Ringkasan Ilmu Sharaf Ibnu Jinni

Judul kitab: Terjemah Ringkasan Ilmu Shorof, Sharaf, Al-Muluki Judul kitab asal: Al-Tashrif al-Muluki / Mukhtashar al-Tashrif pengarang Ibnu Jinni

Terjemah Al-Tashrif Al-Muluki Ringkasan Ilmu Sharaf Ibnu Jinni

 Judul kitab: Terjemah Ringkasan Ilmu Shorof, Sharaf, Al-Muluki

Judul kitab asal: Al-Tashrif al-Muluki / Mukhtashar al-Tashrif  

Lahir:

Wafat: 392 H/1002 M 

Penulis, pengarang: Abu al-Fath Usman ibn Jinni al-Musoli atau Ibnu Jinni 

Penerjemah: alkhoirot.net 

Bidang studi: ilmu sharaf, morfologi bahasa Arab, gramatika bahasa Arab 

Daftar Isi

  1. Download Kitab
  2. Biografi Penulis
  3. Profil Kitab
  4. Pengantar  
  5. Kembali ke: Kitab Kuning 

 Biografi Penulis [Pengarang]

  صاحب الكتاب

هو أبو الفتح عثمان ابن جني الموصلي، ولد الموصل وتلقى علومه على أبي علي الفارسي، ولزمه نحو أربعين عام، تنقل بين الموصل وحلب وواسط، أخذ مكان أبي علي، ودرَّس مكانه ببغداد. له مؤلفات كثيرة منها:

 Ia adalah Abu al-Fath Uthman ibn Jinni al-Mawsili. Ia lahir di Mawsil (Mosul) dan memperoleh ilmunya dari Abu Ali al-Farisi, yang ia ikuti selama hampir empat puluh tahun. Ia berpindah-pindah antara Musol, Halab (Aleppo), dan Wasiṭ. Ia menggantikan posisi Abu Ali, dan mengajar menggantikannya di Baghdad

Ia memiliki banyak karya, di antaranya

1. الخصائص؛

2. التمام؛

3. سر صناعة الاعراب؛

4. تفسير تصريف المازني؛

5. شرح المقصور والممدود لابن السكيت؛

6. تعاقب العربية؛

7. تفسير ديوان المتنبي؛

8. اللُّمع في العربية؛

9. مختصر التصربف؛

وهو الذي بين أيدينا. بلغت كتبه المعروفة لدينا الآن أزيد من خمسين كتاباً.

 Dan ini adalah yang ada di tangan kita sekarang

Ibn Jinni (w. 392 H/1002 M) adalah murid setia Abu Ali al-Farisi dan guru bagi banyak ulama nahwu seperti Ibn al-Siraj. Karyanya sangat berpengaruh dalam linguistik Arab, terutama dalam analisis fonetik, morfologi, dan semantik. Daftar di bawah adalah sebagian kecil dari karya-karyanya yang terkenal; 

Profil Kitab Mukhtashar al-Tashrif | At-Tashrif al-Muluki

- الكتاب

التصريف الملوكي أو مختصر التصريف؛ كتاب اختصر فيه ابن جني أهم المسائل في التصريف بمفهومه الواسع؛ أي بمعنى التغيرات التي تطرأ على الألفاظ العربية في مختلف تبِدِّياتها، وهذا الكتاب استخرجه ابن جني من كتابه سر صناعة الاعراب، ويتميز بالوضوح، ودقة العبارة، وهو يبتعد غالباً عن الاطناب، ويركز الكثير من المعاني في القليل من الألفاض، وفي تصوري فإنه مفيد للطالب، والأستاذ، والباحث على السواء.


Al-Tashrif al-Muluki atau Mukhtashar al-Tashrif; sebuah buku di mana Ibn Jinni merangkum isu-isu terpenting dalam tashrif dengan pemahaman yang luasnya; yaitu dalam arti perubahan-perubahan yang terjadi pada kata-kata Arab dalam berbagai manifestasinya. Dan buku ini diekstrak oleh Ibn Jinni dari bukunya Sir Sina'at al-I'rab, serta dibedakan oleh kejelasan, ketepatan ungkapan, dan sering kali menjauh dari kerumitan yang bertele-tele, serta memusatkan banyak makna dalam sedikit kata-kata. Menurut pandanganku, buku ini bermanfaat bagi pelajar, dosen, dan peneliti secara sama.

Mukaddimah | Pengantar

بسم الله الرحمن الرحيم

وصلى الله على نبينا ورسولنا محمد وعلى آله وصحبه وسلم.

هذه جُمَلٌ من أصول التصريف َيْقرُبُ تأملُّها، ولعل الكلفة [تزول] على ملتمِس الفائدة منها، قليلة الألفاظ، كثيرة المعاني.

Dengan Nama Allah Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang

Dan semoga Allah memberkahi Nabi kita dan Rasul kita Muhammad, keluarga, dan para sahabatnya, serta memberi salam.

Ini adalah kalimat-kalimat dari asas-asas tashrif yang patut direnungkan, dan barangkali beban [hilang] bagi pencari manfaat darinya, sedikit kata-katanya, banyak maknanya.

في القول على معنى التصريف

Pembahasan tentang Makna Tashrif (Sharaf)

,

معنى التصريف هو أن تأتي إلى حروف الأصول- وسنوضح قولنا "الأصول" - فنتصرف فيها بزيادة حرف، أو تحريفِ بضرب من ضروب التغيير، فذلك هو التصرف فيها والتصريف لها، نحو قولك: َضرَبَ، فهذا مثال الماضي، لإن أردت المضارع قلت يَضْرِبُ، أو اسم الفاعل قلت: ضارب، أو اسم المفعول قلت: مضروب، أو المصدر قلت: ضرباً، أو فعل لم يسم فاعله قلت: ضُرِبَ، وإن أردت أنَّ الفعل كان أكثر من واحد على وجه كثّر الضرب وكرره قلت: ضرَّب، فإذا أردت أنه استدعى الضرب قلت: استضرب، فإن أردت أنه كان فيه الضرب في نفسه مع اختلاج وحركة قلت: اضطرب ... وعلى هذا عامة التصريف في هذا النحو من كلام العرب، فمعنى التصريف هو ما أريناك من التلعُّب بالحروف الأصول لما يراد فيها نت المعاني المُفادة منها وغير ذلك،

 Makna tashrif adalah datanglah kepada huruf-huruf akar—dan kami akan jelaskan ucapan kami "akar"—kemudian berlakulah terhadapnya dengan menambahkan huruf, atau mengubahnya dengan salah satu jenis perubahan, maka itulah perlakuan terhadapnya dan tashrif baginya, seperti ucapanmu: ḍaraba, ini contoh masa lalu. Jika kamu hendak mudhari' (sekarang), katakan yaḍribu; atau isim fa'il katakan ḍārib; atau isim maf'ul katakan maḍrūb; atau masdar katakan ḍarban; atau fi'il yang pelakunya tidak disebutkan katakan ḍuriba. Dan jika kamu hendak bahwa fi'il itu lebih dari satu dengan cara memperbanyak pukulan dan mengulanginya, katakan ḍarraba. Maka jika kamu hendak bahwa ia memanggil pukulan, katakan istaḍriba. Maka jika kamu hendak bahwa di dalamnya ada pukulan pada dirinya sendiri dengan kegelisahan dan gerakan, katakan aḍṭaraba... Dan seperti itu umumnya tashrif dalam jenis ini dari ucapan Arab. Maka makna tashrif adalah apa yang telah kuperlihatkan kepadamu dari permainan dengan huruf-huruf akar untuk apa yang dikehendaki darinya dari makna-makna yang dimaksud darinya dan semisalnya. 

فإذا قد ثبت ما قدمناه فليُعلم أن التصريف ينقسم إلى خمسة أضرب:

Maka jika apa yang telah kami sampaikan telah terbukti, hendaklah diketahui bahwa tashrif terbagi menjadi lima jenis:

1. زيادة؛

2. بدل؛

3. حذف؛

4. تغيير حركة أو سكون؛

5. إدغام.؛

1. Penambahan;

2. Penggantian;

3. Penghapusan;

4. Perubahan harakat atau sukun;

5. Idgham.


القول على حروف الزيادة، وهي عشرة

Pembahasan tentang Huruf-Huruf Penambahan, yang Berjumlah Sepuluh

الألف، والياء، والواو، والهمزة، والميم، والتاء، والنون، والهاء، والسين، واللام، يجمعها قولك "اليوم تنساه" ، ويقال أيضاً: "سألتمونيها" ، ويحكى أن أبا العباس [1] سأل أبا عثمان [2] عن حروف الزيادة، فأنشد أبو عثمان:

Alif, ya, waw, hamzah, mim, ta, nun, ha, sin, lam. Mengumpulkannya ucapanmu "al-yauma tunsāhā", dan dikatakan juga: "sa'altumūniyahā". Dan diriwayatkan bahwa Abu al-'Abbās [1] bertanya kepada Abu 'Utsmān [2] tentang huruf-huruf penambahan, maka Abu 'Utsmān membaca syair:

هويت السِمَانَ فشيبتني ... وما كنت قبل هويت السمان

Aku memanggil burung semân, maka ia membuatku tua... padahal sebelumnya aku memanggil burung semân.

فقال له أبو العباس: الجواب؛ فقال: قد أجبتك دفعتين، يعني قول: "هويت السمان" .

Maka Abu al-'Abbās berkata kepadanya: Jawabannya; maka ia berkata: Aku telah menjawabmu dua kali, maksudnya ucapan: "huwaytu as-sumān".

معرفة قولنا: الأصلُ والزائدُ

Pemahaman tentang Ucapan Kami: Akar (Asal) dan Yang Ditambahkan (Zaidah, Ziyadah)

الأصل عبارة، عند أهل الصناعة عن الحروف التي تلزم الكلمة في كل موضع تصرُّفها، إل أن تحذف شيء من الأصول تخفيفاً، لعلة طارئة فإنه لذلك في تقدير الثبات، وقد احتاط التصريفيون في سمة ذلك بأن قابلوا به التمثيل من الفعل والموازنة له فاء الفعل وعينه ولامه، وقابلوا بالزائد لفظه بعينه في نفس المثال المصوغ للاعتبار، ولم يقابلوا به فاء الفعل ولا عينه ولا لامه، بل لفظوا به البتة، ومن ذلك قولنا: "قعد" مثاله فّعَلَ، فالقاف فاء الفعل، والعين عينه، والدال لامه، فالحروف كلها أصول، فإذا قلت: يقعُد زدت الياء وصار مثاله يفعُل، فالياء زائدة لأنها ليست موجودة في قعد، والقاف والعين والدال موجودة أين تصرفت الكلمة، نحو قاعد، ومتقاعد ومُقْتعد، فالألف والميم والتاء زوائد لأنها ليست موجودة في "قعد" ، ولذلك زدتها في المثال المصوغ لاعتبار الزوائد من الأصول، ولم تقابل بها فاءً، ولا عيناً، ولا لاماً. فقد بان إذاً قرف ما بيت الأصل والزائد. وقد تقصيت ذلك في تفسير تصريف أبي عثمان رحمه الله. [3]

(1) المبرد
(2) الجاحض
(3) التصريف المصنف؛ وهذا يشير إلى أنه قام بشرح هذا الكتاب والله أعلم

Akar adalah istilah, menurut ahli ilmu, tentang huruf-huruf yang melekat pada kata dalam setiap tempat tashrifnya, kecuali jika dihapus sebagian dari akar untuk ringan, karena sebab yang datang tiba-tiba, maka karena itu dianggap tetap. Dan para ahli tashrif berhati-hati dalam penamaan itu dengan membandingkannya dengan contoh dari fi'il dan menyeimbangkannya dengan fā' fi'il, 'ainnya, dan lāmnya. Dan membandingkan yang ditambahkan dengan lafadznya secara langsung dalam contoh yang sama yang dibuat untuk pertimbangan, dan tidak membandingkannya dengan fā' fi'il, 'ainnya, atau lāmnya, melainkan menyebutkannya secara mutlak. Contohnya ucapan kami: "qa'ada", contohnya fa'ala, maka qāf adalah fā' fi'il, 'ain adalah 'ainnya, dāl adalah lāmnya, maka huruf-hurufnya semuanya akar. Maka jika kamu katakan: yaq'udu, maka kamu menambahkan ya dan contohnya menjadi yaf'alu, maka ya itu ditambahkan karena tidak ada dalam qa'ada, sedangkan qāf, 'ain, dan dāl ada di mana pun kata itu berubah, seperti qā'id, mutaqā'id, dan muqta'id. Maka alif, mim, dan ta adalah penambahan karena tidak ada dalam "qa'ada", dan karena itu ditambahkan dalam contoh yang dibuat untuk pertimbangan penambahan dari akar, dan tidak dibandingkan dengan fā', 'ain, atau lām. Maka telah jelaslah perbedaan antara akar dan yang ditambahkan. Dan aku telah meneliti itu dalam penjelasan tashrif Abu 'Utsmān rahimahullah. [3]

(1) Al-Mubarrad
(2) Al-Jāḥiẓ
(3) At-Tashrif al-Muṣannaf; dan ini menunjukkan bahwa ia telah menjelaskan buku ini, wallāhu a'lam.
 

و ينبغي أن نعلم أيضاً أن معنى قولنا: الحروف الزوائد إنما نريد به أنها هي التي يجوز أن تزاد في بعض المواضع، فيُقطعُ عليها هناك بالزيادة إذا قامت عليها الدلالة، ولسنا نريد أنها لابد من أن تكون في كل موضع زائدةً، هذا محال، ألا ترى أن "أوى" مثاله فَعَلَ، وأن الهمزة والواو والياء التي انقلبت الألف عنها كلها أصول، وإن كان قد يمكن أن تكون في غير الموضع زوائد، وهذا واضح.

Dan patut diketahui juga bahwa makna ucapan kami: huruf-huruf yang ditambahkan, yang kami maksud dengannya adalah bahwa ia yang boleh ditambahkan dalam beberapa tempat, maka diputuskan padanya penambahan di sana jika dalil berdiri padanya. Dan kami tidak bermaksud bahwa ia harus ditambahkan dalam setiap tempat, itu mustahil. Bukankah kamu lihat bahwa "awā" contohnya fa'ala, dan hamzah, waw, dan ya yang berubah menjadi alif semuanya akar, meskipun boleh menjadi penambahan di tempat lain, dan ini jelas.

