Hukum Membayar Kafarat Sumpah dalam Bentuk Uang

Hukum Membayar Kafarat Sumpah dalam Bentuk Uang Apakah sah menurut Madzhab Syafi'i jika saya membayar kafarah melanggar sumpah dalam bentuk uang senil

Hukum Membayar Kafarat Sumpah dalam Bentuk Uang

Hukum Membayar Kafarat Sumpah dalam Bentuk Uang

 Selamat siang, saya memiliki beberapa pertanyaan sebagai berikut:

1. Apakah sah menurut Madzhab Syafi'i jika saya membayar kafarah melanggar sumpah dalam bentuk uang senilai 1 mud beras (misalnya Rp15.000) kepada sebuah lembaga, lalu lembaga tersebut menggunakan uang tersebut untuk membeli beras dan membagikannya kepada orang miskin dalam bentuk beras? Dalam hal ini, saya tidak memberikan beras secara langsung kepada orang miskin, tetapi hanya menyerahkan uang kepada lembaga yang kemudian mengonversikannya menjadi beras dan menyalurkannya. Apakah pembayaran kafarah dengan cara ini diperbolehkan?

2. Apakah seseorang yang sengaja membatalkan puasa Ramadhan dengan makan atau minum, lalu tidak menahan diri untuk makan dan minum sepanjang sisa hari tersebut, tetap wajib membayar kafarah? Ataukah cukup menggantinya dengan qadha saja?

3.Jika saya mengikuti aturan kafarah puasa menurut Madzhab Syafi'i, tetapi dalam pelaksanaan puasa Ramadan saya mengikuti Madzhab Hanafi karena lebih longgar akibat waswas yang berat, apakah hal ini diperbolehkan?

Terima kasih atas jawaban yang anda berikan.

JAWABAN

1. Menurut mazhab Syafi'i, tidak sah membayar kafarat dengan nilai 1 mud beras melainkan ia harus memberikannya pada fakir miskin dalam bentuk 1 mud beras kepada 10 orang miskin sebagaimana penjelasan Ibnu Qudamah dalam al-Mughni, hlm. 11/257:

لا يجزئ في الكفارة إخراج قيمة الطعام , ولا الكسوة , في قول إمامنا ، ومالك , والشافعي , وابن المنذر ، وهو ظاهر من قول عمر بن الخطاب ، وابن عباس , وعطاء , ومجاهد , وسعيد بن جبير , والنخعي .
ويدل على ذلك :
1- قول الله تعالى : ( إطعام عشرة مساكين من أوسط ما تطعمون أهليكم أو كسوتهم )، وهذا ظاهر في عين الطعام والكسوة , فلا يحصل التكفير بغيره لأنه لم يؤد الواجب إذ لم يؤد ما أمره الله بأدائه .
2- ولأن الله تعالى خير بين ثلاثة أشياء ، ولو جازت القيمة لم ينحصر التخيير في الثلاثة.
3- ولأنه لو أريدت القيمة لم يكن للتخيير معنى ; لأن قيمة الطعام إن ساوت قيمة الكسوة فهما شيء واحد , فكيف يخير بينهما ؟ وإن زادت قيمة أحدهما على الآخر فكيف يخير بين شيء وبعضه ؟
4- ثم ينبغي أنه إذا أعطاه في الكسوة ما يساوي إطعامه أن يجزئه , وهو خلاف الآية. وكذلك لو غلت قيمة الطعام , فصار نصف المد يساوي كسوة المسكين , ينبغي أن يجزئه نصف المد ، وهو خلاف الآية .
5- ولأنه أحد ما يكفَّرُ به ، فلا تجزئ فيه القيمة كالعتق . فعلى هذا لو أعطاهم أضعاف قيمة الطعام لا يجزئه ؛ لأنه لم يؤد الواجب فلا يخرج عن عهدته " انتهى باختصار من "المغني" (11/257) .

Artinya: "Tidak sah mengganti kafarat dengan harga makanan atau pakaian menurut pandangan para Imam Mazhab termasuk Imam Malik, Imam Syafi'i dan Ibnul Mundzir. Juga pendapat para Sahabat seperti Umar bin Khattab, Ibnu Abbas, Atha', Mujahid, Said bin Jubair dan Nakha'i..."

Namun mazhab Hanafi membolehkannya. Al-Sarakhsi dalam al-Mabsuth, hlm. 2/157,menyatakan:

إن أداء القيمة مكان المنصوص عليه في الزكاة والصدقات والعشور والكفارات جائز عندنا خلافا للشافعي رحمه الله تعالى

Artinya: "Membayar dengan harga dari kewajiban zakat atau kafarat yang ditentukan itu dibolehkan dalam mazhab kami berbeda dengan pandangan Imam Syafi'i."

2. Cukup mengganti dengan qadha. 

Baca detail:  

 3. Boleh. Baca detail: Orang Awam Tidak Wajib Ikut Satu Madzhab
LihatTutupKomentar