Panduan Shalat Jenazah
Panduan Shalat Jenazah janazah mayit lengkap Solat jenazah adalah shalat yang dilakukan untuk memberi penghormatan terakhir pada seorang muslim yang sudah meninggal baik itu perempuan atau laki-laki. Anak kecil atau orang tua. Solat jenazah ada dua macam yaitu salat ghaib dan salat jenazah (hadir).
BIMBINGAN SHALAT JENAZAH
Solat jenazah adalah shalat yang dilakukan untuk memberi penghormatan terakhir pada seorang muslim atau muslimah yang sudah meninggal baik itu perempuan atau laki-laki. Anak kecil atau orang tua. Solat jenazah ada dua macam yaitu salat janazah ghaib dan salat jenazah (hadir). Salat ghaib adalah salat jenazah yang dilakukan tidak dihadapan mayit (jenazahnya berada ditempat lain atau sudah dimakamkan). Salat jenazah hadir atau disebut dengan solat jenazah saja adalah salat jenazah yang dilakukan di depan mayit dan dilaksanakan sebelum pemakaman.
DAFTAR ISI
I. TATA CARA SOLAT JENAZAH
1. a. Niat salat jenazah laki-laki sebagai berikut:
Teks latin: Ushallii 'alaa haadzal mayyiti lillaahi ta'aala
Artinya: Aku niat menshalatkan mayyit ini, karena Allah Ta'aala
b. Niat shalat janazah perempuan sebagai berikut:
Teks latin: Ushallii 'alaa haadzihil mayyitati lillaahi ta'aala
Artinya: Aku niat menshalatkan mayyit perempuan ini, karena Allah Ta'aala
c. Apabila dilakukan secara berjemaah, tambahkan kata ma'muman atau imaman (sesuai posisi anda) sebelum kata lillahi ta'ala.
2. Salat janazah dilakukan dengan berdiri saja. Tanpa duduk.
3. Jumlah takbir salat jenazah ada empat.
a. Takbir pertama membaca: Surat Al Fatihah
b. Takbir kedua diikuti dengan membaca sholawat Nabi. Contoh, allahumma solli ala Sayyidina Muhammad
Bacaan shalawat yang lengkap:
أللهم صَلِّ علي محمد وعلي ألِ محمد كما صَلَيْتَ علي إبراهيم وعلي أل إبراهيم وبارِكْ علي محمد وعلي أل محمد كما باركت علي إبراهيم وعلي أل إبراهيم في العالمين إنك حميد مجيد
Teks latin: Allaahumma shalli 'alaa muhammadin, wa 'alaa aali muhammadin, kamaa shallaita 'alaa ibraahiima, wa 'alaa aali ibraahiima. Wa baarik 'alaa muhammadin, wa 'alaa aali muhammadin, kamaa baarakta 'alaa ibraahiima, wa 'alaa aali ibraahiima. Fil 'aalamiina innaka hamiidum majiid.
Artinya: Ya Allah, berilah rahmat kepada Muhammad dan keluarganya, sebagaimana Engkau telah memberikan rahmat kepada Ibrahim dan keluarganya. Sesungguhnya Engkau Maha Terpuji dan Maha Agung. Berilah berkah kepada Muhammad dan keluarganya (termasuk anak dan istri atau umatnya), sebagaimana Engkau telah memberi berkah kepada Ibrahim dan keluarganya. Sesungguhnya Engkau Maha Terpuji dan Maha Agung.”
c. Takbir ketiga diikuti dengan bacaan doa untuk mayit. Contoh, allahumma ighfir lahu (laha) wa afihi wa'fu 'anhu
Bacaan doa yang lebih panjang:
اللهم اغْفِرْ لَهُ وارْحَمهُ وعافِهِ واعفُ عنه وأَكْرِمْ نُزولَهُ ووسِّعْ مَدخلَهُ واغْسِلْهُ بِماءٍ وثَلْج وبَرَدٍ ونَقِهِ من الخَطايا كما يُنَقَي الثَوبُ الأَبْيَضُ مِنِ الدَنَسِ وأَبْدِلْهُ دارًا خَيْرًا مِنْ دَارِهِ وأَهْلًا خَيْراً من أهلِهِ وَزَوْجًا خَيْراً مِن زَوْجِهِ وَقِهِ فِتْنَةَ القَبْرِ وعَذَابَ النارِ
Teks latin: Allaahummaghfirlahu, warhamhu, wa 'aafihi, wa'fu 'anhu, wa akrim nuzuulahu, wa wassi' madkhalahu, waghsilhu bimaa-in watsaljin wabaradin, wanaqqihi minal khathaayaa kamaa yunaqqats tsaubul abyadhu minaddanasi, wa abdilhu daaran khairan min daarihi, wa ahlan khairan min ahlihi, wa zaujan khairan min zaujihi, waqihi fitnatal qabri wa 'adzaabannaar.