واعلم أن لكل حرف من هذه الحروف موضعاً تكثر فيه زيادته، وموضعاً تقل فيه، وربما اختص الحرف بالموضع لا يوجد إلا فيه زائداً، فاعرف تلك الأماكن، بما أذكره لك، وليكن الحكم على الأكثر، لا على الأقل.

Dan ketahuilah bahwa setiap huruf dari huruf-huruf ini memiliki tempat di mana penambahannya banyak, dan tempat di mana sedikit, dan barangkali huruf itu khusus pada tempat tertentu tidak ada kecuali di sana yang ditambahkan, maka ketahuilah tempat-tempat itu, dengan apa yang aku sebutkan kepadamu, dan hendaklah hukum pada yang lebih banyak, bukan pada yang sedikit.

فأما الألف والياء والواو فالحكم عليهن أنهن متى كانت واحدة منهن مع ثلاثة أحرف فصاعداً، و لم يكن هناك تكرير، فلا تكون إلا زائدة*عرفت الاشتقاق أو لم تعرفه-؛ فإن عرفته كان على ما ذكرنا، لا محالة؛ وإن لم تعرفه حملتَ ما جُهِلَ أمره على ما ُعلِم، من ذلك: كوثر، الواو فيها زائدة لأن معك ثلاثة أحرف لا يُشك فيها، وهي الكاف والثاء والراء، فالواو إذاً زائدة، هذا طريق القياس، فأما طريق الاشتقاق فكذلك أيضاً، ألا تراه من معنى الكثرة، يقال: رجُلٌ كوثَرٌ، إذا كان كثير العطاء، قال الشاعر:

Adapun alif, ya, dan waw, maka hukum padanya adalah bahwa ketika salah satu dari mereka dengan tiga huruf akar atau lebih, dan tidak ada penggandaan, maka tidaklah kecuali ditambahkan—ketahuilah asal-usulnya atau tidak ketahuilah—; jika ketahuilah, maka seperti yang disebutkan, tidak diragukan; dan jika tidak ketahuilah, maka bawa apa yang tidak diketahui ke yang diketahui. Contohnya: kawthar, waw di dalamnya ditambahkan karena bersamamu tiga huruf yang tidak diragukan, yaitu kāf, thā', rā', maka waw itu ditambahkan. Ini jalan qiyās. Adapun jalan asal-usul, juga demikian, bukankah kamu lihat dari makna keterbanyakan, dikatakan: rajul kathar, jika banyak memberi. Bersyair penyair:

وأنت كثير ياا بن مروان طيب ... وكان أبوك ابنَ الَعقَائِلِ كوْثَرَا

Dan engkau banyak, wahai putra Marwān yang baik... dan ayahmu putra al-'Aqā'il kawtharā.

وكذلك اليا في كثير، والألف في كاثر، الحكم فيها ثلاثتها واحد، قال الأعشى:

Dan demikian ya dalam kathīr, dan alif dalam kāthir, hukumnya ketiganya satu. Bersyair al-A'shā:

ولست بالأكثر منهم حصىً ... وإنما العزة للكاثر

Dan aku bukan yang terbanyak di antara mereka seperti kerikil... dan sesungguhnya kemuliaan bagi yang kāthir.

(الهمزة)

Huruf Hamzah

موضع زيادة الهمزة أتقع أولا، وبعدها ثلاثة أحرف أصول، نحو قولك: أحمر، وأصفر، وأخلق، وأبلق، فالهمزة زائدة، ومثاله أََفْعَلُ، وكذلك: إجْفِيلٌ وإخريط، فالهمزة زائدة، ومثاله: إِ فْعِيل، لأن الياء زائدة لما قدمنا، وبعد الهمزة كذلك ثلاثة أضول، فهي، إذاً زائدة؛ فإن كان بعدها أربعة أصول فالهمزة أصل، و الكلمة بها خماسية، وذلك نحو إصطبل، الهمزة أصل ومثال الكلمة: فِعلَلٌ، ونظيرها: جِِردَل. فإن كانت الهمزة وسطاً لم تزد إلا بثبت، وذلك نحو: زئبر ضئبل، وجؤدر، وبرأل الديك أي نفش عرفه، الهمزة في هذا كله أصل، لأنها حشو، وقد زيدت حشو وذلك قليل، قالوا: شَمْأَلٌ وشأمل، ومثالهما: فعأل وفأعل، فالهمزة زائدة شَمَلَت ِالريحُ، والهمزة أيضا في جرائض زائدة، ومثاله فُعاِئل لأنه من الشيء المحطوط، وهو الضغير، قالوا: الِنْئتَدِلان، فهمزته زائدة، لقولهم في معناه: النيْدُلان وهو الكابوس، ويقال له أيضاً: الجائوم، وقد اطَّردت زيادة الهمزة أخر التأنيث، نحو: حمراء وصفراء، وأصدقاء، وأنبياء، وعُشَراء، ونُفساء.

Tempat penambahan hamzah adalah ketika jatuh pertama, dan setelahnya tiga huruf akar, seperti ucapanmu: aḥmar, aṣfar, akhlaq, ablaq, maka hamzah ditambahkan, dan contohnya af'alu. Dan demikian: ijfīl dan ikhriṭ, maka hamzah ditambahkan, dan contohnya if'īl, karena ya ditambahkan seperti yang telah disebutkan, dan setelah hamzah juga tiga akar, maka ia ditambahkan; jika setelahnya empat akar, maka hamzah akar, dan kata itu lima huruf, dan itu seperti iṣṭabl, hamzah akar dan contoh kata itu fi'lal, dan semisalnya: jirdal. Jika hamzah di tengah, tidak ditambahkan kecuali dengan bukti, dan itu seperti: za'bar, ḍa'bal, ja'dar, birā'al ad-dīk (yaitu mengibaskan jenggernya), hamzah dalam ini semuanya akar, karena ia isian, dan telah ditambahkan isian dan itu sedikit. Mereka katakan: sham'al dan sha'mal, dan contohnya fa'al dan fā'al, maka hamzah ditambahkan, shamala ar-rīḥu (arah angin), dan hamzah juga dalam jarā'iḍ ditambahkan, dan contohnya fu'ā'il karena dari benda yang diikat, yaitu yang kecil. Mereka katakan: an-ni'tadilān, maka hamzahnya ditambahkan, karena ucapan mereka dalam maknanya: an-nīdilān dan ia kabus, dan dikatakan juga kepadanya: al-jā'ūm. Dan telah umum penambahan hamzah di akhir muannats, seperti: ḥamrā', ṣafrā', aṣdiqā', anbiyā', 'usharā', nafsā'.

(الميم)

(Huruf Mim)

موضع زيادة الميم أن تقع أولاً وبعدها ثلاثة أحرف أصول، نحو: مَضْرَبٌ، ومَقْتَل، ومَكرم، ومُجمل حكمها في ذلك حكم الهمزة، وكذلك إذا كان بعدها أربعة أحرف أصول كانت الميم أصلا، وذلك نحو ميم مَرْزَجوش هي أصل، ومثاله: فَعْلَلول على ما تقدم، وقد زيدت الميم حشواً، وذلك شاذ، لا يقاس عليه، قالوا: دُلامص، فالميم عند الخليل زائدة، ومثاله ُفُعامِل، و ذلك لأنه بمعنى الدِلاص، وهو البرَّاق، قال الأعشى:

Tempat penambahan mim adalah jatuh pertama dan setelahnya tiga huruf akar, seperti: maḍrab, maqtal, makram, mujmal. Hukumnya di itu hukum hamzah. Dan demikian jika setelahnya empat huruf akar, maka mim akar, dan itu seperti mim marzajūsh ia akar, dan contohnya fa'lalūl seperti yang disebutkan. Dan telah ditambahkan mim isian, dan itu aneh, tidak boleh qiyās padanya. Mereka katakan: dūlāmiṣ, maka mim menurut al-Khallīl ditambahkan, dan contohnya fu'āmil, karena itu berarti ad-dilāṣ, yaitu kilat. Bersyair al-A'shā:

إذا جُرِّدتَ يوماً حسِبتَ خمِيصةً ... عليها وجريان النضير الدُلامصا

Jika kau lepas suatu hari, kukira khamīṣah... di atasnya dan lari an-naḍīr ad-dūlāmīṣā.

وقالوا للأسد هِرماس، ومثاله فِعْمال، لأنه من الهَرس، وهو الِّدق، وقالوا: لبن قُمارص، ومثاله فُماعل، وأنشدوا:

Dan mereka katakan untuk singa: hirmās, dan contohnya fi'māl, karena dari al-hars (penghancuran), dan ia kehalusan. Dan mereka katakan: laban qumāriṣ, dan contohnya fumā'il. Dan dibaca:

فباتت تشْتَوي واليلُ داجِ ... ضَماريط استِها في غير نار

Maka ia tidur menggigil sementara malam gelap... dhamārīṭ ishtahā fī ghair nār.

وهذا: فُماعِل، وقد زيدت الميم آخراً زيادةً أكثر من زيادتها حشواً، وكلاهما شاذ، لا يقاس عليه، من ذلك: زَرْقَم، و فَحْسَم، وهما: فُعلَم، لأنه من الزرقة والانفساح. وقالوا حُلكَ@م للأسود وهو من الحلكة، ومثاله: فًعْلَمٌ. قالوا: دِلقَم، وهي فِعْلَم من الاندلاق في أحرف سوى هذا.

Dan ini: fumā'il. Dan telah ditambahkan mim di akhir lebih banyak dari penambahannya isian, dan keduanya aneh, tidak boleh qiyās padanya. Contohnya: zarqam, faḥsam, dan keduanya: fu'alam, karena dari kebiruan dan kepelegaannya. Dan mereka katakan: ḥulqam untuk yang hitam dan ia dari al-ḥulqah, dan contohnya fa'lam. Mereka katakan: dilqam, dan ia fi'lam dari al-indilāq dalam huruf selain ini.

(التاء والنون)

(Huruf Ta dan Nun)

إذا جاءت التاء و النون في موضع يقابلان فيه أحد الأصول حُكم بانهما أصلان، إلا أن يدل الاشتقاق على زيادتهما فيُحكم بها، وإن جاءتا مخالفتين لبناء الأصول حُكِمَ بأنهما زائدتان، من ذلك قولنا: عنتر، التاء والنون جميعًا أصلان، ألا ترى النون تقابل الفاء منه، فكلاهما إذاً أصل، فأما نرجس فالنون زائدة، ومثاله نفعِل، لأنه ليس في الكلام مثل: جعفِر بكسر الفاء، وكذلك تنضُب، التاء زائدة، لأنه ليس قس الكلام مثل جعفُر بضم الفاء، وقيل له: تنضُبٌ مكا قيل لنظيره: َشَْْوحَط، لأن الناضب هو الشاحط، وكلاهما للبعد، وكذلك عُنْصَل، النون زائدة، لأنه ليس في الكلام مثل: جُعفَر بضم الجيم. فأما النون من عَنْبَس فزائدة من قِبَل الاشتقاق، لا من طريق القياس، وذلك لأنه من العبوس، ولذلك قيل للأسد عنبس لعبوسه، وكراهة منظره، قال الأشتر النخعي:

Jika datang ta dan nun dalam tempat yang menentang salah satu akar, dihukumi keduanya akar, kecuali jika asal-usul menunjukkan penambahannya maka dihukumi dengannya. Dan jika datang menentang pembentukan akar, dihukumi keduanya ditambahkan. Contoh ucapan kami: 'Antar, ta dan nun semuanya akar, bukankah kamu lihat nun menentang fā' darinya, maka keduanya akar. Adapun narjis maka nun ditambahkan, dan contohnya naf'il, karena tidak ada dalam ucapan seperti: ja'fīr dengan kasrah fā'. Dan demikian tanḍub, ta ditambahkan, karena tidak ada qas dalam ucapan seperti ja'fur dengan dammah fā'. Dan dikatakan kepadanya: tanḍub seperti dikatakan kepada semisalnya: shāḥaṭ, karena an-nāḍib ia ash-shāḥiṭ, dan keduanya untuk kejauhan. Dan demikian 'unṣal, nun ditambahkan, karena tidak ada dalam ucapan seperti: ju'far dengan dammah jīm. Adapun nun dari 'anbas ditambahkan dari sisi asal-usul, bukan dari jalan qiyās, dan itu karena dari al-'abūs, dan karena itu dikatakan kepada singa 'anbas karena 'abūsnya dan kebencian wajahnya. Bersyair al-Ashtar an-Nakha'ī:

بقيت َوْفرِى وانحرفت عن العُُلا ولقيت أضيافي بوجه عبوس

Aku tinggal di lembah dan menyimpang dari yang tinggi, dan bertemu tamuku dengan wajah 'abūs.

وقد زيدت النون في نفعل وانفعل، وبعد ألف التثنية ويائها، نحو الزيدان والعمران والرجلين والغلامين، وبعد واو الجمع وبائه نحو: الزيدون والعمرون والزيدين والعمرِين، وعلامة للرفع في خمسة مواضع من الفعل، نحو: يفعلان وتفعلان ويفعلون وتفعلون وتفعلين يا امرأة، وبعد الألف في نحو: غضبان وبابه، وما ألحق به نحو: عريان وقحطان وعِمران وعُثمان، جِدْرِجان، وبعد الواو والياء في زيتون وغسلين، وللتوكيد خفيفة وثقيلة، نحو: لتقومنْ، ومتى حصلت الكلمة خماسية وثالثها نون ساكنة حكم بزيادتها، نحو: جَنفل، وشَرْنَب، وغَضَنفر، فإن كانت النون غير ثالثة، وهي مع ذلك مقابلة لبعض الأصول، يعني في الكلمة الخماسية حكم بكونها أصلا، ساكنة كانت أو متحركة، حتى يدل الدليل على زيادتها، فالساكنة نحو: حِنْزَقر وحَنْتَر، والمتحركة نحو: جَنَعْدل، فأما ما دلت الدلالة على زيادته وهو متحرك غير ساكن فنحو نون كنَهبل، لأنه ليس في الأصول سَفرجُل بضم الجيم. وأما الساكنة فنحو: نون قِنْفَخر، النون زائدة لقولهم في معناه: امرأة قُفاخِرية، ومثال قِنْفضخر فِنْعَل، كما أن مثال كنهبل فَعَنْلُل.

