Sumpah Sharih dan Kinayah Hukum dan Syarat Sahnya

Sumpah itu terbagi menjadi dua: sharih dan kinayah. (1) Sumpah sarih adalah setiap sumpah yang menggunakan salah satu nama Allah yang khusus bagi-Nya

Sumpah Sharih dan Kinayah Hukum dan Syarat Sahnya

 SUMPAH KINAYAH

Assalammualaikum ustadz.
Saya ingin bertanya mengenai apa saja syarat lafaz sumpah.
1.Dan jika seseorang berniat bersumpah dan berucap "Ya Allah saya mau bersumpah" setelah itu hatinya meneruskan sumpah yang dimaksud.
Apakah sumpah tersebut sudah terhitung terucap secara kinayah?
2. Apakah sumpah harus diucapkan dan jika seseorang menulis kalimat sumpahnya sambil diucapkan dalam hati dengan niat bersumpah, apakah sumpah tersebut sah seperti kalimat talak yang sah dilakukan melalui sms jika sesuai dengan niatnya?

Mohon penjelasan beserta dalil penguatnya ustadz, terima kasih sebelumnya.

JAWABAN

1. Kalau menyebut kata "Allah" maka sumpahnya masuk kategori sumpah sharih.
 
2. Sumpah harus diucapkan supaya dianggap sah. Namun, Sumpah sharih yang ditulis, maka masuk dalam kategori kinayah dan baru sah apabila ada niat sumpah.
Dalam kitab Al-Mausu'ah al-Fiqhiyah al-Kuwaitiyah, hlm. 7/267, dijelaskan:

"وقال الشافعية [عن اليمين] : إن الكتابة لو كانت بالصريح : تعتبر كناية

Artinya: Ulama Syafi'iyah menyatakan bahwa sumpah sharih yang tertulis itu dianggap kinayah.

Dalam kitab al-Mausuah al-Fiqhiyah dijelaskan tentang syarat sahnya sampah:

 الشَّرِيطَةُ الرَّابِعَةُ التَّلَفُّظُ بِالْيَمِينِ، فَلاَ يَكْفِي كَلاَمُ النَّفْسِ عِنْدَ الْجُمْهُورِ، وَقَال الشَّافِعِيَّةُ: إِنَّ الْكِتَابَةَ لَوْ كَانَتْ بِالصَّرِيحِ تُعْتَبَرُ كِنَايَةً. اهـ

Artinya: "Syarat keempat adalah mengucapkan sumpah. Tidak sah lintasan hati atau suara dalam hati menurut jumhur (mayoritas) ulama. Ulama Syafi'iyah berkata: tulisan sumpah apabila sharih dianggap kinnayah.

 وجاء في أسنى المطالب: ... لأن الْيَمِينَ بِاَللَّهِ إنَّمَا تَكُونُ بِاسْمِهِ أَوْ صِفَتِهِ فَلَا تَنْعَقِدُ بِالْكِنَايَةِ. اهـ.

Di kitab Asnal Mathalib disebutkan: karena sumpah demi Allah itu terjadi dengan nama atau sifat Allah, maka tidak sah sumpah dengan kinayah.

Ibnu Rajab dalam kitab al-Qawaid berkata:

 ... بناء على أن الْيَمِينَ بِاَللَّهِ لَا تَصِحُّ بِالْكِنَايَةِ. اهـ

Artinya: Sumpah demi Allah tidak sah dengan kinaya.

URAIAN

Tentang sumpah sharih (jelas) dan kinayah, dijelaskan dalam al-Fiqh al-Manhaji, hlm. 3/14, sbb:

ثم إن اليمين ينقسم إلى قسمين: صريح، وكناية.١ - الصريح:واليمين الصريح: هو كل ما أقسم فيه الشخص باسم من أسماء الله تعالى الخاصة به، كقول القائل: أُقسم بالله، أو أُقسم بربّ العالمين.٢ - الكناية:وهو أن يقسم بما ينصرف إليه ـ سبحانه وتعالى ـ عند الإطلاق، كقوله: أُقسم بالخالق، أو أُقسم بالرازق، أو الرب.أو أن يُقسِم بما من شأنه أن يُستعمل في التعبير عن ذات الله تعالى وعن غيره، على حدٍّ سواء، كقول القائل: أقسم بالموجود، أو العالِم، أو الحي. أو يقسم بصفة من صفات الله عزّ وجلّ: كقدرة الله تعالى، وعلمه، وكلامه.

