi Masjid untuk kegiatan belajar mengajar para santri. Tanpa terasa santri yang belajar dengan KH. A.Djazuli membengkak menjadi 100 orang.

Masyarakat sekitar pondok pesantren Al-Falah Ploso pada awalnya tergolong masyarakat abangan (jauh dari agama). Ketika awal berdiri, banyak masyarakatnya mencemooh pondok pesantren Al-Falah. Apalagi para pejabat dan bandar judi, yang setatus quonya mulai terganggu. Mereka sering menyebarkan isu-isu sesat terhadap pondok pesantren ini.

Fenomena semacam itu memang menjadi tantangan berat bagi pesantren yang menjadi pusat kegiatan simakan Al-Qur’an Mantab ini. Namun para pengurusnya tidak merasa gentar. Justru tantangan itu membulatkan tekad mereka untuk mengubah masyarakat abangan, menjadi masyarakat yang islami. Hasilnya seperti sekarang ini. Pesantren terus berkembang, dan kehidupan islami tercipta dengan sendirinya di sekitar pondok pesantren.

Pondok pesantren yang letaknya ditepi sungai Berantas ini banyak mengambil keuntungan dari letak geografis tersebut. Sungai yang terkenal deras airnya dan terus mengalir sepanjang musim banyak memberikan kehidupan para santri serta para masyarakat sekitarnya. Dipinggir sungai inilah terletak desa Ploso, 15 km arah selatan dari Kediri. Potensi wilayah seperti ini sangat berpengaruh terhadap kehidupan sosial ekonomi masyarakat. Umumnya mereka memanfaatkan tanah yang subur ditepi sungai berantas untuk bercocok tanam.

Organisasi Kelembaganan

Ponpes Alfalah Ploso menganut sistem manajemen tradisional, dalam arti, kepemimpinan tunggal yang tersentral pada figur seorang kiai memegang otoritas yang tinggi dalam pengelolaan pesantren. Manajemen semacam itu terus berlangsung sampai pada saat sekarang saat pesantren ini diasuh oleh KH. Zainuddin Djazuli putra Kiai Djazuli. KH. Zainuddin dalam mengasuh pesantren yang sering digunakan kegiatan tingkat regional ini dibantu para adik-adiknya dan saudara-saudaranya, seperti KH. Nurul Huda (Gus Dah) yang mengasuh pondok pesantren putri, KH. Fuad Mun’im (Gus Fu’), KH. Munif, Bu Nyai Hj. Badriyah (Bu Bad) dan Gus Sabut putra almarhum Gus Mik (yang mengomandani Jama’ah Sima’an Al-Qur’an Mantab) dll.

Pondok pesantren Al-Falah Ploso Kediri sebagaimana kebanyakan pesantren di kota Kediri merupakan lembaga pendidikan dan pengajaran model salafaiyah.
Program Pendidikan.

Program pendidikan dan pengajaran di ponpes Al-Falah, terdiri dari: Madrasah Ibtidaiyah (3 tahun), Madrasah Tsanawiyah (4 tahun) , dan Majelis Musyawarah Riyadlotut Tholabah (5 tahun).

Pada tingkat Ibtidaiyah materi yang banyak ditekankan adalah masalah akidah dan akhlak, sedangkan untuk tingkat Tsanawiyah ditekankan pada materi ilmu nahwu / sharaf dan ditambah ilmu fiqih, faroidl serta balaghah. Adapun Majelis Musyawarah merupakan kegiatan kajian kitab fiqih, yakni Fathul Qorib, selama satu tahun, Kitab Fathul Mu’in selama 1 tahun dan Fathul Wahab selama 3 tahun.


PENGASUH/PIMPINAN PONDOK PESANTREN AL-FALAH PLOSO

1. KH. A. Djazuli Usman
2. KH. Zainuddin Djazuli putra Kiai Djazuli
3. KH. Nurul Huda (Gus Dah) yang mengasuh pondok pesantren putri
4. KH. Fuad Mun’im (Gus Fu’)
5. KH. Munif,
6. Bu Nyai Hj. Badriyah (Bu Bad) dan
7. Gus Sabut putra almarhum Gus Mik


SISTEM PENDIDIKAN PONDOK PESANTREN AL-FALAH PLOSO

Pondok pesantren Al-Falah Ploso Kediri sebagaimana kebanyakan pesantren di kota Kediri merupakan lembaga pendidikan dan pengajaran model salafiyah.
Program Pendidikan.

