Tiga Orang yang Doanya Pasti Terkabul

Tiga Orang yang Doanya Pasti Terkabul : doa orang tua (untuk anaknya), doa musafir, dan doa orang yang dizalimi. Doa dari orang yang tertindas atau di

 
Tiga Orang yang Doanya Pasti Terkabul

Tiga Orang yang Doanya Pasti Terkabul

 «‌ثلاثُ دعواتٍ مستجاباتٌ لا شكَّ فيهنَّ: دعوةُ الوالِدِ، ودعوةُ المسافِرِ، ودعوةُ المظلومِ».

 "Tiga doa yang pasti dikabulkan, tidak ada keraguan padanya: doa orang tua (untuk anaknya), doa musafir, dan doa orang yang dizalimi."

Doa orang tua (دعوةُ الوالِدِ): Doa dari ayah atau ibu untuk anaknya, yang memiliki kedudukan istimewa di sisi Allah SWT.
Doa musafir (دعوةُ المسافِرِ): Doa seseorang yang sedang dalam perjalanan (safar), karena kondisi lemahnya yang membuat doanya lebih mudah naik.
Doa orang yang dizalimi (دعوةُ المظلومِ): Doa dari orang yang tertindas atau dizalimi, yang Allah SWT kabulkan meskipun orang tersebut kafir sekalipun (berdasarkan riwayat lain).
 

رواه أحمد برقم: (7510)، وأبو داود برقم: (1536) واللفظ له، من حديث أبي هريرة -رضي الله عنه-.
وفي لفظ عند أحمد برقم: (10708)، والترمذي برقم: (1905) «ودعوة الوالد على ولده»، ورواه ابن ماجة برقم: (3862) ولفظه: «ودعوة الوالد لولده». صحيح الجامع برقم: (3031 ـ 3032)، 

*** 

 ثلاثُ دعواتٍ مستجاباتٌ لا شَكَّ فيهِنَّ ؛ دَعوةُ المظلومِ ، ودعوةُ المسافرِ ، ودعوةُ الوالدِ على ولدِهِ

"Tiga doa yang pasti dikabulkan, tidak ada keraguan padanya: doa orang yang dizalimi, doa musafir, dan doa orang tua terhadap anaknya."

الراوي : أبو هريرة | المحدث : الألباني | المصدر : صحيح الترمذي
الصفحة أو الرقم: 1905 | خلاصة حكم المحدث : حسن
التخريج : أخرجه أبو داود (1536)، والترمذي (1905) واللفظ له، وابن ماجه (3862)، وأحمد (7501) 

في هذا الحَديثِ بيانُ بَعضِ الدَّعواتِ المستجابةِ، حيثُ يقولُ النبيُّ صلَّى اللهُ عليه وسلَّم: "ثلاثُ دعواتٍ مُستجاباتٍ لا شَكَّ فيهِنَّ"، أي: إنَّ اللهَ يَسْتجيبُ لثلاثةِ أنواعٍ مِنَ الدَّعواتِ يقينًا ولا يَرُدُّها أبدًا؛ "دَعوةُ المظلومِ"، أي: الدَّعوةُ الأُوْلى التي يَسْتجيبُ اللهُ لها ولا يَرُدُّها أبدًا: إذا دعا المظلومُ على الذي ظَلَمَه فإنَّ اللهَ يَسْتجيبُ له ولا يَرُدُّه، "ودعوةُ المسافرِ"، أي: والدَّعوةُ الثَّانيةُ التي يستجيبُ اللهُ لها ولا يَرُدُّها أبدًا دعوةُ المسافرِ، وهو في حالِ السَّفَرِ ولَمْ يَرْجِعْ بَعْدُ، بشَرْطِ أنْ يكونَ سَفَرُه ليس في أَمْرٍ مُحرَّمٍ "ودَعوةُ الوالِدِ على وَلَدِهِ"، أي: والدعوةُ الثَّالثةُ التي يَستجيبُ اللهُ لها ولا يَرُدُّها أبدًا إذا دعا الوالدِ على ولدِه بِحَقٍّ إذا عَقَّه أو ظَلَمَه أو لم يَبَرَّه ويُعْطِه حُقوقَ الوالدِ على وَلَدِهِ؛ فإنَّ اللهَ يَسْتجيبُ له ولا يَرُدُّ دَعوتَهُ أبدًا، وقوله: "الوالد" يشملُ الأم أيضًا؛ وقيل: لم تُذكَرِ الوالدةُ؛ لأنَّ حقَّها أعظمُ فدُعاؤُها أَوْلَى أن يُستجابَ له.
وفي الحديثِ: التَّرغيبُ في إكثارِ الدُّعاءِ في السَّفرِ؛ لأنَّه مستجابٌ.
وفيه: التَّحذيرُ مِن الظُّلمِ والعقوقِ. 

Penjelasan Hadits tentang Beberapa Doa yang Pasti Dikabulkan

Dalam hadits ini dijelaskan sebagian dari doa-doa yang mustajab (pasti dikabulkan), di mana Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda: "Tiga doa yang pasti dikabulkan, tidak ada keraguan padanya." Artinya: Sesungguhnya Allah SWT mengabulkan tiga jenis doa dengan pasti dan tidak pernah menolaknya sama sekali. 

"Doa orang yang dizalimi," yaitu doa pertama yang Allah SWT kabulkan dan tidak pernah menolaknya: Jika orang yang dizalimi berdoa terhadap orang yang menzaliminya, maka Allah SWT akan mengabulkannya dan tidak akan menolaknya. 

"Dan doa musafir," yaitu doa kedua yang Allah SWT kabulkan dan tidak pernah menolaknya, yaitu doa orang yang sedang dalam perjalanan (safar) dan belum kembali, dengan syarat perjalanannya bukan untuk urusan yang diharamkan. 

"Dan doa orang tua terhadap anaknya," yaitu doa ketiga yang Allah SWT kabulkan dan tidak pernah menolaknya, jika orang tua berdoa terhadap anaknya dengan hak yang benar—jika anaknya mendurhakai, menzaliminya, atau tidak berbakti serta tidak memberikan hak orang tua terhadap anaknya. Maka Allah SWT akan mengabulkannya dan tidak pernah menolak doanya. Kata "al-walid" (orang tua) mencakup ibu juga; dan dikatakan: Ibu tidak disebutkan karena haknya lebih besar, sehingga doanya lebih utama untuk dikabulkan.

Dalam hadits ini juga: Dorongan untuk memperbanyak doa saat safar, karena doanya pasti dikabulkan. 

Dan di dalamnya: Peringatan untuk menjauhi kezaliman dan kedurhakaan (berbakti kepada orang tua).

***

Penjelasan ini merupakan tafsir klasik dari hadits yang diriwayatkan oleh Imam Ahmad, Abu Dawud, dan Tirmidzi. Hadits ini mengajarkan kita untuk menghindari dosa-dosa besar seperti menzalimi orang lain dan mendurhakai orang tua, serta memanfaatkan kesempatan safar untuk berdoa lebih banyak. 

 

LihatTutupKomentar