Pondok Pesantren Salafiyah Syafi'iyah Asembagus Situbondo Jatim
Sejarah profil biodata ponpes Pondok Pesantren Salafiyah Syafiiyah Sukorejo Asembagus Situbondo Jatim yang berdiri pada 1914 oleh Kiai Syamsul Arifin ayah dari KH. As'ad Syamsul Arifin Pesantren yang berdiri di Sukorejo ini, pada awalnya adalah sebuah hutan lebat. Setelah mendapat saran dari Habib Musawa dan Kiai Asadullah dari Semarang, Kiai Syamsul Arifin, sebagai pendiri pondok, segera membabat hutan lebat tersebut sekitar tahun 1908 untuk mendirikan pesantren. Dipilihnya hutan yang banyak dihuni binatang buas tersebut, berdasarkan hasil istikharah
Sejarah profil biodata ponpes Pondok Pesantren Salafiyah Syafiiyah (P2S2) Sukorejo Asembagus Situbondo Jatim yang berdiri pada 1914 oleh Kiai Syamsul Arifin ayah dari KH. As'ad Syamsul Arifin
DAFTAR ISI
- Sejarah dan Profil Ponpes Salafiyah Syafi'iyah Asembagus Situbondo
- Profil Kyai As'ad Syamsul Arifin Pengasuh Pesantren Salafiyah Syafi'iyah Situbondo
- Profil KH. Fawaid As'ad
- Profil KHR. Azaim Ibrahimy
- Sistem Pendidikan PP Salafiyah Syafi'iyah Situbondo
- Pengasuh/Pimpinan PP Salafiyah Syafi'iyah Sukorejo Asembagus Situbondo
SEJARAH AWAL DAN PROFIL PONPES SALAFIYAH SYAFI'IYAH ASEMBAGUS SITUBONDO
Pesantren yang berdiri di Sukorejo ini, pada awalnya adalah sebuah hutan lebat. Setelah mendapat saran dari Habib Musawa dan Kiai Asadullah dari Semarang, Kiai Syamsul Arifin, sebagai pendiri pondok, segera membabat hutan lebat tersebut sekitar tahun 1908 untuk mendirikan pesantren. Dipilihnya hutan yang banyak dihuni binatang buas tersebut, berdasarkan hasil istikharah . Kini pesantren tersebut telah menjadi agen pembangunan bagi masyarakat sekitarnya. Sosoknya tidak seperti œmenara gadingâ, tetapi justru terbuka dan menyatu dengan masyarakat sekitarnya. Tak heran, kalau masyarakat Situbondo merasakan manfaat atas kehadiran pondok pesantren ini.
Pondok Pesantren Salafiyah Safi’iyah Sukorejo berlokasi di desa Sukorejo Kecamatan Banyuputih didirikan tahun 1914 oleh Kiai Syamsul Arifin. Pondok pesantren ini menempati areal seluas 11,9 ha. Ciri khas pondok ini adalah perpaduan antara sistem salaf dan modern. Pondok Pesantren Salafiyah Syafi’iyah sudah sangat berkembang dengan jumlah santri mencapai kurang lebih 15000.
Upaya keras Kiai Syamsul Arifin akhirnya terwujud. Berdirilah sebuah pesantren kecil yang hanya terdiri dari beberapa gubuk untuk difungsikan rumah, musalla dan asrama santri yang waktu itu hanya beberapa orang.
Sejak tahun 1914, pesantren kecil itu berkembang bersamaan dengan datangnya para santri dari wilayah sekitar Karesidenan Besuki. Tahun itu pula kemudian dijadikan tahun berdirinya Pondok Pesantren Salafiyah Syafiiyah. Setiap perayaan ulang tahun selalu dirujuk pada tahun itu.
Perkembangan selanjutnya, Desa Sukorejo yang letaknya 7 kilometer sebelah timur Asembagus (30 km arah timur kota kabupaten Situbondo) tidak hanya berdiri sebuah pesantren, masyarakat pun mulai berdatangan untuk kemudian menetap di desa itu. Hutan yang telah dirambah itu pun berkembang menjadi areal pertanian ladang dan kebun yang hasilnya mulai bisa dirasakan penduduk. Pergaulan penduduk dengan pesantren pun berlangsung harmonis.
