Pengantar Ilmu Nasab (Silsilah)
Kitab: Qala'id al-Juman fi al-Ta'rif bi Qaba'il Arab al-Zaman
Penulis: Abu al-Abbas Ahmad ibn Ali al-Qalqashandi (w. 821)
Bidang studi: ilmu nasab, genealogi, silsilah, sejarah
Editor: Ibrahim al-Ibyari [w. 1414 H]
Penerbit: Dar al-Kitab al-Masri, Dar al-Kitab al-Lubnani
Edisi : Kedua, 1402 H – 1982 M
Jumlah halaman: 177
Penerjemah: alkhoirot.net
[Penomoran buku sesuai dengan versi cetak]
Halaman penulis: [al-Qalqashandi]
الكتاب: قلائد الجمان في التعريف بقبائل عرب الزمان
المؤلف: أبو
العباس أحمد بن علي القلقشندي (ت ٨٢١ هـ)
المحقق: إبراهيم الإبياري [ت ١٤١٤
هـ]
الناشر: دار الكتاب المصري، دار الكتاب اللبناني
الطبعة: الثانية،
١٤٠٢ هـ - ١٩٨٢ م
عدد الصفحات: ١٧٧
[ترقيم الكتاب موافق للمطبوع]
صفحة
المؤلف: [القلقشندي]
Daftar Isi
- Pengantar Ilmu Nasab
- Bab 1: Keutamaan Ilmu Nasab
- Bab 2: Nama Arab dan Jenisnya
- Bab 3: Tingkatan Nasab (Silsilah)
- Bab 4: Tempat-tempat Tinggal Arab Kuno (Klasik)
- Bab 5: yang Dibutuhkan Peneliti dalam Ilmu Nasab (Silsilah)
- Kembali ke: Qalaid al-Juman
المقدمة في ذكر أمور يحتاج إليها في علم الأنساب ومعرفة
القبائل وفيها خمسة فصول
Pengantar dalam Penyebutan Hal-hal yang Dibutuhkan dalam Ilmu Nasab (Silsilah) dan Pengetahuan tentang Suku-suku
Dan di dalamnya ada lima bab
الفصل الأول في فضل علم الأنساب وفائدته ومسيس الحاجة إليه
Bab Pertama Tentang Keutamaan Ilmu Nasab (Silsilah) dan Manfaatnya serta Kebutuhan Mendesak terhadapnya
لا خفاء أن معرفة الأنساب من الأمور المطلوبة، والمعارف المندوبة؛ لما
يترتب عليها من الأحكام الشرعية، والمعارف الدينية. فقد وردت الشريعة باعتبارها
في مواضع: منها: العلم بنسب النبي صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ، وأنه النبي
القرشي الهاشمي الذي كان بمكة وهاجر منها إلى المدينة وتوفي ودفن بها، فإنه لا بد
لصحة الإيمان من معرفة ذلك، ولا يعذر مسلم في الجهل به وناهيك بذلك.
Tidak ada keraguan bahwa pengetahuan tentang nasab, genealogi atau silsilah merupakan salah satu hal yang diinginkan, dan ilmu-ilmu yang dianjurkan; karena apa yang mengikuti darinya dari hukum-hukum syariat, dan pengetahuan-pengetahuan agama. Karena syariat telah datang dengan mempertimbangkannya di beberapa tempat: di antaranya: pengetahuan tentang silsilah Nabi صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ, bahwa beliau adalah Nabi Quraisy yang Hasyimiy, yang berada di Makkah dan hijrah darinya ke Madinah serta wafat dan dikubur di sana, karena untuk kesempurnaan iman tidaklah boleh tidak mengetahui hal itu, dan seorang Muslim tidak dimaafkan atas ketidaktahuannya terhadapnya, apalagi selain itu.
ومنها: التعارف بين الناس حتى لا يعتزي أحد إلى غير أبيه، ولا ينسب إلى سوى
أجداده. وإلى ذلك الإشارة بقوله تعالى: (يأيُها الناس إنا خلقناكُم من ذَكر
وأُنثى وجعلناكم شُعوباً وقبائل لتعارفوا) . ولولا معرفة الأنساب لفات إدراك ذلك
وتعذر الوصول إليه.
Dan di antaranya: saling mengenal di antara manusia sehingga tidak ada seorang pun yang membanggakan diri kepada selain ayahnya, dan tidak dinisbahkan kepada selain leluhurnya. Dan kepada hal itu ditunjukkan dengan firman-Nya تعالى: (وَجَعَلْنَاكُمْ شُعُوبًا وَقَبَائِلَ لِتَعَارَفُوا) . Dan andai tidak ada pengetahuan tentang silsilah, maka pemahaman tentang hal itu akan hilang dan sulit dicapai.
ومنها: اعتبار النسب في الإمامة التي هي الزعامة العظمى. فقد حكى الماوردي في
الأحكام السلطانية الإجماع على كون الإمام قرشياً، ثم قال: ولا اعتبار بضرار حيث.
فجوزها في جميع الناس. فقد ثبت أن النبي صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ، قال:
الأئمة من قريش. قال أصحابنا الشافعية: فإن لم يوجد قرشي اعتبر كون الإمام
كنانياً من بني كنانة من خُزيمة، فإن تعذر اعتبر كونه من بني إسماعيل عليه
السلام، فإن تعذر اعتبر كونه من بني إسحاق عليه السلام، فإن تعذر اعتبر كونه من
جرهم، لشرفهم بصهارة إسماعيل عليه السلام، بل قد نصوا أن الهاشمي أولى بالإمامة
من غيره من قريش.
Dan di antaranya: mempertimbangkan silsilah dalam kepemimpinan yang merupakan kepemimpinan agung. Karena al-Mawardi dalam Al-Ahkam al-Sultaniyyah menceritakan ijma' bahwa imam adalah orang Quraisy, kemudian beliau berkata: dan tidak ada pertimbangan dengan Darar di mana pun. Maka hal itu dibolehkan bagi seluruh manusia. Karena telah terbukti bahwa Nabi صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ bersabda: "Para imam dari Quraisy." Para ulama Syafi'iy kami berkata: Jika tidak ditemukan orang Quraisy, maka dipertimbangkan bahwa imam adalah orang Kinani dari Bani Kinanah dari Khuza'imah, jika itu sulit, maka dipertimbangkan bahwa ia dari Bani Ismail عليه السلام, jika itu sulit, maka dipertimbangkan bahwa ia dari Bani Ishaq عليه السلام, jika itu sulit, maka dipertimbangkan bahwa ia dari Jurhum, karena kemuliaan mereka melalui pernikahan dengan Ismail عليه السلام, bahkan mereka telah menegaskan bahwa orang Hasyimiy lebih berhak atas kepemimpinan daripada selainnya dari Quraisy.
فلولا المعرفة بعلم النسب لفات وتعذر حكم الإمامة العظمى التي بها عموم صلاح
الأمة، وحماية البيضة، وكف الفتنة، وغير ذلك من المصالح.
Maka andai tidak ada pengetahuan tentang ilmu silsilah, maka hukum kepemimpinan agung yang dengannya mencakup keselamatan umat secara umum, perlindungan kekuasaan, pencegahan fitnah, dan selain itu dari manfaat-manfaat, akan hilang dan sulit dicapai.
ومنها: اعتبار النسب في كفاءة الزوج للزوجة عند الشافعي رضي الله عنه، حتى لا
يكافئ الهاشمية والمطّلبية غيرها من قريش، ولا يكافئ القرشية غيرها من العرب ممن
ليس بقرشي، ولا يكافئ الكنانية غيرها من العرب ممن ليس بكناني ولا قرشي على
الأصح.
