Pondok Pesantren Sidogiri Pasuruan

Sejarah profile Ponpes PP Pontren Pondok Pesantren Sidogiri Pasuruan Jatim Jawa Timur Indonesia. Salah satu pesantren tertua di Indonesia (berdiri pada tahun 1718 atau 1745)
Pondok Pesantren Sidogiri Pasuruan Jatim



Sejarah profile Ponpes PP Pontren Pondok Pesantren Sidogiri Pasuruan Jatim Jawa Timur Indonesia. Salah satu pesantren tertua di Indonesia (berdiri pada tahun 1718 atau 1745)
Oleh Ponpes Al-Khoirot Malang

DAFTAR ISI

  1. Sejarah Awal Perkembangan
  2. Tahun Berdiri
  3. Panca Warga
  4. Majelis Keluarga
  5. Anggota Majelis Keluarga saat ini
  6. Sejarah Pengasuh dari Awal
  7. Urutan Pengasuh
  8. Biaya Pendaftaran Masuk 
  9. Materi tes penempatan kelas
  10. Skripsi tentang PP Sidogiri 

 


SEJARAH AWAL BERDIRI PPS

Sidogiri dibabat oleh seorang Sayyid dari Cirebon Jawa Barat bernama Sayyid Sulaiman. Beliau adalah keturunan Rasulullah r dari marga Basyaiban.

Ayahnya, Sayyid Abdurrahman, adalah seorang perantau dari negeri wali, Tarim Hadramaut Yaman. Sedangkan ibunya, Syarifah Khodijah, adalah putri Sultan Hasanuddin bin Sunan Gunung Jati. Dengan demikian, dari garis ibu, Sayyid Sulaiman merupakan cucu Sunan Gunung Jati.

Sayyid Sulaiman membabat dan mendirikan pondok pesantren di Sidogiri dengan dibantu oleh Kiai Aminullah. Kiai Aminullah adalah santri sekaligus menantu Sayyid Sulaiman yang berasal dari Pulau Bawean.

Konon pembabatan Sidogiri dilakukan selama 40 hari. Saat itu Sidogiri masih berupa hutan belantara yang tak terjamah manusia dan dihuni oleh banyak makhluk halus. Sidogiri dipilih untuk dibabat dan dijadikan pondok pesantren karena diyakini tanahnya baik dan berbarakah.


Tahun Berdiri

Terdapat dua versi tentang tahun berdirinya Pondok Pesantren Sidogiri yaitu 1718 atau 1745. Dalam suatu catatan yang ditulis Panca Warga tahun 1963 disebutkan bahwa Pondok Pesantren Sidogiri didirikan tahun 1718. Catatan itu ditandatangani oleh Almaghfurlahum KH Noerhasan Nawawie, KH Cholil Nawawie, dan KA Sa’doellah Nawawie pada 29 Oktober 1963.

Dalam surat lain tahun 1971 yang ditandatangani oleh KA Sa’doellah Nawawie, tertulis bahwa tahun tersebut (1971) merupakan hari ulang tahun Pondok Pesantren Sidogiri yang ke-226. Dari sini disimpulkan bahwa Pondok Pesantren Sidogiri berdiri pada tahun 1745. Dalam kenyataannya, versi terakhir inilah yang dijadikan patokan hari ulang tahun/ikhtibar Pondok Pesantren Sidogiri setiap akhir tahun pelajaran.


Panca Warga

Selama beberapa masa, pengelolaan Pondok Pesantren Sidogiri dipegang oleh kiai yang menjadi Pengasuh saja. Kemudian pada masa kepengasuhan KH Cholil Nawawie, adik beliau KH Hasani Nawawie mengusulkan agar dibentuk wadah permusyawaratan keluarga, yang dapat membantu tugas-tugas Pengasuh.

