Shalat Istikharah
Tata cara shalat istikharah (istikhoroh, istiqoroh) yaitu shalat sunnah yang dilakukan untuk meminta petunjuk Allah atas dua pilihan yg sulit untuk diputuskan beserta doa dan tuntunan lengkap Imam Nawawi dalam kitab Al-Adzkar berkata: Setelah shalat istikharah dan berdoa lakukan tindakan yang sesuai dengan suara hati. Pendapat Nawawi ini berdasarkan pada hadits Anas dari Ibnu Sunni: Apabila engkau bermaksud sesuatu, maka lakukan istikharah pada Tuhanmu 7 (tujuh) kali, lalu lihatlah pada pada kecondongan hatimu. Maka di situlah kebaikan itu berada.
Shalat istikharah (istikhoroh, Arab, صلاة الإستخارة) adalah salah satu shalat sunnah yang fungsinya untuk meminta petunjuk Allah atas kebimbangan seseorang dalam mengambil keputusan atau dalam memilih di antara dua hal yang sulit yang sama-sama baik. Berbeda dengan praktek yang terjadi di Indonesia, shalat istikharah dilakukan cukup dengan shalat dan berdoa dan setelah itu, biarkan kelapangan hati memutuskan. Jadi, istikharah itu tidak memakai mimpi. Jangan pernah memakai mimpi sebagai panduan yang menuntun hidup seorang muslim.
PERTANYAAN
Dear Al-Khoirot
Minta tolong cara-cara untuk shalat istihoroh
1. bacaanya
2. dilakukan pada saat kapan
DAFTAR ISI
- Definisi Shalat Istikharah
- Dalil Shalat Istikharah
- Tata Cara Shalat Istikharah
- Niat Shalat Istikharah
- Bacaan Waktu Shalat Istikharah
- Doa Setelah Shalat Istikharah
- Yang Dilakukan Setelah Shalat Istikharah
- Waktu Pelaksanaan Shalat Istikharah
- Mimpi Setelah Shalat Istikharah
- CARA KONSULTASI SYARIAH ISLAM
JAWABAN
DEFINISI SHALAT ISTIKHARAH
Kata istikharah berasal dari bahasa Arab yang secara etimologis (lughawi) artinya meminta pilihan pada sesuatu.
Dalam istilah ulama fiqh istikharah adalah berusaha memilih yang terbaik salah satu di antara dua hal (طلب خير الأمرين لمن احتاج إلى أحدهما) dengan cara shalat dan berdoa.
DALIL SHALAT ISTIKHARAH
Hukumnya shalat istikharah adalah sunnah.
1. Berdasarkan hadits riwayat Bukhari:
اللَّهُمَّ إنِّي أَسْتَخِيرُكَ بِعِلْمِكَ , وَأَسْتَقْدِرُكَ بِقُدْرَتِكَ , وَأَسْأَلُكَ مِنْ فَضْلِكَ الْعَظِيمِ
2. Hadits Bukhari dari Jabir:
عَنْ جَابِرٍ رضي الله عنه قَالَ : كَانَ رَسُولُ اللَّهِ صلى الله عليه وسلم يُعَلِّمُنَا الاسْتِخَارَةَ فِي الأُمُورِ كُلِّهَا كَمَا يُعَلِّمُنَا السُّورَةَ مِنْ الْقُرْآنِ يَقُولُ إذَا هَمَّ أَحَدُكُمْ بِالأَمْرِ فَلْيَرْكَعْ رَكْعَتَيْنِ مِنْ غَيْرِ الْفَرِيضَةِ ثُمَّ لِيَقُلْ
TATA CARA SHALAT ISTIKHARAH
Syarat shalat sunnah istikharah sama dengan shalat yang lain yakni (a) pelaku harus dalam keadaan suci dari hadats kecil dan besar; (b) pakaian shalat harus suci; (c) tempat shalat harus suci.
Jumlah rakaat dalam shalat istikharah adalah 2 rokaat.
NIAT SHALAT ISTIKHARAH
Niat untuk shalat istikharah. Teks Arabnya sbb: أصلي سنة الإستخارة ركعتين لله تعالي
Artinya: Saya niat shalat sunnah istikharah dua raka'at karena Allah.