Dan di antaranya: mempertimbangkan silsilah dalam kecocokan suami dengan istri menurut asy-Syafi'i رضي الله عنه, sehingga Hasyimiyyah dan Muthallibiyyah tidak dikawini kecuali oleh yang setara darinya dari Quraisy, dan Quraisyyah tidak dikawini kecuali oleh yang setara darinya dari Arab yang bukan Quraisy, dan Kinaniyyah tidak dikawini kecuali oleh yang setara darinya dari Arab yang bukan Kinani dan bukan Quraisy menurut pendapat yang lebih kuat.
وفي اعتبار النسب في العجمي أيضاً وجهان: أصحهما الاعتبار. فإذا لم يعرف النسب
تعذرت هذه الأحكام.
Dan dalam mempertimbangkan silsilah bagi orang 'Ajamiy juga ada dua pendapat: yang lebih kuat adalah mempertimbangkannya. Maka jika silsilah tidak diketahui, maka hukum-hukum ini menjadi sulit.
منها: مراعاة النسب الشريف في المرأة المنكوحة، فقد ثبت في الصحيح أن النبي
صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قال: "تنكح المرأة لأربع: لدينها، وحسبها،
ومالها، وجمالها" فراعى صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ في المرأة الحسب، وهو
شرف الآباء.
Di antaranya: memperhatikan silsilah yang mulia pada wanita yang dinikahi,
karena telah terbukti dalam hadits shahih bahwa Nabi صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ
وَسَلَّمَ bersabda: "Wanita dinikahi karena empat perkara: karena agamanya,
silsilahnya, hartanya, dan kecantikannya." Maka Nabi صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ
وَسَلَّمَ memperhatikan pada wanita silsilahnya, yaitu kemuliaan para
ayahnya.
ومنها: جريان الرق على العرب في أحد قولي الشافعي رضي الله عنه وموافقيه، فإذا لم
يعرف النسب تعذر ذلك، إلى غير ذلك من الأحكام الجارية هذا المجرى.
Dan di antaranya: berlakunya perbudakan atas orang Arab menurut salah satu pendapat asy-Syafi'i رضي الله عنه dan para pengikutnya, maka jika silsilah tidak diketahui, maka hal itu menjadi sulit, selain itu dari hukum-hukum yang mengikuti jalur ini.
ثم ليعلم أنه قد ذهب كثير من أئمة المحدثين والفقهاء، كالبخاري، إلى جواز الرفع
في الأنساب احتجاجاً بعمل السلف، فقد كان أبو بكر الصديق رضي الله عنه
في
علم الأنساب في المقام الأرفع والجانب الأعلى، وذلك أذل دليل وأعظم شاهد على شرف
هذا العلم وجلالة قدره.
Kemudian hendaklah diketahui bahwa banyak dari imam-imam muhadditsin dan fuqaha, seperti al-Bukhari, berpendapat bahwa pengangkatan dalam silsilah dibolehkan sebagai hujjah dengan amal salaf, karena Abu Bakar ash-Shiddiq رضي الله عنه berada pada kedudukan tertinggi dan sisi paling mulia dalam ilmu silsilah, dan itu adalah dalil yang paling hina dan saksi terbesar atas kemuliaan ilmu ini dan keagungan derajatnya.
وقد حكى صاحب الريحان والريعان عن أبي سليمان الخطابي رحمه الله قال: كان أبو بكر
رضي الله عنه نسّابة فخرج مع رسول الله صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ ذات ليلة
فوقف على قوم من ريبعة فقال: ممن القوم؟ قالوا: من ربيعة، قال: وأي ربيعة أنتم،
أمن هامتها أم من لهازمها؟ قالوا: بل من هامتها العظمى. قال أبو بكر: ومن أيها؟
قالوا من ذُهل الأكبر. قال أبو بكر: فمنكم عوف بن مُحلِّم الذي يقال له: لا حُرّ
بوادي عوف؟ قالوا: لا. قال: فمنكم بِسطام بن قيس أبو القِرَى ومنتهى الأحياء؟
قالوا: لا، قال: فمنكم اَلْحوفزان قاتل الملوك وسالبها أَنْعُمها؟ قالوا: لا.
قال: فمنكم المزدلف الحرّ صاحب العمامة الفردة؟ قالوا: لا. قال: فمنكم أخوال
الملوك من كِندة؟ قالوا: لا. قال: فمنكم أصهار الملوك من لَخم؟ قالوا: لا. قال:
فلستم بذُهل الأكبر بل ذهل الأصغر. فقام إليه غلام من شيبان يقال له: دِغْفَل حين
بَقَل وجهه فقال: إن على سائلنا أن نسأله: يا هذا إنك قد سألت فأخبرناك ولم نكتمك
شيئاً من خبرنا، فمن الرجل؟ قال أبو بكر: أنا من قريش. قال: بخٍ بخٍ أهل الشرف
والرياسة، فمن أي القرشيين أنت؟ قال: من تَيم بن مُرة. قال الفتى: أمكنت والله
الرامي من سواء الثُّغرة، فمنكم قُصي الذي جمع القبائل من فِهر وكان يُدعى
مُجمعاً؟ قال: لا. قال: فمنكم هاشم الذي هشم الثريد لقومه؟ قال: لا. قال: فمنكم
شيبة الحمد مطعم
طير السماء؟ قال: لا. قال: فمن المفيضين بالناس أنت؟
قال: لا. قال: فمن أهل الندوة أنت؟ قال: لا. قال: فمن أهل السقاية أنت؟ قال: لا.
قال: فمن أهل الرفادة أنت؟ قال: لا. قال: فمن أهل الحجابة أنت؟ قال: لا. واجتذب
أبو بكر رضي الله عنه زمام ناقته، فقال الفتى:
Dan pemilik Raihan wa al-Ra'yan menceritakan dari Abu Sulaiman al-Khattabi رحمه الله berkata: Abu Bakar رضي الله عنه adalah ahli silsilah, maka suatu malam ia keluar bersama Rasulullah صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ maka berhenti di suatu kaum dari Rabi'ah lalu berkata: Dari kaum mana kalian? Mereka berkata: Dari Rabi'ah. Ia berkata: Dan Rabi'ah yang mana kalian, apakah dari Himyarnya atau dari Luhaymnya? Mereka berkata: Bahkan dari Himyarnya yang agung. Abu Bakar berkata: Dan dari yang mana di antaranya? Mereka berkata: Dari Duhl al-Akbar. Abu Bakar berkata: Maka di antara kalian ada 'Auf bin Muhallim yang disebut: Tidak ada orang bebas di lembah 'Auf? Mereka berkata: Tidak. Ia berkata: Maka di antara kalian ada Bistam bin Qais, Abu al-Qira dan ujung kehidupan? Mereka berkata: Tidak. Ia berkata: Maka di antara kalian ada al-Hufzan pembunuh raja-raja dan perampas ternak mereka? Mereka berkata: Tidak. Ia berkata: Maka di antara kalian ada al-Muzdalif al-Hurr pemilik sorban tunggal? Mereka berkata: Tidak. Ia berkata: Maka di antara kalian ada paman ipar raja-raja dari Kindah? Mereka berkata: Tidak. Ia berkata: Maka di antara kalian ada mertua raja-raja dari Lakhm? Mereka berkata: Tidak. Ia berkata: Maka kalian bukan Duhl al-Akbar melainkan Duhl al-Asghar. Maka berdiri kepadanya seorang pemuda dari Syiban yang bernama Digfal ketika wajahnya memerah lalu berkata: Sesungguhnya atas pertanyaan kami kepada seseorang yang bertanya: Wahai ini, engkau telah bertanya maka kami beritahu engkau dan kami tidak sembunyikan apa pun dari berita kami, maka siapa orang itu? Abu Bakar berkata: Aku dari Quraisy. Pemuda itu berkata: Bagus, bagus, ahli kemuliaan dan kepemimpinan, maka dari Quraisy yang mana engkau? Abu Bakar berkata: Dari Taim bin Murrah. Pemuda itu berkata: Demi Allah, engkau adalah pemanah dari tepi mulut, maka di antara kalian ada Qushay yang mengumpulkan suku-suku dari Fihir dan disebut Mujamma'? Abu Bakar berkata: Tidak. Ia berkata: Maka di antara kalian ada Hasyim yang menghancurkan thrid untuk kaumnya? Abu Bakar berkata: Tidak. Ia berkata: Maka di antara kalian ada Syibah al-Hamd yang memberi makan burung-burung langit? Abu Bakar berkata: Tidak. Ia berkata: Maka engkau dari yang memimpin orang banyak? Abu Bakar berkata: Tidak. Ia berkata: Maka engkau dari ahli nadwah? Abu Bakar berkata: Tidak. Ia berkata: Maka engkau dari ahli sikayah? Abu Bakar berkata: Tidak. Ia berkata: Maka engkau dari ahli rifadah? Abu Bakar berkata: Tidak. Ia berkata: Maka engkau dari ahli hijabah? Abu Bakar berkata: Tidak. Dan Abu Bakar رضي الله عنه menarik tali unta betinanya, maka pemuda itu berkata:
صادف دَرُّ السيل درّاً يدفعه ... يَهيضه حيناً وحيناً يصدعُهْ
Gelombang banjir bertemu gelombang yang mendorongnya ... Melemahkannya sebentar dan sebentar menghancurkanny
أما والله يا أخا قريش لو لبثت لأخبرتك أنك من رعيان قريش ولست من الذوائب. فأخبر
رسول الله صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ بذلك فتبسم. فقال عليّ رضي الله عنه:
يا أبا بكر، لقد وقعت من الغلام الأعرابي على باقعه. فقال: يا أبا الحسن، ما من
طامة إلا وفوقها طامة.