Artinya: Ya Allah, ampunilah dia, rahmatilah dia, maafkanlah dia, ampunilah kesalahannya, muliakanlah kematiannya, lapangkanlah kuburannya, cucilah kesalahannya dengan air, es dan embun sebagaimana mencuci pakaian putih dari kotoran, gantilah rumahnya dengan rumah yang lebih baik, gantilah keluarganya dengan keluarga yang lebih baik, gantilah istrinya dengan isri yang lebih baik, hindarkanlah dari fitnah kubur dan siksa neraka.
d. Takbir keempat diikuti dengan membaca doa berikut:
Teks latin: Allaahumma laa tahrimnaa ajrahu, walaa taftinnaa ba'dah
Artinya: Ya Allah, janganlah Engkau haramkan Kami dari pahalanya, dan janganlah Engkau beri fitnah pada kami setelah kematiannya
e. Salam
Setelah doa pada takbir keempat, diakhiri dengan salam sbb:
Teks latin: Assalaamu 'alaikum warahmatullaahi wa barakaatuh
Artinya: Keselamatan, rahmat Allah dan keberkahan-Nya semoga untuk kalian semua
Niat yang lengkap (hukumnya sunnah):
Teks latin: Ushalli ala hadzal mayyiti arba'a takbirotin fardhol kifayati lillahi ta'ala
Artinya: Aku shalat untuk mayit ini empat takbir fardhu kifayah karena Allah Taala
II. TATA CARA SOLAT JENAZAH GHAIB
Tata cara salat ghaib pada dasarnya sama persis dengan salat jenazah yang hadir yaitu sama-sama dilakukan dengan berdiri saja dan takbirnya ada empat takbir.
Yang sedikit berbeda adalah niatnya dan situasinya.
1. Niat salat jenazah ghaib adalah ushalli ala al mayyiti al ghaibi lillahi ta'ala
III. TATA CARA, DAN BACAAN SOLAT JENAZAH YANG DISUNNAHKAN
Doa dan bacaan yang dibaca saat shalat jenazah pada poin I sudah cukup dan sah. Berikut tata cara/perilaku dan bacaan yang lebih lengkap yang disunnahkan dibaca.
1. Mengangkat kedua telapak tangan sampai sebatas bahu, lalu meetakkannya di antara dada dan pusar pada setiap takbir.
2. Menyempurnakan lafadz niat sebagai berikut: Ushalli 'ala hadzal mayyiti (kalau mayit laki-lai) atau Ushalli 'ala hadzihil maytati (kalau mayit perempuan) fardhal kifayati (makmuman/imaman) lillahi ta'ala.
أُصَلِي علي هذا الميت فرضَ الكِفاية لله تعالي
3. Memelankan bacaan fatihah.
4. Membaca ta'awwudz ('a'udzubillah dst) sebelum membaca al Fatihah pada takbir pertama
أعوذ بالله من الشيطان الرجيم5. Tidak membaca do'a iftitah (kabiron wal hamdulillahi katsiron.. dst) pada/setelah takbir pertama.
6. Membaca hamdalah (alhamdulillah) sebelum membaca shalawat.
7. Menyempurnakan bacaan shalawat pada takbir ketiga, sebagai berikut:
أللهم صَلِّ علي سيدنامحمد وعلي ألِ سيدنا محمد كما صَلَيْتَ علي سيدنا إبراهيم وعلي أل سيدنا إبراهيم وبارِكْ علي سيدنا محمد وعلي أل سيدنا محمد كما باركت علي سيدنت إبراهيم وعلي أل سيدنا إبراهيم في العالمين إنك حميد مجيد8. Membaca do'a setelah takbir keempat sebagai berikut: allahumma la tahrimna ajrohu (ajroha -- kalau mayit perempuan) wala taftinna ba'dahu. waghfir lana walahu.