Program pendidikan dan pengajaran di ponpes Al-Falah, terdiri dari: Madrasah Ibtidaiyah (3 tahun), Madrasah Tsanawiyah (4 tahun) , dan Majelis Musyawarah Riyadlotut Tholabah (5 tahun).

Pada tingkat Ibtidaiyah materi yang banyak ditekankan adalah masalah akidah dan akhlak, sedangkan untuk tingkat Tsanawiyah ditekankan pada materi ilmu nahwu / sharaf dan ditambah ilmu fiqih, faroidl serta balaghah. Adapun Majelis Musyawarah merupakan kegiatan kajian kitab fiqih, yakni Fathul Qorib, selama satu tahun, Kitab Fathul Mu’in selama 1 tahun dan Fathul Wahab selama 3 tahun.

MISRIU

Jenjang pendidikan di Pondok Pesantren Al Falah Ploso Mojo Kediri dimulai dari Madrasah Islamiyah Salafiyah Riyadlotul ‘Uqul (MISRIU) dengan dua tingkatan; Ibtidaiyah dan Tsanawiyah.
Pada tingkatan Ibtidaiyah ditempuh selama 3 tahun yang materi pendidikannya memprioritaskan pembinaan akhlaq santri (Moralitas dan Mentalitas), pengembangan wawasan santri, menulis huruf arab, tajwid, pemantapan tauhid dan pengenalan dasar-dasar gramatika arab (ilmu nahwu shorof) sebagai persiapan memasuki tingkat Tsanawiyah.

Selanjutnya di tingkat Tsanawiyah, ditempuh selama 4 tahun. Pada kelas 1, 2 dan 3 Tsanawiyah, materi yang ditekankan adalah pendalaman ilmu nahwu, shorof (dengan kajian utama ; kelas 1 kitab Jurumiyah, kelas 2 kitab ‘Imrithy dan kelas 3 kitab Alfiyah Ibni Malik serta dilengkapi pula kajian tauhid, fiqh dan risalatul mahidl sebagai penyempurna. Sedangkan di kelas 4 Tsanawiyah lebih dititik beratkan pada penguasaan ilmu balaghoh (kesusastraan), mantiq (logika), qowa’idul fiqhiyah dan faroidl (waris).

Kegiatan madrasah dilaksanakan pada pukul 07.30 s/d pukul 10.30, mulai hari Sabtu s/d hari Kamis. Dan setiap ba’da Isya’ dilaksanakan musyawarah (diskusi bersama) sampai pukul 22.30.
Masih dalam naungan MISRIU, dibuka pula madrasah siang (Nahariyah) dan madrasah malam (Lailiyah).

MADRASAH NAHARIYAH

Memberi kesempatan untuk siswa diluar pondok (desa) yang tidak dapat mengikuti sekolah pagi dengan biaya lebih ringan. Kegiatan sekolah dimulai pada pukul 13.30 s/d 15.00

MADRASAH LAILIYAH

Sekolah malam yang dimulai pada pukul 19.00 s/d 20.30 untuk siswa pondok yang juga mengikuti sekolah umum. Sebagai pendalaman materi pelajaran dilaksanakan musyawarah setelah ashar sampai pukul 16.15 WIB. Ditambah privat untuk pelajaran umum pukul 21.30 – 22.30

RIYADLATUT THALIBAT

Setelah siswa menamatkan sekolah di MISRIU (Madrasah Islamiyah Salafiyah Riyadlotul ‘Uqul), berikutnya siswa akan ditempa di jenjang musyawarah Riyadlotut Tholibat. Sistem yang diterapkan pada jenjang ini adalah kemandirian berfikir santri, keberanian mengambil keputusan yang bertanggung jawab dengan benar, terutama masalah-masalah fiqhiyah sesuai dengan perkembangan sosial yang terjadi di masyarakat.

Pada tingkat ini terdiri dari 2 fraksi. Fraksi I dengan mengambil kajian pokok kitab Fathul Qorib yang ditempuh dalam waktu satu tahun. Fraksi II dengan kajian pokok kitab Fathul Mu’in juga ditempuh dalam waktu satu tahun.

Selain mengikuti kajian-kajian diatas, para santri juga diterjunkan dakwah di tengah-tengah masyarakat guna memberi pencerahan sekaligus sebagai sarana praktikum para santri. Dengan demikian, diharapkan setelah menamatkan jenjang ini, santri benar-benar menjadi generasi tangguh yang sanggup menghadapi tantangan zaman.

TAHAFUDZUL QUR'AN

Bagi santri yang telah atau akan menghafal Al Qur’an disediakan asrama khusus dengan fasilitas yang memadai. Tetap dapat mengikuti kegiatan pondok dan madrasah atau musyawarah.

