Anggaran Dasar (AD) Nahdlatul Ulama (NU)
Judul buku: Anggaran Dasar Anggaran Rumah Tangga Nahdlatul Ulama Keputusan Muktamar Ke-34 Nahdlatul Ulama Bandar Lampung, Lampung 22-24 De sember 2021 M 17-19 Jumadil Ula 1443 H
Penyusun dan Penerbit: Pengurus Besar Nahdlatul Ulama Masa Khidmat 2022-2027
Alamat: Sekretariat Jenderal Pengurus Besar Nahdlatul Ulama Jl. Kramat Raya 164, Jakarta Pusat Telp. (021) 3916013 Fax. (021) 3914013 Website: www.nu.or.id
Bidang: Undang-undang Internal / AD ART Organisasi NU
DAFTAR ISI
- Bab I: Nama, Kedudukan dan Statu
- Bab II Pedoman, Aqidah dan Asas
- Bab III Lambang
- Bab IV Tujuan dan Usaha
- Bab V Keanggotaan, Hak dan Kewajiban
- Bab VI Struktur dan Perangkat Perkumpulan
- Bab VII Kepengurusan dan Masa Khidmat
- Bab VIII Tugas dan Wewenang
- Bab IX Permusyawaratan
- Bab X Rapat-Rapat
- Bab XI Keuangan dan Kekayaan
- Bab XII Perubahan
- Bab XIII Pembubaran Perkumpulan
- Bab XIV Penutup
- Kembali ke: Buku AD/ART NU Muktamar 2022
BAB II PEDOMAN, AQIDAH DAN ASAS
Pasal 4
Nahdlatul Ulama berpedoman kepada Al- Qur’an, As-Sunnah,
Al-Ijma’, dan Al-Qiyas.
Pasal 5
Nahdlatul Ulama
beraqidah Islam menurut faham Ahlus Sunnah wal Jama’ah, dalam bidang aqidah
mengikuti madzhab Imam Abu Hasan Al-Asy’ari dan Imam Abu Man- shur
Al-Maturidi, dalam bidang fiqh meng- ikuti salah satu dari 4 (empat) madzhab
yaitu Imam Hanafi, Imam Maliki, Imam Syafi’i, dan Imam Hanbali, dan dalam bi-
dang tasawuf mengikuti madzhab Imam Al-Junaid Al-Bagdadi dan Imam Abu Ha- mid
Al-Ghazali.
Pasal 6
Dalam kehidupan berbangsa dan bernegara di
Indonesia, Nahdlatul Ulama berasas ke- pada Pancasila dan Undang-Undang Dasar
Negara Republik Indonesia Tahun 1945.
BAB III LAMBANG
Pasal 7
Lambang Nahdlatul Ulama berupa gambar bola dunia yang dilingkari
tali tersimpul, dikitari oleh 9 (sembilan) bintang, 5 (lima) bintang terletak
melingkari di atas garis khatulistiwa yang terbesar di antaranya ter- letak di
tengah atas, sedang 4 (empat) bin- tang lainnya terletak melingkar di bawah
garis khatulistiwa, dengan tulisan NAH- DLATUL ULAMA dalam huruf Arab yang
melintang dari sebelah kanan bola dunia ke sebelah kiri, dan ada huruf “N” di
bawah kiri dan “U” di bawah kanan, semua terlukis dengan warna putih di atas
dasar hijau.
BAB IV TUJUAN DAN USAHA
Pasal 8
(1) Nahdlatul Ulama adalah perkumpul-
an/jam’iyah diniyyah islamiyyah ijti- ma’iyyah (perkumpulan sosial keaga- maan
Islam) untuk menciptakan ke- maslahatan masyarakat, kemajuan bangsa, dan
ketinggian harkat dan martabat manusia.
(2) Tujuan Nahdlatul
Ulama adalah ber- lakunya ajaran Islam yang menganut faham Ahlus Sunnah wal
Jama’ah un- tuk terwujudnya tatanan masyarakat yang berkeadilan demi
kemaslahatan, kesejahteraan umat dan demi tercip- tanya rahmat bagi
semesta.