Dan telah ditambahkan nun dalam nafala dan infa'ala, dan setelah alif tatsniyah dan yā'-nya, seperti: az-zaydān, al-'umrān, ar-rajulayn, al-ghulāmayn, dan setelah waw jamak dan yā'-nya seperti: az-zaydūn, al-'umrūn, az-zaydīn, al-'umrīn, dan tanda raf' dalam lima tempat dari fi'il, seperti: yaf'alān, taf'alān, yaf'alūn, taf'alūn, taf'alīna yā imra'ah, dan setelah alif dalam seperti: ghaḍbān dan semisalnya, dan apa yang disamakan dengannya seperti: 'aryān, qaḥṭān, 'imrān, 'uthmān, jidrijān, dan setelah waw dan ya dalam zaytūn dan ghaslīn, dan untuk penekanan ringan dan berat, seperti: la-taqūmunna. Dan ketika kata menjadi lima huruf dan ketiganya nun sukun, dihukumi penambahannya, seperti: janfal, sharnab, ghaḍanfar. Jika nun bukan ketiga, dan ia menentang salah satu akar, yaitu dalam kata lima huruf dihukumi menjadi akar, sukun atau berharakat, hingga dalil menunjukkan penambahannya. Maka yang sukun seperti: ḥinzqr, ḥantar, dan yang berharakat seperti: jana'dal. Adapun yang dalil menunjukkan penambahannya dan ia berharakat bukan sukun seperti nun ka-nihbal, karena tidak ada dalam akar safarjul dengan dammah jīm. Dan adapun yang sukun seperti nun qinfakhr, nun ditambahkan karena ucapan mereka dalam maknanya: imra'ah qufākhiriyyah, dan contoh qinfakhr fin'al, seperti contoh kanahbal fa'nlul.

وأما التاء فزيدت في جمع التأنيث، نحو: ضاربات، وجوازات، وجَفَيات، وتزاد للمضارعة نحو: تفعل أنت أو هي، وتُزاد في تفعَّل وتفاعل وتفوعل، وفيْعل، وفي جميع ما تصرف من ذلك، نحو التفاعل، والتفعيل، وتزاد للتأنيث، نحو: حمزة وطلحة، إلا أنك إذا وقفت عليها أبدلت منها الهاء، فقلت صلحه، وحمزه، وتُزاد في افتعل، نحو: اقتطع واجترح، وفي استفعل، نحو: استخرج، واستقدم، وفيما ذكرنا من هذا ونحوه دليل على ما اختصرناه وتركناه.

Adapun ta ditambahkan dalam jamak muannats, seperti: ḍāribāt, jawāzāt, jafayāt, dan ditambahkan untuk mudhari'ah seperti: taf'al anta au hiya, dan ditambahkan dalam tafalla, tafā'ala, tafā'ula, fā'ila, dan dalam semua yang berubah darinya, seperti at-tafā'ul, at-taf'īl, dan ditambahkan untuk muannats, seperti: ḥamzah wa-ṭalḥah, kecuali jika kamu berhenti padanya ganti dengan ha, maka katakan: ṣaliḥah, ḥamzah, dan ditambahkan dalam ifta'ala, seperti: iqtata'a, ijtaraha, dan dalam istaf'ala, seperti: istakhraja, istaqaddama, dan dalam apa yang kami sebutkan dari ini dan semisalnya dalil atas apa yang kami ringkas dan tinggalkan.

(الهاء)

(Huruf Ha)

تُزاد لبيان الحركة، نحو: قولك في الوقف: فيمَهْ، ولمهْ، وعلامهً، تريد فيمَ ولِمَ وعلامَ، وفي نحو قولك: امه، واغزه، واخشه، وأنت تريد ارمِ واغزُ واخشَ. وقد زيدت شادة في أمهات يراد أمَّات، ويُحكى، من غير جهة سيبويه، أن الخليل ذهب في "هِرَكوَلَة" إلى زيادة الهاء، وقال: هي هِفعَوْلة، من المرأة العضيمة الأوراك لأنها تركل في مشيها، وزيدت أيضاً في: هَجْرع، وهبلع، لأنها من الجرْع والبلع، وهما هِفْعل. وقد أبدلت من تاء التأنيت في الوقف، نحو: قائمة، وقاعدة، وفلانة.

Ditambahkan untuk menjelaskan harakat, seperti ucapanmu dalam waqf: fīmah, wa-limah, wa-'alāmah, kamu maksud fīma, lima, 'alāma, dan dalam seperti ucapanmu: amah, waghzah, wakhshah, dan kamu maksud ramī, waghzū, wakhsha. Dan telah ditambahkan geminasi dalam ummahāt yang dimaksud ummāt, dan diriwayatkan, bukan dari pihak Sibawayh, bahwa al-Khallīl pergi dalam "hirakulah" ke penambahan ha, dan katakan: hifa'walah, dari wanita yang besar pinggulnya karena ia berjalan bergoyang. Dan ditambahkan juga dalam: hajra', habla', karena dari al-jara' dan al-bala', dan keduanya hifa'l. Dan ha diganti dari ta muannats dalam waqf, seperti: qā'imah, qā'idah, fulānah.

(السين)

(Huruf Sin)

تزاد في: استفعل وما تصرف منه، نحو: استخرج ومستخرج، وزيدت السين في اسْطَاعَ يَسْطِيع عوضاًُ من سكون عينه، والغرض فيه: أطاع يُطيع، وأصله: أطوع يُطْوَع.

Ditambahkan dalam istaf'ala dan apa yang berubah darinya, seperti: istakhraja, mustakhraj, dan ditambahkan sin dalam asṭā'a yaṣṭī'u sebagai ganti sukun 'ainnya, dan tujuannya: aṭā'a yuṭī', dan asalnya: aṭwa'a yuṭwa'u.

(اللام)

(Huruf Lam)

وزيدت اللام في أشياء محفوظة لا يقاس عليها، وهي لقولك في معناه: ذاك، وأولالك لقولك أولاك وأولئك، قال الشاعر:

Dan ditambahkan lam dalam barang-barang yang dihafal tidak boleh qiyās padanya, dan ia untuk ucapanmu dalam maknanya: dhāka, wa-awwalāka untuk ucapanmu awlāka dan ulā'ika. Bersyair penyair:

أولالك قومي لم يكونوا أُشابةً ... وهل يَعِظُ الضليل إلا أولالكا

Awalāka kaumku tidak menjadi pemuda... dan apakah yang hina menasihati kecuali awlāka.

وزيدت أيضاً في: عَبْدَل، لأن معناه العبد، فحْجل لأنه من الأفحَج، وفي زَيْدَل لأن معناه زيد. وكذلك هي زائدة في هنالك لأن معناه هناك.

Dan ditambahkan juga dalam: 'abdal, karena maknanya 'abd, faḥjal karena dari al-afḥaj, dan dalam zaydal karena maknanya zayd. Dan demikian ia ditambahkan dalam hunālika karena maknanya hunāka.

البدل

Huruf Badal

وحروف البدل من غير إدغام أحد عشر حرفاً، منها من حروف الزيادة ثمانية، وهي: الألف، والواو، والياء، والهمزة، والنون، والميم، والتاء، والهاء، وثلاثة من غيرها، هي: الطاء، والدال، والجيم.

Dan huruf-huruf badhal selain idgham sebelas huruf, darinya dari huruf penambahan delapan, yaitu: alif, waw, ya, hamzah, nun, mim, ta, ha, dan tiga selain itu, yaitu: ṭā', dāl, jīm.

(إبدال الألف)

(Penggantian Huruf Alif)

وقد أبدلت من أربعة أحرف، وهي: الياء، والواو، والهمزة، والنون، فأما الياء والواو فمتى تحركتا وانفتح ما قبلهما قُلبتا ألفاً، إلا إن شذَّ أو يُخاف لبس، أو يكون التصحيح أمارة. فالقلب نحو: قام، وباع، وأصلهما قَوَمَ، وبيَع، وكذلك طال، وخاف، وهاب، والأصل، طوَلَ، وخّوِفَ، وهَِيِِبَ، فأبدلنا ألفين لما ذكرنا، وكذلك: باب، ودار، أصلهما: بوَبٌ، وذَوَرٌ، وكذلك: ناب، وعاب أصلهما: نيْب، وعيْب، ففعل بهما ما ذكرنا. وكذلك عصا، ورحى، أصلهما عَصَوٌ، ورحيٌ؛ وأصل غزا، ورمى غزوَ ورميَ، فصاروا إلى الإبدال لما مضى، وما صح خوف اللبس، نحو: غزوا، ورميا، واستقضيا، لو قلبنا ألفين لسقطتا لسكونهما وسكون ألف التثنية، فكنت تقول: غزا ورقى وأنت تريد التثنية، فيلتبس بالواحد، وكذلك: النزوان، والغليان، صحت فيهما للأمان، لئلا يلبس "فَعَلان" معتل العين، وما صح من ذلك لأنه ما تجب صحته قولهم: عوِرَ، وحَوِلَ، صح لأنه في معنى أعور، وأحول؛ وكذلك: صيد العير يصح لأنه في معنى أصيد؛ وكذلك: اعتونوا، واعتوروا، واهتوَشوا، واجْتَوَروا، لأنه في معنى ما لا بد من صحته لسكون ما قبله، وهو تعاونوا، و تعاوروا، وتهاوشوا، وتجاوروا، فجُعِل التصحيح أمارة للمعنى.

Dan alif diganti dari empat huruf, yaitu: ya, waw, hamzah, nun. Adapun ya dan waw ketika berharakat dan terbuka apa sebelumnya, diputar menjadi alif, kecuali jika aneh atau ditakuti kebingungan, atau taṣḥīf menjadi tanda. Maka pemutaran seperti: qāma, bā'a, dan asalnya qawama, bay'a, dan demikian ṭāla, khāfa, hāba, dan asal: ṭawala, khawifa, hayyiba, maka kami ganti dua alif untuk apa yang disebutkan, dan demikian: bāb, dār, asalnya bawab, dhawār, dan demikian: nāb, 'āb asalnya nī b, 'ī b, maka fi'il kepada keduanya apa yang disebutkan. Dan demikian 'aṣā, raḥy, asalnya 'aṣaw, raḥy; dan asal ghazā, ramā ghazwa, ramya, maka menjadi penggantian untuk apa yang lalu, dan apa yang benar karena takut kebingungan, seperti: ghazwā, ramiyā, istaqḍiyā, jika kami putar dua alif akan jatuh karena sukunnya dan sukun alif tatsniyah, maka kamu katakan: ghazā wa-raqā dan kamu maksud tatsniyah, maka bingung dengan tunggal, dan demikian: an-nazwān, al-ghaliyān, benar dalam keduanya untuk keamanan, agar tidak bingung "fa'alān" muta'al 'ainnya, dan apa yang benar darinya karena wajib kebenarannya ucapan mereka: 'awira, ḥawila, benar karena dalam makna a'wara, aḥwala; dan demikian: ṣaydu al-'īr yaṣḥu karena dalam makna aṣayda; dan demikian: i'tūnā, i'tawrā, ahtawasha, ijtawarū, karena dalam makna yang wajib kebenarannya karena sukun apa sebelumnya, dan ia ta'āwanū, ta'āwarū, tahāwashū, tajāwarū, maka dijadikan taṣḥīf tanda untuk makna.

(إبدال الألف من الهمزة)

متى سكنت الهمزة وانفتح ما قبلها فتخفيفها وإبدالها جميعاً أن تصيرها ألفاً في اللفظ؛ فإن التخفيف نحو قولك في: رأس راس، وفي فأس فاس، وفي اهدأ اهدا، والبدل قولك: آدم، وآمن، والأصل أادم، وأامن، فأبدلت الهمزة ألفاً لاجتماع الهمزتين وسكون الثانية، وانفتاح ما قبلهما.

(Penggantian Alif dari Hamzah)

Ketika hamzah sukun dan terbuka apa sebelumnya, maka ringannya dan penggantiannya semuanya bahwa dijadikannya alif dalam lafadz; maka ringan seperti ucapanmu dalam: ra's rās, dan dalam fa's fās, dan dalam ahda' ahda, dan badhal ucapanmu: ādama, āmana, dan asal: a'adama, a'amana, maka hamzah diganti alif karena pertemuan dua hamzah dan sukun yang kedua, dan terbukanya apa sebelum keduanya.

(إبدال الألف والنون)

(Penggantian Alif dan Nun)

أُبدلت من التنوين في النصب، نحو: قولك: رأيت زيداً، وكلمت جعفراً، ومن النون الخفيفة إذا انفتح ما قبلها في أمر الواحد، نحو قولك للرجل في الوقف: اضربا، وقوما، وانت تريد: اضربنْ، وقومَنْ، قال الله تعالى: ل {لنسفعًَا بالناصية} ،فإذاوقفت، قلت: لنسفعَا، قال الأعشى:

Diganti dari at-tanwīn dalam naṣb, seperti ucapanmu: ra'aytu zaydā, wa-kallamtu ja'farā, dan dari nun ringan jika terbuka apa sebelumnya dalam perintah tunggal, seperti ucapanmu kepada laki-laki dalam waqf: aḍribā, qūmā, dan kamu maksud: aḍribanna, qūmanna. Allah berfirman: {lanasfa'a bi-n-nāṣiyah} , maka jika berhenti, katakan: lanasfa'ā. Bersyair al-A'shā:

ولا تعبد الشيطان، والله فاعبدا

Dan jangan sembah setan, dan Allah fa'ibdā.

أراد: فاعبدَنْ. وأبدلت أيضا نون "إذن" في الوقف، نحو قولك: لأضربنَّك إذا، تريد: إذن.

Maksud: fa'ibdanna. Dan diganti juga nun "idhan" dalam waqf, seperti ucapanmu: la-aḍribannaka idhā, maksud: idhanna.