Demi Allah wahai saudara Quraisy, andai engkau tinggal lebih lama niscaya aku beritahu engkau bahwa engkau dari penggembala Quraisy dan bukan dari pemimpinnya. Maka Abu Bakar memberitahu Rasulullah صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ tentang itu maka beliau tersenyum. Maka 'Ali رضي الله عنه berkata: Wahai Abu Bakar, engkau telah terkena pukulan dari pemuda Badui itu. Abu Bakar berkata: Wahai Abu al-Hasan, tidak ada musibah melainkan di atasnya ada musibah.
ودِغْفل هذا هو دغفل ابن حنطلة النسابة الذي يُضرب به المثل في معرفة النسب، قدم
مرة على معاوية بن أبي سفيان في خلافته فاختبره فوجده رجلاً عالماً، فقال: بِم
نلت هذا يا دغفل؟ قال: بقلب عَقول، ولسان سؤول، وآفة العلم النسيان.
Dan Digfal ini adalah Digfal bin Hantalah an-Nasab yang dijadikan perumpamaan dalam pengetahuan silsilah, ia pernah datang kepada Muawiyah bin Abi Sufyan pada masa kekhalifahannya maka diuji dan ditemukan sebagai orang yang berilmu, maka Muawiyah berkata: Dengan apa engkau capai ini wahai Digfal? Ia berkata: Dengan hati yang berpikir tajam, lidah yang bertanya, dan musibah ilmu adalah lupa.
وممن اشتهر بمعرفة الأنساب أيضاً ابن الكيّس، من بني عوف بن سعد ابن ثعلب بن وائل
وفيهما يقول مسكين بن عامر:
Dan di antara yang terkenal dengan pengetahuan silsilah juga adalah Ibnu al-Kais, dari Bani 'Auf bin Sa'd bin Tha'lab bin Wail dan tentang keduanya Masqin bin 'Amir berkata:
فحكِّم دِغْفلاً وارحل إليه ... ولا تَدِع المعطيَّ من الكَلالِ
Maka serahkan kepada Digfal dan berangkat kepadanya ... Dan jangan tinggalkan yang memberi dari yang pelit
أو ابن الكيِّس النَّمري زيداً ... ولو أمسى بمُنخرق الشمال
Atau Ibnu al-Kais an-Namri Zaid ... Walaupun ia tinggal di ujung kiri yang berlubang
وقد صنف في علم الأنساب جماعة من جلة العلماء وأعيانهم، كأبي عبيد القاسم ابن
سلام، والبيهقي، وابن عبد البر، وابن حزم، وغيرهم؛ وذلك دليل شرفه ورفعة قدره.
Dan telah menyusun dalam ilmu silsilah sekelompok ulama besar dan tokoh-tokohnya, seperti Abu 'Ubaid al-Qasim bin Salam, al-Baihaqi, Ibnu 'Abd al-Barr, Ibnu Hazm, dan lainnya; dan itu adalah dalil atas kemuliaan dan ketinggian derajatnya.
الفصل الثاني في بيان ما يقع عليه اسم العرب، وذكر أنواعهم وما ينخرط في سلك ذلك
Bab Kedua dalam Penjelasan Apa yang Digunakan Nama Arab, dan Penyebutan Jenis-jenisnya dan Apa yang Termasuk dalam Barisan Itu
أما من يقع عليه اسم العرب فقد قال الجوهري في صحاحه: "العرب جيل من الناس،
وهم أهل الأمصار، والأعراب سكان البادية" .
Adapun apa yang digunakan nama Arab, maka al-Jawhari dalam Shahah-nya berkata: "Arab adalah generasi dari manusia, dan mereka adalah penduduk kota-kota, sedangkan Badui adalah penduduk pedesaan."
والتحقيق أن اسم العرب يشمل الجميع، والأعراب نوع منهم.
Dan yang haq adalah bahwa nama Arab mencakup semuanya, dan Badui adalah jenis dari mereka.
قال الجوهري: "وجاء في الشعر الفصيح الأعاريب، ويقال: تعرّب العجمي، إذا تشبه
بالعرب" .
Al-Jawhari berkata: "Dan datang dalam puisi fasih al-A'ariib, dan dikatakan: ta'arraba al-'Ajamiy jika menyerupai Arab."
وقد ذكر صاحب "العِبر" أن لفظ العرب مشتق من الإعراب، وهو البيان، أخذاً من
قولهم: أعرب الرجل عن حاجته، إذا أبان، سُمُّوا بذلك لأن الغالب عليهم البيان.
Dan pemilik al-'Ibar menyebutkan bahwa lafaz Arab berasal dari al-i'rab, yaitu
penjelasan, diambil dari ucapan mereka: a'rab al-rajul 'an hajatihi jika
membuka, mereka dinamai demikian karena yang dominan atas mereka adalah
penjelasan.
وتصغير العرب: عُريب، والنسبة إلى العرب: عربيّ، وإلى الأعراب: أعرابيّ، لأنه لا
واحد له يُرد إليه، بخلاف مساجد، حيث ينسب إليها: مسجدي، نسبة إلى الواحد منها من
حيث إن لها واحداً ترد إليه.
Dan tasghir dari Arab adalah 'Urib, dan nisbat ke Arab adalah 'Arabiy, dan ke Badui adalah A'rabi, karena tidak ada tunggal yang dirujuk kepadanya, berbeda dengan masjid, di mana dinisbahkan kepadanya: masjidiy, nisbat ke tunggal darinya dari segi bahwa ia memiliki tunggal yang dirujuk kepadanya.
ثم إن كل من عدا العرب فهو عجمي، سواء الفرس أو الترك أو الروم أو غيرهم، وليس
كما تتوهم العامة من اختصاص العجم بالفرس، أما الأعجم فالذي لا يفصح في الكلام
وإن كان عربياً، ومنه سميّ: زياد الأعجم الشاعر، وكان عربياً.