Artinya: Sumpah itu terbagi menjadi dua: sharih dan kinayah. (1) Sumpah sarih adalah setiap sumpah yang menggunakan salah satu nama Allah yang khusus bagi-Nya. Contoh: "Aku bersumpah demi Allah" atau "Aku bersumpah demi Tuhan seluruh alam". (2) Sumpah kinayah adalah a) bersumpah dengan menggunakan nama yang cenderung mengarah pada Allah yang juga digunakan untuk nama sifat dari makhluk Allah. Seperti, "Aku bersama demi al-Khaliq" atau "Aku bersumpah dengan al-Razzaq" atau "al-Rabb" b) termasuk sumpah kinayah adalah bersumpah dengan ibarat/kalimat yang digunakan tentang dzat Allah dan lainnya secara sama. Seperti, "Aku bersumpah demi al-Maujud" atau "al-alim" atau "al-hayy"; b) atau bersumpah dengan salah satu sifat Allah seperti kekuasaan Allah (Contoh, "Aku bersumpah dengan Qudratullah"), Ilmu Allah, Kalam Allah

HUKUM SUMPAH SHARIH DAN KINAYAH

Diterangkan dalam al-Fiqh al-Manhaji, hlm. 3/15, sbb:

[١ - حكم اليمين الصريح:]اليمين الصريح يتم انعقاده بمجرّد التلفّظ به، ولا يُقبل قول الحالف: لم أُرِد به اليمين، لأن هذه الألفاظ لا تحتمل غير اليمين.فلو قال: قصدت بلفظ (الله) غير ذات الله عزّ وجلّ، لم يُقبل منه قوله، ولكن لابدّ فيه من إرادة اليمين المنعقدة.فلو سبق هذا اللفظ إلى لسانه من غير أن يقصد اليمين، كان لغواً، كما سبق بيانه.[٢ - حكم اليمين الكناية:]أما اليمين الكناية، فحكمه أنه لا ينعقد إلا بالنيّة والقصد، فيقبل قول الحالف: لم أقصد اليمين.فإن قال: أقسم بالخالق، أو الرازق، أو الرب، انعقد يمينه إلا إن أراد بهذه الألفاظ غير ذات الله عزّ وجلّ، فينصرف إلى المعنى الذي أراده، ولا ينعقد كلامه عندئذ يميناً، لأنه قد يستعمل هذا الكلام في غير الله تعالى مقَّيداّ.

Artinya: Hukum Sumpah Sharih adalah status sumpah dianggap sah cukup dengan mengucapkannya (tanpa perlu niat sumpah). Jadi, tidak diterima ucapan orang yang sumpah "aku tidak berniat bersumpah" karena kata ini tidak bermakna selain sumpah. Apabila yang bersumpah berkata "Aku bermaksud dengan kata 'Allah' itu bukan pada dzat Allah" maka pernyataan ini tidak diterima. Karena, pasti maksudnya adalah sumpah yang sah. Namun, apabila keceplosan bersumpah tanpa maksud sumpah, maka sumpahnya sia-sia atau tidak sah.

Hukum Sumpah Kinayah.
Hukum Sumpah Kinayah adalah tidak sah kecuali dengan niat dan sengaja. Jadi, diterima ucapan orang yang bersumpah ketika dia berkata "Aku tidak sengaja bersumpah." Apabila dia berkata "Aku bersumpah demi al-Khaliq" atau "al-Razzaq" atau "al-Rabb" maka sumpahnya sah kecuali kalau yang dia maksud adalah yang selain Allah. Dalam hal ini, maka maknanya dialihkan ke arti yang dia maksud. Dan ucapannya tidak sah dan tidak dianggap sumpah. Karena, kalimat seperti ini terkadang digunakan untuk selain Allah.

Pengetahuan dasar tentang sumpah, lihat di sini: Sumpah dan Nazar
Tentang nama yang khusus Allah dan dipakai untuk yang lain juga, Baca detail: Nama yang baik bagi Anak

LihatTutupKomentar