(إبدال الياء)

(Penggantian Ya)

قد أبدلت من حروف كثيرة قد استقصيتها ومقدارها نحو من عشرين حرف، في كتابي الموسوم ب "سر صناعة الاعراب" ، وإنما ههنا ما يكثر استعماله. أُبدلت من الألف إذا انكسر ما قبلها، نحو: قراطيس، ومفاتيح، فلياء أبدلت من ألف قرطاس ومفتاح، ومن الواو إذا سكنت وانكسر ما قبلها غير مدغمة، وذلك نحو: ميعاد، وميزان، وريح، وقيل، وديمة؛ كل ذلك من الواو، لقولك وعدت، و وزنت، رواحت، وقاولت زيداً، و دَومت السحابة تدويماً من الديمة.

Alif diganti dari banyak huruf yang telah kucari dan jumlahnya seperti dua puluh huruf, dalam buku ku yang berjudul "Sir Sina'at al-I'rab", dan di sini hanya apa yang banyak digunakan. Diganti dari alif jika terkasar apa sebelumnya, seperti: qarāṭīs, mafātīḥ, maka ya diganti dari alif qurṭās wa-maftāḥ, dan dari waw jika sukun dan terkasar apa sebelumnya bukan yang didgham, dan itu seperti: mī'ād, mīzān, rīḥ, qīla, dīmah; semuanya dari waw, untuk ucapanmu wa'adtu, wa-wazantu, rawāḥtu, wa-qāwaltu zaydā, wa-dawwamu as-saḥābah tadowwaman dari ad-dīmah.

قال الراجز:

Bersyair ar-rājiz:

هو الجواد ابن الجواد ابن سَبَلْ *** إن دَوَّموا جاد، و إن جادوا وبل

Ia kuda betina putra kuda betina putra sabil  jika mereka dawwam jadilah murah hati, dan jika murah hati wabil.

وتبدل أيضاً من الهمزة إذا سكنت وانكسر ما قبلها، نحوقولك في تخفيف ذئب: ديب، وفي بئر: بير. وتبدل أيضاً من الراء في: قيراط، لقولك في جمعه قراريط. وكذلك النون في: دينار، لقولك في تحقيره

Dan diganti juga dari hamzah jika sukun dan terkasar apa sebelumnya, seperti ucapanmu dalam ringan dhī'b: dī b, dan dalam bi'r: bīr. Dan diganti juga dari rā' dalam: qīrāṭ, untuk ucapanmu dalam jamaknya qarāriṭ. Dan demikian nun dalam: dīnār, untuk ucapanmu dalam taḥqīr:

وتكسير دنانير وُدنينير، و أصله دنار. وكذلك من الباء في ديباج، أصله دِباج، فيمن قال: دبابيج، وهذا ونحوه لا يقاس عليه لقلته.

Dan pecah dinār menjadi wudnānīr, dan asalnya danār. Dan demikian dari bā' dalam dī bāj, asalnya dibāj, dari siapa yang katakan: dabābīj, dan ini dan semisalnya tidak boleh qiyās karena sedikitnya.

(إبدال الواو)

تُبدل الواو من الألف في نحو: ضُوَيْرِب، وضوارِب، ومن الياء إذا سكنت وانضم ما قبلها غير مُدغمة، وذلك نحو: موسِر، وموقن، أصلها ُميْسَر، ومُيْقن، لأنهما من اليسر واليقين، فتقول في التحقير مُيَيْسِر، مُيَيْقِن، وتبد من الهمزة إذا سكنت وانضم ما قبلها عند التخفيف والبد، وذلك قولك في تخفيف جُؤْْنة: جونة، وفي تخفيف مؤمن: مومن.

(Penggantian Waw)

Waw diganti dari alif dalam seperti: ḍuwayrib, ḍawārib, dan dari ya jika sukun dan didam apa sebelumnya bukan yang didgham, dan itu seperti: mūsir, mūqin, asalnya muysar, muyqin, karena keduanya dari al-yusr wa-al-yaqīn, maka katakan dalam taḥqīr muyaysir, muyayqin, dan ganti dari hamzah jika sukun dan didam apa sebelumnya pada ringan dan badhal, dan itu ucapanmu dalam ringan ju'nah: jūnā, dan dalam ringan mu'min: mūmin.

(إبدال الهمزة)

قد أبدلت الهمزة من الألف للتأنيث، في نحو: حمراء، وصحراء، وأصدقاء، وعُشَراء. فالهمزة في ذلك ونحوه بدل منألف التأنيث كالتي في حبلى، وسَكرى. وأبدلت الهمزة أيضاً من الواو إذا انضمت ضمًّا لازما نحو قولك في وجوه: أُجوه، وفي وُعد: أُعِدَ، وفي أثوُب: أثؤُب، وفي سوق: سؤْق. قال الراجز:

لِكل دَهرٍ قد لَبِست أثؤُبا ... [حتى اكتسا الرأس قناعاً أشيَبا]

وتبدل من الواو والياء أيضاً إذا وقعتا طرفين بعد ألف زائدة، وذلك نحو: كِساء، ورداء، و أصلهما كِساو، ورداو، فانقلبتا همزتين. زأشباه ذلك كثير. وأبدلت الهمزة أيضاً من الهاء، قالوا: أال [1]، وأصله: أهل، فأبدلت الهاء همزة فصارت: أال، ثم أبدلوها ألفاُ فقالوا: آل. وتقول في تحقير أال: أُهَيْل على مذهب الجماعة، وأوَيل في قول يونس [2].

(Penggantian Hamzah)

Hamzah diganti dari alif untuk muannats, dalam seperti: ḥamrā', ṣaḥrā', aṣdiqā', 'usharā'. Maka hamzah dalam itu dan semisalnya ganti dari alif muannats seperti yang dalam ḥublā, sakrā. Dan hamzah diganti juga dari waw jika didam dam yang lahim seperti ucapanmu dalam wujūh: ujūh, dan dalam wu'd: u'ida, dan dalam athwāb: athū'b, dan dalam sūq: sūq. Bersyair ar-rājiz:

Untuk setiap zaman yang telah kupakai athū ba... [hingga kepala memakai penutup uban yang putih].

Dan diganti dari waw dan ya juga jika jatuh keduanya ujung setelah alif ditambahkan, dan itu seperti: kisā', radā', asalnya kisāw, radāw, maka diputar menjadi dua hamzah. Semisalnya banyak. Dan hamzah diganti juga dari ha, mereka katakan: āl [1], dan asalnya: ahl, maka ha diganti hamzah menjadi: āl, kemudian diganti alif maka katakan: āl. Dan katakan dalam taḥqīr āl: uhayl menurut mazhab jamā'ah, dan awīl dalam ucapan Yūnus [2].

(إبدال النون)

تبدل النون من ألف التأنيث، قالوا في صنعاء: صنعاني، وفي بهراء: هراني. وإن شئت قلت: النون بدل من الواو في صنعاوي وبهراوي.

(Penggantian Nun)

Nun diganti dari alif muannats, mereka katakan di Ṣan'ā': Ṣan'ānī, dan di Bahrayn: hārānī. Dan jika kamu mau katakan: nun ganti dari waw dalam Ṣan'āwī wa-Bahrawī.

(إبدال الميم)

تُبدل الميم من النون الساكنة إذا وقعت قبل الياء، وذلك في قولك في عنْبر، وُقنْبر؛ اللفظ بهما عمبر وقثمبر بالميم، وكذلك: امرأة شمْباء؛ فإن تحركت هذه النون لم تقلب ميماً تقول عَنَابر، وقنَابر، والشنَب والعِنَب. وتبدل الميم من الواو في فمِ، وأصله: فوْه، بوزن: فَوْزٍ وثوب، وثور، فحذفت الهاء وأبدلت الواو ميماً، فإن حُقرت أو كسرت رددتَ الأصل، فقلت: فُوَيْهٌ وأَفْوَاهٌ.

(Penggantian Mim)

Mim diganti dari nun sukun jika jatuh sebelum ya, dan itu dalam ucapanmu dalam 'anbar, qunbur; lafadznya 'am bar wa-quthmbar dengan mim, dan demikian: imra'ah shamba'; jika nun ini berharakat tidak diputar menjadi mim katakan: 'anābir, qanābir, wa-ash-shanab wa-al-'inab. Dan mim diganti dari waw dalam fam, dan asalnya: fawh, dengan wazan: fawz wa-thawb, wa-thawr, maka ha dihapus dan waw diganti mim, jika diḥqar atau dikasar dikembalikan ke asal, maka katakan: fuwayh wa-afwāh.

(إبدال التاء)

تُبدل التاء من الواو في هَنْت، لقولك: هنوات، وفي بنْت، وأخت لقولك: بنات، و اخوات، والإخوة، والبنوة، وفي تُكأة، وفي تُكلان، وتراث، وتُجاه وتَقية، وغير ذلك، لقولك: توكأت، و وكيل، و ورث، والوجه، و وقيت. قالوا: أثلجه، أي أولجه. ومتى كانت فاء "افتعل" واواً أو ياءً قلبت تاءً في أكثر اللغة، وذلك قولك: ازنت، واتعدت، وأتلجت، قال طرفة بن العبد:

رأيت القوافي يَّتلِجْنَ مَوَالِجا ... تَضَايَقُ عنها أن توََّلجَها الإبر

وقال النحويون في مفتعل من اليسر: مُتَّسر. أبدلت التاء أيضاًمن الالياء في: ثنتَان، وذيْت، وكيت، لأنه من ثَنَيْتُ، ومن قولك ذية وكيَّة، والناء في كلتا بدل من كِلا؛ وأن يكون واو أمثل من أن يكون ياء ولفضه، إذا كان واواً كِلْوى.

(1) آل

(2) يونس بن حبيب إمام النحويين في البصرة أخذ عنه سيبويه والكسائي والفراء

(Penggantian Ta)

Ta diganti dari waw dalam hant, untuk ucapanmu: hanwāt, dan dalam bint, ukht untuk ucapanmu: banāt, akhwāt, al-ikhwah, al-bunūwah, dan dalam tuk'ah, wa-tuklān, wa-turāth, wa-tujāh wa-taqiyyah, dan semisalnya, untuk ucapanmu: tawka'tu, wa-wakīl, wa-waratha, wa-al-wajh, wa-waqqaytu. Mereka katakan: athlajah, yaitu awlajah. Dan ketika fā' ifta'ala waw atau ya, diputar ta dalam sebagian besar bahasa, dan itu ucapanmu: iznata, itta'adat, atalajat. Bersyair Ṭarafah bin al-'Abd:

Aku melihat qawāfī yatlijna mawālaja... taḍāyaqu 'anhā an tawwalijahā al-ibr.

Dan para nahwiyyin dalam mufattal dari al-yusr: muttasar. Ta diganti juga dari ya dalam: thanatān, dhīt, kīt, karena dari thanaytu, dan dari ucapanmu dhiyyah wa-kiy yah, dan nā' dalam keduanya ganti dari kīla; dan lebih baik waw daripada ya dan lafadznya, jika waw kīlwā.

(1) Āl

(2) Yūnus bin Ḥabīb, imam nahwiyyin di Baṣrah, Sibawayh, al-Kisā'ī, wa-Farrā' belajar darinya.

(إبدال الهاء)

قد أبدلت الهمزة؛ تقول العرب: أَرَقْتُ، وهَرقت، وفي أنرت الثوب: هَنرتُه، وفي أرحت الدابة هَرحها، وفي إياك: هِيَّاك. قال الشاعر:

فهياك والأمر الذي إن توسعتْ *** مَواَِرِدُه ضاقت عليك مصادره

من الواو في قول امرئ القيس:

وقد رابني قولها: يا هنا *** ه، ويحك! ألحقت شراً بشر

وهي فَعَال من هَنوك، وأصلها هناوٌ، فأبدلت الهاء من الواو، وهذا هو الصحيح، لا ما رآه أبو زيد [1] وأبو الحسن [2]. وتبدل الهاء أيضاً من الياء في ذه بمعنى ذي، ومنها في هُنَيهَة، تحقير هَنة، وكانت هُنَيَّة، والأصل الأول هُنَيْوَة، لأنها من هَنوات. قال الشاعر:

أرى ابن بَدار قد جفاني وملني *** على هنَوَت شأنها متتابع

وتبدل من من الألف، تقول في هُنا: هنَة. قال:

قد وردت من أمكنة *** من ُهنَُا من هُنَة

(Penggantian Ha)

Hamzah diganti; Arab katakan: araqtu, harqat, dan dalam anrata ath-thawb: hanratuhu, dan dalam arḥata ad-dābbah: haraḥahā, dan dalam iyāka: hayyāka. Bersyair penyair:

Maka hayyāka dan perintah yang jika kau lebar... masāriduhu ḍāqat 'alayka maṣādir.

Dari waw dalam ucapan Imru' al-Qais:

Dan telah meragukanku ucapannya: yā hanā... h, wayḥakka! Kau tambahkan keburukan dengan keburukan.

Dan ia fa'āl dari hanūk, dan asalnya hanāw, maka ha diganti dari waw, dan ini yang benar, bukan apa yang dipandang Abu Zaid [1] dan Abu al-Ḥasan [2]. Dan ha diganti juga dari ya dalam dhah berarti dhī, dan darinya dalam hunayhah, taḥqīr hanah, dan menjadi hunayyah, dan asal pertama hunaywah, karena dari hanwāt. Bersyair penyair:

Aku lihat putra Badar telah jauh dariku dan miringkan... 'alā hanawāt sha'nahā muttābi'.

Dan diganti dari alif, katakan dalam hunā: hanah. Katakan:

Telah datang dari tempat-tempat... dari hunā min hunah.

