Hukum Peringatan Hari Valentine Day dalam Islam
Hukum merayakan hari Kasih Sayang (Inggris: Velentine day; bahasa Arab: Idul Hubb عيد الحب ) menurut syariah Islam dan opini para ahli fiqih kontemporer baik yang Wahabi Salafi maupun non-Wahabi. Sejarah Singkat Hari Valentine Day Hukum Merayakan Valentine Fatwa MUI Majelis Ulama Indonesia Fatwa Ulama Wahabi Salafi
Hukum merayakan hari Kasih Sayang (Inggris: Velentine day; bahasa Arab: Idul Hubb عيد الحب) menurut syariah Islam dan opini para ahli fiqih kontemporer baik yang Wahabi Salafi maupun non-Wahabi.
DAFTAR ISI
- Sejarah Singkat Hari Valentine
- Pendapat yang Membolehkan Merayakan Valentine Day
- Pendapat yang Mengharamkan Valentine Day
- Fatwa MUI Majelis Ulama Indonesia Tentang Valentine Day
- Fatwa Ulama Wahabi Salafi Seputar Hari Valentine
- Fatwa NU Nahdlatul Ulama
- CARA KONSULTASI SYARIAH ISLAM
SEJARAH SINGKAT VALENTINE DAY
Valetine Adalah hari di mana para kekasih dan mereka yang sedang jatuh cinta menyatakan cintanya di Dunia Barat. Hari raya ini sekarang terutama diasosiasikan dengan para pencinta yang saling bertukar kartu ucapan dalam bentuk "valentines". Simbol modern Valentine antara lain termasuk sebuah kartu berbentuk hati dan gambar sebuah Cupido (Inggris: cupid) bersayap. Mulai abad ke-19, tradisi penulisan kartu ucapan pernyataan cinta mengawali produksi kartu ucapan secara massal.
Hari Santa Valentine, dikenal juga dengan Valentine's Day atau Hari Kasih Sayang adalah hari libur yang dirayakan setiap tanggal 14 Februari setiap tahun. Hari Velentine dirayakan di banyak negara dunia, walaupun hari ini bukanlah hari libur di kebanyakan negara tersebut.
Awalnya hari Valentine merupakan perayaan untuk satu atau lebih santa Kristen yang bernama Valentinus. Beberapa kisah martir telah dimasukkan untuk berbagai Valentine yang berasal dari 14 Februari dan ditambahkan pada martirologi. Akun hagiografi populer dari Santa Valentine Roma menyatakan bahwa ia ditahan karena melakkan perkawinan untuk para serdadu dan banyak orang Kristen yang dilarang menikah dan disiksa oleh Empirium Romawi.
Hari Valentine pertama kali diasosiasikan dengan cinta romantis dalam lingkaran Geoffrey Chaucer pada Era Pertengahan, ketika tradisi ekspresi cinta berkembang. Pada abad ke-18 Inggris, perayaan ini berkembang menjadi hari di mana orang yang pacaran mengekspresikan cinta mereka masing-masing dengan menghadiahkan bunga, menawarkan permen dan manisan serta mengirim ucapan kartu selamat yang dikenal sebagai "valentines".
PENDAPAT YANG MEMBOLEHKAN MERAYAKAN VALENTINE DAY (HARI KASIH SAYANG)
Ada sejumlah ulama yang menghalalkan / membolehkan peringatan hari valentine antara lain:
a) Majelis Fatwa Yordania
Majlis Fatwa Yordania membolehkan memperingati hari kasih sayang (valentine) asalkan untuk suami istri. Baik dirayakan pada hari valentine atau pada hari apa saja dalam tahun itu. Majelis Fatwa menambahkan bahwa yang paling utama adalah peringatan kasih sayang itu tidak mengkhususkan dikhususkan pada hari tertentu karena terkait dengan akidah dan tradisi orang non-muslim.
Berikut fatwa Majelis Fatwa Yordania selengkapnya:
السؤال :
ما هو حكم الاحتفال بعيد الحب ؟ وهل يجوز الاحتفال للمتزوجين ؟
الجواب :
الحمد لله والصلاة والسلام على سيدنا رسول الله
لا حرج على الزوج في الإهداء لزوجته في أي يوم من أيام السنة، وسواء أكانت الهدية بمناسبة أو غير مناسبة، على أنه لا يحبذ أن تربط الإهداء للزوجة بيوم معين يرتبط بعادات وعقائد غير المسلمين، فالمسلم صاحب سلوك وشخصية مستقلة، تنضبط أفعاله - دوماً - بتعاليم دينه وشريعته. والله أعلم.
Artinya: Tanya: Apa hukumnya memperingati hari Valentine (hari kasih sayang)?