اللهُمّ لاتَحرِمْنا أَجْرَهُ ولاتَفْتِنّا بَعدَهُ واغْفِرْ لنا ولَهُ
9. Menyempurnakan doa
10. Menyempurnakan salam kedua: Assalamualaikum warahmatullah wabarakatuh
11. Dilakukan di masjid.
IV. DOA SOLAT JENAZAH SETELAH TAKBIR KEEMPAT LENGKAP
Tata cara dan doa solat jenazah dalam poin I sudah sah dan mencukupi. Kalau ingin memperpanjang bacaan dalam setiap takbir, Anda dapat mengikuti panduan dalam poin III. Untuk bacaan do'a pada/setelah takbir keempat yang lebih sempurna, Anda dapat membaca do'a berikut:
اللهم اغْفِرْ لَهُ وارْحَمهُ وعافِهِ واعفُ عنه وأَكْرِمْ نُزولَهُ ووسِّعْ مَدخلَهُ واغْسِلْهُ بِماءٍ وثَلْج وبَرَدٍ ونَقِهِ من الخَطابا كما يُنَقَي الثَوبُ الأَبْيَضُ مِنِ الدَنَسِ وأَبْدِلْهُ دارًا خَيْرًا مِنْ دَارِهِ وأَهْلًا خَيْراً من أهلِهِ وَزَوْجًا خَيْراً مِن زَوْجِهِ وَقِهِ فِتْنَةَ القَبْرِ وعَذَابَ النارِ اللَهُمّ اغْفِرْ ِلحَيِنا ومَيِتِنا وشاهِدِنا وغائِبِنا وصَغيرِنا وكَبيرِنا وذَكَرِنا وأُنْثانا
أللهم مَنْ أَحْيَيْتَهُ مِنا فَأَحْيِهِ عليَ الإسلام ومَنْ تَوَفَيْتَهُ مِنا فَتَوفَهُ علي الإِيمان
اللهم هَذَا عَبْدُكَ وَابْنُ عَبْدُكَ خَرَجَ مِنْ رُوْحِ الدُنْيَا وَسَعَتِها ومَحبُوبِها وأَحِبائِها فيها إليَ ظُلْمَةِ القَبْرِ وَمَا هُوَ لاَقِيَهُ كَانَ يَشْهَدُأَنْ لاإلَهَ إلاّ أنتَ وأنّ مُحمدًا عَبْدُكَ وَرَسُولُكَ وأَنْتَ أَعْلَمُ بِهِ
أللَهُمَ نَزَّلَ بِكَ وَأَنْتَ خَيْرٌ مَنْزُولٌ بِهِ وأََصْبَحَ فَقِيْرًا إلي رَحْمتِكَ وأنت غَِنٌِيٌ عَنْ عَذَابِهِ وقَدْ جِِئْناكَ رَاغِبِين إلَيْكَ شُفَعاءً لَهُ
ألَلهُمَ إِنْ كَانَ محُسِنًا فَزِدْهُ فيِ إِحْسَانِهِ وإِنْ كانَ مُسِيئًا فَتَجاوَزْ عَنْهُ ولَقِّهِ بِرَحْمَتِكَ الأََمْنَ مِنْ عَذابِكَ تَبْعَثُهَ إليَ جَنَتِكَ يا أَرْحَمَ الرَاحِمين
SHALAT JANAZAH TANPA PUNYA WUDHU APAKAH SAH?
Semua shalat harus dilakukan dalam keadaan suci dari hadats kecil dan hadats besar. Tak terkecuali shalat jenazah. Apabila shalat janazah dalam keadaan hadas kecil alias tidak punya wudhu, maka shalatnya tidak sah. Ini pendapat jumhur (mayoritas) ulama fiqih.
