Konsultasi Agama Islam Konsultasi Agama Islam
recent

Breaking News

recent
جاري التحميل ...

Hamil zina dan menikah apakah sah dan bagaimana status anak?

HAMIL ZINA DAN MENIKAH (1)

Assalamualaikum wr wb pak ustadz
Sbelumnya maaf, saya dsini ingin mncrtkan mslah pribadi dan ingin mendapat jlan kluarnya pak ustadz.

Saya seorang istri usia 21thn. Saya mnikah di usia 18thn. Saat itu saya nyantren dan di campur putra putri bisa bertemu bgitu pak. Lalu saya mncoba mnjlin hbungan dengan salah satu santri cowok yg seorang anak dari yai gitu pak mertua saya. Saat itu saya msih polos di usia 16thn, kami mlkkan hbungan terlarang saat liburan dan saya hamil, berjanji saat mlakukan itu akan mnikahi saya, saat 4bln sya kguguran sblum mnikah.

Sya berbicara kpda orang tua saya dan mngncam suami sya itu untuk mnikahi saya, salah satu kakak suami saya ada yg tau. 2thn mnunggu kami mnikah pak ustadz, tapi suami saya tidak mau memegang saya dia bilang tidak siap, saya masakin saya bwakan bekal tidak pernah dsentuh, saya mnuruti printahnya brusaha supya suami saya dpat memandang saya, saya slalu mmbrikan kjutan/hdiah kecil untuk mmbuatnya bhagia tpi tdak pernah dterimanya pasti mnyruh untuk saya simpan saja, apa yg saya lakukan pasti salah saya trkdang dimaki maki, jarang pulang karena sibuk katanya, asyik dngan hp nya.

Genap 7bulan mnikah, saya mlihat suami saya makan di restoran sama cewe. Saya ingin mnanyakannya, tapi saat hp nya di kasur saya sengaja membukanya, itu pesan dari cewe trsebut, suami sya tdak mencintai saya dia hanya mnepati janjinya untuk mnikahi saya, bukan untuk mencintai menjdikan saya istrinya bahkan dia tdk pulang karena tidak mau seranjang dengan saya.

Keluarga suami saya tdak suka sama saya karena saya hamil dluar nikah itu dngan suami saya, saya mrasa asing. Saat pagi, suami saya mnggandeng dan membonceng saya krumah mertua saya, saya kira ia sudah menerima saya, ternyata lamaran suami saya dngn wanita yg juga dari anak yai yg dsukai kluarga suami saya. Sya saat itu msih sabar karena kbahagiaan suami saya dsitu. Saat sdah mnikah, kmi tinggal bersama, suami saya sllu mmbdakan saya dengan istrinya, saya dlrang kluar, dan hanya istrinya yg dperkenalkan dsayangi, saat istri suami saya hamil, saya mrasa bahagia karena akan mmpnyai seorang anak, tpi istri suami saya tdk suka trhdp saya, saya sllu dbilang duri dalam rumah tangganya. Padahal saya tdk pernah brmksud memegang menggoda suami saya, krna pasti akan memaki saya dan saya takut mnyakiti hati istrinya pak.

Saat istrinya minta susu prenagen saya belikan di alfamart, hbis mnum susu itu dia sakit perut dan pendarahan, suami saya sangat marah sampai menampar saya hingga terjatuh, istrinya mminta supaya saya dceraikan, suami saya diam dan mmtuskan saya buat ngontrak di dkat universitas saya karna saya msih kuliyah. Saya mrahasiakan smuanya dari kluarga saya dan blng bhwa sya bahagia, saya mmbiayai kuliyah dan kbutuhan lain dari hasil saya berjualan jajanan kue.

Pertanyaannya

1. Apa saya salah dan berdosa dulu kluarga saya mngncam untuk mnikahi saya pak ustadz?

2. Apa saya berdosa menjadi istri yg tidak bisa dcintai dan mmbuat suami saya bahagia?

3. Apa saya memang penganggu sebagai duri rumah tangga suami saya?
Berdosakah saya mencintai suami saya yg sudah hidup bahagia dengan istr keduanya?