KEGIATAN

1. Pengajian
Yang Dikaji adalah Al Qur’an, Shohih Bukhori, Tafsir Jalalain, Fathul Qorib, Ta’limul Muta’allim, Bidayatul Hidayah, Fathul Mu’in dan kitab-kitab yang lain.

2. Ubudiyah
Mujahadah, membaca surat Al Waqi’ah, membaca Burdah, Manaqib Syaikh Abdul Qodir Al Jailani, Diba’iyah, Dzikrul Ghofilin, Tahlil, Yasin dan lain-lain.

EKSTRAKURIKULER
Seni baca Al Qur’an, Kaligrafi, praktek mengajar, bahtsul masa’il diniyah, mading (majalah dinding), training khitobah, Jum’at bersih, olahraga, bimbingan pelajaran umum, kursus komputer, menjahit dan lain-lain.


SYARAT DAN BIAYA PENDAFTARAN

PONDOK
1. Sowan Romo Kyai dengan disertai wali.
2. Mendaftarkan diri di kantor pada jam kerja.
3. Mengisi formulir pendaftaran.
4. Membayar uang pendaftaran Rp. 20.000
5. Membayar Kartu Tanda Santri Rp. 15.000

MADRASAH
1. Mendaftarkan diri di kantor pada jam kerja.
2. Mengisi formulir pendaftaran.
3. Membayar uang pendaftaran Rp. 20.000
4. Membayar uang raport Rp. 20.000
5. Membayar uang seragam (2 baju, 1 minang) Rp. 85.000
6. Mengikuti tes ujian masuk dengan materi ujian sebagai berikut :
a Kelas III Ibtidaiyah : Tajwid, Tauhid dan Fiqih.
b Kelas I Tsanawiyah : Nahwu, Shorof, I’lal, Fiqih dan Membaca kitab
kosongan.
c Kelas II Tsanawiyah : Nahwu, Shorof, I’lal, Fiqih, Membaca kitab
kosongan dan Muhafadhoh Imrithi 150 bait.
d Kelas III Tsanawiyah : Nahwu, Shorof, Fiqih, Membaca kitab kosongan
dan Muhafadhoh Alfiyah 500 bait.
e Kelas IV Tsanawiyah : Nahwu, Balaghoh, Fiqih, Membaca dan Murodi
kitab kosongan.

7. Menyerahkan foto copy ijazah pendidikan akhir.

PEMBAYARAN

Pertahun
Pondok
- I’anah Pondok Rp. 200.000
- Dana Sehat Rp. 55.000
- Sumbangan Wajib Pembangunan ( SWP ) Rp. 50.000

Madrasah
- I’anah MISRIU Rp. 225.000
- Iuran Semester I & II Rp. 75.000


PROFIL KH AHMAD DJAZULI USMAN PENDIRI PESANTREN PLOSO

KH AHMAD DJAZULI USMAN PLOSO

KH. Achmad Djazuli Utsman, pendiri dan pengasuh I Pondok Pesantren Al-Falah, Ploso, Kediri.

Ia lahir di awal abad XIX, tepatnya tanggal 16 Mei 1900 M. Ia adalah anak Raden Mas M. Utsman seorang Onder Distrik (penghulu kecamatan). Sebagai anak bangsawan, Mas’ud beruntung, karena ia bisa mengenyam pendidikan sekolah formal seperti SR, MULO, HIS bahkan sampai dapat duduk di tingkat perguruan tinggi STOVIA (Fakultas Kedokteran UI sekarang) di Batavia.

Sepulang dari tanah suci, Mas’ud kemudian pulang ke tanah kelahirannya, Ploso dan hanya membawa sebuah kitab yakni Dalailul Khairat. Selang satu tahun kemudian, 1923 ia meneruskan nyantri ke Tebuireng Jombang untuk memperdalam ilmu hadits di bawah bimbingan langsung Hadirotusy Syekh KH. Hasjim Asya’ri.

Setelah dirasa cukup, ia kemudian melanjutkan ke Pesantren Tremas yang diasuh KH. Ahmad Dimyathi (adik kandung Syeikh Mahfudz Attarmasiy) dan pondok Termas menjadi persinggahan akhir sebelum beliau mendirikan pondok pesantren Al-Falah di Ploso Kediri.


PROFIL KH HAMIM DJAZULI/GUS MIEK

KH Hamim Tohari Djazuli atau akrab dengan panggilan Gus Miek lahir pada 17 Agustus 1940,beliau adalah putra KH. Jazuli Utsman (seorang ulama sufi dan ahli tarikat pendiri ponpes Al Falah mojo Kediri).