Setelah usul itu diterima dan disepakati, maka dibentuklah satu wadah yang diberi nama “Panca Warga”. Anggotanya adalah lima putra laki-laki KH Nawawie bin Noerhasan, yakni:

KH Noerhasan Nawawie (wafat 1967)
KH Cholil Nawawie (wafat 1978)
KH Siradj Nawawie (wafat 1988)
KA Sa’doellah Nawawie (wafat 1972)
KH Hasani Nawawie (wafat 2001)

Dalam pernyataan bersamanya, kelima putra Kiai Nawawie ini merasa berkewajiban untuk melestarikan keberadaan Pondok Pesantren Sidogiri, dan merasa bertanggung jawab untuk mempertahankan asas dan ideologi Pondok Pesantren Sidogiri


Majelis Keluarga

Setelah tiga anggota Panca Warga wafat, KH Siradj Nawawie mempunyai gagasan untuk membentuk wadah baru. Maka dibentuklah organisasi pengganti yang diberi nama “Majelis Keluarga”, dengan anggota terdiri dari cucu-cucu laki-laki KH Nawawie bin Noerhasan.

Rais Majelis Keluarga pertama sekaligus Pengasuh adalah KH Abd Alim Abd Djalil. Sedangkan KH Siradj Nawawie dan KH Hasani Nawawie sebagai Penasehat.


Anggota Majelis Keluarga saat ini adalah:

KH A Nawawi Abd Djalil (Rais/Pengasuh)
d. Nawawy Sadoellah (Katib dan Anggota)
KH Fuad Noerhasan (Anggota)
KH Abdullah Syaukat Siradj (Anggota)
KH Abd Karim Thoyib (Anggota)
H Bahruddin Thoyyib (Anggota)


Sejarah Pengasuh dari Awal

Keberadaan Panca Warga dan selanjutnya Majelis Keluarga, sangat membantu terhadap Pengasuh dalam mengambil kebijakan-kebijakan penting dalam mengelola Pondok Pesantren Sidogiri sehingga berkembang semakin maju.

Tentang urutan Pengasuh, terdapat beberapa versi, sebab tidak tercatat pada masa lalu. Urutan di bawah adalah berdasarkan pada catatan yang ditandatangani KH A Nawawi Abd Djalil pada 2007.


PENGASUH DAN PENDIRI PONPES SIDOGIRI

Urutan Pengasuh Pondok Pesantren Sidogiri sampai saat ini adalah:

Sayyid Sulaiman (wafat 1766)
KH Aminullah (wafat akhir 1700-an/awal 1800-an)
KH Abu Dzarrin (wafat 1800-an)
KH Mahalli (wafat 1800-an)
KH Noerhasan bin Noerkhotim (wafat pertengahan 1800-an)
KH Bahar bin Noerhasan (wafat awal 1920-an)
KH Nawawie bin Noerhasan (wafat 1929)
KH Abd Adzim bin Oerip (wafat 1959)
KH Abd Djalil bin Fadlil (wafat 1947)
KH Cholil Nawawie (wafat 1978)
KH Abd Alim Abd Djalil (wafat 2005)
KH A Nawawi Abd Djalil (2005-sekarang)


PENDAFTARAN DAN BIAYA MASUK PONDOK SIDOGIRI

KETENTUAN DAN PERSYARATAN PENDAFTARAN SANTRI/MURID BARU

Pondok Pesantren Sidogiri

Tahun Ajaran 1435-1436

KETENTUAN DAN SYARAT PENDAFTARAN

Ketentuan Umum

Menghadap Pengasuh Pondok Pesantren Sidogiri dengan diantar oleh wali atauwakil wali
Beritikad baik dan sanggup melaksanakan semua peraturan dan tata tertibPondok Pesantren dan/atau madrasah yang berkenandengannya
Mengikuti penjelasan dan ikrar khusus santri/murid baru yang dilaksanakanPanitia P2SMB di Sekretariat PPS (waktu ditetapkan kemudian sesuai kebutuhan)
Berambut pendek dan rapi (samping: tidak menyentuh daun telinga; belakang:tidak menyentuh kerah baju) serta mengenakan baju yang rapi dan sopan
Membawa persyaratan administrasi yang dibutuhkan berupa:

Surat keterangan belajar (bukan pindah penduduk atau bepergian) daripemerintah setempat, serendah-rendahnya Kepala Desa atau Kepala Kelurahan,serta Surat Keterangan berkelakuan baik (bagi calon santri berusia di atas 16tahun)
Surat keterangan sehat dan golongan darah dari dokter/paramedis Balai Pengobatan Sidogiri;
Surat keterangan belajar dan/atau foto kopi raport/ijazah dari pesantren/madrasah asal, serta foto kopi akte kelahiran (jika ada);
Foto kopi KTP Wali Santri