Kiai Syamsul Arifin sendiri selain mengasuh beberapa santri, juga membantu masyarakat khususnya dalam memberikan pertolongan pengobatan dan hajat masyarakat lainnya. Dan lambat laun nama Kiai Syamsul Arifin mulai dikenal hingga ke berbagai daerah, sehingga dalam waktu yang tidak terlalu lama, pertambahan santri mulai tampak.
Dalam upaya mewujudkan pendidikan modern sesuai kebutuhan zaman, berbagai lembaga pendidikan kejuruan dan keahlian pun didirikan, seperti Sekolah Menengah Kejuruan (SMK), Lembaga Kader Ahli Fiqh Ma’had Aly dan Madrasatul Qur’an sebagai lembaga kajian dan pendalaman ilmu-ilmu Al Qur’an. Termasuk lembaga ekonomi Koperasi. Lembaga-lembaga informal seperti kursus dan pelatihan juga turut mewarnai perkembangannya.
Para santri berasal dari seluruh Indonesia dan juga terdapat santri dari Singapura, Malasyia, dan Brunei Darussalam. Lembaga pendidikan yang dikembangkan di pesantren ini mulai dari taman kanak-kanak sampai perguruan tinggi. Saat ini pondok Pesantren Salafiyah Safi’iyah di asuh oleh KHR. Azaim Ibrahimym salah satu cucu dari KH. As'ad Syamsul Arifin dan keponakan dari KH. Fawaid As'd, pengasuh sebelumnya.
PROFIL KYAI AS'AD SYAMSUL ARIFIN PENGASUH PONPES SALAFIYAH SYAFI'IYAH ASEMBAGUS SITUBONDO
Kiai As’ad lahir tahur 1897 di Mekah ketika orangtuanya menunaikan ibadat haji.
Pendidikan: belajar di Pondok Tebuireng pimpinan K.H. Hasyim Asyari, PP Demangan Bangkalan asuhan KH. Syaikhona Cholil, PP Panji, Buduran, PP Tetango Sampang, PP Sidogiri Pasuruan, belajar di Mekkah selama 3 tahun berguru pada Sayyid Muhammad Amin Al-Qutby, Syekh Hasan Al-Massad, Sayyid Hasan Al-Yamani dan Syekh Abbas Al-Maliki, serta beberapa ulama besar lainnya.
Organisasi/karir: Setelah pemilu 1955, Kyai As’ad menjadi anggota konstituante sampai tahun 1959, Pada tahun 1971, Kyai As’ad menjadi DPRD Kabupaten Situbondo dan pada tahun 1977 beliau mendukung PPP karena NU saat itu mendukung PPP. Dan Rois Am NU 1983.
PROFIL KHR AZAIM IBRAHIMY
Mengapa KH. Azaim, yang notabene cucu KH As'ad, yang dipilih menjadi pengasuh berikutnya menggantikan KHR. Fawaid Syamsul Arifin? Berikut penuturan Nyai Hj. Makkiyah As'ad, putri Kyai As'ad Syamsul Arifin:
Isyarah estafet kepemimpinan Pondok Pesantren Salafiyah Syafi’iyah dari KHR. Ach. Fawaid As’ad ke tangan KHR. Ahmad Azaim Ibrahimy sudah ada sejak dulu. Nyai Hajjah Makkiyah As’ad memaparkan hal itu di hadapan ribuan alumni Salafiyah Syafi’iyah di Mushalla Ibrahimy.
Menurut Nyai Makki, sekitar tahun 1980-an, Nyai Zainiyah As’ad sering bercanda, setelah Kiai Fawaid, yang meneruskan Pondok Sukorejo nanti adalah Ra Zaim. “Candaan Nyai Zai tersebut sekarang menjadi kenyataan,” imbuh Nyai Makki.