BACAAN WAKTU SHALAT ISTIKHARAH
1. Rakaat pertama: membaca surat Al-Fatihah dan Surah Al-Kafirun ((قُلْ يَا أَيُّهَا الْكَافِرُونَ)
2. Rakaat kedua: membaca surat Al-Fatihah dan Surat Al-Ikhlas (قُلْ هُوَ اللَّهُ أَحَدٌ).
DOA SHALAT ISTIKHARAH
Setelah selesai shalat, tiba waktunya berdoa. Tata cara berdoa yang ideal sebagai berikut:
1. Membaca hamdalah dan shalawat ibrahimiyah.
الحمد لله رب العالمين. حمدا يوافي نعمه ويكافئ مزيده. يا ربنا لك الحمد كما ينبغى
لجلال وجهك الكريم وعظيم سلطانك
اَللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى سيدنا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ سيدنا مُحَمَّدٍ كَمَا صَلَّيْتَ عَلَى سيدنا إِبْرَاهِيْمَ وَعَلَى آلِ سيدنا إِبْرَاهِيْمَ و بَارِكْ عَلَى سيدنا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ سيدنا مُحَمَّدٍ كَمَا بَارَكْتَ عَلَى سيدنا إِبْرَاهِيْمَ وَعَلَى آلِ سيدنا إِبْرَاهِيْمَ
في العالمين إِنَّكَ حَمِيْدُ مَجِيْدٌ
2. Dilanjutkan dengan membaca doa khusus untuk istikharah di bawah berdasarkan hadits sahih riwayat Bukhari no. 6841.:لجلال وجهك الكريم وعظيم سلطانك
اَللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى سيدنا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ سيدنا مُحَمَّدٍ كَمَا صَلَّيْتَ عَلَى سيدنا إِبْرَاهِيْمَ وَعَلَى آلِ سيدنا إِبْرَاهِيْمَ و بَارِكْ عَلَى سيدنا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ سيدنا مُحَمَّدٍ كَمَا بَارَكْتَ عَلَى سيدنا إِبْرَاهِيْمَ وَعَلَى آلِ سيدنا إِبْرَاهِيْمَ
في العالمين إِنَّكَ حَمِيْدُ مَجِيْدٌ
اللَّهُمَّ إنِّي أَسْتَخِيرُكَ بِعِلْمِكَ , وَأَسْتَقْدِرُكَ بِقُدْرَتِكَ , وَأَسْأَلُكَ مِنْ فَضْلِكَ الْعَظِيمِ فَإِنَّكَ تَقْدِرُ وَلا أَقْدِرُ , وَتَعْلَمُ وَلا أَعْلَمُ , وَأَنْتَ عَلامُ الْغُيُوبِ , اللَّهُمَّ إنْ كُنْتَ تَعْلَمُ أَنَّ هَذَا الأَمْرَ (sebutkan keperluan ) خَيْرٌ لِي فِي دِينِي وَمَعَاشِي وَعَاقِبَةِ أَمْرِي أَوْ قَالَ : عَاجِلِ أَمْرِي وَآجِلِهِ , فَاقْدُرْهُ لِي وَيَسِّرْهُ لِي ثُمَّ بَارِكْ لِي فِيهِ , اللَّهُمَّ وَإِنْ كُنْتَ تَعْلَمُ أَنَّ هَذَا الأَمْرَ (sebutkan keperluan Anda ) شَرٌّ لِي فِي دِينِي وَمَعَاشِي وَعَاقِبَةِ أَمْرِي أَوْ قَالَ : عَاجِلِ أَمْرِي وَآجِلِهِ , فَاصْرِفْهُ عَنِّي وَاصْرِفْنِي عَنْهُ وَاقْدُرْ لِي الْخَيْرَ حَيْثُ كَانَ ثُمَّ ارْضِنِي بِهِ
(sebutkan keperluan Anda)
3. Tutup doa di atas dengan bacaan shalawat ibrahimiyah seperti di atas, yaitu:
اَللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى سيدنا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ سيدنا مُحَمَّدٍ كَمَا صَلَّيْتَ عَلَى سيدنا إِبْرَاهِيْمَ وَعَلَى آلِ سيدنا إِبْرَاهِيْمَ و بَارِكْ عَلَى سيدنا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ سيدنا مُحَمَّدٍ كَمَا بَارَكْتَ عَلَى سيدنا إِبْرَاهِيْمَ وَعَلَى آلِ سيدنا إِبْرَاهِيْمَ
في العالمين إِنَّكَ حَمِيْدُ مَجِيْدٌ
Catatan: tentu saja Anda dapat berdoa dengan bahasa sendiri.
YANG DILAKUKAN SETELAH SHALAT ISTIKHARAH
Setelah shalat istikharah dan doa rampung hendaknya seseorang melakukan apa yang sesuai kelapangan hatinya. Imam An-Nawawi mengatakan, إذا استخار مضى لما شرح له صدره
Artinya: Jika seseorang melakukan istikharah, maka lanjutkanlah apa yang menjadi kelapangan hatinya.