Memang ada pendapat dhaif (lemah) yang membolehkan shalat jenazah tanpa wudhu dan tayammum yaitu pendapat Syukbi dan Muhammad At-Tabari seperti dikutip oleh Imam Nawawi dalam kitab Al-Majmuk, hlm. 5/223:
ذكرنا أن مذهبنا أن صلاة الجنازة لا تصح إلا بطهارة، ومعناه إن تمكن من الوضوء لم تصح إلا به، وإن عجز تيمم، ولا يصح التيمم مع إمكان الماء وإن خاف فوت الوقت، وبه قال مالك وأحمد وأبو ثور وابن المنذر، وقال أبو حنيفة: يجوز التيمم لها مع وجود الماء إذا خاف فوتها إن اشتغل بالوضوء وحكاه ابن المنذر عن عطاء وسالم والزهري وعكرمة والنخعي وسعد بن إبراهيم ويحيى الأنصاري وربيعة والليث والثوري والأوزاعي وإسحاق وأصحاب الرأي وهي رواية عن أحمد
وقال الشعبي ومحمد بن جرير الطبري: يجوز صلاة الجنازة بغير طهارة مع إمكان الوضوء والتيمم، لأنها دعاء، قال صاحب الحاوي وغيره هذا الذي قاله الشعبي قول خرق به الإجماع، فلا يلتفت إليه
Artinya: Kami sudah sebutkan bahwa menurut madzhab Syafi'i shalat janazah itu tidak sah kecuali dalam keadaan suci (dari hadas kecil dan besar). Artinya, apabila bisa dengan wudhu maka tidak sah kecuali dengannya, apabila tidak bisa maka dengan tayamum. Tayammum tidak sah kalau ada air walaupun takut kehabisan waktu. Ini juga pendapat Imam Malik, Ahmad bin Hanbal, Abu Tsaur, Ibnul Mundzir. Abu Hanifah berkata: Boleh tayamum untuk shalat jenazah walaupun ada air apabila takut ketinggalan shalat seandainya sibuk dengan berwudhu. Ibnul Mundzir meriwayatkan dari Atha, Salim, Ikrimah, Nakha'i, Saad bin Ibrahim, Yahya Al-Anshari, Rabiah, Laits, Al-Tsauri, Auzaki, Ishaq, dan Ahlur Ra'yi. Ini riwayat dari Ahmad.
Asy-Syu'bi dan Muhammad bin Jarir At-Tabari berkata: Boleh melakukan shalat jenazah tanpa bersuci walaupun mungkin untuk berwudhu atau tayammum karena shalat jenazah itu seperti do'a. Pengarang kitab Al Hawi dan lainnya berkata pendapat As-Sya'bi ini adalah pendapat yang bertentangan dengan ijmak dan jangan dianggap.
Imam Nawawi dalam Syarat Muslim, hlm. 3/103, juga menyatakan:
وأجمعت الامة على تحريم الصلاة بغير طهارة من ماء أو تراب ولا فرق بين الصلاة المفروضة والنافلة وسجود التلاوة والشكر وصلاة الجنازة الا ما حكى عن الشعبي ومحمد بن جرير الطبرى من قولهما تجوز صلاة الجنازة بغير طهارة وهذا مذهب باطل وأجمع العلماء على خلافه ولو صلى محدثا متعمدا بلا عذر أثم ولا يكفر عندنا وعند الجماهير وحكى عن أبي حنيفة رحمه الله تعالى أنه يكفر لتلاعبه
Artinya: Ulama sepakat haramnya shalat tanpa bersuci (dari hadas kecil dan besar) dengan air atau debu. Tidak ada bedanya antara shalat wajib dan shalat sunnah, sujud tilawah dan sujud syukur dan shalat jenazah kecuali pendapat yang diriwayatkan oleh Sya'bi dan Muhammad bin Jarir Al-Tabari dari pendapat keduanya yang menyatakan bahwa boleh shalat janazah tanpa bersuci. Ini adalah madzhab yang batil dan ulama sepakat sebaliknya. Apabila seseorang shalat dalam keadaan hadas dengan sengaja tanpa udzur maka ia berdosa tapi tidak kufur menurut madzhab Syafi'i dan jumhur ulama. Diriwayatkan dari Abu Hanifah bahwa itu adalah kufur karena mempermainkan.