Pasal 9
Untuk mewujudkan tujuan sebagaimana
Pasal 8 maka Nahdlatul Ulama melak- sanakan usaha-usaha sebagai berikut:
a.
di bidang agama, mengupayakan ter- laksananya ajaran Islam yang menga-
nut faham Ahlus Sunnah wal Jama’ah;
b. di bidang pendidikan,
pengajaran dan kebudayaan mengupayakan terwujud- nya penyelenggaraan
pendidikan dan pengajaran serta pengembangan ke- budayaan yang sesuai dengan
ajaran Islam untuk membina umat menjadi muslim yang takwa, berbudi luhur,
berpengetahuan luas dan terampil, serta berguna bagi agama, bangsa dan
negara;
c. di bidang sosial, mengupayakan dan
mendorong pemberdayaan di bi-
dang
kesehatan, kemaslahatan dan ketahanan keluarga, dan pendamping- an masyarakat
yang terpinggirkan (mustadl’afin);
d. di bidang ekonomi,
mengupayakan peningkatan pendapatan masyarakat dan lapangan kerja/usaha untuk
ke- makmuran yang merata; dan
e. mengembangkan usaha-usaha
lain melalui kerjasama dengan pihak dalam maupun luar negeri yang bermanfaat
bagi masyarakat banyak guna terwu- judnya Khairu Ummah.
BAB V KEANGGOTAAN, HAK DAN KEWAJIBAN
Pasal 10
(1) Keanggotaan Nahdlatul Ulama terdiri dari
anggota biasa, anggota luar biasa, dan anggota kehormatan.
(2)
Ketentuan lebih lanjut tentang peneri- maan dan pemberhentian keanggo-
taan diatur dalam Anggaran Rumah Tangga.
Pasal 11
Ketentuan
lebih lanjut tentang hak dan ke- wajiban anggota serta ketentuan lainnya
mengenai keanggotaan diatur dalam Ang- garan Rumah Tangga.
BAB VI STRUKTUR DAN PERANGKAT PERKUMPULAN
Pasal 12
Struktur Perkumpulan Nahdlatul Ulama terdiri dari:
a.
Pengurus Besar;
b. Pengurus Wilayah;
c.
Pengurus Cabang/Pengurus Cabang Is- timewa;
d.
Majelis Wakil Cabang;
e. Pengurus Ranting; dan
f.
Pengurus Anak Ranting.
Pasal 13
Untuk melaksanakan
tujuan dan usaha- usaha sebagaimana dimaksud Pasal 8 dan 9, Nahdlatul UIama
membentuk perangkat perkumpulan yang meliputi Lembaga dan Badan Otonom
yang merupakan bagian tak terpisahkan dari kesatuan perkumpulan Jam’iyah
Nahdlatul Ulama.
BAB VII KEPENGURUSAN DAN MASA KHIDMAT
Pasal 14
(1) Kepengurusan Nahdlatul Ulama terdiri dari
Mustasyar, Syuriyah dan Tanfidzi- yah.
(2) Mustasyar adalah
penasehat yang ter- dapat di Pengurus Besar, Pengurus Wilayah, Pengurus
Cabang/Pengurus Cabang Istimewa, dan Majelis Wakil Cabang.
(3)
Syuriyah adalah pimpinan tertinggi
Nahdlatul Ulama.
(4)
Tanfidziyah adalah pelaksana.
(5) Ketentuan lebih lanjut tentang susun-
an dan komposisi kepengurusan diatur dalam Anggaran Rumah Tangga.
Pasal
15
(1) Pengurus Besar Nadhlatul Ulama ter- diri dari:
a.
Mustasyar Pengurus Besar;
b. Pengurus Besar Harian
Syuriyah;
c. Pengurus Besar Lengkap Syuriyah;
d.
Pengurus Besar Harian Tanfidzi- yah;
e. Pengurus
Besar Lengkap Tanfidzi- yah; dan
f. Pengurus Besar Pleno.
(2)
Pengurus Wilayah Nahdlatul Ulama
terdiri dari:
a.
Mustasyar Pengurus Wilayah;
b. Pengurus Wilayah
Harian Syuri- yah;
c. Pengurus Wilayah Lengkap Syuri-
yah;
d. Pengurus Wilayah Harian Tanfi-
dziyah;
e.
Pengurus Wilayah Lengkap Tan-
fidziyah; dan
f.
Pengurus Wilayah Pleno.
(3) Pengurus Cabang Nahdlatul Ulama
ter- diri dari:
a. Mustasyar Pengurus Cabang;
b.
Pengurus Cabang Harian Syuri- yah;
c. Pengurus Cabang
Lengkap Syuri- yah;
d. Pengurus Cabang Harian
Tanfidzi- yah;
e. Pengurus Cabang Lengkap Tanfi-
dziyah;
dan
f. Pengurus Cabang Pleno.