Kemudian setiap yang selain Arab adalah 'Ajamiy, baik Persia atau Turki atau Rum atau lainnya, dan bukan seperti yang dianggap umum bahwa 'Ajam khusus bagi Persia, adapun al-A'jam adalah yang tidak fasih dalam berbicara meskipun ia Arab, dan darinya dinamai: Ziad al-A'jam sang penyair, dan ia adalah Arab.
وأما أنواع العرب فقد اتفقوا على تنويعهم أولاً على نوعين: عاربة ومستعربة.
Adapun jenis-jenis Arab, maka mereka sepakat membaginya pertama-tama menjadi dua jenis: 'Aribah dan Musta'ribah.
فأما العاربة، فقال الجوهري: هم العرب الخلّص.
Adapun 'Aribah, maka al-Jawhari berkata: Mereka adalah Arab murni.
قال في العبر: وهم العرب الأُوَل الذين فهّمهم الله اللغة العربية ابتداء فتكلموا
بها فقيل لهم: عاربة، إما بمعنى الراسخة في العروبية، كما يقال: ليل لائل، وإما
بمعنى الفاعلة للعروبية والمبتدعة لها، لمّا كانوا أول من تكلم بها.
Dikatakan dalam al-'Ibar: Dan mereka adalah Arab pertama yang Allah ajarkan bahasa Arab secara langsung maka mereka berbicara dengannya, maka dikatakan kepada mereka: 'Aribah, baik dengan makna yang kokoh dalam ke-Arab-an, seperti dikatakan: lail la'il, atau dengan makna pelaku ke-Arab-an dan pencipta pertamanya, karena mereka yang pertama berbicara dengannya.
قال الجوهري: وقد يقال فيها: العرب العَرْباء.
Al-Jawhari berkata: Dan kadang dikatakan tentang mereka: al-'Arab
al-'Arba'.
والمستعربة: الداخلون في العروبية بعد العجمة، أخذاً من استفعل بمعنى الصيرورة،
نحو استنوق الجمل، إذا صار في معنى الناقة، لما فيه من الخنوثة، واستحجر الطين،
إذا صار في معنى الحجر ليُبسه.
Dan Musta'ribah: yang masuk ke dalam ke-Arab-an setelah ke-'Ajam-an, diambil dari istaf'al dengan makna menjadi, seperti istawuqa al-jamal jika menjadi seperti betina unta, karena ada ke-khilaf-nya, dan istahjara ath-thin jika menjadi seperti batu untuk mengeringkannya.
قال الجوهري: وربما قيل لهم المتعربة.
Al-Jawhari berkata: Dan kadang dikatakan kepada mereka al-Muta'arrabah.
ثم اختلف في العاربة والمستعربة، فذهب ابن إسحاق والطبري إلى أن العاربة هم: عاد،
وثمود، وطَسْم، وجَديس، وأُميم، وعَبيل، والعَمالقة، وعبد ضَخْم، وجُرْهم الأولى،
التي كانت في زمن عاد، ومن في معناهم.
Kemudian mereka berbeda pendapat tentang 'Aribah dan Muta'ribah, maka Ibnu
Ishaq dan at-Tabari berpendapat bahwa 'Aribah adalah: 'Ad, Tsamud, Tasm,
Jadis, Umaym, 'Abil, dan al-'Amaliqah, dan 'Abd Dhakham, dan Jurhum yang
pertama, yang berada pada zaman 'Ad, dan yang semisalnya.
والمستعربة: بنو قحطان بن عابر بن شالخ بن أُد بن سام بن نوح عليه السلام، لأن
لغة عابر كانت عجمية، إما سريانية، وإما عبرانية، فتعلّم بنو قحطان العربية من
العاربة ممن كان في زمنهم، وتعلم بنو إسماعيل العربية من جُرهم من بني قحطان حين
نزلوا عليه وعلى أمه بمكة.
Dan Musta'ribah: Bani Qahtan bin 'Abir bin Shalikh bin 'Arfakhshad bin Sam bin Nuh عليه السلام, karena bahasa 'Abir adalah bahasa 'Ajam, baik Siria atau Ibrani, maka Bani Qahtan belajar bahasa Arab dari 'Aribah yang berada pada zamannya, dan Bani Ismail belajar bahasa Arab dari Jurhum dari Bani Qahtan ketika mereka turun kepadanya dan ibunya di Makkah.
وذهب آخرون، منهم المؤيد صاحب حماه، إلى أن بني قحطان هم العاربة، وأن المستعربة
هو بنو إسماعيل فقط.
Dan yang lain, di antaranya al-Mu'ayyad pemilik Huma , berpendapat bahwa Bani Qahtan adalah 'Aribah, dan bahwa Muta'ribah adalah Bani Ismail saja.
والذي رجحه صاحب "العبر" الأول. محتجاً بأنه لم يكن في بني قحطان من زمن نوح عليه
السلام إلى عابر من تكلم بالعربية، وإنما تعلموها نقلاً عمن كان قبلهم من العرب،
من عاد وثمود ومعاصريهم، ممن تقدم ذكرهم.
Dan yang lebih kuat menurut pemilik al-'Ibar adalah yang pertama. Dengan
menghujjah bahwa tidak ada di antara Bani Qahtan dari zaman Nuh عليه السلام
hingga 'Abir yang berbicara dengan bahasa Arab, dan mereka belajar secara
turun dari yang sebelum mereka dari Arab, dari 'Ad dan Tsamud dan kontemporer
mereka, yang telah disebutkan sebelumnya.
الفصل الثالث في معرفة طبقات الأنساب وما يلحق بذلك
Bab Ketiga dalam Pengetahuan Tingkatan Nasab (Silsilah) dan Apa yang
Menyertainya
قد عد أهل اللغة طبقات الأنساب ست طبقات: الطبقة الأولى: الشعب، بفتح العين، وهو
النسب الأبعد، كعدنان مثلاً.
Para ahli bahasa telah menghitung lapisan-lapisan silsilah menjadi enam
lapisan: Lapisan pertama: asy-Sya'b, dengan fathah pada 'ain, dan itu adalah
silsilah yang paling jauh, seperti 'Adnan misalnya.
قال الجوهري: وهو أبو القبائل الذين ينسبون إليه. ويجمع على شعوب.
Al-Jawhari berkata: Dan ia adalah bapak suku-suku yang dinisbahkan kepadanya. Dan dijamak menjadi syu'ub.
قال الماوردي في "الأحكام السلطانية" : وسمي شعباً، لأن القبائل تتشعب منه.
Al-Mawardi dalam al-Ahkam al-Sultaniyyah berkata: Dan dinamai sya'ban, karena suku-suku bercabang darinya.
وذكر الزمخشري في "كشافه" نحوه.
Dan az-Zamakhshari dalam Kasyaf-nya menyebutkan semisalnya.
الطبقة الثانية: القبيلة، وهي ما انقسم فيه الشعب كربيعة ومُضر.
Lapisan kedua: al-Qabilah, dan itu adalah apa yang terbagi di dalamnya sya'b seperti Rabi'ah dan Mudhar
قال الماورديّ: وسميت القبيلة لتقابل الأنساب فيها. وتجمع القبيلة على قبائل
وربما سميت القبائل: جماجم أيضاً، كما يقتضيه كلام الجوهري حيث قال: وجماجم العرب
هي القبائل التي تجمع البطون.
Al-Mawardi berkata: Dan dinamai qabilah karena kesetaraan silsilah di dalamnya. Dan qabilah dijamak menjadi qaba'il dan kadang dinamai qaba'il: jamaajim juga, seperti yang dimaksudkan oleh ucapan al-Jawhari di mana ia berkata: Dan jamaajim Arab adalah qaba'il yang mengumpulkan al-butun.