Solat jenazah adalah shalat yang dilakukan untuk memberi penghormatan terakhir pada seorang muslim atau muslimah yang sudah meninggal baik itu perempuan atau laki-laki. Anak kecil atau orang tua. Solat jenazah ada dua macam yaitu salat janazah ghaib dan salat jenazah (hadir). Salat ghaib adalah salat jenazah yang dilakukan tidak dihadapan mayit (jenazahnya berada ditempat lain atau sudah dimakamkan). Salat jenazah hadir atau disebut dengan solat jenazah saja adalah salat jenazah yang dilakukan di depan mayit dan dilaksanakan sebelum pemakaman.
DAFTAR ISI
- Tata cara solat Jenazah Hadir
- Tata cara solat jenazah Ghaib
- Bacaan dalam salat jenazah yang lebih lengkap
- Doa solat Jenazah Setelah Takbir Keempat Lengkap
- Bolehkah Shalat Janazah Tanpa Wudhu?
- CARA KONSULTASI AGAMA
I. TATA CARA SOLAT JENAZAH
1. a. Niat salat jenazah laki-laki sebagai berikut:
اُصَلِّي علي هذا الَميّتِ ِلله تعالي
Teks latin: Ushallii 'alaa haadzal mayyiti lillaahi ta'aala
Artinya: Aku niat menshalatkan mayyit ini, karena Allah Ta'aala
b. Niat shalat janazah perempuan sebagai berikut:
اصلي علي هذه الميتة لله تعالي
Teks latin: Ushallii 'alaa haadzihil mayyitati lillaahi ta'aala
Artinya: Aku niat menshalatkan mayyit perempuan ini, karena Allah Ta'aala
c. Apabila dilakukan secara berjemaah, tambahkan kata ma'muman atau imaman (sesuai posisi anda) sebelum kata lillahi ta'ala.
2. Salat janazah dilakukan dengan berdiri saja. Tanpa duduk.
3. Jumlah takbir salat jenazah ada empat.
a. Takbir pertama membaca: Surat Al Fatihah
b. Takbir kedua diikuti dengan membaca sholawat Nabi. Contoh, allahumma solli ala Sayyidina Muhammad
Bacaan shalawat yang lengkap:
أللهم صَلِّ علي محمد وعلي ألِ محمد كما صَلَيْتَ علي إبراهيم وعلي أل إبراهيم وبارِكْ علي محمد وعلي أل محمد كما باركت علي إبراهيم وعلي أل إبراهيم في العالمين إنك حميد مجيد
Teks latin: Allaahumma shalli 'alaa muhammadin, wa 'alaa aali muhammadin, kamaa shallaita 'alaa ibraahiima, wa 'alaa aali ibraahiima. Wa baarik 'alaa muhammadin, wa 'alaa aali muhammadin, kamaa baarakta 'alaa ibraahiima, wa 'alaa aali ibraahiima. Fil 'aalamiina innaka hamiidum majiid.
Artinya: Ya Allah, berilah rahmat kepada Muhammad dan keluarganya, sebagaimana Engkau telah memberikan rahmat kepada Ibrahim dan keluarganya. Sesungguhnya Engkau Maha Terpuji dan Maha Agung. Berilah berkah kepada Muhammad dan keluarganya (termasuk anak dan istri atau umatnya), sebagaimana Engkau telah memberi berkah kepada Ibrahim dan keluarganya. Sesungguhnya Engkau Maha Terpuji dan Maha Agung.”
c. Takbir ketiga diikuti dengan bacaan doa untuk mayit. Contoh, allahumma ighfir lahu (laha) wa afihi wa'fu 'anhu
Bacaan doa yang lebih panjang:
اللهم اغْفِرْ لَهُ وارْحَمهُ وعافِهِ واعفُ عنه وأَكْرِمْ نُزولَهُ ووسِّعْ مَدخلَهُ واغْسِلْهُ بِماءٍ وثَلْج وبَرَدٍ ونَقِهِ من الخَطايا كما يُنَقَي الثَوبُ الأَبْيَضُ مِنِ الدَنَسِ وأَبْدِلْهُ دارًا خَيْرًا مِنْ دَارِهِ وأَهْلًا خَيْراً من أهلِهِ وَزَوْجًا خَيْراً مِن زَوْجِهِ وَقِهِ فِتْنَةَ القَبْرِ وعَذَابَ النارِ
Teks latin: Allaahummaghfirlahu, warhamhu, wa 'aafihi, wa'fu 'anhu, wa akrim nuzuulahu, wa wassi' madkhalahu, waghsilhu bimaa-in watsaljin wabaradin, wanaqqihi minal khathaayaa kamaa yunaqqats tsaubul abyadhu minaddanasi, wa abdilhu daaran khairan min daarihi, wa ahlan khairan min ahlihi, wa zaujan khairan min zaujihi, waqihi fitnatal qabri wa 'adzaabannaar.
