Bayar Zakat, Sedekah, Kafarat pada Orang Kafir, bolehkah?

Mayoritas ulama menyatakan bahwa kafarat puasa Ramadan dan kafarat-kafarat lain seperti kafarat sumpah, nadzar, termasuk zakat wajib itu tidak boleh

Bayar Zakat, Sedekah, Kafarat pada Orang Kafir, bolehkah?

TANYA

Apabila kita tidak mampu puasa Ramadan karena sakit yang tidak bisa sembuh, apakah kafarat yang harus dibayarkan boleh diberikan pada non muslim (kafir)?

Daftar isi

  1. Pandangan Ulama Mazhab Hanafi
  2. Pandangan Mazhab Maliki, Syafi'i, Hanbali
  3. Hukum Sedekah Sunnah pada Orang Kafir
  4. Cara Konsultasi Agama Respons Cepat  
  5. Cara Konsultasi Agama Langsung Dijawab dan Gratis

JAWABAN

Mayoritas ulama menyatakan bahwa kafarat puasa Ramadan dan kafarat-kafarat lain seperti kafarat sumpah, nadzar, termasuk zakat wajib itu tidak boleh diberikan pada orang kafir. Baik kafir dzimmi atau harbi. 

Namun, ulama mazhab Hanafi memiliki pendapat berbeda dalam soal ini. 

PANDANGAN ULAMA MAZHAB HANAFI

Al-Kasani dalam Bada'i al-Shana'i' ( بدائع الصنائع)  menyatakan:

ويجوز إعطاء فقراء أهل الذمة من الكفارات والنذور وغير ذلك إلا الزكاة في قول أبي حنيفة ومحمد رحمهما الله.

وقال أبو يوسف رحمه الله: لا يجوز إلا النذور والتطوع ودم المتعة. وجه قوله أن هذه صدقة وجبت بإيجاب الله عز شأنه، فلا يجوز صرفها إلى كافر كالزكاة بخلاف النذر، لأنه وجب بإيجاب العبد. وعليه، فلا يجوز دفع كفارة اليمين إلى غير المسلم على القول الصحيح.

Artinya: "Boleh memberikannya pada kafir dzimmi yang fakir miskin kafarat nadzar dan lainnya kecuali zakat menurut pendapat Abu Hanifah dan Muhammad.

Sedangkan Abu Yusuf menyatakan: Tidak boleh kecuali untuk kafarat nazar, sedekah sunnah dan dam haji tamatu'. Ia berargumen bahwa ini adalah zakat yang diwajibkan Allah, maka tidak boleh memberikannya pada orang kafir seperti zakat beda halnya dengan nadzar karena nadzar itu wajib dengan diwajibkannya hamba maka tidak boleh memberikan kafarat sumpah pada non muslim menurut pendapat yang sahih." 

PANDANGAN MAZHAB SELAIN HANAFI: MALIKI, SYAFI'I, HANBALI

Dalil dasar: QS al-Maidah 5:89

 (لا يُؤَاخِذُكُمْ اللَّهُ بِاللَّغْوِ فِي أَيْمَانِكُمْ وَلَكِنْ يُؤَاخِذُكُمْ بِمَا عَقَّدْتُمْ الأَيْمَانَ فَكَفَّارَتُهُ إِطْعَامُ عَشَرَةِ مَسَاكِينَ مِنْ أَوْسَطِ مَا تُطْعِمُونَ أَهْلِيكُمْ أَوْ كِسْوَتُهُمْ أَوْ تَحْرِيرُ رَقَبَةٍ فَمَنْ لَمْ يَجِدْ فَصِيَامُ ثَلاثَةِ أَيَّامٍ ذَلِكَ كَفَّارَةُ أَيْمَانِكُمْ إِذَا حَلَفْتُمْ وَاحْفَظُوا أَيْمَانَكُمْ كَذَلِكَ يُبَيِّنُ اللَّهُ لَكُمْ آيَاتِهِ لَعَلَّكُمْ تَشْكُرُونَ) المائدة/89 .

"Allah tidak menghukum kamu disebabkan sumpah-sumpahmu yang tidak disengaja (untuk bersumpah), tetapi Dia menghukum kamu disebabkan sumpah-sumpah yang kamu sengaja. Maka, kafaratnya (denda akibat melanggar sumpah) ialah memberi makan sepuluh orang miskin dari makanan yang (biasa) kamu berikan kepada keluargamu, memberi pakaian kepada mereka, atau memerdekakan seorang hamba sahaya. Siapa yang tidak mampu melakukannya, maka (kafaratnya) berpuasa tiga hari. Itulah kafarat sumpah-sumpahmu apabila kamu bersumpah (dan kamu melanggarnya). Jagalah sumpah-sumpahmu! Demikianlah Allah menjelaskan kepadamu hukum-hukum-Nya agar kamu bersyukur (kepada-Nya)."