(إبدال الطاء)

إذا كانت فاء افتعل صاداً، أو ضاداً، أو طاءً، أو ظاءً قلبت تاؤه طاءً، وذلك في افتعل من الصلح: اصطلح، ومن الضرب: اضطرب، ومن الطرد اطَّرد، ومن الظلم ضطلم. وكذلك تصرفه، نحويضطرب، يصطلح وأصله: اصتلح، واضترب، واظتلم، ففُعِل ما ذكرنا

(Penggantian Ṭā')

Jika fā' ifta'ala ṣād, atau ḍād, atau ṭā', atau ẓā', diputar tā'-nya menjadi ṭā', dan itu dalam ifta'ala dari aṣ-ṣalḥ: iṣṭalaḥa, dan dari aḍ-ḍarb: aḍṭaraba, dan dari aṭ-ṭard: aṭṭarada, dan dari aẓ-ẓulm: aẓṭalama. Dan demikian perubahannya, seperti aḍṭaraba, yaṣṭaliḥu dan asalnya: iṣtalḥa, wa-aḍtaraba, wa-aẓtalama, maka fi'il apa yang disebutkan.

(إبدال التاء)

إذا كانت فاء افتعل دالاً أو ذالا، أو زاياً، قلبت تاؤه دالا، وذلك نحو قول: إدَّرأ، واذَّكر، وازذجر، الأصل: ادترأ، واذتكر، ازتجر، لأنها من درأت، وذكرت، و زجرت، فقلبوا التاء دالا كما ترى، وقالوا في توْلج: دوْلَج، وقالوا: ودّ، وأصله وتد، فأسكنوا التاء، فصار وتْداًً، ثم أبدلوها فقالوا: ودَّ

(Penggantian Tā')

Jika fā' ifta'ala dāl atau dhāl, atau zāy, diputar tā'-nya menjadi dāl, dan itu seperti ucapan: iddara'a, idh dhakar, azdajar, asalnya: adtarā'a, wa-adhtakar, aztajara, karena dari darā'tu, dhakartu, zajaratu, maka putar ta menjadi dāl seperti yang kamu lihat, dan katakan dalam tawlij: dawlaj, dan katakan: wadd, dan asalnya watad, maka sukan ta, menjadi watdan, kemudian diganti maka katakan: wadda.

(إبدال الجيم)

تبدل الجيم من الياء بدلا غير مطرد، قالوا في الأيَل: أجل. قال أبو النجم:

كأن في أذنابهن الشوَّل من عبس الصيف قُرونَ الُأجَّل

وقال الراجر:

يا رب إن كنت قبلت حَجَّتجْ ... فلا يزال شاحج يأتيك بجْ

وقال آخر:

خالي عُويف وأبو عَلِج *** ألمطعمانِ اللحم بالشج

وبالعداة فِلْقَ البَرنج *** يُقْلَعُ بالود و بالصيصجِ

يريد علي، وبالعشي، والبرني، والصيصي. وقال

حتى إذا أمسجت وأمسجا *** ... [كأنه ذيخ [3] إذا تنفخا]

يريد: أمست، وأمسى. وهذا كله لا يقاس عليه.

(Penggantian Jīm)

Jīm diganti dari ya ganti yang tidak umum, mereka katakan dalam al-ayl: ajl. Bersyair Abu an-Najm:

Seperti di ekor-ekornya angin panas dari 'abūs musim panas tanduk-tanduk al-ajjal.

Dan bersyair ar-rājiz:

Wahai Tuhan jika Engkau terima ḥajjat... maka janganlah shāḥij datang kepadamu baj.

Dan bersyair yang lain:

Paman ku 'Uwāif dan Abu 'Ali j... al-muṭ'aman al-laḥm bi-sh-shaj.

Dan dengan pedang filq al-barnaj... diqolq' bi-wad wa-bi-ṣ-ṣayṣaj.

Maksud: 'Alī, wa-bi-'alshiy, wa-al-barnī, wa-aṣ-ṣayṣī. Dan katakan:

Hingga jika amsajat wa-amsajā... [seperti dhīkh [3] jika ditiup].

Maksud: amsata, wa-amsā. Dan ini semuanya tidak boleh qiyās padanya.

الحذف

الحذف في كلام العرب على ضربين: أحدهما عن علة، فهو مقِيس ما وُجِدت فيه، والآخر عن استخفاف لا غير، فلا يسوغ قياسه.

الأول متى كانت الواو فاءَ الفعل وكانت ماضيه على فَعَلَ، ومضارعه يَفعِلُ، ففاؤه التي هي واو محذوفة لوقوعها بين ياءٍ وكسرة، وذلك قولك: وعد يعِد، و وزن يزِن، و ورد يرِد، ثم تقول: يعد، ويزِن، ويرِد، وأصله: يوْعد، و يوْزن، و يوْرد، فحذفت الواو لما ذكرنا، يؤكد ذلك أنها إن انفتح ما بعدها صحَّت، فقلت يُوَزن

، وُيوعد، ويضبطه قول الله تعالى: {لم يلد ولم يولد} . ومن ذلك أيضا: يَوْجِل، ويوُجِل، صحتا لوقوع الفتحة بعدهما، وكذلك حذفوا الواو من المصدر، فقالوا: عِدَة، وِزنة، والأصل: وِعدة، و وزنة، فاستثقلت الكسرة على الواو فنقلت إلى ما بعدها، وحذفت الواو تخفيفاً، لأنها قد حذفت في فعل هذا المصدر أيضاً، أعني: أعِد، وأزِن.

و إذا كان الماضي على أَفْعَلَ حذفت همزته في المضارع، فقلت: أكرمت، أُكرِم، وأحسنت ُأحسن، والأصل أاكِرم، وأاحسِن، فحدقت الهمزة الثانية لاجتماع الهمزتين. وربما خرج بعض ذلك صحيحاً غير محذوف على أصله. قال الراجز:

فإنه أهل لأن يكرما

وأما ما حذف للوقف أو لالتقاء الساكنين فإن ذلك لا يعد حذفاً فيه، لأنه متى زال الساكن و فارق الجزم والوقف عاد الحرف؛ والجزم نخو: لم يرم، ولم يغزُ، ولم يخشَ؛ والوقف نحو: قولك: ارم، واغزُ، وامض معه، واسع في حاجته؛ وما حذف لالتقاء الساكنين نحو: قم، وبع، وأصله قوْم، وبيْع، وخاف، فحذفت الواو والياء والألف لسكونها وسكون ما بعدها؛ ومن ذلك: هذا قاضٍ، وهذا مستقضٍ، ونظرت الى ساعٍ، والأصل: قاضيٌّ، ومستقضيٌّ وساعيُّ، فأسكنت الياء استثقلاً للضمة أو الكسرة عليها في الجر، وكان التنوين بعدها ساكناً، فحذفت الياء لالتقاء الساكنين، وكذلك نظائره.

ومن ذلك: هذا قوْل مَقوَل، وهذا فرَس مقوُد، والأصل: مقْوُول، ومْقوُود، فأسكنت الواو لثقل الضمة، وحذفت إحدى الواوين لالتقاء الساكنين على الخلاف في المذهبين.

الثاني من الحذفين، وهو ما لا يقاس عليه، وقد حذفت الهمزة، وألف، والواو، والياء، والهاء، والنون، والحاء، والخاء، والفاء، والطاء.

Al-Ḥadhf

Penghapusan dalam ucapan Arab dua jenis: salah satunya karena sebab, maka ia qiyās apa yang ditemukan padanya, dan yang lain karena ringan saja, maka tidak boleh qiyās padanya.

Yang pertama ketika waw fā' fi'il dan mādhi-nya pada fa'ala, mudhari'-nya yaf'alu, maka fā'-nya yang waw dihapus karena jatuh di antara ya dan kasrah, dan itu ucapanmu: wa'ada ya'id, wa-wazana yazinu, wa-warada yaridu, kemudian katakan: ya'idu, yazinu, yaridu, dan asalnya: yaw'idu, yawzinu, yawridu, maka hapus waw untuk apa yang disebutkan. Menguatkannya bahwa jika terbuka apa sesudahnya benar, maka katakan: yuwazinu, yuwa'idu, dan ditegakkannya firman Allah ta'ālā: {lam yalid wa-lam yūlad}. Dan darinya juga: yawjilu, yuwa jilu, keduanya benar karena jatuh fathah sesudah keduanya, dan demikian mereka hapus waw dari masdar, maka katakan: 'idah, waznah, dan asalnya: wa'idah, waznah, maka kasrah berat pada waw maka dipindah ke apa sesudahnya, dan hapus waw ringan, karena ia telah dihapus dalam fi'il masdar ini juga, maksud: a'id, azin.

Dan jika mādhi pada af'ala hapus hamzahnya dalam mudhari', maka katakan: akramtu, ukrim, wa-aḥsantu uḥsin, dan asalnya: a'akrim, a'aḥsin, maka hapus hamzah kedua karena pertemuan dua hamzah. Dan barangkali keluar sebagian darinya benar bukan dihapus pada asalnya. Bersyair ar-rājiz:

Maka ia pantas untuk diakrami.

Adapun yang dihapus untuk waqf atau pertemuan dua sukun maka itu tidak dihitung penghapusan padanya, karena ketika sukun hilang dan berpisah dari jazm dan waqf, huruf kembali; dan jazm seperti: lam yarim, lam yaghzū, lam yakhsha; dan waqf seperti ucapanmu: arm, waghzū, amḍ ma'ah, wasi' fī ḥājatihi; dan yang dihapus untuk pertemuan dua sukun seperti: qum, ba', dan asalnya qawm, bay', khāf, maka hapus waw dan ya dan alif karena sukunnya dan sukun apa sesudahnya; dan darinya: hādhā qāḍin, hādhā mustaqḍin, naẓartu ilā sā'in, dan asalnya: qāḍiyyun, mustaqḍiyyun, sā'iyyu, maka sukan ya karena berat dammah atau kasrah padanya dalam jar, dan at-tanwīn sesudahnya sukun, maka hapus ya untuk pertemuan dua sukun, dan demikian semisalnya.

Dan darinya: hādhā qawl maqwāl, hādhā faras maqwūd, dan asalnya: maqwūl, maqwūd, maka sukan waw karena berat dammah, dan hapus salah satu waw untuk pertemuan dua sukun atas perbedaan dua mazhab.

Yang kedua dari dua penghapusan, yaitu yang tidak boleh qiyās padanya, dan telah dihapus hamzah, alif, waw, ya, ha, nun, ḥā', khā', fā', ṭā'.

(حذف الهمزة)

من ذلك قولنا: الله، وأصله من أحد قولي سيبويه: إلاه، فحذفت الهمزة لكثرة الاستعمال وصارت الألف والام عوضاً منها، ومن ذلك قولنا: ناس، وأصله أناس، فحذفت الهمزة تخفيفاً على غير قياس، يدل على ذلك قولهم: الُأناس؛ ومن ذلك قولناخذْ، وكلْ، ومرْ، وأصله أُاخذ، أُاكل، وأُامر، فحذفت الهمزة تخفيفاً، فاستغنيَ عن همزة الوصل في الابتداء لزوال الهمزة الساكنة، وربما خرج بعض ذلكعلى أصله، وشُبه به قول الشاعر:

تِ لي آل زّيدٍ فابْدهُمْ لي جماعةً *** وسل آل زيد أي شيء يضيرها

ويقولون: يا باَ فلان، يريدون أبا فلان، فيحذفون الهمزة، قال أبو الأسود [4]:

يبا المغيرة رب أمرٍ معطل *** فرجته بالنُكر منِّي والدها

وحذفوها أيضاً من مضارع رأيت، فقالو: يرى، وترى، ونرى، فألزموها التخفيف البتة، وربما أخرجوها على أهلها عند الضرورة. قال سراقة البارقي [5]:

أرى عيني ما لم ترأياه *** كلانا عالم بالترهات

(1) يعني: سعيد بن أوس بن ثابت الخزرجي كان نحوياً له كتاب في تحقيق الهمزة على مذهب النحويين، وكتاب الجمع والتثنية؛ ولهكتب كثيرةن للأسف لم يحقق منها شيئاً حسب علمي والله أعلم، توفي عام 215 هجرية.

(2) الأخفش الأوسط (له كتاب شرح كتاب سيبويه ومصنفات كثيرة توفي عام 221 هجرية.

(3) اليخ: الذئب

(4) ابو الأسود الدؤلي من أتباع علي كرم الله وجهه؛ ويحكى أنه أول من وضع علم النحو.

(5) شاعر أموي، هجا الحجاج.

وحكى أبو زيد: سؤته سِوايةً، وأصلها سَوائية، فعالية ككَراهية، ورفاهية، ثم حذفوا الهمزة، قال أبو الحسن في أشياء: أصلها من أَ شْئِيَاء، كأصدقاء، فحذفت الهمزة التي هي لام تخفيفاً. وأخذ الفراء [1]، فقال في قول الحارث:

[أم جنايا بني عتيق؟ فمن يغ*** در] فإنا من قيلهم لبُرَاء [2]

قال أراد براءُ، كظرفاء، وشركاء؛ ثم حذف الهمزة التي هي لام الكلمة تخفيفا. ولهذا نظائر.

(Penghapusan Hamzah)

Darinya ucapan kami: Allāh, dan asalnya dari salah satu ucapan Sibawayh: ilāh, maka hapus hamzah karena banyak digunakan dan menjadi alif dan lām ganti darinya, dan darinya ucapan kami: nās, dan asalnya anās, maka hapus hamzah ringan bukan qiyās, menunjukkannya ucapan mereka: al-unās; dan darinya ucapan kami: khudh, kul, mar, dan asalnya: uākhudh, uākul, uāmar, maka hapus hamzah ringan, maka cukup dengan hamzah waṣl dalam ibtida' karena hilangnya hamzah sukun, dan barangkali keluar sebagian darinya pada asalnya, dan disamakan dengannya ucapan penyair:

Tilī āl Zayd fa-abdihum lī jamā'ah... wa-sal āl Zayd ayy shay' yuḍīruhā.

Dan katakan: yā bā fulān, maksud: abā fulān, maka hapus hamzah. Bersyair Abū al-Aswad [4]:

Yā bā al-Mughīrah rab amrin mu'aṭṭal... farajtahu bi-n-nukr minnī wa-lidahā.

Dan hapus juga dari mudhari' ra'aytu, maka katakan: yarā, tarā, narā, maka wajibkan ringan mutlak, dan barangkali keluarkan pada asalnya ketika darurat. Bersyair Sarāqah al-Bāriqī [5]:

Arā 'ayrī mā lam tarāyah... kulānā 'ālim bi-t-tahāwāt.

