Pondok Pesantren Bata Bata Pamekasan Madura

Pondok pesantren Mambaul Ulum Bata Bata didirikan oleh RKH .Abd Majid bin Abd Hamid bin RKH Itsbat, Banyuanyar pada tahun 1943 M / 1363 H. Kepemimpinan RKH Abd Majid berlangsung selama 14 tahun terhitung mulai tahun 1943 M sampai dengan 1957 M. Beliau Wafat pada tanggal 6 Syawal 1364 H/ 1957 M dengan jumlah santri yang telah mencapai 700 orang.
Ponpes Mambaul Ulum Bata-Bata

Profil Sejarah dan perkembangan Pondok Pesantren (Ponpes/ pontren/ PP) Mambaul Ulum Bata-Bata Pamekasan Madura Jawa Timur Indonesia didirikan oleh KH. Abdul Madjid Itsbat pada tahun 1943 M / 1363 H.

DAFTAR ISI
  1. Sejarah Awal Pondok Pesantren Bata-bata
  2. Biodata PP Mambaul Ulum Bata-bata
  3. Pengasuh Ponpes Bata-bata

SEJARAH PERKEMBANGAN PP BATA-BATA

Pondok pesantren Mambaul Ulum Bata Bata didirikan oleh RKH .Abd Majid bin Abd Hamid bin RKH Itsbat, Banyuanyar pada tahun 1943 M / 1363 H. Kepemimpinan RKH Abd Majid berlangsung selama 14 tahun terhitung mulai tahun 1943 M sampai dengan 1957 M. Beliau Wafat pada tanggal 6 Syawal 1364 H/ 1957 M dengan jumlah santri yang telah mencapai 700 orang.

Selama dua tahun (1957–1959 M) Pondok pesantren Mambaul Ulum Bata Bata mengalami kekosongan kepemimpinan. Hal ini disebabkan karena putera beliau, RKH Abd Qadir masih belajar di Mekah dan menantunya, RKH Ahmad Mahfudz Zayyadi (Ayah RKH Abd Hamid, Pengasuh sekarang) sudah menetap di pondok pesantren Nurul Abror, Alasbuluh, Wongsorejo, Banyuwangi. Bahkan, kekosongan yang cukup lama ini menyebabkan lokasi pesantren banyak ditumbuhi rumput hingga setinggi lutut.

Untuk mengisi kekosongan itu, RKH Abd Hamid Bakir (Putera RKH Abd Majid, pengasuh PP Banyuanyar) pulang-pergi Banyuanyar-Bata Bata untuk memberikan pembinaan pada dua pesantren sekaligus. Beliau dibantu oleh beberapa tokoh penting lain, diantaranya adalah KH. As’ad (Timur Sumber), KH. Ahmad Faqih (Toronan) dan KH Ahmad Zahid (Pakes). Pada masa itu, banyak santri yang juga menimba ilmu pada kyai-kyai di sekitar pondok pesantren termasuk diantaranya adalah KH. Barmawi (Gudang, Panaan).

Pada tahun 1959 M, RKH Abd Qadir pulang dari Mekah untuk melanjutkan kepemimpinan di Pondok pesantren Mambaul Ulum Bata Bata. Akan tetapi kepemimipinan beliau tidak berlangsung lama karena pada tahun yang sama, tanggal 5 Agustus 1959 beliau berpulang ke Rahmatullah.

Untuk melanjutkan kepemimpinan pesantren, keluarga besar pesantren meminta kesediaan RKH Ahmad Mahfudz Zayyadi yang selama 12 tahun bermukim di PP Nurul Abror untuk pulang ke Bata-Bata dan bersedia menjadi pengasuh. Akhirnya, beliau berkenan untuk memimpin Pondok pesantren Mambaul Ulum Bata Bata.