الطبقة الثالثة: العِمارة، بكسر العين المهملة، وهي ما انقسم فيه أنساب القبيلة،
كقريش وكنانة. وتجمع: على عمارات، وعمائر.
Lapisan ketiga: al-'Imarah, dengan kasrah pada 'ain yang diihmal, dan itu adalah apa yang terbagi di dalamnya silsilah qabilah, seperti Quraisy dan Kinanah. Dan dijamak: menjadi 'imarat, dan 'ima'ir.
الطبقة الرابعة: البطن، وهي ما انقسم فيه أقسام العمارة، كبني عبد مناف، وبني
مخزوم. ويجمع: على بطون، وأبطن.
Lapisan keempat: al-Bathn, dan itu adalah apa yang terbagi di dalamnya bagian-bagian 'imarah, seperti Bani 'Abd Manaf, dan Bani Makhzum. Dan dijamak: menjadi bathun, dan abthun.
الطبقة الخامسة: الفخذ، وهي ما انقسم فيه أقسام البطن، كبني هاشم، وبني أمية،
وتجمع على: أفخاذ.
Lapisan kelima: al-Fakhdh, dan itu adalah apa yang terbagi di dalamnya bagian-bagian bathn, seperti Bani Hasyim, dan Bani Umayyah, dan dijamak menjadi: afkhadh.
الطبقة السادسة: الفصيلة، بالصاد المهملة. وهي ما انقسم فيه أقسام الفخذ، كبني
العباس.
Lapisan keenam: al-Fashilah, dengan shad yang diihmal. Dan itu adalah apa yang terbagi di dalamnya bagian-bagian fakhdh, seperti Bani al-'Abbas.
هكذا رتّبها الماوردي في "الأحكام السلطانية" ، ومثّل بما تقدم. وعلى نحو ذلك جرى
الزمخشري في تفسيره في الكلام على قوله تعالى: (وجعلناكم شُعوباً وقبائل) إلا أنه
مثل للشعب بخزيمة، وللقبيلة بكنانة، وللعمارة بقريش، وللبطن بقُصي، وللفخذ بهاشم،
وللفصيلة بالعباس.
Demikian al-Mawardi menyusunnya dalam al-Ahkam al-Sultaniyyah, dan memberi contoh dengan apa yang disebutkan sebelumnya. Dan semisalnya dilakukan az-Zamakhshari dalam tafsirnya dalam pembahasan firman-Nya تعالى: (وَجَعَلْنَاكُمْ شُعُوبًا وَقَبَائِلَ) kecuali bahwa ia memberi contoh untuk sya'b dengan Khuza'imah, untuk qabilah dengan Kinanah, untuk 'imarah dengan Quraisy, untuk bathn dengan Qushay, untuk fakhdh dengan Hasyim, untuk fashilah dengan al-'Abbas.
وبالجملة فالفخذ يجمع الفصائل، والبطن يجمع الأفخاذ، والعمارة يجمع البطون،
والقبيلة تجمع العمائر، والشعب يجمع القبائل.
Dan secara keseluruhan, fakhdh mengumpulkan fashilah, bathn mengumpulkan afkhadh, 'imarah mengumpulkan bathun, qabilah mengumpulkan 'ima'ir, sya'b mengumpulkan qaba'il.
قال النووي في "تحرير التنبيه" : وزاد بعضهم "العشيرة" قبل "الفصيلة" .
An-Nawawi dalam Tahrir at-Tanbih berkata: Dan sebagian orang menambahkan "al-'Asyirah" sebelum "al-fashilah".
قال الجوهري: وعشيرة الرجل: رهطه الأدنون.
Al-Jawhari berkata: Dan 'asyirah seorang laki-laki: kelompoknya yang terdekat.
حكى أبو عبيد عن ابن الكلبي عن أبيه تقديم الشعب، ثم القبيلة، ثم الفصيلة، ثم
العمارة، ثم الفخذ. وعليه جرى الجوهري في مادة "فخذ" .
Abu 'Ubaid menceritakan dari Ibnu al-Kalbi dari ayahnya mendahulukan sya'b, kemudian qabilah, kemudian fashilah, kemudian 'imarah, kemudian fakhdh. Dan atas itu al-Jawhari dalam madah "fakhdh".
واعلم أن أكثر ما يدولا على الألسنة من الطبقات الستة المتقدمة: القبيلة ثم
البطن، وقلّ ما تذكر العمارة والفخذ والفصيلة، وربما عُبر عن كل واحد من الطبقات
الست بالحي، إما على العموم، مثل أن يقال: حيّ من العرب، وإما على الخصوص، مثل أن
يقال: حيّ بني فلان.
Dan ketahuilah bahwa yang paling sering disebut di antara lapisan enam yang
disebutkan sebelumnya: qabilah kemudian bathn, dan jarang disebut 'imarah dan
fakhdh dan fashilah, dan kadang setiap lapisan dari enam lapisan itu disebut
dengan al-hay, baik secara umum, seperti dikatakan: hay dari Arab, atau secara
khusus, seperti dikatakan: hay Bani fulan.
الفصل الرابع في ذكر مساكن العرب القديمة التي منها درجوا إلى سائر الأقطار
Bab Keempat dalam Penyebutan Tempat-tempat Tinggal Arab Kuno yang dari sana Mereka Berpindah ke Seluruh Wilayah
اعلم أن مساكن العرب في ابتداء الأمر كانت بجزيرة العرب الواقعة في أواسط المعمور
وأعدل أماكنه وأفضل بقاعه، حيث الكعبة الحرام وتربة أشرف الخلق نبينا محمد عليه
أفضل الصلاة والسلام، وما حول ذلك من الأماكن.
Ketahuilah bahwa tempat-tempat tinggal Arab pada awalnya berada di Jazirah Arab yang terletak di tengah-tengah dunia yang dihuni dan paling adil tempat-tempatnya dan paling baik daerah-daerahnya, di mana terdapat Ka'bah Haram dan tanah paling mulia dari makhluk, Nabi kami Muhammad عليه أفضل الصلاة والسلام, dan apa yang di sekitarnya dari tempat-tempat.
وهذه الجزيرة متسعة الأرجاء ممتدة الأطراف يحيط بها من جهة الغرب بعض بادية الشام
حيث البلقاء، إلى أيلة، ثم بحر القلزم الآخذ من أيلة حيث العقبة الموجودة بطريق
حجاج مصر إلى الحجاز إلى أطراف اليمن، حيث طيّ وزبيد وما داناهما.
Dan Jazirah ini luas sisi-sisinya, memanjang ujung-ujungnya, dikelilingi dari sisi barat sebagian Badui Syam di mana Balqa', hingga Ailah, kemudian Laut Qulzum yang mengambil dari Ailah di mana 'Aqabah yang ada di jalan haji Mesir ke Hijaz hingga ujung-ujung Yaman, di mana Tsa'i dan Zabiid dan semisalnya.
ومن جهة الجنوب بحر الهند المتصل به بحر القُلزم المقدم ذكره، من جهة الجنوب إلى
عدن إلى أطراف اليمن حيث بلاد مهرة، من ظفار وما حولها.
Dan dari sisi selatan Laut Hindia yang terhubung dengannya Laut Qulzum yang disebutkan sebelumnya, dari selatan hingga 'Adan hingga ujung-ujung Yaman di mana negeri Mahrah, dari Zhufar dan sekitarnya.
ومن جهة الشرق بحر فارس الخارج من بحر الهند إلى جهة الشمال إلى بلاد البحرين، ثم
إلى أطراف البصرة، ثم إلى الكوفة من بلاد العراق.