Lulus tes masuk tk. tsanawiyah/aliyah bagi calon santri yang berasal dariwilayah kecamatan Kraton, Kejayan, Wonorejo, Pohjentrek dan Rembang kabupatenPasuruan, kecuali;

Penduduk asli desa Sidogiri;
Keluarga pengasuh yang mendapat rukhshah(dispensasi);
Berasal dari wilayah yang di desanya tidak ada madrasah ranting MMU PPS;
Pernah tidak lulus di Madrasah Ranting MMU PPS dengan bukti fotokopi raportatau surat keterangan dari Kepala Madrasah Ranting atau fotokopi hasil nilaiujian akhir (IMNI).

Mengikuti tes masuk MMU, kecuali yang berasal dari madrasah ranting MMU PPSdengan melampirkan surat keterangan dari Kepala MMU Ranting.
Berdomisili di Daerah (asrama) yang disediakan dalam Pondok PesantrenSidogiri kecuali:

Berangkat sekolah dari rumah wali;
Berdomisili di salah satu kediaman Keluarga Sidogiri (Dalem).

Calon santri yang akan berdomisili di kediaman salah satu keluarga Sidogiri(Dalem) harus menyertakan surat pernyataan dari keluarga dalem bersangkutan, dengan persetujuan Ketua Umum PPS
Melunasi biaya-biaya yang ditetapkan.

Syarat Pendaftaran Santri Baru Mukim di Pondok Pesantren Sidogiri (PPS)

Diantar oleh walinya atau wakil walinya
Mengisi Formulir Pendaftaran yang disediakan
Melengkapi berkas administrasi yang diperlukan
Bersedia menempati kamar yang disediakan/ditentukan oleh Pengurus
Warga Negara Asing (WNA) harus melampirkan fotokopi pasport dan/KITAS(kartu izin tinggal terbatas).
Usia minimal 10 tahun.

C. Syarat Pendaftaran Santri Baru Mukim di Luar Pondok Pesantren Sidogiri(LPPS)

1. Diantar oleh walinya atau wakil walinya dengan membawa surat kuasa dariwalinya
2. Berangkat sekolah dari rumah sendiri atau rumah wali (jika orangtuanyasudah wafat)
3. Mengisi Formulir Pendaftaran yang disediakan
4. Melampirkan berkas-berkas administrasi yang diperlukan
5. Warga Negara Asing (WNA) harus menyertakan fotokopi pasport dan suratketerangan dari pihak yang menjadi sponsor selama di Indonesia.

WAKTU DAN TEMPATPENDAFTARAN

Pendaftaran Santri/Murid Baru dibagi dalam tiga gelombang dengan rincian:
Gelombang I dibuka tanggal 03 s.d. 13 Ramadhan, pukul 10.00 s.d. 14.00 WIS
Gelombang II dimulai tanggal 15 s.d. 26 Syawal, pukul 10.00 s.d. 11.45 dan 01.30 s.d. 03.30 WIS (siang).
Gelombang III dan seterusnya mulai tanggal 01 Dzul Qadah s.d. 10 Rajab, pukul 10.00 s.d. 03.30 WIS (siang).
Pendaftaran Santri/Murid Baru bertempat di kantor Sekretariat Pondok Pesantren Sidogiri setiap hari kerja, Sabtu s.d. Kamis.
Hari Jum’at dan hari-hari besar Islam libur.

PELAKSANAAN TES MASUK MMU

Ketentuan tes masuk MMU ditetapkan oleh Panitia di saat calon santri melakukan pendaftaran kepada panitia P2SMB di kantor Sekretariat.
Pelaksanaan Tes Masuk Madrasah Miftahul ulum (MMU) dibagi dalam beberapa gelombangdengan rincian:

Tes Masuk Gelombang I tanggal 14 - 16 Ramadhan, pukul21.00 (setelah shalat Tarawih)
Tes Masuk Gelombang II tanggal 21 s.d. 23 Syawal, pukul21.00
Tes Masuk Gelombang III tanggal 26 s.d. 29 Syawal, pukul 21.00
Tes Masuk Gelombang IV dan setelahnya dilaksanakan tiapdua pekan sesuai jadual yang ditetapkan.