Selama kepemimpinan RKH Ahmad Mahfudz, pesantren Mambaul Ulum Bata-Bata mengalami perkembangan cukup pesat, baik jumlah santri maupun pola pengelolaan dan penyelenggaraan kegiatan belajar mengajar. Pada Tahun 1962 M, beliau mendirikan Madarasah Ibtidaiyah (MI), pada tahun 1970 M Madrasah Tsanawiyah (MTS). Pada tahun 1977 Madarasah Aliyah (MA) yang diprakarsai oleh RKH. Abd. Hamid AM. Model lembaga pendidikan pada masa-masa tersebut adalah lembaga pendidikan diniyah atau biasa disebut lembaga B. Kepemimpinan RKH. Ahmad Mahfudz Zayyadi berlangsung selama + 26 tahun (1959-1986 M). Beliau wafat pada hari Rabu tanggal 12 Ramadlan 1407 H/1986 M.
Kepemimpinan berikutnya (1987–sekarang) dilanjutkan oleh RKH Abd Hamid Mahfudz Zayyadi. Sebelum menjadi pengasuh, beliau menimba ilmu di PP Sidogiri, Pasuruan dan melanjutkan ke Mekah selama 12 tahun dibawah asuhan para ulama besar yang antara lain : Sayyid Muhammad Amin Quthbi, Sayyid Alawi Al-Maliki, Sayyid Muhammad Hasan Al-Yamani, Sayyid Hasan Al-Masysyath, Syeikh Yasin bin Isa Al-Padangi, Syeikh Abdullah al-Lahji dan Syeikh Ismail bin Zain al-Yamani.


BIODATA PONDOK PESANTREN PP BATA-BATA

Nama Pesantren : Mambaul Ulum Bata-Bata
Alamat : Dusun Bata-Bata
Desa : Panaan
Kecamatan : Palengaan
Kabupaten : Pamekasan
Propinsi : Jawa Timur
No. Statistik/Piagam : 512352807032 / Mm.27/04.00/PP.00.7/73/2003
Tahun Berdiri : 1943 M/1363 H.
Tahun Beroperasi : 1943 M/1363 H.
Luas Tanah : 6,5 Hektar
Luas Bangunan : 6.672 M2
Status Pemilikan Tanah : Hak Milik
Yayasan penyelenggara : Al-Khairat
Alamat : Jl. Raya Palengaan no. 02 Plakpak Pamekasan


PENGASUH PONDOK PESANTREN PP BATA-BATA

1. KH. Abdul Madjid bin Itsbat (1943-1957)
2. KH. Abd Hamid Bakir (1957-1958)
3. KH. Abdul Qadir Madjid (1959)
3. KH. Ahmad Mahfudz Zayyadi (1959-1986)
4. KH. Abdul Hamid Mahfudz (1986 sampai sekarang)

PROFIL MADRASAH ALIYAH BATA-BATA

1. Nama Madrasah : MA. MAMBAUL ULUM
2. No Statistik Madrasah : 131 235 280 033/ NPSN : 20584381
3. Akreditasi Madrasah : TERAKREDITASI A
4. Alamat Lengakap Madrasah : Jl. Pon Pes Mambaul Ulum Bata-Bata
Desa/Kecamatan Palengaan Kab/Kota Pamekasan Provinsi Jawa Timur
No. Telp (0324) 3515 023
5. NPWP Madrasah : 02.716.060.5-608.001
6. Nama Kepala Madrasah : H. MUZAMMIL IMRON, S.Ag, MA.
7. No. Tlp/HP : 087885773886
8. Nama Yayasan : YAYASAN AL-KHAIRAT
9. Alamat Yayasan : Jl. Raya Palengaan No.02 Palduding Plakpak Pegantenan Pamekasan Jawa Timur.
10. No. Tlp Yayasan : (062-0324) 323810
11. No Akte Pendirian Yayasan : 17/V/1985
12. Kepemilikan Tanah : Pribadi
a. Status Tanah :
b. Luas Tanah : 7,290 m2
13. Status Bangunan : Pribadi
14. Luas Bangunan : 3,024 m2

SKRIPSI TETANG PONPES BATA-BATA PAMEKASAN

Judul skripsi: Manajemen pendidikan pesantren tradisional dan pesantren modern (Studi multi kasus Pesantren Mambaul Ulum Bata-Bata Palengaan Pamekasan dan Pesantren Al-Amin Prenduan Sumenep Madura)
Penulis: Faishal Baidlawi
Level akademis: Program Studi Manajemen Pendidikan 2013
Perguruan tinggi: Universitas Negeri Malang.