(1) Maksud: Sa'īd bin Aws bin Thābit al-Khazrajī, nahwiy, padanya buku dalam taḥqīq hamzah menurut mazhab nahwiyyin, dan buku al-jam' wa-t-tatsniyah; dan padanya buku-buku banyak, sayang belum ada yang diedit menurut pengetahuanku wallāhu a'lam, wafat tahun 215 H.

(2) Al-Akhfash al-Awsaṭ (padanya buku syarah kitāb Sibawayh dan muṣannafāt banyak wafat tahun 221 H.

(3) Adh-dhīkh: serigala

(4) Abū al-Aswad ad-Du'alī dari pengikut 'Alī karamallāhu wajhah; dan diriwayatkan bahwa ia yang pertama meletakkan ilmu nahwu.

(5) Penyair Umayyah, menghujat al-Ḥajjāj.

Dan hika Abu Zaid: sa'awtuhu siwāyatan, dan asalnya sawā'iyyah, fā'āliyah seperti karā'iyyah, wa-rafa'iyyah, kemudian hapus hamzah. Dan Abū al-Ḥasan dalam barang-barang: asalnya dari ash-sha'iyyāt, seperti aṣdiqā', maka hapus hamzah yang lām ringan. Dan al-Farrā' [1] mengambilnya, maka katakan dalam ucapan al-Ḥārith:

[Am janāyā banī 'Atīq? Fa-man yagh... dar] fa-inā min qīlihim burā' [2]

Katakan maksud burā'u, seperti ẓarfā', wa-shurakā'; kemudian hapus hamzah yang lām kata ringan. Dan ada semisalnya.

(حذف الألف)

يقولون: أمَ والله لأفعلنَّ، يريدون أما والله لأفعلن. وربما حذفوها في الوقف تخفيفاً. قال لبيد:

وقُبيل من لُكَيْزٍ شاهد *** رهط مرجوم ورهط ابن المعلْ

يريد: المُعلى. قال أبو عثمان في قوله تعالى: يا أبتَ، قال: أراد يا أبتاه، وأنشد أبو الحسن، وابن الأعرابي، وغيرهما:

فلست بمدرك ما فات مني *** بلَهْف ولا بٍلَْيتَ ولا لو أني

أراد "بلهفا. وحذف الألف، على الجملة، قليل لخفتها."

(Penghapusan Alif)

Katakan: amā wallāhi la-af'alanna, maksud: ammā wallāhi la-af'alanna. Dan barangkali hapus dalam waqf ringan. Bersyair Labīd:

Wa-qubīl min lukayz shāhid... raḥṭ marjūm wa-raḥṭ ibn al-mu'all.

Maksud: al-mu'allā. Abū 'Utsmān dalam firman-Nya: yā abata, katakan: maksud yā abataha, dan baca Abū al-Ḥasan, wa-Ibn al-A'rābī, dan lainnya:

Falasta bi-mudrik mā fāta minnī... balahf wa-lā balayta wa-lā law anni.

Maksud balahfa. Dan penghapusan alif, secara umum, sedikit karena ringannya.

(حذف الواو)

قد حذفوها لاما [3] في أسماء صالحة العدد. قالوا: غَدْ، وأصله غدو، وربما خرج على أصله. قال الراجز:

لا تقوَاها وأدلوَها دلوَا *** ... إن مع اليوم أَخَاه غدوا

وقالوا: حمٌ، وأصله: حَمَو، لقولهم: هذا حموك، فهو من باب ما لم يأت إلا من الواو غير ذو وحدها. قالوا: أبٌ، و أخٌ، وهما من الولد لقولك: أبوان، و أخوان. قالوا: هَنٌ، وهو من الواو لقولك: هَنوَان، ومنها ابن لقولهم: بنوة، ومنه اسم، لأنه من سموت، وقالوا: كرة، وهي من الواو، لقولك: كَرَوْتُ بالكرة. قالوا: قلة، وهي من الواو، لقولك: قلَوْت بالقلة، والثُبَةُ الجماعة نمن الناس وغيرهم، والظُبَةُ: طرف السيف، جميعاً من الواو، حُمِلا على الأكثر. بذلك وصى أبو الحسن.

(Penghapusan Waw)

Telah hapus karena akhir [3] dalam asma' ṣāliḥah al-'adad. Katakan: ghad, dan asalnya ghadw, dan barangkali keluar pada asalnya. Bersyair ar-rājiz:

Lā taqawhā wa-adlūhā dilwā... in ma'a al-yawm akhāhu ghadwā.

Dan katakan: ḥam, dan asalnya: ḥamw, untuk ucapan mereka: hādhā ḥamwuk, maka ia dari bab apa yang tidak datang kecuali dari waw selain dhaw wahduhā. Katakan: ab, akh, dan keduanya dari al-walad untuk ucapanmu: abawān, akhwān. Katakan: han, dan ia dari waw untuk ucapanmu: hanawān, dan darinya ibn untuk ucapan mereka: bunūwah, dan darinya ism, karena dari samawt, dan katakan: karah, dan ia dari waw, untuk ucapanmu: karawtu bi-l-karah. Katakan: qillah, dan ia dari waw, untuk ucapanmu: qallawtu bi-l-qillah, dan ath-thubah al-jamā'ah min an-nās wa-ghayrihim, wa-aẓ-ẓubah: ṭaraf as-sayf, semuanya dari waw, dianggap pada yang lebih banyak. Dengan itu wasiat Abū al-Ḥasan.

(حذف الياء)

من ذلك يد، أصلها يدي، لقولك: يديت إلى فلان يداً، أي أسديت إليه معروفاً. ومن ذلك مائة، وأصلها مأية. حكى أبو الحسن: أخذت منه مِئْيَا، يريد مائة، وهذه دلالة قاطعة. من ذلك: دم، أصله ذمْيُ، لقولك في التثنية: دميَان، قال الشاعر:

فلو أنا على حَجَر دبحنا *** جرى الدَّمَيَان بالخبر اليقين

ومنهم من يقول: دموان، وهو قليل، وقال بعضهم أيضاً: دَمَّان. وحذف الياء من هذا أقل من حذف الواو.

(Penghapusan Ya)

Darinya yad, asalnya yadi, untuk ucapanmu: yadaytu ilā fulān yadā, yaitu asdaytu ilayhi ma'rūfā. Dan darinya mi'ah, dan asalnya ma'iyah. Hika Abū al-Ḥasan: akhadhtu minhu mi'yā, maksud mi'ah, dan ini dalil tegas. Darinya: dam, asalnya dhmiyu, untuk ucapanmu dalam tatsniyah: damiyān. Bersyair penyair:

Maka jika kami pada ḥajar dahbaḥnā... jarā ad-damayān bi-l-khabar al-yaqīn.

Dan darinya yang katakan: damwān, dan ia sedikit, dan katakan sebagian mereka juga: dammān. Dan penghapusan ya dari ini lebih sedikit dari penghapusan waw.

(حذف الهاء)

قالوا: َشفَة، وأصلها: شفهة، لقولهم في التحقير شُفَهية، وفي التكسير شفاء؛ فإن الفعل: شافهت زيداً، وفي المصدر: الشِفاه والمشافهة. قالوا: عضة، وأصله في أحد المذهبين: عِهضة، لقولك جَمَل عاضة، إذا أكل العضاة. ومن قال:

هذا طَريق يأزم المآزما *** و عضوات تقطع اللهَازما

فاصلها عنده: عضوة. قالوا: فمُ، وأصله: فوه، وقد تقدم ذكره. ومن ذلك: شاة، وأصلها: شوهة، لقولك في تحقيرها: شويهة، وفي تكسيرها: شياه. قالوا أيضاً: شية، وأشاوه. وحكى أبو زيد عنهم: تشوهت شاةً، قيل: أي اصطدتها.

(1) أما النحو في الكوفة بعد الكسائي

(2) الأصل برءاء

(3) أي في آخر الكلمة

(Penghapusan Ha)

Katakan: shafah, dan asalnya: shafhah, untuk ucapan mereka dalam taḥqīr shufahiyyah, dan dalam taksīr shafā'; maka fi'il: shāfahat zaydā, dan dalam masdar: ash-shifāh wa-mushāfahah. Katakan: 'aḍḍah, dan asalnya dalam salah satu mazhab: 'iḥḍah, untuk ucapanmu jamal 'āḍḍah, jika makan al-'aḍḍāh. Dan dari yang katakan:

Hādhā ṭarīq ya'zam al-māzama... wa-'uḍawāt taqaṭṭi'u al-ḥazama.

Maka pisahnya menurutnya: 'uḍwah. Katakan: fam, dan asalnya: fawh, dan telah disebutkan sebelumnya. Dan darinya: shāh, dan asalnya: shawhah, untuk ucapanmu dalam taḥqīr shawihah, dan dalam taksīr shiyāh. Katakan juga: shiyah, wa-ashāwuh. Dan hika Abū Zayd dari mereka: tashawwat shātan, katakan: yaitu menangkapnya.

(1) Adapun nahwu di Kufah setelah al-Kisā'ī

(2) Asal burā'

(3) Yaitu di akhir kata

(حذف الباء)

قالوا: رب رجل رأيت، يريدون: رب. قال الشاعر:

[أزهير إن يشب القال فإنه] *** ربَّ هيضل لجِب لففتُ بهيْضلِ

(Penghapusan Bā')

Katakan: rab rajul ra'aytu, maksud: rabba. Bersyair penyair:

[Azhīr in yashib al-qāl fa-innahu]  rabba hayḍal la jib laffa tu bi-hayḍal.

(حذف الحاء)

قالوا: حِرٌّ، وأصله حِرحٌ، وفي تكسير: أحراحٌ. قال الراجز:

إني أقود جَمَلاً مِمْراحاً ... ذا قبة مملوءة أحراحا

(Penghapusan Ḥā')

Katakan: ḥirr, dan asalnya ḥirḥ, dan dalam taksīr: aḥrāḥ. Bersyair ar-rājiz:

Innī aqūd jamalan mimrāḥā... dhā qubbah mamlu'ah aḥrāḥā.

(حذف الحاء)

قالوا: بخْ بخْ، وأصله: بَخٍّ بخٍّ. قال الشاعر:

بين الأشج وبين قيس باذخٍ *** بخْ بخْ لوالده وللمولود

ويدل على أصله التثقيل قول العجاج:

في حسب بخْ وغزٍ أقعَسَا ***

(Penghapusan Khā')

Katakan: bukh bukh, dan asalnya: bakhkh bakhkh. Bersyair penyair:

Bayna al-ashj wa-bayna qays bādhikh... bukh bukh li-wālidih wa-li-l-mawlūd.

Dan menunjukkan asalnya penggeman ucapan al-'Ujāj:

Fī ḥasab bakh wa-ghaz'in aqa'ṣā.

(حذف الفاء)

قالوا في التضجُّر: أُفْ وأصلها التشديد، وفيها ثمان لغات: أفْ، أفٍّ، أفَّ أُفاً، أُفُّ، أُفٌ، أُفيَّّ ممَالة مثل: حبلى. و لا يقال: أُفي بالياء كما تقول العمة. وأف خفيفة. وحكى البغداديون فيما روينا عن أحمد بن يحيى: سوْ أفعل، رودون: سوف أفعل.

(Penghapusan Fā')

Katakan dalam at-taḍajjur: uf, dan asalnya penggeman, dan padanya delapan bahasa: uf, uff, aff, ufā, uffu, ufun, ufayya mamālah seperti: ḥublā. Dan tidak dikatakan: ufiy bi-yā seperti ucapan al-'ammah. Dan uf ringan. Dan hika Baghdadīyin dalam apa yang kami riwayatkan dari Aḥmad bin Yaḥyā: saw af'al, maksud: sawfa af'al.

(حذف الفاء)

قالوا: قط من قطَطْت، أي قطعت.

(Penghapusan Ṭā')

Katakan: qaṭ min qaṭaṭtu, yaitu qaṭa'tu.

التغيير بالسكون والحركة

من ذلك مضارع كل فعل اعتلت عينه، نحو قولك: يقوم، يبيع، ويخاف، ويهاب، وأصله: يقوُمُ، يبْيِع، يخوَف، يَهْيَبُ، فنقلت الضمة والكسرة والفتحة إلى ما قبل، فذلك تحريك ساكن، وتسكين متحرك؛ وقلبت الواو والياء في يخوَفُ ويَهْيَبُ، ألفاً لتحركهما في الأصل وانفتاح ما قبلهما الآن، وكذلك ما يجاوز الثلاثة مما عينه واو أو ياء، نحو: يقسم، ويريد، ويستعين و يَسْتَرْيَث، فنقلت الكسرة إلى ما قبل هذه الحروف، وسكنت هي بعد أن كانت متحركة، وانقلبت الواو ياءً لسكونها وانكسار ما قبلها، ومن ذلك كل فعل غير ملحق، كانت عينه أو لامه من موضع واحد، فماضيه مدغَم لا غير إن كان ثلاثياً، نحو: شدَّ، ومدَّ، وضنَّ، وحبَّذا زدُ، والأصل، شدد، و مدد، وضنِنَ، وحبب، فثقل اجتماع حرفين متحركين على هذه الصورة، ُأسكن الأول منهما، وأُدغِمَ في الثاني. وإن تجاوز المضي ثلاثة أحرف أدغم أيضاً؛ إلا أنه يلحقه التغيير بالحركة والسكون ما لم يكن ملحقاً، وذلك نحو: استعد، واطمأنَّ، وأصله: استعدد، واطمأنن، فنقلت الحركة من المتحرك إلى الساكن قبله، وأدغم الأول من الحرفين فيما بعده، فإذا صرت إلى المضارع نقلت الحركة فيهما، وذلك قولك: يشُدد، ويمدُد، ويضنُنُ، ويستعدد ويطمأنن، فنقلت الحركة من المثل الأول، ثم أدغم في الثاني، فذلك أيضاً تسكين متحرك وتحريك ساكن. ومن ذلك أيضاً وهو غريب، قول الشاعر:

ألا رب مولود وليس له أب *** وذي ولد لم َيْلدَهُ أبوان

أراد: يَلِدْهُ، فاسكن اللام لكسرتها، والتقى ساكنان: اللام والدّال فحركت الذال للالتقاء الساكنين، وفتحت لمجاورتها فتحة الياء، وهذا شاذ لا يقاس عليه.