Kafarat sumpah menurut ayat di atas adalah memberi makan 10 orang miskin atau memberi pakaian. Yang tidak menemukan itu atau tidak mampu melakukannya, maka puasa tiga hari. 

Bolehkah kafarat diberikan pada orang kafir? Tidak bisa menurut tiga mazhab selain Hanafiyah. Menurut ketiga mazhab, kafarat sumpah secara umum seperti kafarat nadzar, kafarat puasa, fidyah haji, zakat (kecuali bagian al muallafah qulubuhum) tidak sah diberikan pada orang kafir.

Berikut rinciannya:

Dalam kitab Al-Taj wa al-Iklil, hlm. 5/450, dijelaskan:

قال مالك رحمه الله: "لا يجزئ أن يطعم في الكفارات كلها إلا حرا مسلما مسكينا" انتهى من التاج والإكليل (5/450).

"Imam Malik berkata: Tidah sah memberikan makan dalam soal kafarat kecuali pada orang merdeka, muslim dan miskin."

Imam Syafi'i berkata dalam al-Umm, hlm. 7/68,

 "لا يجزئ أن يطعم في كفارات الأيمان إلا حرا مسلما محتاجا، فإن أطعم منها ذميا محتاجا، أو حرا مسلما غير محتاج، أو عبد رجل محتاج: لم يُجزه ذلك، وكان حكمه حكم من لم يفعل شيئا وعليه أن يعيد" انتهى.

Artinya: "Tidak sah memberi makan dalam soal kafarat sumpah kecuali pada orang merdeka, muslim dan membutuhkan. Apabila diberikan pada kafir dzimmi yang membutuhkan atau orang merdeka muslim yang tidak membutuhkan atau budak laki-laki yang membutuhkan maka itu tidak sah. Hukumnya seperti hukum orang yang belum melakukan papun dan harus mengulangi."

Ibnu Qudamah (mazhab Hanbali) dalam al-Mughni, hlm. 9/539, menjelaskan pandangan mazhab Hanbali dan pandangan ulama dari mazhab lain:

وقال ابن قدامة رحمه الله في المغني (9/ 539): "الثالث: أن يكونوا مسلمين، ولا يجوز صرفها إلى كافر، ذميا كان أو حربيا. وبذلك قال الحسن، والنخعي، والأوزاعي، ومالك، والشافعي، وإسحاق، وأبو عبيد" انتهى.

Artinya: "Yang ketiga, penerima kafarat harus muslim. Tidak boleh memberikannya pada orang kafir, baik kafir dzimmi atau harbi. Ini juga pendapat al-Hasan, Nakha'i, Auza'i, Malik, Syafi'i, Ishaq, Abu Ubaid."

Dalil para ulama yang tidak membolehkan adalah qiyas. Yakni, menganalogikan kafarat sumpah dan nazar pada zakat wajib. Sebagaimana zakat wajib tidak boleh diberikan pada orang kafir, maka demikian juga kafarat dan sejenisnya.

Boleh Sedekah Sunnah pada Orang Kafir

Untuk sedekah sunnah atau hibah atau bantuan lainnya, maka boleh diberikan pada orang kafir.

Ibnu Qudamah dalam al-Mughni, 2/276, berkata:

" وكل من حُرم صدقة الفرض من الأغنياء وقرابة المتصدق والكافر وغيرهم , يجوز دفع صدقة التطوع إليهم , ولهم أخذها , قال الله تعالى: (ويطعمون الطعام على حبه مسكينا ويتيما وأسيرا)؛ ولم يكن الأسير يومئذ إلا كافرا.

وعن أسماء بنت أبي بكر , رضي الله عنهما , قالت: قدمت على أمي وهي مشركة , فقلت: يا رسول الله صلى الله عليه وسلم إن أمي قدمت علي وهي راغبة , أفأصلها؟ قال: نعم , صلي أمك.

وكسا عمر أخا له حلة كان النبي صلى الله عليه وسلم أعطاه إياها. متفق عليه " انتهى من "المغني"

Artinya: "Setiap orang yang diharamkan menerima zakat, yaitu orang kaya, kerabat dekat, orang kafir, dan lainnya, itu boleh menerima sedekah sunnah dan mereka boleh mengambilnya. Allah berfirman dalam QS al-Insan :8: 'Mereka memberikan makanan yang disukainya kepada orang miskin, anak yatim, dan tawanan'. Dan tawanan saat ayat ini turun hanyalah orang kafir.

Dari Asma binti Abu Bakar ia berkata: Aku datang ke ibuku yang saat itu masih kafir. Aku bertanya pada Nabi: 'Wahai Rasulullah ibuku telah datang kepadaku dan ia mengharapkanku, apakah aku harus mendoakannya ? Rasulullah menjawab : Ya, doakanlah ia.' (HR Bukhari) 

Umar memberi pakaian pada sudara lelakinya yang merupakan pemberian Nabi pada Umar (HR Bukhari dan Musim)."

LihatTutupKomentar