(4) Pengurus
Cabang Istimewa Nahdlatul Ulama terdiri dari:
a. Mustasyar
Pengurus Cabang Is- timewa;
b. Pengurus Cabang Istimewa Ha-
rian Syuriyah;
c. Pengurus Cabang Istimewa Leng- kap
Syuriyah;
d. Pengurus Cabang Istimewa Ha-
rian
Tanfidziyah;
e. Pengurus Cabang Istimewa Leng-
kap
Tanfidziyah; dan
f. Pengurus Cabang Istimewa Pleno.
(5)
Majelis Wakil Cabang Nahdlatul Ula- ma terdiri atas:
a.
Mustasyar Majelis Wakil Cabang;
b. Majelis Wakil
Cabang Harian Syu- riyah;
c. Majelis Wakil Cabang Lengkap
Syuriyah;
d. Majelis Wakil Cabang Harian Tan-
fidziyah;
e.
Majelis Wakil Cabang Lengkap
Tanfidziyah; dan
f.
Majelis Wakil Cabang Pleno.
(6) Pengurus Ranting Nahdlatul
Ulama terdiri atas:
a. Pengurus Ranting Harian Syuri-
yah;
b. Pengurus Ranting Lengkap Syuri- yah;
c.
Pengurus Ranting Harian Tanfi-
dziyah;
d.
Pengurus Ranting Lengkap Tan-
fidziyah; dan
e.
Pengurus Ranting Pleno.
(7) Pengurus Anak Ranting Nahdlatul
Ula- ma terdiri dari:
a. Pengurus Anak Ranting Harian
Syuriyah;
b. Pengurus Anak Ranting Lengkap Syuriyah;
c.
Pengurus Anak Ranting Harian
Tanfidziyah;
d.
Pengurus Anak Ranting Lengkap
Tanfidziyah; dan
e.
Pengurus Anak Ranting Pleno.
(8) Ketentuan lebih lanjut
tentang susun- an dan komposisi pengurus diatur dalam Anggaran Rumah
Tangga.
Pasal 16
(1) Masa khidmat
kepengurusan sebagai- mana dimaksud pada Pasal 14 adalah 5 (lima) tahun dalam
satu periode di semua tingkatan, kecuali Pengurus Ca- bang Istimewa selama 2
(dua) tahun.
(2) Masa jabatan Pengurus Lembaga disesuaikan
dengan masa jabatan Pe- ngurus Nahdlatul Ulama di tingkat masing-masing.
(3)
Masa khidmat Ketua Umum Pengurus Badan Otonom adalah 2 (dua) periode,
kecuali Ketua Umum Pengurus Badan Otonom yang berbasis usia adalah 1 (satu)
periode.
BAB VIII TUGAS DAN WEWENANG
Pasal 17
Mustasyar bertugas dan berwenang mem- berikan nasehat
kepada Pengurus Nahdla- tul Ulama menurut tingkatannya baik di- minta ataupun
tidak.
Pasal 18
Syuriyah bertugas dan berwenang membi- na dan
mengawasi pelaksanaan keputusan- keputusan perkumpulan sesuai tingkatan-
nya.
Pasal 19
Tanfidziyah mempunyai tugas dan we- wenang
menjalankan pelaksanaan kepu-
tusan-keputusan perkumpulan
sesuai ting- katannya.
Pasal 20
Ketentuan lebih lanjut tentang
tugas dan wewenang sesuai Pasal 17, 18 dan 19 diatur dalam Anggaran Rumah
Tangga.
BAB IX PERMUSYAWARATAN
Pasal 21
(1) Permusyawaratan adalah suatu perte- muan
yang dapat membuat keputus- an dan ketetapan perkumpulan yang diikuti oleh
struktur perkumpulan di bawahnya.
(2) Permusyawaratan di
lingkungan Nah-
dlatul Ulama meliputi Permusyawa- ratan
Tingkat Nasional dan Permusya- waratan Tingkat Daerah.
Pasal 22
Permusyawaratan
Tingkat Nasional yang sebagaimana dimaksud Pasal 21 terdiri dari:
a.
Muktamar;
b. Muktamar Luar Biasa;
c.
Musyawarah Nasional Alim Ulama: dan
d. Konferensi
Besar.
Pasal 23
Permusyawaratan Tingkat Daerah sebagai- mana
dimaksud Pasal 21 terdiri dari:
a. Konferensi Wilayah;
b.
Musyawarah Kerja Wilayah;
c. Konferensi
Cabang/Konferensi Cabang
Instimewa;
d.
Musyawarah Kerja Cabang/Musyawa- rah Kerja Cabang Istimewa;
e.
Konferensi Wakil Cabang;
f. Musyawarah Kerja Wakil
Cabang;
g. Musyawarah Ranting;
h.