Perubahan dengan Sukun dan Harakat

Darinya mudhari' setiap fi'il yang 'ainnya muta'al, seperti ucapanmu: yaqūmu, yabī'u, wa-yakhāfu, wa-yahābu, dan asalnya: yaqwūmu, yabyī'u, yakhwāfu, yahyābu, maka pindahkan dammah dan kasrah dan fathah ke apa sebelum, maka itu menghidupkan sukun, dan mensukunkan yang berharakat; dan putar waw dan ya dalam yakhwāfu wa-yahyābu alif karena harakatnya dalam asal dan terbukanya apa sebelumnya sekarang, dan demikian apa yang melebihi tiga yang 'ainnya waw atau ya, seperti: yaqsimu, yarīdu, yasta'īnu wa-yastaryahu, maka pindahkan kasrah ke apa sebelum huruf-huruf ini, dan sukan ia setelah berharakat, dan putar waw menjadi ya karena sukunnya dan terkasar apa sebelumnya, dan darinya setiap fi'il bukan yang disamakan, 'ainnya atau lāmnya dari tempat satu, maka mādhi-nya didgham selain itu jika tiga huruf, seperti: shadda, madda, ḍanna, ḥabbadhā zid, dan asalnya: shadad, madad, ḍanana, ḥabab, maka berat pertemuan dua huruf berharakat pada bentuk ini, sukan yang pertama darinya, dan didgham ke yang kedua. Dan jika mudhari' melebihi tiga huruf didgham juga; kecuali disamakan perubahan dengan harakat dan sukun apa yang bukan disamakan, dan itu seperti: ista'adda, aṭma'anna, dan asalnya: ista'adad, aṭma'anan, maka pindahkan harakat dari yang berharakat ke sukun sebelumnya, dan didgham yang pertama dari dua huruf ke apa sesudahnya. Maka jika ke mudhari' pindahkan harakat dalam keduanya, dan itu ucapanmu: yashuddu, yamuddu, yaḍunnu, yasta'adddu wa-yaṭma'annu, maka pindahkan harakat dari yang pertama, kemudian didgham ke yang kedua, maka itu juga mensukunkan yang berharakat dan menghidupkan sukun. Dan darinya juga yang aneh, ucapan penyair:

Alā rab mawlūd wa-laysa lahu ab... wa-dhī walad lam yalidahū abawān.

Maksud: yalidahū, maka sukan lām karena kasrahnya, dan bertemu dua sukun: lām dan dāl maka hiduplah dhāl untuk pertemuan sukun, dan fath karena dekatnya fathah ya, dan ini aneh tidak boleh qiyās padanya.

عقود وقوانين ينتفع بها في التصريف

متى اجتمعت الواو والياء، وسبقت الأولى بالسكون أيتهما كانت، قلبت الواو ياءً، وادغمت الياء. من ذلك قولهم: ميِّت، وسيِّد،، وجيِّد، وهيِّن، والأصل سيْوِد، وميْوِت، وجيْوِد، وهيوِن، لأنه فيْعِل من السؤدة، والموت، والجودة، والهوان. ومثله أيضاً قولهم للمكان حيِّز، وأصله حَيْوِز، لأنه فيْعل، من جاز، يجوز، ففعل في جميع ذلك ما ذكرنا.

Ikat-Ikat dan Hukum-Hukum yang Bermanfaat dalam Tashrif

Ketika waw dan ya bertemu, dan yang pertama didahului sukun apapun keduanya, putar waw menjadi ya, dan idgham ya. Darinya ucapan mereka: mayyita, sayyid, jayyid, hayyin, dan asalnya: saywad, maywit, jaywad, haywīn, karena fī'īl dari as-sawdah, al-mawt, al-jūd, al-hawān. Dan semisalnya juga ucapan mereka untuk tempat ḥayyiz, dan asalnya: ḥaywiz, karena fī'īl, dari jāza yajūzu, maka fi'il dalam semuanya apa yang disebutkan.

فصل آخر منه

قولهم: شويت اللحم شياً، وطويْت الثوب طيًّاً، ولويت يده ليًّاً. الأصل فيه شوْياً، وطوْياً، ولوياً. فلما اجتمعت الواو والياء، وسُبقت الأولى بالسكون، قُلِبت ياءً وأُدغمت في الياء.

Fashl Lain Darinya

Ucapan mereka: shawaytu al-laḥm shiyyā, wa-ṭawaytu ath-thawb ṭayyā, wa-lawaytu yadahu layyā. Asalnya shawiyyā, ṭawiyyā, lawiyyā. Maka ketika waw dan ya bertemu, dan yang pertama didahului sukun, diputar menjadi ya dan didgham ke ya.

فصل

ليس في كلام العرب اسم في آخره واو قبلها ضمة. إنما ذلك في الفعل، نحو: يغْزو، ويدعو. فمتى وقع في الاسم من ذلك شيء أُبدلت الضمة كسرة، والواو ياءً وذلك قولهم في دَلْو: أُدْل، وفي جمع حَقْوٍ: أُحق، والأصل: أدْلُوٌ، وأَحْقُوٌ، ففعل فيهما ما تقدم ذكره.

Fashl

Tidak ada dalam ucapan Arab isim yang akhirnya waw sebelumnya dammah. Itu hanya dalam fi'il, seperti: yaghwū, yad'ū. Maka ketika jatuh dalam isim dari itu sesuatu, ganti dammah menjadi kasrah, dan waw menjadi ya, dan itu ucapan mereka dalam dalw: udul, dan dalam jamak ḥaqw: uḥuq, dan asalnya: udlū, uḥqū, maka fi'il kepada keduanya apa yang disebutkan sebelumnya.

عقد

متى كانت الواو لاماً، وانكسر ما قبلها قُلبت ياءً، من ذلك: غازية، ومحنية، والأصل غازِوَة، ومحنِوَة، قلبت الواو ياءً لتأخرها ووقوع الكسرة قبلها، فإن كانت الواو عيناً صحت بعد الكسرة، لأنها قويت بتقدمها، وذلك، نحو: ثوب وثياب، وحوض وحياض، وسو سياط، والأصل: ثوَاب، وِحواض، سِواط، قبت الواو ياءً لثقل الجمع وضعفها في الواوحد، ووقوع الكسرة قبلها، والألف المشابهة للياء بعدها، وصحو اللام. و لا بد في إعلال هذا من الشرائط الخمس، ألا تراها لما تحركت في الواحد، فقويت، صحت في الجمع نحو: طويل وطوال، وقويم وقوام. وربما أُعلت في الجمع شلذاً. قال الشاعر

تبَيِّن لي أن القماءة ذلة *** وأن عِزَّ الرجال طِيالها

Ikat

Ketika waw lām, dan terkasar apa sebelumnya diputar menjadi ya, darinya: ghāziyyah, maḥniyyah, dan asalnya: ghāziwah, maḥniwah, putar waw menjadi ya karena keterlambatannya dan jatuh kasrah sebelumnya, jika waw 'ain benar setelah kasrah, karena kuat dengan kemajuannya, dan itu, seperti: thawb wa-thiyāb, ḥawḍ wa-ḥayāḍ, sū siyyāṭ, dan asalnya: thawāb, ḥawāḍ, siwāṭ, putar waw menjadi ya karena berat jamak dan kelemahannya dalam tunggal, dan jatuh kasrah sebelumnya, dan alif mirip ya sesudahnya, dan benar lām. Dan wajib dalam i'lāl ini lima syarat, bukankah kamu lihat ketika berharakat dalam tunggal, maka kuat, benar dalam jamak seperti: ṭawīl wa-ṭawāl, qawīm wa-qawām. Dan barangkali dii'lal dalam jamak aneh. Bersyair penyair:

Tabayyana lī anna al-qamā'ah dhalah... wa-anna 'izz ar-rijāl ṭayyāluhā.

عقد

كل جمع كان على فُعُول ولامه واو قلبت ياءً تخفيفاً، وذلك نحو: عِصِيِّ، ودِليِّ، وحقيِّ، وأصله: عُصُووُ، دلوو، حُقُوو، فقلبت الواو لما ذكرنا، وربما خرج بعض ذلك على أصله مصححاً عير مُعَلِّ. قال الشاعر:

أليس من البلاء َوجِيبُ قلْبي *** وإيضاعي الهموم مع النجوم؟

فأَحزَن أن تكون على صديقٍ *** وأفرح أن تكون على عدو

وحكى سيبويه عن بعض العرب أنه قال: إنكم لتنظرون في نجوٍّ كثبرة. وحكى أبو حاتم [1] عن أبي زيد في الصدر: بهوِّ، وجمعه: بُهُوِّ، وبُهْيٍّ. وحكى ابن الأعرابي: أبٌ وأُبُوٍّ، وأخ وأُخُوٍّ، وابن بنو. وأنشد اللقاني [2] يمدح الكسائي:

أبى الّذم أخلاق الكسائي وانتمى *** إلى المجد أخلاق الأبُوّش السوابق

Ikat

Setiap jamak yang pada fu'ūl dan lāmnya waw diputar menjadi ya ringan, dan itu seperti: 'iṣiyy, dāliyy, ḥaqiyy, dan asalnya: 'uṣūw, dūw, ḥuqūw, maka putar waw untuk apa yang disebutkan, dan barangkali keluar sebagian darinya pada asalnya benar bukan mu'al. Bersyair penyair:

Alaysa min al-balā' wajīb qalbī... wa-iḍā'ī al-hamūm ma'a an-nujūm?

Fa-aḥzan anna takūna 'alā ṣadīq... wa-afraḥ anna takūna 'alā 'aduww.

Dan hika Sibawayh dari sebagian Arab bahwa katakan: innakum la-tanẓurūna fī najawwin kathbarah. Dan hika Abū Ḥātim [1] dari Abū Zayd dalam aṣ-ṣadr: bahaww, dan jamaknya: buhūww, buḥayy. Dan hika Ibn al-A'rābī: ab wa-ubūww, akh wa-ukhūww, wa-ibn banū. Dan baca al-Luqānī [2] memuji al-Kisā'ī:

Abā adh-dham akhlāq al-Kisā'ī wa-ntamā... ilā al-majd akhlāq al-abūwwish as-sawābiq.

عقد

كل واوين التقتا فب أول الكلمة، قلبت الأولى منهما همزة، وذلك نحو: تحقير واصل وجمعه: أَوَيصل، وأواصل، والأصل وُوَصل، وواصل، فقلبت الأولى همزة كراهية لاجتماع الواوين في أول الكلمة. فأما

(1) أبو حاتم السجستاني، إمام في اللغة العربية تتلمذ على الأخفش

(2) كوفي أخذ عن الفراء

قوله سبحانه: {ما ووري عنهما من سوءاتهما} 20 - الأعراف. فإنما صح ذلك لأن الواو الثانية مدة، وإنما هي بدل ألف وَارَيْت؛ فلما لم تلزم لم يكن بها اعتداد. ومن ذلك المهموز من قول الشاعر:

ضَربتْ صدرها إليَّ وقالتْ *** يا عدياً لقد وقتك الأواقي

و الأصل: الواواقي، جمع واقية، كعافية وعواف، فإن توسطت الواوان صحتا، وذلك قولك في النسب الى نَوى، وهوى، ونحوهما: نووي، وهووي.

Ikat

Setiap dua waw yang bertemu di awal kata, putar yang pertama darinya menjadi hamzah, dan itu seperti taḥqīr wāṣil dan jamaknya: awāyṣal, awāṣil, dan asalnya: wūāṣal, wāṣil, maka putar yang pertama hamzah karena kebencian pertemuan dua waw di awal kata. Adapun

(1) Abū Ḥātim as-Sijistānī, imam dalam bahasa Arab belajar pada al-Akhfash

(2) Kufī belajar pada al-Farrā'

firman-Nya subḥānahu: {mā wārayt 'anhumā min saw'ātihimā} 20 al-A'rāf. Maka benar itu karena waw kedua mad, dan ia ganti alif wāraytu; maka ketika tidak wajib tidak dihitung padanya. Dan darinya yang dihamzahi dari ucapan penyair:

Ḍarabat ṣadraha ilayya wa-qālat... yā 'Adiyyan laqad waqtaka al-awāqī.

Dan asalnya: al-wawāqī, jamak wāqiyah, seperti 'āfiyyah wa-'awāf, maka jika diapit dua waw benar, dan itu ucapanmu dalam an-nisbah ke nawā, hawā, dan semisalnya: nawawī, hawawī.

عقد

إذا كان قبل ألف التكسير وبعدها حرف علة، وجاور ما بعدها الطرف، قلبت الحرف الآخر من المعتل همزة، نحو: أوائل، أصلها أواول، فلما اكتنفت الألف الواوان، وقربت الأخرى من الطرف، قلبت همزة وكذلك: عيل وعيائل، وسيْقة وسيائق، هذا مذهب صاحب الكتاب، وأبو الحسن يخالفه، فلا يهمز إلا الواوينجميعاً خاصة، فإن تراخى الطرف بحجز صح في القولين جميعاً، وذلك نحو: طواويس، ونواويس. فأما قول الآخر:

وكحل العينين بالعواور

فإنما صحت الواو لأنه أراد العواوير، فحذف الياء ضرورة وهو يريدها.

Ikat

Jika sebelum alif taksīr dan sesudahnya huruf i'lāl, dan dekat apa sesudahnya ujung, putar huruf akhir dari muta'al menjadi hamzah, seperti: awā'il, asalnya awāwil, maka ketika alif diapit dua waw, dan yang akhir dekat ujung, putar hamzah dan demikian: 'īl wa-'iyā'il, sīqah wa-siyāq, ini mazhab pemilik buku, dan Abū al-Ḥasan menentangnya, maka tidak menghamzah kecuali dua waw khusus, jika ujung tertunda dengan hijaz benar dalam dua ucapan semuanya, dan itu seperti: ṭawāwīs, nawāwīs. Adapun ucapan yang lain:

Wa-kaḥla al-'aynayn bi-l-'awāwir.

Maka benar waw karena maksud al-'awāwīr, maka hapus ya karena darurat dan ia menghendakinya.