Artinya: Ya Allah, ampunilah dia, rahmatilah dia, maafkanlah dia, ampunilah kesalahannya, muliakanlah kematiannya, lapangkanlah kuburannya, cucilah kesalahannya dengan air, es dan embun sebagaimana mencuci pakaian putih dari kotoran, gantilah rumahnya dengan rumah yang lebih baik, gantilah keluarganya dengan keluarga yang lebih baik, gantilah istrinya dengan isri yang lebih baik, hindarkanlah dari fitnah kubur dan siksa neraka.
d. Takbir keempat diikuti dengan membaca doa berikut:
اللهُمّ لاتَحرِمْنا أَجْرَهُ ولاتَفْتِنّا بَعدَهُ
Teks latin: Allaahumma laa tahrimnaa ajrahu, walaa taftinnaa ba'dah
Artinya: Ya Allah, janganlah Engkau haramkan Kami dari pahalanya, dan janganlah Engkau beri fitnah pada kami setelah kematiannya
e. Salam
Setelah doa pada takbir keempat, diakhiri dengan salam sbb:
السَّلاَمُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكَاتُهُ
Teks latin: Assalaamu 'alaikum warahmatullaahi wa barakaatuh
Artinya: Keselamatan, rahmat Allah dan keberkahan-Nya semoga untuk kalian semua
Niat yang lengkap (hukumnya sunnah):
أصلِّي علي هذا الميت أربَعَ تَكبيرات فَرْضَ الكِفايَةِ لله تعالي
Teks latin: Ushalli ala hadzal mayyiti arba'a takbirotin fardhol kifayati lillahi ta'ala
Artinya: Aku shalat untuk mayit ini empat takbir fardhu kifayah karena Allah Taala
II. TATA CARA SOLAT JENAZAH GHAIB
Tata cara salat ghaib pada dasarnya sama persis dengan salat jenazah yang hadir yaitu sama-sama dilakukan dengan berdiri saja dan takbirnya ada empat takbir.
Yang sedikit berbeda adalah niatnya dan situasinya.
1. Niat salat jenazah ghaib adalah ushalli ala al mayyiti al ghaibi lillahi ta'ala
اصلي علي الميت الغائب لله تعالي
2. Salat ghaib dilakukan apabila mayit sudah dimakamkan atau yang mau mensalati berada di tempat lain.III. TATA CARA, DAN BACAAN SOLAT JENAZAH YANG DISUNNAHKAN
Doa dan bacaan yang dibaca saat shalat jenazah pada poin I sudah cukup dan sah. Berikut tata cara/perilaku dan bacaan yang lebih lengkap yang disunnahkan dibaca.
1. Mengangkat kedua telapak tangan sampai sebatas bahu, lalu meetakkannya di antara dada dan pusar pada setiap takbir.
2. Menyempurnakan lafadz niat sebagai berikut: Ushalli 'ala hadzal mayyiti (kalau mayit laki-lai) atau Ushalli 'ala hadzihil maytati (kalau mayit perempuan) fardhal kifayati (makmuman/imaman) lillahi ta'ala.