Nyai Makki juga menceritakan, bahwa kakaknya, Nyai Zai juga berwasiat agar Ra Zaim dikawinkan dengan Ning Sari. Nyai Makki juga menambahkan, kisah Kiai As’ad mirip dengan Kiai Fawaid. Kiai As’ad sebelum meninggal, menitipkan istrinya, Nyai Ummi Khairiyah kepada Kiai Fawaid. Kiai Fawaid sebelum meninggal juga menitipkan istrinya, kepada keluarga. Bahkan, menurut Nyai Makki, ketika memandikan Kiai As’ad, Kiai Fawaid menangis dan menitipkan istrinya kepada Nyai Makki.
PROFIL KIAI AHMAD FAWAID AS'AD SYAMSUL ARIFIN PENGASUH PONPES SALAFIYAH SYAFI'IYAH ASEMBAGUS SITUBONDO
K.H. Fawaid merupakan Ulama Nahdlatul Ulama berpengaruh sekaligus menjadi pengasuh pondok pesantren Salafiyah Syafi'iyah Asembagus Situbondo. Pondok pesantren tersebut awalnya merupakan hutan lebat yang dipenuhi dengan binatang buas. Kemudian ditebanglah pepohonan hutan tersebut pada tahun 1908 dan dibangunlah sebuah pondok pesantren di tahun 1914 oleh K.H Syamsul Arifin. Lokasi pondok pesantren Salafiyah tersebut berada di Sukorejo dengan areal tanah seluas 11,9 Ha. Saat ini pondok pesantren salafiyah Syafi'iyah Asembagus Situbondo sudah memiliki murid hingga kurang lebih 15000 murid santri dari berbagi penjuru daerah. Bahkan ada pula yang berasal dari luar negeri seperti Malaysia, Singapura dan Brunei Darussalam. Pondok pesantren ini juga mengembangkan pendidikan umum di antaranya SMP, SMA, Ma'had Aly dan Institut Agama Islam Ibrahimy.
Dalam kepemimpinannya sejak menggantikan Almarhum ayahnya, K.H Fawaid membenahi sistem manajemen pondok dengan menyesuaikan perkembangan zaman, salah satu kebijaksanaan yang diterapkan adalah menerapkan manajemen terbuka yang mana dalam hal ini diadakan pemilihan beberapa santri yang mempunyai prestasi agar bisa memegang posisi penting dalam kepengurusan pondok pesantren. Dari penerapan yang diusulkan K.H. Fawaid ini membuahkan hasil yang menakjubkan dan pondok pesantren Salafiyahpun semakin berkembang dengan pesat.
Sosok pengagum penyanyi dangdut legendaris Rhoma Irama ini meninggal dengan usia yang relatif masih muda di usia 43 tahun karena diabetes dan jantung. Beliau meninggal tepatnya pada tanggal 09 Maret 2012 di Surabaya. K.H. Fawaid dimakamkan tepat disamping makam ayahnya K.H. As'ad Syamsul Arifin.
Secara mengejutkan KHR Ahmad Fawaid As'ad Syamsul Arifin meninggal dunia pada 9 Maret 2012 pukul 12.15 WIB di Graha Amerta Rumah Sakit Umum Daerah Dr Soetomo, Surabaya. Beliau wafat dalam usia yang masih relatif muda yaitu 43 tahun karena menderita penyakit jantung dan gula.
SISTEM PENDIDIKAN DI PONPES SALAFIYAH SYAFI'IYAH SUKOREJO ASEMBAGUS SITUBONDO
Di pondok ini selain dikembangkan pendidikan gaya pesantren, juga ditumbuhkan pendidikan umum, SMP, SMA, Ma'had Aly dan Institut Agama Islam Ibrahimy.
PENGASUH/PIMPINAN PONPES SALAFIYAH SYAFI'IYAH SUKOREJO ASEMBAGUS SITUBONDO
1. Kyai Haji (KH) Syamsul Arifin (pengasuh dan pendiri)
2. Kyai Haji As'ad Syamsul Arifin (alm)
3. KH. Ahmad Fawaid (almarhum)
4. KHR. Azaim Ibrahimy (pengasuh saat ini)