Musyawarah Kerja Ranting;
i. Musyawarah Anak Ranting; dan
j.
Musyawarah Kerja Anak Ranting.
Pasal 24
(1)
Permusyaratan di lingkungan Badan Otonom Nahdlatul Ulama meliputi
Permusyawaratan Tingkat Nasional dan Permusyawaratan Tingkat Daerah.
(2)
Permusyawaratan Tingkat Nasional sebagaimana dimaksud pada ayat 1
(satu) Pasal ini terdiri dari:
a. Kongres; dan
b.
Rapat Kerja.
(3) Permusyawaratan Badan Otonom merujuk
kepada dan tidak boleh ber- tentangan dengan Anggaran Dasar, Anggaran Rumah
Tangga, Peraturan Perkumpulan dan Peraturan Pengurus Besar Nahdlatul Ulama.
(4)
Badan Otonom harus meratifikasi hasil
permusyawaratan Nahdlatul Ulama.
Pasal
25
Ketentuan lebih lanjut tentang permu- syawaratan diatur dalam Anggaran
Rumah Tangga.
BAB X RAPAT-RAPAT
Pasal 26
Rapat adalah suatu pertemuan yang dapat membuat keputusan
dan ketetapan per- kumpulan yang dilakukan pada masing- masing tingkat
kepengurusan.
Pasal 27
Rapat-rapat di lingkungan Nahdlatul
Ulama terdiri dari:
a. Rapat Kerja;
b.
Rapat Pleno;
c. Rapat Harian Syuriyah dan Tanfidzi- yah;
d.
Rapat Harian Syuriyah;
e. Rapat Harian Tanfidziyah; dan
f.
Rapat-rapat lain yang dianggap perlu.
Pasal 28
Ketentuan
lebih lanjut tentang rapat-rapat sebagaimana Pasal 27 diatur dalam Anggar- an
Rumah Tangga.
BAB XI KEUANGAN DAN KEKAYAAN
Pasal 29
(1) Keuangan Nahdlatul Ulama digali dari
sumber-sumber dana di lingkungan Nahdlatul Ulama, umat Islam, maupun
sumber-sumber lain yang halal dan ti- dak mengikat.
(2)
Sumber dana Nahdlatul Ulama diper- oleh dari:
a. uang
pangkal;
b. uang i’anah syahriyah;
c.
sumbangan; dan
d. usaha lain yang halal.
(3)
Ketentuan lebih lanjut tentang peneri- maan dan pemanfaatan keuangan
sebagaimana dimaksud ayat (1) dan
(2) Pasal ini diatur dalam Anggaran
Rumah Tangga.
Pasal 30
Kekayaan Perkumpulan adalah inventaris
dan aset-aset Perkumpulan yang berupa harta benda bergerak dan/atau harta
benda tidak bergerak serta wakaf yang dimiliki/di- kuasai oleh Perkumpulan
Nahdlatul Ulama.
BAB XII PERUBAHAN
Pasal 31
(1) Anggaran Dasar ini hanya dapat di- ubah
oleh keputusan Muktamar yang sah yang dihadiri sedikitnya 2/3 (dua pertiga)
dari jumlah Pengurus Wilayah dan Pengurus Cabang/Pengurus Ca- bang Istimewa
yang sah dan sedikitnya disetujui oleh 2/3 (dua pertiga) dari jumlah suara
yang sah.
(2) Dalam hal Muktamar sebagaimana di- maksud ayat
(1) Pasal ini tidak dapat di- adakan karena tidak tercapai kuorum, maka
ditunda selambat-lambatnya 1 (satu) bulan dan selanjutnya dengan memenuhi
syarat dan ketentuan yang sama Muktamar dapat dimulai dan dapat mengambil
keputusan yang sah.
BAB XIII PEMBUBARAN PERKUMPULAN
Pasal 32
(1) Pembubaran Perkumpulan/Jam’iyah Nahdlatul
Ulama sebagai suatu per- kumpulan hanya dapat dilakukan apa- bila mendapat
persetujuan dari selu- ruh anggota dan pengurus di semua tingkatan.
(2)
Apabila Nahdlatul Ulama dibubarkan, maka segala kekayaannya diserahkan
kepada perkumpulan atau badan amal yang sepaham dengan persetujuan dari
seluruh anggota dan pengurus di semua tingkatan.
BAB XIV PENUTUP
Pasal 33
Naskah “Khittah Nahdlatul Ulama” meru- pakan bagian tak
terpisahkan dari Anggar- an Dasar ini.