Jawab: Tidak apa-apa bagi suami memberi hadiah bagi istrinya pada hari apapun. Sama saja hadiah itu berkaitan atau tidak berkaitan dengan sesuatu. Hanya saja sebaiknya suami tidak mengaitkan pemberian pada istri itu dengan hari tertentu yang berhubungan dengan tradisi dan akidah non-muslim...
b) Majelis Fatwa Mesir
Majelis Fatwa Mesir menyatakan bahwa tidak ada larangan untuk memberikan sesuatu pada orang lain pada hari tertentu yang berkaitan dengan peristiwa sosial sepanjang tidak berlawanan dengan syariah Islam. Oleh karena itu, tidak ada dosa menjadikan hari tertentu untuk memuliakan ibu, memulikan pekerja, memuliakan guru atau menampakan perasaan kasih sayang dalam batas hubungan yang dibolehkan.
Berikut isi pernyataan ketua Fatwa Mesir, Syaikh Ahmad Mamduh, selengkapnya:
دلا مانع أبدا فى الشرع أن الناس تتفق على أيام معينة يجعلونها خاصة لبعض المناسبات الاجتماعية طالما لا تختلف مع الشريعة، مثل يوم تكريم الأم فلا مانع منه، ولا مانع أن نتخذ يوما من الأيام كى يظهر كل شخص للآخر عن مشاعره نحوه وأنه يحبه
النبى فى حديثه الشريف دعا الإنسان إذا أحب أحدكم أخاه فليقل له إني أحبك فى الله، ومفهوم الحب أوسع من تلك العاطفة بين الرجل والمرأة على وجه الخصوص بل هى مفهوم أعم فمن الممكن فى هذا اليوم أعبر عن حبي لأولادى أو لصديقى أو لأهلى
بعض الناس قد يعترض ويقول إن هذه المناسبات التي اعتاد الناس تحديدها للاحتفال ببعض الأمور الاجتماعية، أصولها ليست أصول إسلامية وأنها من ابتكار غير المسلمين، وأن هذا من باب التشبه بغير المسلمين، وفى الحقيقة هذا الاعتراض ليس صحيحًا، لأنه حتى يكون الإنسان متشبهًا لابد عليه أن يقصد التشبه لأن فى اللغة العربية مادة التشبه على وزن تفعل والتفعل معناه أن الإنسان يفعل الشىء وهو يقصد فعله وليس مجرد حصول الشبه فى الصورة والشكل فقط يسمى تشبهاً، ثم أن أصل هذه الأشياء ذهبت وتناسها الناس وشاعت وصار يفعلها المسلمون وغير المسلمين، فلم تعد يلاحظ فيها أصولها غير الإسلامية لو كانت والاعتراض هنا ليس صحيحًا
إن الاحتفال مقيد بأنه لا يتم فيه أى نوع من الأشياء التى تخالف الشرع أو تخالف الدين، فنحن نتكلم عن إظهار المشاعر فى الإطار الشرعى بمظاهر وإجراءات من التهادى والكلمات اللطيفة، وكل هذا لا شىء فيه ما دام مقيدًا بالآداب الشرعية وسمى عيدًا لأنه يعود ويتكرر وليس المقصود به كعيدى الفطر والأضحى
PENDAPAT YANG MENGHARAMKAN PERAYAAN VALENTINE DAY
Hukum Valentine Day (Hari Kasih Sayang) dan merayakannya menurut pandangan ulama Islam kontemporer adalah sbb:
FATWA MUI TENTANG VALENTINE DAY
MUI Pusat belum mengeluarkan fatwa tertulis dan resmi tentang hukum perayaan Valentine Day. Namun tokoh-tokoh MUI pusat cenderung mengharamkannya.
Ketua Komisi Fatwa MUI KH Ma'ruf Amin menyatakan bahwa merayakan hari kasih sayang atau Velentine Day hukumnya haram. "Dilihat dari perayaannya karena banyak pesta, mabuk-mabukan, sudah haram, jadi tanpa mengeluarkan fatwa secara khusus, sudah ketahuan (haramnya)," kata Makruf Amin.
Majelis Ulama Indonesia (MUI) Pusat mengharamkan perayaan ‘Valentine Day’ bagi umat Islam. Perayaan ‘Valentine Day’ dinilai cenderung melanggar ajaran Islam.[2]
“VALENTINE merupakan budaya barat dan bertentangan dengan budaya Muslim,” kata Ketua MUI Pusat, KH Amidhan.
Apalagi, katanya, di masyarakat saat ini berkembang adanya indikasi ‘Valentine Day’ untuk ajang menghalalkan seks bebas dengan modus penjualan cokelat yang diselipi alat kontrasepsi di dalamnya.[3]
FATWA ULAMA WAHABI SEPUTAR VALENTINE DAY
1. Muhammad bin Shalih Al-Uthaimin: haram hukumnya merayakan Valentine Day.[4]
2. Abdullah bin Jibrin mengharamkan perayaan Valentine Day atau Hari Kasih Sayang.[5]
3. Abdul Aziz bin Abdullah bin Abdurrahman Ar-Rajhi.[6]
Alasan ketiga ulama Wahabi tersebut hampir sama yaitu:
1. Perayaan yang bersifat bid'ah. Tidak ada dasar dalam syariah.
2. Mempromosikan cinta dan kasih sayang di luar tali pernikahan.
3. Bertentangan dengan tradisi salafussalih.
4. Menyerupai dan melakukan perayaan orang Yahudi dan Nasrani adalah haram hukumnya.
=====================
CATATAN DAN RUJUKAN
[1] islamweb.net fatwa 6735
[2] Seperti dikutip Kompas 13 Februari 2008.