أُصَلِي علي هذا الميت فرضَ الكِفاية لله تعالي
3. Memelankan bacaan fatihah.
4. Membaca ta'awwudz ('a'udzubillah dst) sebelum membaca al Fatihah pada takbir pertama
أعوذ بالله من الشيطان الرجيم
6. Membaca hamdalah (alhamdulillah) sebelum membaca shalawat.
7. Menyempurnakan bacaan shalawat pada takbir ketiga, sebagai berikut:
أللهم صَلِّ علي سيدنامحمد وعلي ألِ سيدنا محمد كما صَلَيْتَ علي سيدنا إبراهيم وعلي أل سيدنا إبراهيم وبارِكْ علي سيدنا محمد وعلي أل سيدنا محمد كما باركت علي سيدنت إبراهيم وعلي أل سيدنا إبراهيم في العالمين إنك حميد مجيد
اللهُمّ لاتَحرِمْنا أَجْرَهُ ولاتَفْتِنّا بَعدَهُ واغْفِرْ لنا ولَهُ
9. Menyempurnakan doa
10. Menyempurnakan salam kedua: Assalamualaikum warahmatullah wabarakatuh
11. Dilakukan di masjid.
IV. DOA SOLAT JENAZAH SETELAH TAKBIR KEEMPAT LENGKAP
Tata cara dan doa solat jenazah dalam poin I sudah sah dan mencukupi. Kalau ingin memperpanjang bacaan dalam setiap takbir, Anda dapat mengikuti panduan dalam poin III. Untuk bacaan do'a pada/setelah takbir keempat yang lebih sempurna, Anda dapat membaca do'a berikut:
اللهم اغْفِرْ لَهُ وارْحَمهُ وعافِهِ واعفُ عنه وأَكْرِمْ نُزولَهُ ووسِّعْ مَدخلَهُ واغْسِلْهُ بِماءٍ وثَلْج وبَرَدٍ ونَقِهِ من الخَطابا كما يُنَقَي الثَوبُ الأَبْيَضُ مِنِ الدَنَسِ وأَبْدِلْهُ دارًا خَيْرًا مِنْ دَارِهِ وأَهْلًا خَيْراً من أهلِهِ وَزَوْجًا خَيْراً مِن زَوْجِهِ وَقِهِ فِتْنَةَ القَبْرِ وعَذَابَ النارِ اللَهُمّ اغْفِرْ ِلحَيِنا ومَيِتِنا وشاهِدِنا وغائِبِنا وصَغيرِنا وكَبيرِنا وذَكَرِنا وأُنْثانا
أللهم مَنْ أَحْيَيْتَهُ مِنا فَأَحْيِهِ عليَ الإسلام ومَنْ تَوَفَيْتَهُ مِنا فَتَوفَهُ علي الإِيمان
اللهم هَذَا عَبْدُكَ وَابْنُ عَبْدُكَ خَرَجَ مِنْ رُوْحِ الدُنْيَا وَسَعَتِها ومَحبُوبِها وأَحِبائِها فيها إليَ ظُلْمَةِ القَبْرِ وَمَا هُوَ لاَقِيَهُ كَانَ يَشْهَدُأَنْ لاإلَهَ إلاّ أنتَ وأنّ مُحمدًا عَبْدُكَ وَرَسُولُكَ وأَنْتَ أَعْلَمُ بِهِ
أللَهُمَ نَزَّلَ بِكَ وَأَنْتَ خَيْرٌ مَنْزُولٌ بِهِ وأََصْبَحَ فَقِيْرًا إلي رَحْمتِكَ وأنت غَِنٌِيٌ عَنْ عَذَابِهِ وقَدْ جِِئْناكَ رَاغِبِين إلَيْكَ شُفَعاءً لَهُ
ألَلهُمَ إِنْ كَانَ محُسِنًا فَزِدْهُ فيِ إِحْسَانِهِ وإِنْ كانَ مُسِيئًا فَتَجاوَزْ عَنْهُ ولَقِّهِ بِرَحْمَتِكَ الأََمْنَ مِنْ عَذابِكَ تَبْعَثُهَ إليَ جَنَتِكَ يا أَرْحَمَ الرَاحِمين
SHALAT JANAZAH TANPA PUNYA WUDHU APAKAH SAH?
Semua shalat harus dilakukan dalam keadaan suci dari hadats kecil dan hadats besar. Tak terkecuali shalat jenazah. Apabila shalat janazah dalam keadaan hadas kecil alias tidak punya wudhu, maka shalatnya tidak sah. Ini pendapat jumhur (mayoritas) ulama fiqih.
