Assalamu'alaikum Ustadz, Rasanya kami bener2 futur. Tahun 2010 istri saya bangkrut dan hutang dimana2. Hutang di bank, rentenir, kawan2 bisnis dll. Rentenir berhasil dilunasi dg menjual apa yg ada. Bank menyita rumah. Kawan2 sebagian besar mau dicicil. Lalu utk kawan2 bisnis, krn blm mampu berbuat apa2 kami menjauh dulu sejak 2014 sampai nantinya bisa bayar, kami akan hubungi.
Kami perbaiki ibadah kami dan doa2 kami kuatkan. Kami mohon dibebaskan dari dosa dan hutang. Saya terus bekerja dan istri saya mulai berusaha lagi dg modal sedikit2 dari hasil kerja saya. Tapi malah makin lama makin nambah hutang. Usaha istri yg mulai jalan akhirnya malah tumbang sejak Covid-19. Doa2 kami supaya dibebaskan dari hutang malah makin nambah hutang. Serasa kini gak percaya dg doa. Serasa gak percaya adanya Tuhan. Rasa takut suul khotimah yg selama ini ada di hati, rasanya hilang tak ada lagi.
Sekarang kami akan jual barang2 modal dan sisa usaha yg tersisa. Ada orang yg mau beli walaupun jauh murah dan tempo panjang. Walau perjanjian belum dibuat, tapi tak apa, ada harapan utk terjual. Tapi istri saya sampai bilang, jika usaha terakhir ini gagal juga, dia gak mau lagi jadi muslim. Padahal sudah 6 bulan ini dia hampir gak pernah lepas tahajuud dan wirid.
Kami rasanya bener2 futur Tidak tau harus apa Tolong beri nasehat kami Ustad
JAWABAN
Pertama, Ingat pesan dari QS surat Az-Zumar ayat 53, Allah SWT mengingatkan hamba-Nya agar jangan berputus asa :
قُلْ يَا عِبَادِيَ الَّذِينَ أَسْرَفُوا عَلَىٰ أَنْفُسِهِمْ لَا تَقْنَطُوا مِنْ رَحْمَةِ اللَّهِ ۚ إِنَّ اللَّهَ يَغْفِرُ الذُّنُوبَ جَمِيعًا ۚ إِنَّهُ هُوَ الْغَفُورُ الرَّحِيمُ
"Katakanlah: "Hai hamba-hamba-Ku yang melampaui batas terhadap diri mereka sendiri jangan kamu berputus asa dari rahmat Allah. Sesungguhnya Allah mengampuni dosa-dosa semuanya. Sesungguhnya Dialah yang Mahapengampun lagi Mahapenyayang."
Kedua, beribadah hendaknya murni karena ingin dekat dengan Allah. Jangan dicampur dengan tujuan duniawi.
Ketiga, pelajari manajemen usaha dg baik. Allah memberikan rejeki di dunia pada muslim dan non-muslim secara sama. Yakni pada siapa saja yang mau berusaha, kerja keras, kematangan manajemen dan pemasaran yang baik. Baca detail: Mengapa Kafir Kaya Raya Sedang Muslim Miskin dan Bodoh?