Materi tes masuk MMU berjumlah dua atau tiga materi, sesuai tingkatan masing-masing.
Calon Santri/Murid Baru yang masuk ke MMU tanpa melalui jalur tes dapat dilayani sewaktu-waktu di ruang kerja Panitia Tes Masuk MMU (Kantor BATARTAMA), pukul 10.00 s.d. 04.00 WIS (siang), 08.00 s.d 10.00 (malam)
Keterangan lebih jelas mengenai informasi dan materi tesmasuk MMU dapat ditanyakan kepada Petugas Bagian Penerimaan P2SMB di KantorSekretariat PPS atau Petugas Bagian Tes Masuk MMU.

Biaya Pendaftaran

Bagi santri baru ada beberapa jenis biaya yang harus dikeluarkan. 1) Biaya Pangkal Masuk. 2) Biaya Administrasi, dan 3) Uang Pembangunan, dan 4) Biaya Pendidikan Tahunan (ianah maslahah).

Adapun biaya pendaftaran untuk tahun periode 1434-1435 H. / 2013/2014adalah sebagai berikut:

NO RINCIAN BIAYA

01 Pangkal Masuk Rp 200.000
02 Administrasi Rp 100.000
03 Dana SosialPPS Rp 25.000
04 Cek kesehatan BP Sidogiri Rp 25.000
05 Uang Pembangunan Rp1.000.000*

Total Rp 1.350.000

* Biaya Pangkal Masuk, Administrasi, Dansos, dan Cek Kesebatan wajib dibayar lunas saat pendaftaran.

* Uang Pembangunan bisa diansur tiga kali. Cicilan pertama minimal (Rp. 400,000)

Biaya I’anah Maslahah (uang tahunan pendidikan) harus dibayar di muka (saat mengambil salinan herregistrasi) minimal 50 % (separo) dari ketentuan, atau sesuai ketetapan dari Panitia.

Biaya Ianah Maslahah dibayar sesuai dengan tingkat pendidikan di Madrasah.
Rincian Ianah Maslahah yang harus dibayar adalah sebagai berikut:


NO. TINGKAT SEMESTER I SEMESTERII LUNAS

01 I’dadiyah Rp 192.000 Rp 192.000 Rp384.000
02 Ist. / Ibt. (PPS) Rp 192.000 Rp 192.000 Rp 384.000
03 Ist. / Ibt. (LPPS) Rp 116.000 Rp 116.000 Rp 232.000
04 Tsanawiyah (PPS) Rp 217.000 Rp 217.000 Rp 434.000
05 Tsanawiyah (LPPS) Rp 130.000 Rp130.000 Rp 260.000
06 Aliyah (PPS) Rp 288.000 Rp 288.000 Rp 576.000
07 Aliyah (LPPS) Rp 173.000 Rp 173.000 Rp 346.000
08 Kuliah Syariah Rp 200.000 Rp 200.000 Rp 400.000

Pembayaran Ianah boleh diangsur dua kali bagi pendaftar di semester I. Sedangkan pendaftar di Semester II harus langsung melunasi sesuai ketentuan.

KETENTUAN LAIN-LAIN

Ketentuan khusus penerimaan murid baru yang ditetapkan mulai tahun pelajaran 1432-1433 (2011/2012):

MMU tingkat Tsanawiyah bisa menerima murid baru sampai tanggal 30 Dzulqodah
Jenjang pendidikan Aliyah hanya menerima murid baru untuk kelas I saja