[3] Seperti dikutip Monitor Indonesia 14 Februari 2012.
[4] saaid.net/mktarat/7oob/14.htm
الإحتفال بعيد الحب لا يجوز لوجوه :
الأول: أنه عيد بدعي لا أساس له في الشريعة .
الثاني : أنه يدعو إلى العشق والغرام .
الثالث: أنه يدعو إلى إشتغال القلب بمثل هذه الأمور التافهة المخالفة لهدي السلف الصالح رضي الله عنهم .
فلا يحل أن يحدث في هذا اليوم شيء من شعائر العيد سواءً كان في المآكل ، أو المشارب ، أو الملابس ، أو التهادي ، أو غير ذلك .
وعلى المسلم أن يكون عزيزاً بدينه وأن لا يكون إمعةً يتبع كل ناعق ، أسأل الله تعالى أن يعيذ المسلمين من كل الفتن ما ظهر منها وما بطن ، وأن يتولانا بتوليه وتوفيقه
Artinya: Memperingati Hari Valentine tidak boleh karena beberapa alasan: Pertama, Valentine Day adalah lebaran bid'ah yang tidak ada dasarnya dalam syariah. Kedua, mengundang pada perbuatan ishiq dan gharam. Ketiga, menyebabkan sibuknya hati dalam urusan remeh seperti ini yang berlawanan dengan petunjuk generasi salaf.
Oleh karena itu, maka tidak halal pada hari tersebut menunjukkan sesuatu yang bermakna merayakan hari raya baik dalam segi makanan, minuman, pakaian, hariah, dan lainnya. Setiap muslim harus merasa bangga pada agamanya dan tidak asal ikut-ikutan.
[5] saaid.net/mktarat/7oob/16.htm
وعلى هذا لا يجوز بيع هذه الهدايا والورود إذا عرف أن المشتري يحتفل بتلك الأعياد أو يهديها أو يُعظم بها تلك الأيام حتى لا يكون البائع مشاركًا لمن يعمل بهذه البدعة والله أعلم .
Artinya: Karena alasan ini, maka tidak boleh menjual hadiah-hadiah dan bunga apabila diketahui bahwa pembeli akan merayakan hari raya itu atau menghadiahkannya atau memuliakan hari tersebut agar supaya penjual tidak bersekutu dengan orang yang melakukan perbuatan bid'ah ini.
[6] http://ar.islamway.com/fatwa/14482
لا يجوز للمسلم أن يهنئ اليهود ولا النصارى ولا أن يشاركهم، وسبق أن تهنئتهم بأعيادهم كما قال شيخ الإسلام مثل تهنئتهم بالسجود للصنم، وتهنئتهم بشرب الخمر. هذا خطير، لا يجب للإنسان أن يشارك اليهود ولا يهنئهم، ولا ببطاقات، ولا شيء
Artinya: Perayaan Hari Valentine (Valentine Day) tidak boleh (haram) karena beberapa alasan:
Pertama, Ia adalah hari raya yang tidak ada dasarnya dalam syariah Islam.
Kedua, mendorong pada perbuatan ishq dan gharam.
Ketiga, mendorong menyibukkan hati untuk melakukan perbuatan rendah yang bertentangan dengan tradisi salaf.
Maka tidak halal pada hari ini mengadakan sesuatu yang menjadi tanda perayaan baik berupa makanan, minuman, pakaian, saling memberi hadiah, dll. ..
FATWA NU: PERINGATAN HARI VALENTINE HARAM
Perayaan Hari Valentine (Hari Kasih Sayang) yang dirayakan pada setiap tanggal 14 Februari hukumnya haram dirayakan.
Ketua PCNU (Pengurus Cabang Nahdlatul Ulama) Kabupaten Pasuruan KH Sonhaji Abdus Somad menyatakan, perayaan Valentine Day adalah mengadopsi dari budaya barat. Oleh karena itu, pihaknya pun dengan tegas melarang warga NU untuk ikut-ikutan merayakan.
"Banyak pasangan bukan muhrim melakukan hubungan suami istri, karena kebablasan menafsirkan Valentine Day ini. Hari Kasih Sayang tidak pantas untuk budaya di Indonesia," terang Gus Son, sapaan akrab KH Sonhaji Abdus Somad, Selasa (12/2/2013).
Sementara itu Ketua PCNU Bangil KH Samsul Maarif menjelaskan, peringatan yang diperbolehkan menurut Islam adalah merayakan Hari Kelahiran Nabi Besar Muhammad SAW. "Di dalam Islam perayaan Valentine tidak ada dan tidak dikenal," ungkapnya.