Pada awal-awal pendidikan yang diselenggarakan di pesantren satu sama lainnya memiliki corak kesamaan sebab diantara pesantren mempunyai hubungan hirarki keilmuan dan tradisi yang tersambung pada pendiri pertama pesantren. Adanya kesamaan corak ini berjalan sampai datangnya kolonial Belanda membawa sistem persekolahan dalam dunia pendidikan. Kalangan pesantren memberikan respon yang beragam terhadap modernisasi pendidikan tersebut, ada yang responsif dan apatis. Kalangan apatis menolak dan mempertahankan model pendidikan yang sudah ada, sedangkan yang responsif mengadopsi dan mengadaptasikan dengan dunia kepesantrenan.

Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui secara konfrehensif tentang manajemen pendidikan pesantren tradisional dan pesantren modern, yaitu di Pesantren Mambaul Ulum Bata-Bata Palengan Pamekasan dan Pesantren Al-Amin Prenduan Sumenep Madura. Dalam pelaksanaannya, penelitian menggunakan pendekatan kualitatif dengan menggunakan rancangan penelitian studi multi kasus dan menggunakan metode komparatif konstan.

Dalam hal ini peneliti sebagai instrumen utama dengan mengunakan teknik pengumpulan data melalui (1) observasi atau pengamatan, (2) interview dan (3) dokumentasi. Pengecekan keabsahan data menggunakan (1) uji kredibilitas yang menggunakan teknik trianggulasi, pengecekan anggota dan pendapat ahli, (2) dependebilitas, dan (3) konfirmabilitas. Teknik analisis datanya menggunakan analisis kasus tunggal dan analisis data lintas kasus.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa Manajemen di pesantren modern telah dilakukan secara transparan, akuntabel, pola kerja kiai, asatidz dan santri diatur dalam mikanisme yang telah ditetapkan oleh majlis tertinggi, lembaga sudah menjadi milik umat Islam. Sedangkan manajemen di pondok pesantren tradisional yang klasifikasinya termasuk pesantren besar pada prinsipnya sudah menjalankan kaidah-kaidah kemanajemenan, pendelegasian wewenang dari kiai kepada santri-santri senior terlaksana, walaupun di sini masih ada hak veto kiai dan lembaga merupakan hak milik pribadi kiai.

Terkait dengan manajemen pendidikan yang meliputi enam aspeknya, baik Pesantren Mambaul Ulum Bata-Bata ataupun Pesantren Al-Amin Prenduan pada dasarnya sama-sama menjalankan langkah-langkah perencanaan, peorganisaian, pengerahan dan pengawasan di keenam aspek manajemen pendidikan tersebut. Namun yang membedakan keduanya adalah Pesantren Mambaul Ulum Bata-Bata melaksanakan manajemen pendidikan secara sederhana, sedangkan Pesantren Al-Amin Prenduan melaksanakan manajemen pendidikan secara holistik sebagaimana lazimnya lembaga-lembaga pendidikan modern.

Hal yang sangat membedakan diantara keduanya adalah tujuan pendidikan yang ingin dicapai, pesantren tradisional bertujuan untuk mencetak santri yang tafaqquh fi al-dien, bermanfaat bagi umat dan penguasaan kitab-kitab salaf (kitab kuning) menjadi standarnya. Sedangkan pesantren modern bertujuan untuk mencetak santri yang paham agama, mengamalkan dan menjadi pemimpin umat di segala aspek kehidupan dengan tidak memasukkan penguasaan kitab-kitab salaf (kitab kuning) menjadi standarnya. Dengan demikian pesantren tradisional bukannya tidak bersentuhan sama sekali dengan manajemen melainkan telah mengadopsi walaupun secara sederhana. Sebab disana sudah ada proses kerjasama untuk mencapai keinginan belajar, baik kiai santri dan wali.

Bagi pesantren baik pesantren tradisional maupun pesantren modern hendaknya terus meningkatkan kwalitas pendidikannya sehingga menjadi jujukan wali santri untuk mempercayakan pendidikan putra-putrinya di dunia pendidikan pesantren. Bagi pihak lain untuk terus memberikan dukungan bagi pendidikan pesantren, agar pendidikan pesantren kedepannya menjadi pendidikan yang bisa mewarnai di semua aspek kehidupan.


Situs resmi: bata-bata.net
LihatTutupKomentar