Ibnu Hajar dalam Fathul Bari Syarhul Bukhari mengatakan:
واختلف فيما يفعل المستخير بعد الاستخارة، فقال ابن عبد السلام: يفعل ما اتفق، ويستدل له بقوله في بعض طرق حديث ابن مسعود وفي آخره: ثم يعزم، وقال النووي في الأذكار: يفعل بعد الاستخارة ما يشرح به صدره، ويستدل له بحديث أنس عند ابن السني: إذا هممت فاستخر ربك سبعا، ثم انظر إلى الذي يسبق في قلبك، فإن الخير فيه، وهذا لو ثبت لكان هو المعتمد، لكن سنده واه جدا، والمعتمد أنه لا يفعل ما ينشرح به صدره مما كان فيه هوى قبل الاستخارة، وإلى ذلك الإشارة بقوله في آخر حديث أبي سعيد: ولا حول ولا قوة إلا بالله
Artinya: Ada perbedaan ulama tentang apa yang harus dikerjakan setelah melaksanakan shalat istikharah. Ibnu Abdissalam berkata: Lakukan apa yang sesuai (dengan hati nurani). Ibnu Abdussalam mendasarkan pendapatnya pada hadits riwayat Ibnu Masud yaitu "pada akhirnya, lalu niatkan."
Imam Nawawi dalam kitab Al-Adzkar berkata: Setelah shalat istikharah dan berdoa lakukan tindakan yang sesuai dengan suara hati. Pendapat Nawawi ini berdasarkan pada hadits Anas dari Ibnu Sunni: Apabila engkau bermaksud sesuatu, maka lakukan istikharah pada Tuhanmu 7 (tujuh) kali, lalu lihatlah pada pada kecondongan hatimu. Maka di situlah kebaikan itu berada.
Pendapat ini kalau sanad hadits yang dikutip baik niscaya pendapat yang muktamad. Tetapi sanadnya hanya satu. Pendapat yang kuat (mu'tamad) adalah hendaknya ia (pelaku istikharah) tidak melakukan apa yang jadi kecenderungan hatinya sebelum melakukan istikharah karena hal itu timbul dari hawa nafsunya. Pendapat ini berdasarkan pada isyarat dalam akhir hadits Abu Said: ولا حول ولا قوة إلا بالله
Arti kesimpulan: Setelah istikharah berpeganglah pada pilihan yang Anda merasa mantap tanpa didasari hawa nafsu.
WAKTU PELAKSANAAN SHOLAT ISTIKHARAH
Shalat istikharah dapat dilakukan kapan saja selain waktu yang dilarang. Waktu yang dilarang adalah setelah subuh sampai kira-kira masuk waktu dhuha dan setelah shalat ashar.
Namun, waktu yang paling utama adalah sepertiga malam yang akhir karena ada hadits yang mengatakan waktu tersebut sebagai waktu mustajab untuk berdoa. Hadits riwayat Bukhari dan Muslim sbb:
أن رسول الله صلى الله عليه وسلم قال: ينزل ربنا تبارك وتعالى كل ليلة إلى السماء الدنيا حين يبقى ثلث الليل الآخر يقول: من يدعوني فأستجيب له؟ من يسألني فأعطيه؟ من يستغفرني فأغفر له؟
MIMPI SETELAH SHOLAT ISTIKHARAH
Sudah menjadi tradisi di Indonesia, bahwa penentuan keputusan akhir dari hasil istikharah adalah melalui mimpi. Jadi, setelah shalat dan doa istikharah dilakukan, pelakunya kemudian tidur. Hasil mimpi setelahnya akan dianggap sebagai "keputusan final".
Pandangan dan kebiasaan ini kurang tepat dan tidak ada dasar hadits maupun pendapat ulama salaf. Sebenarnya tidak masalah mengandalkan mimpi istikharah kalau mimpinya ternyata kebetulan baik. Yang menjadi soal kalau ternyata mimpinya justru mengarah ke hal-hal yang negatif atau tidak membawa maslahat. Apalagi, mimpi tidak lepas dari 3 kemungkinan: dari Allah, dari setan dan dari diri sendiri. Tidak ada jaminan mimpi yang datang setelah sholat istikhoroh adalah mimpi dari Allah.
Seperti disebut di atas berdasarkan hadits dan pendapat ulama salaf, keputusan final setelah shalat istikharah hendaknya dilakukan sesuai dengan kelapangan hati dan pandangan dan analisa yang tulus. Dua hal ini hanya dapat dilakukan pada saat bangun. Bukan saat sedang tidur. Wallahu a'lam.