Dan dari sisi timur Laut Persia yang keluar dari Laut Hindia ke arah utara hingga negeri Bahrain, kemudian hingga ujung-ujung Basrah, kemudian hingga Kufah dari negeri Iraq.
ومن جهة الشمال الفرات آخذاً من الكوفة على حدود العراق إلى عانة، إلى بالس من
بلاد الجزيرة الفراتية، إلى البلقاء من برية الشام، حيث وقع الابتداء.
Dan dari sisi utara Sungai Furat yang mengambil dari Kufah di perbatasan Iraq hingga 'Anah, hingga Balis dari negeri Jazirah Furatiyyah, hingga Balqa' dari padang Syam, di mana terjadinya permulaan.
ودور هذه الجزيرة، فيما ذُكر في تقويم البلدان، سبعة أشهر وأحد عشر يوماً تقريباً
بسير الأثقال، فمن البلقاء إلى الشراة ثلاثة أيام، ومن الشرا إلى أيلة نحو ثلاثة
أيام، ومن أيلة إلى فرضة المدينة النبوية نحو عشرين يوماً،
Dan lingkaran Jazirah ini, menurut apa yang disebutkan dalam Taqwim al-Buldan, tujuh bulan dan sebelas hari kira-kira dengan perjalanan beban, maka dari Balqa' ke asy-Syirah tiga hari, dan dari asy-Syirah ke Ailah sekitar tiga hari, dan dari Ailah ke Fardhah Madinah Nabi sekitar dua puluh hari,
ومنها إلى ساحل الجُحفة إلى جُدة - فرضة مكة المشرفة - ثلاثة أيام، ومن جدة إلى
عدن نحو من شهر، ومن عدن إلى سواحل مهرة نحو من شهر، ومن مهرة إلى عمّان من
البحرين نحو من شهر، ومن عمان إلى هَجر - قاعدة البحرين - نحو من شهر، ومن هجر
إلى عبادان من سواد العراق نحو خمسة عسر يوماً، ومن عبادان إلى البصرة نحو يومين،
ومن البصرة إلى الكوفة نحو اثنتي عشر يوماً، ومن الكوفة إلى بالس نحو عشرين
يوماً، ومن بالس إلى سَلَميّة نحو سبعة أيام، ومن سَلَمية إلى مشارف غوطة دمشق
نحو أربعة أيام، ومن مشارف غوطة دمشق إلى مشارف حوران ثلاثة أيام، ومن مشارف
حوران إلى البلقاء نحو ثلاثة أيام.
dan darinya ke pantai Juhfah ke Jeddah - Fardhah Makkah al-Musyarrifah - tiga hari, dan dari Jeddah ke 'Adan sekitar satu bulan, dan dari 'Adan ke pantai-pantai Mahrah sekitar satu bulan, dan dari Mahrah ke 'Umman dari Bahrain sekitar satu bulan, dan dari 'Umman ke Hajar - ibu kota Bahrain - sekitar satu bulan, dan dari Hajar ke 'Abbadan dari Suwad Iraq sekitar lima belas hari, dan dari 'Abbadan ke Basrah sekitar dua hari, dan dari Basrah ke Kufah sekitar dua belas hari, dan dari Kufah ke Balis sekitar dua puluh hari, dan dari Balis ke Salamiyyah sekitar tujuh hari, dan dari Salamiyyah ke pinggiran Ghutah Damaskus sekitar empat hari, dan dari pinggiran Ghutah Damaskus ke pinggiran Hauran tiga hari, dan dari pinggiran Hauran ke Balqa' sekitar tiga hari.
قال المدائني: وجزيرة العرب هذه تشتمل على خمسة أقسام: تهامة، ونجد، وحجاز،
وعروض، ويمن.
Al-Mada'ini berkata: Dan Jazirah Arab ini mencakup lima bagian: Tihamah, Najd, Hijaz, 'Arudh, dan Yaman.
فتهامة: هي الناحية الجنوبية من الحجاز.
Tihamah: adalah wilayah selatan dari Hijaz.
ونجد: هي الناحية التي بين الحجاز والعراق.
Najd: adalah wilayah yang antara Hijaz dan Iraq.
والحجاز: هو ما بين نجد وتهامة، وهو جبل يقبل من اليمن حيث يتصل بالشام، وسمي
حجازاً لحجزه بين نجد وتهامة.
Hijaz: adalah apa yang antara Najd dan Tihamah, dan itu adalah gunung yang menghadap Yaman di mana terhubung dengan Syam, dan dinamai Hijaz karena menghalangi antara Najd dan Tihamah.
والعروض: هي اليمامة إلى البحرين.
'Arudh: adalah Yamamah hingga Bahrain.
ويدخل في هذه الجزيرة قطعة من بلاد الشام، منها: تدمر، وتيماء، وتَبُوك.
Dan masuk dalam Jazirah ini potongan dari negeri Syam, di antaranya: Tadmur, dan Taima', dan Tabuk.
واعلم أن اليمن كان هو منازل العرب العاربة من عاد، وثمود، وطَسم، وجديس، وأُميم،
وجُرهم، وحضرموت، ومَن في معناهم، ثم انتقلت ثمود منهم إلى الحِجْر من أرض الشام،
فكانوا به حتى هلكوا، كما ورد به القرآن الكريم.
Dan ketahuilah bahwa Yaman adalah tempat tinggal Arab 'Aribah dari 'Ad, dan Tsamud, dan Tasm, dan Jadis, dan Umaym, dan Jurhum, dan Hadramaut, dan yang semisalnya, kemudian Tsamud dari mereka pindah ke al-Hijr dari tanah Syam, maka mereka berada di sana hingga binasa, seperti yang disebutkan dalam Al-Qur'an al-Karim.
وهلكت بقايا العاربة باليمن من عاد وغيرهم، وخلفهم فيه بنو قحطان من عابر، فعرفوا
بعرب اليمن إلى الآن، وبقوا فيه إلى أن خرج منهم عمرو مزيقياء عند توقّع سيل
العَرم، وكانت أرض الحجاز منازل بني عدنان إلى أن غزاهم بُخْتنصر، ونقل من نقل
منهم إلى الأنبار من بلاد العراق. ولم تزل العرب بعد ذلك كله في التنقل عن جزيرة
العرب والانتشار في الأقطار إلى أن كان الفتح الإسلامي، فتوغلوا في البلاد حتى
وصلوا إلى بلاد الترك وما داناها، ونزلت منهم طائفة بالجزيرة الفراتية وصاروا إلى
أقصى المغرب وجزيرة الأندلس وبلاد السودان، وبلغوا الآفاق وعمروا الأقطار، وصار
بعض عرب اليمن إلى الحجاز فأقاموا به، وربما صار بعض عرب الحجاز إلى اليمن
فأقاموا به، وبقى من بقى منهم بالحجاز واليمن على ذلك إلى الآن، ومن تفرق منهم
بالأقطار منتشرون في الآفاق قد ملأوا ما بين الخافقين.
Dan binasa sisa-sisa 'Aribah di Yaman dari 'Ad dan lainnya, dan mereka digantikan di sana oleh Bani Qahtan dari 'Abir, maka dikenal sebagai Arab Yaman hingga sekarang, dan mereka tinggal di sana hingga keluar dari mereka 'Amru Mazikiya pada saat diantisipasi banjir al-'Arm, dan tanah Hijaz adalah tempat tinggal Bani 'Adnan hingga mereka digeruduk oleh Bukhtanashar, dan yang dipindahkan dari mereka dipindah ke al-Anbar dari negeri Iraq. Dan Arab tidak berhenti setelah itu semua dalam berpindah dari Jazirah Arab dan menyebar di wilayah-wilayah hingga datangnya penaklukan Islam, maka mereka menembus negeri-negeri hingga mencapai negeri Turki dan semisalnya, dan turun dari mereka kelompok di Jazirah Furatiyyah dan pergi ke ujung Maghrib dan Jazirah Andalus dan negeri Sudan, dan mencapai ufuk-ufuk dan membangun wilayah-wilayah, dan pergi sebagian Arab Yaman ke Hijaz maka menetap di sana, dan kadang pergi sebagian Arab Hijaz ke Yaman maka menetap di sana, dan yang tersisa dari mereka di Hijaz dan Yaman tetap seperti itu hingga sekarang, dan yang tersebar dari mereka di wilayah-wilayah tersebar di ufuk-ufuk telah memenuhi apa yang antara langit dan bumi.