Santri baru yang mengikuti tes di bawah kelas V maka disertakan/dimasukkan dalam program Tarbiyah Idadiyah
Calon santri/murid baru yang telah mendapatkan ketetapan kelas harus masuk kelas maksimal 3 hari setelah menerima surat salinan pengesahan dari Panitia.
Murid baru yang diterima di MMU Istidadiyah harus mukim di (Daerah) PPS,kecuali warga desa Sidogiri.
Calon santri baru harus mendaftarkan diri ke panitia P2MSB paling lambat 7(tujuh) hari setelah tiba di PPS.
Calon santri baru yang belum mendaftar kepada panitiaP2MSB tidak boleh bermukim di PPS melebihi 3 hari
Santri/murid baru yang boyong sebelum 15 hari setelah pendaftaran atau sebelum masuk kelas maka hanya berhak mendapat pengembalian uang ianah
Calon santri/murid baru yang tidak diterima karena adasuatu hal maka berhak mendapat pengembalian semua biaya pendaftaran
Calon santri/murid baru yang ingin mukim di daerah khusustahfizh al-Qur’an, bahasa Arab dan asing, atau menjadi petugas di Kopontren,harus mendapat rekomendasi dari pengurus yang berwenang
Santri yang boyong atau diberhentikan dari PPS dan hendakmasuk kembali ke PPS, maka harus melakukan pendaftaran ulang ke bagianpendaftaran ulang. Ketentuan daftar ulang diatur dalam keputusan tersendiri.
Calonsantri/murid baru yang akan berdomisili di kediaman salah satu keluarga PPS maka harus melampirkan surat pernyataan dari Keluarga yang bersangkutan
Sidogiri, 14 Ramadan 1434 | 23 Juli 2013


SKRIPSI TENTANG PONPES SIDOGIRI

Judul skripsi: Pembelajaran Seni Kaligrafi Arab di Pondok Pesantren Sidogiri Pasuruan
Penulis: Abdul Hamid Fikri
Level karya akademis: Skripsi, Sarjana S1
Universitas: Jurusan Sastra Arab Fakultas Sastra Universitas Negeri Malang
Pembimbing: (1) Prof. Dr. Moh. Ainin, M.Pd, (2) Ibnu Samsul Huda, S.S, M.A.
Tahun: 2013
Abstraksi:

Pondok Pesantren Sidogiri (PPS) merupakan salah satu pesantren salaf yang berada di Jawa Timur tepatnya di Desa Sidogiri Kecamatan Kraton Kabupaten Pasuruan. Pondok Pesantren Sidogiri mempunyai kegiatan ekstrakurikuler seni kaligrafi Arab yang diajarkan pada tingkat: (1) Ula, (2) Wustha, dan (3) Ulya.

Penelitian ini secara umum bertujuan untuk mendiskripsikan pembelajaran seni kaligrafi Arab di PPS. Secara khusus bertujuan untuk mendiskripsikan hal-hal sebagai berikut: (1) tujuan pembelajaran seni kaligrafi Arab di PPS, (2) bahan ajar yang digunakan, (3) metode pembelajaran yang digunakan, (4) media pembelajaran yang digunakan, (5) evaluasi yang digunakan, dan (6) faktor pendukung dan faktor penghambat pembelajaran. Penelitian ini menggunakan rancangan deskriptif kualitatif. Subyek penelitian ini adalah guru seni kaligrafi Arab, pengurus Jam'iyah Tahsinul Khath, dan santri PPS. Peneliti bertindak sebagai instrumen utama dan instrumen bantu yang digunakan adalah pedoman wawancara, angket dan pedoman observasi. Teknik pengumpulan data adalah observasi, wawancara, angket dan dokumen. Langkah-langkah analisis data yang dilakukan adalah (a) reduksi data, (b) penyajian data, dan (c) penarikan kesimpulan. Untuk menguji keabsahan temuan, dilakukan (a) observasi tiap pertemuan, (b) mendiskusikan data dan hasil analisis dengan pihak yang dipandang ahli, (c) memeriksa kembali catatan lapangan secara cermat, dan (d) memanfaatkan sumber di luar data yang dianalisis.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa pembelajaran seni kaligrafi Arab di PPS sebagai berikut: (1) tujuan pembelajaran seni kaligrafi Arab di PPS yaitu untuk mengembangkan bakat, minat, dan kreatifitas santri pada era globalisasi, dan dapat berperan serta menciptakan peluang kerja, (2) bahan ajar yang digunakan adalah Majmu' Al-Khuthuth Al-‘Ashriyah, (3) metode pembelajaran yang digunakan adalah metode campuran, variasi yang digunakan guru seni kaligrafi Arab di PPS yaitu (a) guru memberikan contoh-contoh karya Khatthath, (b) memberikan tugas dengan mencontoh karya master, (c) memberikan contoh dipapan tulis, (d) melihat buku panduan, (e) mengajak murid untuk melihat pameran, (f) mengajak murid belajar di galeri kaligrafi, (g) berkunjung kerumah Khatthath dan (h) berkarya. (4) media pembelajaran yang digunakan yaitu media visual (LCD), papan tulis, meja, kursi, buku panduan, kertas/buku gambar, alat-alat tulis (pensil, andam, tinta cina, penghapus dan sebagainya), (5) teknik penilaian/evaluasi dilakukan dengan 2 kali dalam bentuk tulis: (a) sebelum libur maulid dan (b) setelah libur maulid , (6) faktor pendukung pembelajaran seni kaligarfi Arab di PPS berdasarkan faktor internal dan faktor eksternal yaitu: (a) faktor internal, yaitu: adanya tulisan-tulisan kaligrafi Arab yang terpampang di mading pesantren, didaerah-daerah (komplek), dan di kamar-kamar santri, (b) faktor eksternal, yaitu: adanya musabaqoh antar konsulat daerah, musabaqoh antar pesantren dan MTQ yang diselenggarakan pemerintah. Adapun faktor penghambat pembelajaran berdasarkan faktor internal dan faktor eksternal sebagai berikut: (a) faktor internal, yaitu: adanya kegiatan di pesantren yang terkadang mengharuskan libur, (b) faktor eksternal, yaitu: ada teman yang memprovokasi. Untuk meminimalisir hambatan-hambatan tersebut, dilakukan beberapa langkah yaitu tetap melanjutkan pelajaran pada pertemuan berikutnya dan memberikan jam tambahan, agar tidak sampai ketinggalan dari materi.