4. Apa saya mmng hrus bercerai, dan mmbrtahukan kpda kluarga saya pak ustadz?. Apa saya berdosa membohongi kluarga saya jika saya bahagia dlm prnikahan ini?
Saya takut dan tdak mau membuat sedih kluarga saya

Mohon jalan kluarnya pak ustadz.
Terimakasih
Wassalamualaikum wr wb

JAWABAN

1. Tidak salah dan tidak berdosa. Secara sosial, itulah yang harus dilakukan oleh seorang pria yang berzina dengan seorang wanita: menikahi wanita itu sebagai bentuk tanggung jawab secara sosial. Dan sebagai bentuk taubat nasuha bagi pria dan wanita pezina atas dosa yang dilakukannya. Baca detail: Cara Taubat Nasuha

2. Anda dan suami anda sudah mengambil langkah tepat untuk menikah daripada terus berzina. Soal sekarang dia tidak bisa mencintai anda, itu hanya membuktikan berkali-kali bahwa cinta itu bisa berubah setiap saat. Makanya, jangan menikah dengan pria hanya karena berdasarkan cinta, tapi menikahlah dengan pria berdasarkan pada kebaikan karakter -- secara sosial dan agama -- yang dimiliki pria itu. Baca juga: Cara Memilih Jodoh

3. Bukan pengganggu karena anda menikahi dia lebih dulu daripada istri keduanya. Mencintai suami tentu saja boleh dan baik dan sudah sewajarnya.

4. Tampaknya itu pilihan terbaik. Karena rumah tangga hanya bisa bahagia dan langgeng apabila cinta dan kasih sayang ada di kedua belah pihak.
Soal berbohong pada keluarga, ya, anda berdosa. Baca detail: Bohong dalam Islam

Seyogyangnya Anda memberitahu keluarga secara terus terang kenyataan yang terjadi. Memang keluarga akan sedih, namun sedih sebentar itu lebih baik dari anda hidup dalam kepura-puraan terus menerus. Justru orang tua akan semakin menyalahkan anda apabila tidak terus terang secepatnya. Ungkapkan ini sebagai bentuk bakti pada orang tua. Baca detail: Hukum Taat dan Berbakti pada Orang Tua

CATATAN: Perlu anda ketahui, bahwa pada dasarnya anda seorang wanita yang memiliki karakter yang baik. Terbukti anda mampu bertahan sabar kendati sikap suami yang begitu kejam. Ini bisa menjadi modal yang baik bagi anda untuk melangkah ke depan dengan pria lain yang baik pula seandainya anda dan keluarga memutuskan untuk bercerai dengannya. Baca juga: Akhlak Mulia


HAMIL ZINA DAN ABORSI (2)

Assalamualaikum wr wb
Pak ustadz, maaf sbelumnya, ini lanjutan dari email saya yg pertama,
Sya sdah bercerita bahwa saya hamil 4,5-5 bulan sebelum mnikah dan keguguran. Saya saat itu dirumah sendirian, saya mnglami sakit yg sangat dperut dan kluar janin itu. Saya tdk sengaja mnginjaknya tetapi ko tdak hancur, buat memastikan apakah yg kluar itu, saya tdak tau itu janin saya, kamarmandi saya gelap. Lalu saya bawa janin itu kluar saya sangat terkejut dan saya bingung mau berbuat apa karena saya masih pendarahan dan lemah, saya menelphon suami saya yg saat itu masih diluar pondok karena KKN.