Memang ada pendapat dhaif (lemah) yang membolehkan shalat jenazah tanpa wudhu dan tayammum yaitu pendapat Syukbi dan Muhammad At-Tabari seperti dikutip oleh Imam Nawawi dalam kitab Al-Majmuk, hlm. 5/223:
ذكرنا أن مذهبنا أن صلاة الجنازة لا تصح إلا بطهارة، ومعناه إن تمكن من الوضوء لم تصح إلا به، وإن عجز تيمم، ولا يصح التيمم مع إمكان الماء وإن خاف فوت الوقت، وبه قال مالك وأحمد وأبو ثور وابن المنذر، وقال أبو حنيفة: يجوز التيمم لها مع وجود الماء إذا خاف فوتها إن اشتغل بالوضوء وحكاه ابن المنذر عن عطاء وسالم والزهري وعكرمة والنخعي وسعد بن إبراهيم ويحيى الأنصاري وربيعة والليث والثوري والأوزاعي وإسحاق وأصحاب الرأي وهي رواية عن أحمد
وقال الشعبي ومحمد بن جرير الطبري: يجوز صلاة الجنازة بغير طهارة مع إمكان الوضوء والتيمم، لأنها دعاء، قال صاحب الحاوي وغيره هذا الذي قاله الشعبي قول خرق به الإجماع، فلا يلتفت إليه
Artinya: Kami sudah sebutkan bahwa menurut madzhab Syafi'i shalat janazah itu tidak sah kecuali dalam keadaan suci (dari hadas kecil dan besar). Artinya, apabila bisa dengan wudhu maka tidak sah kecuali dengannya, apabila tidak bisa maka dengan tayamum. Tayammum tidak sah kalau ada air walaupun takut kehabisan waktu. Ini juga pendapat Imam Malik, Ahmad bin Hanbal, Abu Tsaur, Ibnul Mundzir. Abu Hanifah berkata: Boleh tayamum untuk shalat jenazah walaupun ada air apabila takut ketinggalan shalat seandainya sibuk dengan berwudhu. Ibnul Mundzir meriwayatkan dari Atha, Salim, Ikrimah, Nakha'i, Saad bin Ibrahim, Yahya Al-Anshari, Rabiah, Laits, Al-Tsauri, Auzaki, Ishaq, dan Ahlur Ra'yi. Ini riwayat dari Ahmad.
Asy-Syu'bi dan Muhammad bin Jarir At-Tabari berkata: Boleh melakukan shalat jenazah tanpa bersuci walaupun mungkin untuk berwudhu atau tayammum karena shalat jenazah itu seperti do'a. Pengarang kitab Al Hawi dan lainnya berkata pendapat As-Sya'bi ini adalah pendapat yang bertentangan dengan ijmak dan jangan dianggap.
Imam Nawawi dalam Syarat Muslim, hlm. 3/103, juga menyatakan:
وأجمعت الامة على تحريم الصلاة بغير طهارة من ماء أو تراب ولا فرق بين الصلاة المفروضة والنافلة وسجود التلاوة والشكر وصلاة الجنازة الا ما حكى عن الشعبي ومحمد بن جرير الطبرى من قولهما تجوز صلاة الجنازة بغير طهارة وهذا مذهب باطل وأجمع العلماء على خلافه ولو صلى محدثا متعمدا بلا عذر أثم ولا يكفر عندنا وعند الجماهير وحكى عن أبي حنيفة رحمه الله تعالى أنه يكفر لتلاعبه
Artinya: Ulama sepakat haramnya shalat tanpa bersuci (dari hadas kecil dan besar) dengan air atau debu. Tidak ada bedanya antara shalat wajib dan shalat sunnah, sujud tilawah dan sujud syukur dan shalat jenazah kecuali pendapat yang diriwayatkan oleh Sya'bi dan Muhammad bin Jarir Al-Tabari dari pendapat keduanya yang menyatakan bahwa boleh shalat janazah tanpa bersuci. Ini adalah madzhab yang batil dan ulama sepakat sebaliknya. Apabila seseorang shalat dalam keadaan hadas dengan sengaja tanpa udzur maka ia berdosa tapi tidak kufur menurut madzhab Syafi'i dan jumhur ulama. Diriwayatkan dari Abu Hanifah bahwa itu adalah kufur karena mempermainkan.