Gus Miek seorang hafizh (penghapal) Al-Quran. Karena, bagi Gus Miek, Al-Quran adalah tempat mengadukan segala permasalahan hidupnya yang tidak bisa dimengerti orang lain. Dengan mendengarkan dan membaca Al-Quran, Gus Miek merasakan ketenangan dan tampak dirinya berdialog dengan Tuhan ,beliaupun membentuk sema’an alquran dan jama’ah Dzikrul Ghofilin.

Tepat tanggal 5 juni 1993 Gus Miek meninggal dunia menghembuskan napasnya yang terakhir di rumah sakit Budi mulya Surabaya.

SKRIPSI TENTANG PONPES AL-FALAH PLOSO KEDIRI

Judul tesis: Paradigma Kyai Pondok Pesantren Salafiyah dalam Mempertahankan Visi Misinya di Era Globalisasi (Studi Kasus Pondok Pesantren Al Falah Ploso Mojo Kediri)
Penulis : Budy Pranoto
Tahun : 2007
Fakultas : Pasca Sarjana
Jurusan : S2 Manajemen Pendidikan Islam
Universitas : UIN Maliki

Abstraksi:

Pondok pesantren Al Falah di desa Ploso Mojo Kediri dari awal didirikannya hingga saat ini tetap menggunakan model salafiyah. Pondok ini memiliki kecenderungan penguasaan ilmu, pemahaman pemikiran dan tradisi ulama-ulama salaf yang hidup pada zaman tiga generasi setelah masa Nabi Muhammad Saw. Pondok pesantren Al Falah yang memprioritaskan kebutuhan akhirat dalam orientasi pendidikannya. Hal ini berdampak minat calon santri belajar pondok ini cenderung menurun pada tiga tahun terakhir ini, santri kurang bisa beradaptasi dengan masyarakat modern yang telah berubah dan berpola pikir yang matrealitik, alumni pesantren salafiyah tidak mampu berkompetisi dalam dunia kerja karena kompetensi santri pesantren salafiyah belum diakui oleh stackeholder.

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa kyai pondok pesantren al Falah Ploso Mojo Kediri dalam mempertahankan model pesantren salafiyah di pondok pesantren salafiyah memiliki alalasan-alasan tertentu diantaranya: a) Pencapaian kefokusan mendalami ilmu agama Islam sehingga mampu menjiwai ilmu yang dipelajari dengan semaksimal mungkin. b) Keikhlasan dalam beribadah pada Allah menjadi sebuah tujuan pendidikan baik bagi lembaga dan santri-santrinya. c) Mematuhi amanah yang telah diamanatkan oleh pendiri pondok pesantren Al Falah. d) Melestarikan ilmu dan ajaran-ajaran ulama salaf yang berpegangan pada ajaran ahli sunnah wal jamaah. e) Pondok pesantren salafiyah benteng pertahanan untuk menyelamatkan agama Islam dari aliran-aliran yang menyimpang dari Al Quran dan Hadis Nabi Muhamma Saw.

Temuan ini bertentangan dengan konsep keseimbangan bertindak dan beramal dari ajaran Islam seperti dalam hadis nabi yang menyatakan," Sedangkan sekarang ini pesantren besar maupun kecil dari hari ke hari bertambah dan mulai menerapkan konsep keseimbangan pendidikannya. Sebuah konsep pemenuhan kebutuhan pendidikan Islam yang berorientasi untuk kepentingan dunia dan akhirat secara berimbang dan bersama-sama. Seperti konsep Nabi," beramallah kamu untuk kepentingan duniamu seakan-akan kamu hidup selamanya dan beramallah kamu untuk akhiratmu seakan-akan kamu meninggal di hari besok." Serta," Bagi siapa yang menghendaki dunia maka wajib untuk mempelajari ilmu dunia. Bagi siapa yang menghendaki akhirat maka wjib mempelajari ilmu akhirat bagi siapa yang ingin kedua-duanya wajib memiliki ilmu dunia dan akhirat."

عن الكاتب

Tanya Ustadz

التعليقات


Kontak

Untuk mengajukan konsultasi ke KSIA, silahkan mengirim pertanyaan via email ke: alkhoirot@gmail.com. Pertanyaan tidak boleh lebih dari tiga dan tanpa subpertanyaan. Untuk lebih detail, klik penjelasannya di sini!

Terbaru

    islamiy.com

    جميع الحقوق محفوظة

    Konsultasi Agama Islam