عقد

متى اعتلت عينُ فَعَلَ، فوقعت بعد ألف فاعل هُمزت البتة لاعتلالها، وذلك نحو: قام فهو قائم، وسار فهو سائر، وهاب فهو هائب، فإن صحت في اسم الفاعل أيضاً، وذلك نحو: عَوِرَ فهو عاور، وحوِلَ فهو حاوِل وصَيِدَ البعير فهو صايد عير مهموز.

عقد الواو والياء متى أدغمتا واحتَمتا وتحصنتا من القلب، وذلك نحوقولك: عُيِّل، وسُيِّل. قال أبو النجم:

[كأن ريح المسك والقرنفل] *** نباتة بين التلاع والسُيَل

وقال الآخر:

[يحمي الصحاب إذا تكون عظيمة] *** وإذا هم نزلوا فمأولى العيَّل

فإن كان جمعاً جاز البدل في الواو لثقل الجمع، وذلك قولك في ُصوِّم صُيِّمَ، وفي قوِّم قُيِّم. قال الراجز:

لولا الإله ما سكنا خَضماً *** ولا ظللِلْنا بالمشاني قُيَّمَا

وقال: اجْلَوَذ واجلِوَّاذا، واخوَّط واخرواطاً، فصحت بعد الكسرة لأنها قويت بلإدغامهما. فإن تراخت الواو في الجمع عن الطرف بالحاجز صحت، وذلك نحو: صوَّام، وقوَّام. وربما أُعلت على بعدها عنه. قال ذو الرمة:

ألا طرقتنا ميَّةُ ابنة منذر*** فما أرَّق النياَ إلا سلامُها

هكذا أنشده ابن الأعرابي عن أبي الغَمْر بالياء.

Ikat

Ketika 'ain fa'ala dii'lal, dan jatuh setelah alif fā'il dihamzah mutlak karena i'lālnya, dan itu seperti: qāma fahuwa qā'im, sāra fahuwa sā'ir, hāba fahuwa hā'ib, jika benar dalam isim fā'il juga, dan itu seperti: 'awira fahuwa 'awār, ḥawila fahuwa ḥāwil wa-ṣayida al-ba'īr fahuwa ṣāyid 'īr mahmūz.

Ikat Waw dan Ya Ketika Didgham dan Bertahan dan Terlindung dari Pemutaran, dan Itu Seperti Ucapanmu: 'uyyila, suyyila. Bersyair Abū an-Najm:

[Seperti angin misk dan cengkeh]  tanaman di antara at-ttalā' wa-as-suyal.

Dan bersyair yang lain:

[Yahmi aṣ-ṣaḥāb idhā takūna 'aẓīmah]... wa-idhā hum nazalū famāwalā al-'uyyal.

Maka jika jamak boleh badhal dalam waw karena berat jamak, dan itu ucapanmu dalam ṣawwim ṣuyyim, dan dalam qawwim quyyim. Bersyair ar-rājiz:

Lawlā al-ilāh mā sakannā khaḍman... wa-lā ẓallalnā bi-l-mashānī quyyamā.

Dan katakan: ajlawadh wa-ajliwwādh, wa-akhawwaṭ wa-akhrawāṭan, maka benar setelah kasrah karena kuat dengan idghamnya. Jika waw dalam jamak tertunda dari ujung dengan hijaz benar, dan itu seperti: ṣawwām, qawwām. Dan barangkali dii'lal pada kejauhannya darinya. Bersyair Dhū ar-Rummah:

Alā ṭaraqtanā mayyatu ibnat manẓar... famā arraqa an-niyā illā salāmuhā.

Demikian dibacanya Ibn al-A'rābī dari Abī al-Ghamr dengan ya.


وهذا فصل من البناء والغرض فيه عند التصريفييين الرياضة والتدريب

معنى قول أهل التصريف: ابن لي من كذا مثل كذا، تأويله: خذ من حرفاً من هذه الحروف، أو حروف هذه الكلمة الأصول دون الزوائد إن كاتن فيها زوائد، فافكك صيغتها التي هي الآن عليها، وصغها على نحوٍ من صيغة المثال المطلوب، ساكنه كساكنه، ومتحركه كمتحركه، ومضمومه كمضمومه، ومفتوحه كمفتوحه، ومكسوره كمكسوره، فإن كان فيه زائد جئت به في المثال الذي تصوغه بعينه كما ضمَّن سؤأله، فإن عرض هناك ما يوجب قلباً، أو حذفاً، أو تغييراً على ماتقدم في هذه الجمل أمضيته، وصرت إلى ما يُوجبه القياس فيه.

Dan ini fashl dari al-binā' dan tujuannya menurut para ahli tashrif adalah latihan dan pelatihan.

Makna ucapan ahli tashrif: bangunlah bagiku dari ini seperti itu, ta'wīlnya: ambillah dari huruf dari huruf-huruf ini, atau huruf kata akar selain yang ditambahkan jika ada di dalamnya yang ditambahkan, maka uraikan bentuknya yang sekarang, dan bentuklah pada salah satu bentuk contoh yang diminta, sukunnya seperti sukunnya, berharakatnya seperti berharakatnya, maḍmūmnya seperti maḍmūmnya, mafṭūḥnya seperti mafṭūḥnya, makṣūrnya seperti makṣūrnya, maka jika ada di dalamnya yang ditambahkan datanglah dengannya dalam contoh yang kamu bentuk secara langsung seperti yang dimasukkan dalam pertanyaannya, jika muncul di sana apa yang mewajibkan pemutaran, atau penghapusan, atau perubahan pada apa yang disebutkan dalam kalimat-kalimat ini laksanakanlah, dan pergi ke apa yang diwajibkan qiyās padanya.

ولك أن تبني من العدة ما هو مثلُها أو فوقها لإن شئت، وليس لك أن تبني من العدة ما هو دونها، لأن ذلك يكون هدماً لا بناءً؛ فلك أن تبني من الثلاثي ثلاثياً ورباعياً وخماسياً؛ ومن الرباعي أيضاً رباعياً، وخماسياً. وليس لك أن تبني من الخماسي رباعياً ولا من الرباعي ثلاثياً لما ذكرنا. فأما ما دون الثلاثة فلا تبنى منه، ولا تبنى مثله.

من ذلك: كيف تبني من ضَرَبَ مثل عَلِمَ؟ قلتَ: ضَرِبَ، ومثل ظَرُفَ: ضَرُبَ، ومثل قَطَّع: ضرَّبَ، ومثل جّعْفَر: ضَربَب، ومثل: سِبَطر: ضِرَبَّ ومثل حُبْرُج: ضُربُب: ومثل درهم: ضِرْبَب، ومثل حِندش: ضِربِب، ومثل سفرجل: ضَربْبَب، ومثل جِردََحْل: ضِربَبِّ، ومثل َجحْمَرِ: ضِرْبَبِب، ومثل كوثر: ضَورب، ومثل صيرف: ضَيْرَب، ومثل جَهْوَر: ضَرْوَب. تقابل الأصل بالأصل، والزائد بالزائد، حتى تكون قد أديت المثال المطلوب منك، فإن قيل: ما معنى ضَرِبِ، وضَرُبَ، وضَيْرب، وضَوْرَب، ونحو ذلك؟ قيل المعنى فيه ارتياضك به [1]، وافادتك قوة النفس، ونهوض المُنة في أمثاله بما نطت به العرب. وكذلك إن بنيت من خَرَجَ مثل جعفر، قلت خَرْجَج، ومثل حِنْزَقْر: خِرجج، ومثل قاتَل: خارَج، ومثلاستكرم: استخرج.

Dan bagimu membangun dari jumlah yang semisalnya atau lebih jika kamu mau, dan tidak bagimu membangun dari jumlah yang kurang darinya, karena itu akan menjadi perusakan bukan pembangunan; bagimu membangun dari tiga huruf tiga, empat, lima; dan dari empat juga empat, lima. Dan tidak bagimu membangun dari lima empat dan tidak dari empat tiga untuk apa yang disebutkan. Adapun kurang dari tiga tidak dibangun darinya, dan tidak dibangun semisalnya.

Darinya: bagaimana membangun dari ḍaraba seperti 'alima? Katakan: ḍariba, dan seperti ẓarufa: ḍaruba, dan seperti qaṭṭa'a: ḍarraba, dan seperti ja'far: ḍarbb, dan seperti: sibāṭar: ḍirabba, dan seperti ḥubruj: ḍurbub, dan seperti dirham: ḍirbab, dan seperti ḥindash: ḍirbib, dan seperti safarjal: ḍarbbab, dan seperti jirdal: ḍirbabbī, dan seperti jahmar: ḍirbabbī, dan seperti kawthar: ḍawrab, dan seperti ṣayraf: ḍayrab, dan seperti jahwar: ḍarwab. Bandingkan akar dengan akar, dan yang ditambahkan dengan yang ditambahkan, hingga kamu telah menunaikan contoh yang diminta darimu, jika dikatakan: apa makna ḍaribi, ḍaruba, ḍayrib, ḍawrab, dan semisalnya? Dikatakan maknanya latihanmu dengannya [1], dan manfaatmu kekuatan jiwa, dan semangat yang naik dalam semisalnya dengan apa yang diucapkan Arab. Dan demikian jika membangun dari kharaja seperti ja'far, katakan kharjaj, dan seperti ḥinzqr: khirjaj, dan seperti qātala: khārj, dan seperti istaqram: istakhraj.

المعتل من ذلك

إن بنيت من البيع مثل كتِف، قلت باع، وأصله بَيَع، فقلبت الياء ألفاً لتحُّركها وانفتاح ما قبلها، على ما تقدم. وإن بنيت من القول مثل جعفر، قلت: قولَلَ، فصححت الواو لأنه لم يجئ أمر يغير له، لأن الياء والواوإذا سكنتا، وانفتح ما قبلهما صحتا، نحو: حوض، وروض، وبيت، وزيت، فإن بنيت من غزوت مثل جعفر، قلت: غَزْوَى، وأصله غزوَو، فقلبت الواو لوقوعها رابعة ياءً، فصارت: غَزْوَيٌ، ثم قلبت الياء ألفاً لتحركها وانفتاح ما قبلها، وصححت الطرف لأن الألف قبلها ليست بزائدة، وإن شئت: غزْوَوٍ، قلبت الآخرة ياءً لتطرفها وانكسار ما قبلها، وصحت ألوى لسكون ما قبلها كما صحت الواو والياء في نحو: غَزْوٍ، ورميٍ، وصحت الواو الوسطى وإن كانت متحركة، مفتوحاً ما قبلها، لأنك قد أعللت اللام الآخرة، ولم تعلل التي قبلها، لأن العرب لا تجمع إعلالين متواليين، ألا ترى إلى صحت الواو في نحو: الهوى، والنوى، لعتلال اللام، فإن تراخيا، وانفصل بينهما، جاز اجتماعهما نحو قولك: فِ بعهدك، وقِ زيداً، وشِ ثوبك، فتحذف الواو والياء جميعاً من وفيت، ووشيت، ووقيت، والقياس القياس. والإدغام له قسم برأسه [2].

تمت الجمل التي اقتضتها الحال، وبالله التوفيق. والحمد لله حق حمده، وصلى الله على سيدنا محمد النبي وآله الطاهرين وأصحابه الأخيار المنتخبين، وسلم تسليماً كثيراً.

Yang Muta'al Darinya

Jika membangun dari al-bay' seperti katifa, katakan bā'a, dan asalnya: bay'a, maka putar ya menjadi alif karena harakatnya dan terbukanya apa sebelumnya, seperti yang disebutkan. Dan jika membangun dari al-qawl seperti ja'far, katakan: qawlal, maka benar waw karena tidak datang apa yang mengubahnya, karena ya dan waw jika sukun, dan terbuka apa sebelumnya benar, seperti: ḥawḍ, rawḍ, bayt, zayt, jika membangun dari ghazawta seperti ja'far, katakan: ghazawā, dan asalnya ghazawaw, maka putar waw karena jatuh keempat menjadi ya, menjadi: ghazaway, kemudian putar ya menjadi alif karena harakatnya dan terbukanya apa sebelumnya, dan benar ujung karena alif sebelumnya bukan ditambahkan, dan jika mau: ghazawaw, putar yang akhir menjadi ya karena ujungnya dan terkasar apa sebelumnya, dan benar awā karena sukun apa sebelumnya seperti benar waw dan ya dalam seperti: ghazwin, ramiyyin, dan benar waw tengah meskipun berharakat, fath apa sebelumnya, karena kamu telah i'lal lām yang akhir, dan tidak i'lal yang sebelumnya, karena Arab tidak mengumpulkan dua i'lal berturut-turut, bukankah kamu lihat kebenaran waw dalam seperti: al-hawā, an-nawā, karena i'lal lām, jika tertunda, dan terpisah di antaranya, boleh pertemuannya seperti ucapanmu: fī bi-'ahdik, wa-qī zaydā, wa-shī thawbaka, maka hapus waw dan ya semuanya dari wafaytu, washaytu, waqaqaytu, dan qiyās qiyās. Dan idgham padanya bab tersendiri [2].

تم الفراغ من مسك هذا الكتاب يوم الثلاثاء 26 رجب 1426؛ الموافق: 30/ 08/2005

(1) تمرنك عليه

(2) سقط فصل القياس من المخطوط، أو لم يذكره ابن جني 

Telah selesai kalimat-kalimat yang diwajibkan oleh keadaan, dan dengan Allah pertolongan. Dan segala puji bagi Allah sebaik-baik pujian-Nya, dan semoga Allah memberkahi tuan kami Muhammad Nabi, keluarganya yang suci, dan sahabat-sahabatnya yang terpilih yang baik, dan salam banyak-banyak.

(1) Maksud: latihanmu dengannya.

(2) Dan idgham padanya bab tersendiri.

والله أسأل أن يجعله خالصاً لوجهه الكريم، وأن ينفع به المسلمين، آمين.

وصلى الله على نبينا محمد آله صحبه وسلم 

المرجو من كل من انتفع بهذا الكتاب أن لا ينساني و والدي والمسلمين من الدعاء

والسلام عليكم

ميلود بن عبد الرحمن 

DOWNLOAD KITAB 

LihatTutupKomentar