Berdasarkan hasil penelitian tersebut, peneliti memberikan beberapa saran kepada: (a) ketua pengurus Jam'iyah Tahsinul Khath agar selalu memberikan motivasi kepada siswa agar lebih meningkatkan semangat dalam belajar seni kaligrafi Arab, (b) guru seni kaligrafi Arab agar lebih kreatif dan inovatif dalam pengajarannya agar siswa tidak bosan belajar kaligrafi Arab dan agar sesuai dengan apa yang diharapkan, (c) siswa agar lebih bersemangat dan memanfaatkan kesempatan belajar seni kaligrafi Arab di PPS agar berguna bagi dirinya dan orang lain dikemudian hari.

 

TES PENEMPATAN TINGKATAN KELAS

Penempatan kelas bagi santri baru tidak berdasarkan pada ijazah dari luar, melainkan pada hasil tes masuk. 

Santri baru bisa memilih akan masuk ke kelas mana namun bisa tidaknya harus berdasarkan pada hasil tes. Misalnya, santri baru yang ingin masuk langsung ke kelas 2 tsanawiyah, maka dia akan langsung masuk ke kelas tersebut apabila lulus ujian masuk. Apabila tidak lulus, maka biasanya akan ditempatkan di kelas di bawahnya berdasarkan pada kebijakan panitia tes masuk. Berikut rincian proses. tes masuk di PP Sidogiri.


PESERTA
Peserta adalah lulusan dari murid Takhossus Tarbiyah Idadiyah atau santri baru.

SYARAT PENDAFTARAN TES.
A. Menyerahkan foto copy berkas pendaftaran.
B. Mempunyai kartu tanda tes yang bisa didapatkan di panitia .



MATERI.
Kelas V Idadiyah Reguler
Baca Kitab : Fathul Qorib (awal kitab s.d Bab Iqrar).
Nahwu : Matan Al-Jurumiyah (awal s.d akhir kitab).
Sharraf : Amstilah Attasrifiyah  Al-lughowi (awal s.d akhir kitab).

Kelas VI Idadiyah Reguler
Baca kitab : Fathul Qorib (awal s.d akhir kitab).
Nahwu : Al-Imrity (awal s.d akhir kitab).
Sharraf : Nazdm Al-Maqshud (awal s.d akhir kitab).