Suami saya kala itu tidak mngangkat telphon dari saya, saya sms, mlah jwabnya jangan mengganggu ada sibuk kkn. Saya bingung, saya tutupi dengan kain putih dan saya kuburkan di belakang rumah tanpa saya mandikan dan sholati. Stelah seminggu saya masih merasakan sperti masih mngandung, dan saya tes lagi trnyta msih positif.
Saya hubungi suami saya itu dengan mnelphon dan bertemu esoknya, suami saya tdk mnanyakan keadaan saya hanya mnyuruh saya menggugurkan kandungan saya, karena dia masih pengen mondok menjaga nama baik kluarganya yg sesepuh desa dan bilang janin ini tidak bisa berkembang lahir prematur bahkan cacat kalau tdak dgugurkan karena kembarannya sdah kluar, dia mmaksa saya kedukun beranak buat mngarbosi janin saya.

Saat bertemu itu dia membonceng saya di jalan batu2 dengan cepat lajunya pdahal saya sudah sangat ksakitan dan mnyruhnya pelan, dan saat itu hujan, suami saya berteduh mninggalkan saya yg kehujanan dia malah mnyruh saya cepat pergi karena takut ada pihak pondok yg akan mlihat. Saya mnglami pendarahan lagi dan saya mampir kerumah teman saya karena rumah saya jauh, saya mrasakan sakit sampai pinsan dan saat terbangun rsanya sperti saat pertama sya mnglmi kguguran, janin kdua saya kluar. Saya kubur dbelakang rumah teman saya tanpa dmandikan dkafani dsholatkan. Kedua janin itu berkelamin laki laki pak ustadz. Tanah tempat mngbur itu sudah djadikan sawah. Sampai sekarang saya belum jujur terhadap bapak saya, dan hanya bercerita ke ibuk saya.

Pertanyaannya
1)Apakah saya berdosa dan apa hukumnya dengan tidak mnguburkan janin saya selayaknya krna saya tdak tau cara mngburkannya saat itu pak.

2)Apakah perlu memindahkan tanah itu ke kuburan umum, tetapi tanahnya sudah hilang djadikan sawah.

3)Apakah saya berdosa tidak jujur dengan bapak saya sampai skarang?

4)Apakah ketidak perdulian dan tidak cintanya suami saya karena saya telah berdosa tdak mngburkan janin saya scara layak.?

5)Bagaimana saya harus menghadapi rumah tangga saya yg sejak sbelum mnikah sudah tidak ada ruang bagi saya untuk suami? Pdahal saya sudah brusaha pak ustadz,

Wassalamualaikum wr wb

JAWABAN

1. Anda tidak menjelaskan apakah janin tersebut masih hidup saat keluar atau sudah mati. Kalau saat keluar sudah meninggal, maka hukumnya wajib dimandikan, dikafani dan dikubur. Tapi tidak wajib dishalati, bahkan tidak boleh dishalati. Jadi, dalam hal ini, anda berdosa karena tidak melakukan dua kewajiban yaitu tidak memandikan dan tidak mengkafani. Untuk dosa ini, anda cukup bertaubat memohon ampun pada Allah. Baca detail: Cara Taubat Nasuha

2. Kalau sudah tidak ada mayitnya, ya tidak perlu dipindahkan.

3. Ya, sebaiknya anda jujur pada ayah. Berbohong dalam hal ini adalah dosa. Baca detail: Bohong dalam Islam

4. Bukan. Itu terjadi karena suami anda memang tidak mencintai anda sejak awal. Dia berzina dengan anda karena melampiaskan nafsu syahwatnya saja.

5. Alternatif terbaik dapat anda konsultasikan pada ayah anda. Secara Islam, istri seperti anda punya dua pilihan: bertahan atau berpisah. Semua terserah Anda. Baca detail: Menyikapi Pasangan Selingkuh

عن الكاتب

Tanya Ustadz

التعليقات


Kontak

Untuk mengajukan konsultasi ke KSIA, silahkan mengirim pertanyaan via email ke: alkhoirot@gmail.com. Pertanyaan tidak boleh lebih dari tiga dan tanpa subpertanyaan. Untuk lebih detail, klik penjelasannya di sini!

Terbaru

    islamiy.com

    جميع الحقوق محفوظة

    Konsultasi Agama Islam