Assalamualaikum tuan ustaz.
Saya suami. Drp Kuala Lumpur, Malaysia. Sy ada belajar, talak sarih ada tiga kata iaitu cerai, pisah dan lepas. Jadinya, kami suami isteri mengamalkan pasangan jarak jauh kerana saya bekerja jauh dari isteri saya. Pada suatu hari, saya berkata kepada isteri saya begini 'Kita ni suami isteri berpisah jauh antara satu sama lain'. Saya berkata demikian bukanlah dengan niat talak sekalipun. Tetapi hanya untuk menyampaikan yang kami suami isteri berjauhan tempat sahaja antara satu sama lain. Jadi, soalan saya adalah :
1.Adakah ia dikira jatuh talak kerana perkataan pisah tersebut?
2. Andaikata lafaz pisah tersebut membuatkan ianya jatuh (atas kerana mengambilkira ianya soreh dengan mengikut mazhab Syafie), bolehkah saya menggunakan pendapat jumhur yang mengatakan ianya adalah kinayah?
3. Adakah perbuatan saya dikira talfiq yang fasiq jika mengambil pendekatan menggunakan pandangan jumhur selain mazhab Syafie sedangkan kita bermazhab Syafie?
Sekian, wassalam.
JAWABAN
1. Kata pisah dalam konteks ucapan anda itu tidak jatuh talak. Karena, pertama, kalimat anda tidak diperuntukkan untuk menceraikan istri. Akan tetapi kalimat tersebut diucapkan hanya untuk menceritakan realitas atau kenyataan yang terjadi. Bercerita yang mengandung kata 'pisah' atau kata soreh yang lain itu tidak berakibat talak. Baca detail: Cerita Talak
Kedua, kata pisah itu apakah termasuk sharih/soreh atau tidak, itu masih menjadi perbedaan pendapat dalam mazhab Syafi'i. Imam Nawawi dalam kitab Raudatut Tolibin, hlm. 8/23, menjelaskan:
أَمَّا الصَّرِيحُ، فَلَفْظُ الطَّلَاقِ وَالسَّرَاحِ وَالْفِرَاقِ وَحَكَى أَبُو الْحَسَنِ الْعَبَّادِيُّ، أَنَّ أَبَا عَبْدِ الرَّحْمَنِ الْقَزَّازَ نَقَلَ قَوْلًا قَدِيمًا أَنَّ السَّرَاحَ وَالْفِرَاقَ كِنَايَتَانِ،
Artinya: Kata talak soreh adalah kata talak, sirah (lepas), firaq (pisah). Namun Abu Hasan Al-Abbadi meriwayatkan bahwa Abdurrahman Al-Qazzaz mengutip pendapat Imam Syafi'i dalam qaul qadim yang menegaskan bahwa kata sirah (lepas) dan firaq (pisah) itu termasuk kata kinayah.
2. Pertanyaan ini tidak perlu dijawab karena dalam mazhab Syafi'i sendiri menyatakan termasuk kinayah. Dan pendapat ini bisa diikuti.
3. Tidak perlu bertalfiq dalam kasus ini. Karena Imam Syafi'i sendiri menyatakan termasuk kinayah.
Namun dalam kasus lain seandainya anda ingin ikut pendapat mazhab lain, misalnya dalam soal anjing ikut mazhab Maliki karena was-was, maka itu dibolehkan. Baca detail: Orang Awam Tidak Wajib Ikut Satu Madzhab