الفصل الخامس في بيان أمور يحتاج الناظر في علم الأنساب إليها
Bab Kelima dalam Penjelasan Hal-hal yang Dibutuhkan Peneliti dalam Ilmu Silsilah
وهي عشرة أمور: الأول - قال الماوردي: إذا تباعدت الأنساب صارت القبائل شعوباً،
والعمائر قبائل، يعني: وتصير البطون عمائر، والأفخاذ بطوناً، والفصائل أفخاذاً،
والحادث بعد ذلك فصائل.
dan itu sepuluh hal: Yang pertama - Al-Mawardi berkata: Jika silsilah-silsilah
menjadi jauh, maka qaba'il menjadi syu'ub, dan 'ima'ir menjadi qaba'il,
maksudnya: dan bathun menjadi 'ima'ir, afkhadh menjadi bathun, fashilah
menjadi afkhadh, dan yang terjadi setelah itu fashilah.
الثاني - قد ذكر الجوهري: أن القبيلة هي بنو أب واحد.
Yang kedua - Al-Jawhari telah menyebutkan: bahwa qabilah adalah Bani satu bapak.
وقال ابن حزم: جميع قبائل العرب راجعة إلى أب واحد سوى ثلاث قبائل، وهي تَنوخ،
والعُتْق، وغسّان، فإن كل قبيلة منها مجتمعة من عدة بطون.
Dan Ibnu Hazm berkata: Semua qaba'il Arab kembali ke satu bapak kecuali tiga qaba'il, yaitu Tanukh, dan al-'Utb, dan Ghassan, karena setiap qabilah dari mereka adalah kumpulan dari beberapa bathn.
وسيأتي بيان ذلك في الكلام على كل قبيلة من القبائل الثلاث في موضه، إن شاء
الله.
Dan akan datang penjelasan itu dalam pembahasan setiap qabilah dari tiga qaba'il itu pada tempatnya, insya Allah.
ثم أن القبيلة قد يكون له عدة أولاد فيحدث عن بعضهم قبيلة أو عدة قبائل، فتنسب
إليه كل قبيلة تحدث عنه وتُترك النسبة إلى القبيلة الأولى، كحنظلة بن تميم، فينسب
إلى "حنظلة" ويترك "تميم" ويبقى بعضهم بلا ولد، بألا يولد له أو لم يشتهر ولده،
فينسب إلى القبيلة الأولى.
Kemudian bahwa qabilah mungkin memiliki beberapa anak maka timbul dari sebagiannya qabilah atau beberapa qaba'il, maka setiap qabilah yang timbul darinya dinisbahkan kepadanya dan ditinggalkan nisbat ke qabilah pertama, seperti Hanthalah bin Tamim, maka dinisbahkan ke "Hanthalah" dan ditinggalkan "Tamim" dan tetap sebagiannya tanpa anak, dengan tidak melahirkan atau anaknya tidak terkenal, maka dinisbahkan ke qabilah pertama.
الثالث - إذا اشتمل النسب على طبقتين فأكثر، كهاشم، وقريش، ومُضر، وعدنان، جاز
لمن في الدرجة الأخيرة من النسب أن ينتسب إلى الجميع، فيجوز لبني هاشم أن يُنسبوا
إلى هاشم وإلى قريش وإلى مضرو إلى عدنان، فيقال في أحدهم: الهاشميّ، والقرشيّ،
والمضريّ، والعدنانيّ.
Yang ketiga - Jika silsilah mencakup dua lapisan atau lebih, seperti Hasyim, dan Quraisy, dan Mudhar, dan 'Adnan, boleh bagi yang berada di derajat terakhir dari silsilah untuk dinisbahkan ke semuanya, maka boleh bagi Bani Hasyim untuk dinisbahkan ke Hasyim dan ke Quraisy dan ke Mudhar hingga 'Adnan, maka dikatakan pada salah seorang: al-Hasyimiy, wa al-Qurasyiy, wa al-Mudhariy, wa al-'Adnaniy.
بل قد قال الجوهري: إن النسبة إلى الأسفل تُغني عن النسبة إلى الأعلى،
Bahkan al-Jawhari berkata: Bahwa nisbat ke yang bawah menggantikan nisbat ke
yang atas,
فإذا قلت في النسبة إلى "كلب بن وبرة" الكلبي، استغنيت أن تنسبه إلى شيء من
أصوله.
maka jika engkau katakan dalam nisbat ke "Kalab bin Wabrah" al-Kalabiy, maka engkau tidak perlu menisbahkannya ke apa pun dari asal-usulnya.
وذكر غيره أنه يجوز الجمع في النسب بين الطبقة العليا والطبقة السفلى.
Dan yang lain menyebutkan bahwa boleh menggabungkan dalam nisbat antara lapisan atas dan lapisan bawah.
ثم بعضهم يرى تقديم العليا على السفلى، مثل أن يقال في النسب إلى عثمان ابن عفان
رضي الله عنه: الأموي العثماني، وبعضهم يرى تقديم السفلى على العليا، فيقال:
العثماني الأموي.
Kemudian sebagian mereka melihat mendahulukan yang atas atas yang bawah, seperti dikatakan dalam nisbat ke Utsman bin 'Affan رضي الله عنه: al-Umayyiy al-Utsmaniy, dan sebagian melihat mendahulukan yang bawah atas yang atas, maka dikatakan: al-Utsmaniy al-Umayyiy.
الرابع - قد ينضم الرجل إلى غير قبيلته بالحلف والموالاة، فينسب إليهم، فيقال:
فلان حليف بني فلان، أو مولاهم؛ كما يقال في البخاري: الجُعفي مولاهم، ونحو
ذلك.
Yang keempat - Seseorang mungkin bergabung dengan selain qabilahnya melalui persekutuan dan pemeliharaan, maka dinisbahkan kepada mereka, maka dikatakan: Fulan hailif Bani fulan, atau mawalihim; seperti dikatakan dalam al-Bukhari: al-Ju'fiy mawalihim, dan semisalnya.
الخامس - إذا كان الرجل من قبيلة ثم دخل قبيلة أخرى جاز أن ينسب إلى قبيلته
الأولى، وأن ينسب إلى قبيلته التي دخل فيها، وأن ينسب إلى القبيلتين جميعاً، مثل
أن يقال: التميمي ثم الوائلي، أو الوائلي ثم التميمي، وما أشبه ذلك.
Yang kelima - Jika seseorang dari qabilah kemudian masuk ke qabilah lain, boleh dinisbahkan ke qabilahnya yang pertama, dan dinisbahkan ke qabilah yang dimasukinya, dan dinisbahkan ke kedua qabilah itu, seperti dikatakan: at-Tamimiy tsumma al-Wa'illy, atau al-Wa'illy tsumma at-Tamimiy, dan semisalnya.
السادس - القبائل في الغالب تسمى باسم الأب والد القبيلة، كربيعة ومضر والأوس
والخزرج، ونحو ذلك، وقد تسمى القبيلة باسم أمها الوالدة لها، كخندف وبِجَيلة
ونحوهما، وقد تسمى باسم حاضنة ونحوها، وربما وقع اللقب على القبيلة بحدوث سبب،
كغسان، حيث نزلوا من ماء يسمى غسان، فسموا به، كما سيأتي إن شاء الله.
