Mulut Kemasukan Debu Saat Puasa

Sengaja membuka mulut saat naik motor sampai kemasukan debu, apa batal puasanya atau tetap sah? tidak batal menurut pendapat yang paling sahih

Mulut Kemasukan Debu Saat Puasa

Sengaja membuka mulut saat naik motor sampai kemasukan debu, apa batal puasanya atau tetap sah?

Selamat malam, saya memiliki beberapa pertanyaan, berikut pertanyaan-pertanyaannya:

1. Bagaimana hukum jika saya membuka mulut sengaja ketika ada kipas angin atau AC menyala, atau saat berkendara motor dan membuka mulut sengaja, sehingga debu masuk ke dalam mulut? Apakah itu membatalkan puasa?

Terima kasih atas jawaban yang anda berikan.

JAWABAN

1. Ada dua pendapat dalam mazhab Syafi'i. Yang paling sahih tidak batal.
Imam Nawawi dalam al-Majmuk, hlm. 6/327, berkata:

 اتفق أصحابنا على أنه لو طارت ذبابة، فدخلت جوفه، أو وصل إليه غبار الطريق، أو غربلة الدقيق بغير تعمد، لم يفطر. قال أصحابنا: ولا يكلف إطباق فمه عند الغبار، والغربلة؛ لأن فيه حرجا، فلو فتح فمه عمدا حتى دخله الغبار، ووصل وجهه، فوجهان حكاهما البغوي، والمتولي وغيرهما. قال البغوي: (أصحهما) لا يفطر؛ لأنه معفو عن جنسه. انتهى.

وقال أيضا: كما لو وصل الغبار إلى جوفه، مع إمكان إطباق فيه، ولم يطبقه؛ فإنه لا يفطر. انتهى.

Artinya: Ulama mazhab Syafi'i sepakat dalam kasus apabila ada lalat terbat lalu masuk mulut orang yang puasa atau yang masuk itu debu jalanan atau tepung tanpa sengaja, maka tidak membatalkan puasa. Ulama Syafi'iyah berkata: Tidak dipaksa menutup mulut saat ada debu atau ayakan tepung, karena itu menyulitkan. Apabila orang yang puasa membuka mulutnya dengan sengaja sampai kemasukan debu, dan sampai ke wajahnya, maka ada dua pendapat menurut al-Baghawi, al-Mutawalli, dll. Al-Baghawi berkata: Yang paling sahih adalah tidak batal puasanya karena termasuk dimaafkan.. sebagaimana apabila ada debu yang masuk ke dalam tubuhnya padahal bisa menutupnya, maka hal itu tidak membatalkan puasa.

Penjelasan serupa juga dinyatakan oleh ulama mazhab Syafi'i yang lain yaitu Zakaria al-Anshari dalam kitab Asnal Matalib:

 (ولا يفطر بغبار الطريق، وغربلة الدقيق) لعدم قصده لهما، ولعسر تجنبهما (ولو فتح فاه عمدا) حتى دخل التراب جوفه، فإنه لا يفطر به؛ لأنه معفو عن جنسه. قال في المجموع: تبعا للرافعي. انتهى.

Artinya: Tidak batal puasa karena (mulutnya) kemasukan debu di jalanan atau ayakan tepung. Karena itu tidak disengaja dan sulitnya menghindari. Apabila ia membuka mulutnya secara sengaja sehingga debu masuk ke rongga tubuhnya, maka itu juga tidak membatalkan puasa karena termasuk dimaafkan sebagaimana pendapat an-Nawawi dalam al-Majmuk mengikuti pendapat al-Rafi'i.

Baca detail: Menelan Ludah saat Puasa Ramadan []
LihatTutupKomentar