Kelas I Tsanawiyah
Baca kitab : Fathul Qorib (awal s.d akhir kitab). Tuhfah At-Tullab (awal kitab s.d kitab asshiyam).
Nahwu : Alfiyah Ibn Malik (awal kitab  s.d bab Isytighal).
Balaghoh : Husnu As-syiyaghah (awal s.d akhir kitab).

Kelas II Tsanawiyah
Baca kitab : Fathul Qorib (awal s.d akhir kitab). Tuhfah At-Tullab (awal kitab s.d kitab an-nikah).
Nahwu : Alfiyah Ibn Malik (awal kitab  s.d bab at-taukid).
Ushul : Qurrotul ‘Ain (awal s.d akhir kitab).

Kelas III Tsanawiyah
Baca kitab : Fathul Qorib (awal s.d akhir kitab). Tuhfah At-Tullab (awal s.d akhir kitab).
Nahwu : Alfiyah Ibn Malik (awal kitab  s.d jama’ takstir).
Balangah : Al-jawahir al-maknun (awal s.d bab badi’).

Kelas I Aliyah
Baca kitab : Fathul Qorib (awal s.d akhir kitab). Tuhfah At-Tullab (awal s.d akhir kitab). Fath al-mu’in (awal s.d bab al-bai’).
Nahwu : Alfiyah Ibn Malik (awal  s.d akhir kitab).
Balangah : Al-jawahir al-maknun (awal  s.d akhir kitab).
Ushul : Lubbul ushul (awal kitab s.d masalik al-illat).


STANDAR KELULUSAN
Dinyatakan lulus bila;
Nilai rata-rata baca kitab minimal 60,00
Nilai rata-rata keseluruhan minimal 60,00
Dinyatakan tidak lulus bila;
Nilai rata-rata baca kitab kurang dari 60,00
Nilai rata-rata keseluruhan mencapai 60,00 namun nilai baca kitab kurang dari 60,00.

PROSEDUR PENETAPAN KELAS
Peserta yang dinyatakan lulus berhak mengikuti KBM dikelas yang dimaksud.
Setiap minus 10 poin dari standart minimal kelulusan (60) berarti turun satu kelas dari kelas yang dimaksud dan berlaku seterusnya.
Peserta yang tidak lulus berhak mengikuti tes gelombang selanjutnya.
Bila sudah mengikuti tes gelombang kedua, maka harus mengikuti hasil tes yang kedua dan tidak boleh mengambil hasil tes yang pertama.

SISTEM DAN PENILAIAN DALAM TES BACA KITAB
a. Tingkat I’dadiyah Reguler
 Nilai awal dari tiap peserta adalah seratus poin.
 Peserta membaca lima baris secara Lafdzon (tanpa makna) menggunakan kitab yang sudah disediakan panitia (tiap kesalahan mengurangi lima poin).
 Peserta menjawab lima petanyaan seputar nahwiyah dan lima pertanyaan seputar shorfiyah dari juri (tiap kesalahan mengurangi tiga poin).

b. Tingkat Tsanawiyah
 Nilai awal dari tiap peserta adalah seratus poin pada masing-masing materi kitab.
 Peserta membaca lima baris dari masing-masing kitab secara Lafdzon (tiap kesalahan mengurangi lima poin).
 Peserta membaca lima baris makna menggunakan kitab yang sudah disediakan panitia. (tiap kesalahan mengurangi dua poin).
 Peserta menjawab lima petanyaan seputar nahwiyah dan lima pertanyaan seputar shorfiyah dari juri (tiap kesalahan mengurangi tiga poin).

c. Tingkat Aliyah
 Nilai awal dari tiap peserta adalah seratus poin pada masing-masing materi kitab.
 Peserta membaca lima baris dari masing-masing kitab secara Lafdzon (tiap kesalahan mengurangi lima poin).
 Peserta membaca lima baris makna menggunakan kitab yang sudah disediakan panitia. (tiap kesalahan mengurangi dua poin).
 Peserta menjawab lima petanyaan seputar nahwiyah, lima pertanyaan seputar shorfiyah dan lima pertanyaan seputar pemahaman fiqh.  (tiap kesalahan mengurangi tiga poin)

LihatTutupKomentar