Yang keenam - Qaba'il pada umumnya dinamai dengan nama bapak dan pencipta qabilah, seperti Rabi'ah dan Mudhar dan al-Aws dan al-Khazraj, dan semisalnya, dan kadang qabilah dinamai dengan nama ibunya yang melahirkannya, seperti Khindhaf dan Bijilah dan semisalnya, dan kadang dinamai dengan nama pengasuh dan semisalnya, dan kadang laqab jatuh pada qabilah karena terjadinya sebab, seperti Ghassan, di mana mereka turun dari air yang dinamai Ghassan, maka dinamai dengannya, seperti yang akan datang insya Allah.
السابع - غالب أسماء العرب منقولة عما يدور في خزانة خيالهم مما يخالطونه
ويجاورونه، إما من الوحوش، كأسد ونمر، وإما من النبات، كنَبت وحنظلة، وإما من
الحشرات، كحيّة وحنش، وإما من أجزاء الأرض، كفِهر وصَخر، ونحو ذلك.
Yang ketujuh - Sebagian besar nama-nama Arab diambil dari apa yang berputar di gudang imajinasi mereka dari apa yang bercampur dan bersebelahan dengannya, baik dari binatang buas, seperti asad dan namir, atau dari tumbuhan, seperti nabbt dan hanthalah, atau dari serangga, seperti hayyah dan hanas, atau dari bagian-bagian bumi, seperti fihir dan shakhr, dan semisalnya.
الثامن - الغالب على العرب تسمية أبنائهم بمكروه الأسماء، ككلب وحنظلة وضِرار
وحرب، وما أشبه ذلك، وتسمية عبيدهم بمحبوب الأسماء، كفلاح ونجاح، ونحو ذلك.
Yang kedelapan - Yang dominan atas Arab adalah menamai anak-anak mereka dengan nama-nama yang dibenci, seperti kalab dan hanthalah dan dharrar dan harab, dan semisalnya, dan menamai budak-budak mereka dengan nama-nama yang disukai, seperti fallah dan najah, dan semisalnya.
والمعنى فيه ما حُكي: أنه قيل لأبي الدُّقيش الكلابي: لِمَ تسمون أبناءكم بشرّ
الأسماء، نحو كلب وذئب، وعبيدكم بأحسن الأسماء، نحو مرزوق ورَباح، فقال: إنما
نسمي أبناءنا لأعدائنا، وعبيدنا لأنفسنا. يريد أن الأبناء مُعدَّة للأعداء في
المحاربة ونحوها فاختاروا لهم شر الأسماء، والعبيد معدّة لأنفسهم فاختاروا لهم
خير الأسماء.
Dan maknanya seperti yang diriwayatkan: Dikatakan kepada Abu ad-Duqaish al-Kalabiy: Mengapa kalian menamai anak-anak kalian dengan nama-nama buruk, seperti kalab dan dza'ib, dan budak-budak kalian dengan nama-nama terbaik, seperti marzuq dan rabah, maka ia berkata: Kami hanya menamai anak-anak kami untuk musuh kami, dan budak kami untuk diri kami sendiri. Maksudnya anak-anak disiapkan untuk musuh dalam peperangan dan semisalnya maka mereka pilih untuk mereka nama-nama buruk, dan budak disiapkan untuk diri mereka maka mereka pilih untuk mereka nama-nama baik.
التاسع - إذا كان في القبيلة اسمان متوافقان كالحارث والحارث، والخزرج والخزرج،
ونحو ذلك، وأحدهما من ولد الآخر، أو بعده في الوجود، عُبِّر عن الوالد أو السابق
منهما بالأكبر، وعن الولد أو المتأخر منهما بالأصغر، وربما وقع ذلك في الأخوين،
إذا كان أحدهما أكبر من الآخر.
Yang kesembilan - Jika di dalam qabilah ada dua nama yang sama seperti al-Harits dan al-Harits, dan al-Khazraj dan al-Khazraj, dan semisalnya, dan salah satunya dari keturunan yang lain, atau setelahnya dalam keberadaan, maka diungkapkan tentang yang ayah atau yang lebih dahulu dari keduanya dengan al-Akbar, dan tentang anak atau yang terlambat dari keduanya dengan al-Asghar, dan kadang itu terjadi pada saudara kandung, jika salah satunya lebih tua dari yang lain.
العاشر - أسماء القبائل في اصطلاح العرب على خمسة أضرب: أولها - أن يطلق على
القبيلة لفظ الأب، كعاد وثمود ومَدين، وما شاكل ذلك، وبذلك ورد القرآن الكريم في
عدة مواضع، كقوله تعالى: (وإلى عاد) (وإلى ثمود) (وإلى مَدْين) ، يريد: بني عاد،
وبني ثمود، وبني مدين، وأكثر ما يكون ذلك في الشعوب والقبائل العظام لا سيما في
الأزمان المتقدمة، بخلاف البطون والأفخاذ ونحوها.
Yang kesepuluh - Nama-nama qaba'il dalam istilah Arab atas lima jenis: Yang pertama - Menyebut qabilah dengan lafaz bapak, seperti 'Ad dan Tsamud dan Madyan, dan yang mirip dengannya, dan dengan itu datang Al-Qur'an al-Karim di beberapa tempat, seperti firman-Nya تعالى: (وَإِلَىٰ عَادٍ) (وَإِلَىٰ ثَمُودَ) (وَإِلَىٰ مَدْيَنَ) , maksudnya: Bani 'Ad, Bani Tsamud, Bani Madyan, dan paling sering itu pada syu'ub dan qaba'il besar terutama pada zaman-zaman awal, berbeda dengan bathun dan afkhadh dan semisalnya.
وثانيها - أن يطلق على القبيلة لفظ البُنوة، فيقال: بنو فلان، وأكثر ما يكون ذلك
في البطون والأفخاذ والقبائل الصغار، لا سيما في الأزمان المتأخرة.
Yang kedua - Menyebut qabilah dengan lafaz ke-anak-an, maka dikatakan: Bani fulan, dan paling sering itu pada bathun dan afkhadh dan qaba'il kecil, terutama pada zaman-zaman akhir.
وثالثها - أن تَرد القبيلة بلفظ الجمع مع الألف واللام، كالطالبيين، والجعافرة،
ونحوهما، وأكثر ما يكون ذلك في المتأخرين دون غيرهم.
Yang ketiga - Merujuk qabilah dengan lafaz jamak dengan alif walam, seperti at-Talibiyyin, wa al-Ju'afirah, dan semisalnya, dan paling sering itu pada yang terakhir daripada yang lain.
ورابعها - أن يعبر عن القبيلة ب "آل فلان" كآل ربيعة، وآل فضل، وآل علي، وما أشبه
ذلك، وأكثر ما يكون ذلك في الأزمنة المتأخرة، لا سيما في عرب الشام في زماننا،
والمراد بالآل: الأهل.
Yang keempat - Mengungkapkan qabilah dengan "Aal fulan" seperti Aal
Rabi'ah, wa Aal Fadl, wa Aal 'Ali, dan semisalnya, dan paling sering itu pada
zaman-zaman akhir, terutama pada Arab Syam pada zamannya kami, dan yang
dimaksud dengan Aal: keluarga.
وخامسها - أن يُعبر عن القبيلة بأولاد فلان، ولا يوجد ذلك إلا في المتأخرين من أفخاذ العرب على قلة.
Yang kelima - Mengungkapkan qabilah dengan anak-anak fulan, dan itu tidak ada kecuali pada yang terakhir dari afkhadh Arab dengan sedikit.
