Salaf, Salafiyah dan Salafi
Istilah salaf (klasik, mutaqaddimin) atau salaf as-shalih (kalangan terdahulu yang salih /soleh) hendaknya tidak disamakan dengan istilah gerakan salafi Yang pertama bermakna kumpulan orang Islam zaman dahulu pada kurun waktu tertentu
Istilah salaf (klasik, mutaqaddimin) atau salaf as-shalih (kalangan terdahulu yang salih /soleh) hendaknya tidak disamakan dengan istilah gerakan salafi. Yang pertama bermakna kumpulan orang Islam zaman dahulu pada kurun waktu tertentu . Sedang yang kedua adalah nama julukan untuk gerakan wahabi yang sering juga disebut dengan gerakan Wahabi Salafi.
DAFTAR ISI
SALAF
Kata salaf berasal dari bahasa Arab (سلف) yang secara etimologis bermakna yang terdahulu (al-mutaqaddim - المتقدم). Jadi, kata as-salaf as-shalih dapat diartikan golongan terdahulu (الجماعة المتقدمون).
Salaf juga mengandung arti nenek moyang. Al-Jauhari mencontohkan makna salaf ar-rajul (سلف الرجل) nenek moyang yang terdahulu.
Ibnu Mandzur mengartikan salaf dalam bentuk kata kerja (fi'il) sebagai "dahulu." Sedang kata salaf, salif dan salafah (السلف والسليف والسلفة) bermakna golongan orang yang terdahulu.
SIAPA GENERASI SALAF AS-SHALIH
Ada beberapa perbedaan pendapat tentang siapa yang dimaksud dengan salaf as shalih (salafus soleh) (Arab, السلف الصالح). Menurut Ibnu al-Atsir, mereka adalah generasi pertama dari kalangan tabi'in.(An-Nihayah II/190).
Menurut satu pendapat, salaf as-shalih adalah para Sahabat Nabi. Sedang menurut pendapat lain mereka adalah para Sahabat Nabi dan Tabi'in. Ada juga yang mengatakan mereka adalah Sahabat Nabi, para Tabi'in dan Tabit-Tabi'in. Yakni, tiga genarasi setelah Nabi (Wastiyyatu Ahlis Sunnah, hal. 110).
Menurut para ulama Wahabi Salafi yang terkumpul dalam Al-Lajnah ad-Daimah, salaf as-salih adalah para Sahabat Rasul dan para imam (ulama) yang hidup pada tiga abad pertama sesudahnya (السلفية ودعوة الشيخ محمد بن عبد الوهاب, hal.9).
Menurut pendapat yang paling masyhur (populer) yang dimaksud dengan salaf adalah para Sahabat, Tabi'in dan Tabiit Tabi'in.
Kata lain dari salaf adalah salafiyah. Istilah salafiyah kemudian sering digunakan sebagai nama atribusi (tambahan) bagi pesantren yang menggunakan sistem tradisional (kebalikan dari pondok modern). Karena itu, sering kita dengar istilah pondok pesantren salafiyah.
MENGAPA KATA SALAF JADI REBUTAN
Kata salaf sering menjadi "rebutan" berbagai kelompok dan gerakan Islam kontemporer karena beberapa dalil Quran, hadits dan pendapat ulama mufassir (ahli tafsir Quran) dan muhaddits (ahli hadits) yang menyimpulkan bahwa seluruh generasi pertama kedua dan ketiga umat adalah yang terbaik walaupun ada hadits dan mufassir lain yang menganggap kesan itu tidak seluruhnya akurat:
a. Ada hadits sahih riwayat Bukhari yang menyatakan bahwa kelompok salaf--yakni tiga generasi pertama umat Islam--adalah yang terbaik. Teks hadits sebagai berikut:
خَيْرُ أُمَّتِي قَرْنِي ، ثُمَّ الَّذِينَ يَلُونَهُمْ ، ثُمَّ الَّذِينَ يَلُونَهُمْ ، ثُمَّ الْهَرَجُ . قِيلَ : يَا رَسُولَ اللَّهِ وَمَا الْهَرَجُ ؟ قَالَ : السَّيْفُ
Padahal, ada sebagian pendapat yang meragukan kandungan hadits di atas karena bertentangan isinya dengan beberapa hadits lain berikut ini:
مثل أمتي مثل المطر لا يدري أوله خير أم آخره
ليدركنّ المسيح أقواماً إنهم لمثلكم أو خير) ثلاث مرات
Ibnu Abdil Bar dalam kitab Al-Istinkar (II/172) mengatakan bahwa umat Nabi generasi akhir ada yang lebih baik dari umat Islam era Sahabat. Dalam kitab Al-Istinkar dijelaskan:
لاشك أنّ القرن الذي ولدَ فيه النبي (صلى الله عليه وآله) أفضل القرون ولكن هذا لا يوجب علينا أن نثبت الاستقامة لكل من صحب النبي، فهناك المنافقون وهناك من آذى النبي وردّ عليه كلامه، وقد حدثت فجائع في هذا القرن، من حرب الجمل إلى صفين إلى النهروان وضربت الكعبة بالمنجنيق من قبل يزيد، وقُتِل الحسين حفيد رسول الله (صلى الله عليه وآله) وحُمِل رأسه إلى الشام...
Artinya: Tidak diragukan lagi bahwa masa di mana Nabi dilahirkan adalah masa terbaik dan paling utama. Namun hal itu tidak otomatis menunjukkan pada kita untuk menetapkan sifat istiqomah pada setiap orang yang satu generasi dengan Nabi. Pada masa itu banyak juga kaum munafik, dan tidak sedikit orang yang menyakiti Nabi dam membalas perkataannya. Pada masa Nabi telah terjadi sejumlah musibah dan konflik horisontal yang parah seperti Perang Jamal, Perang Siffin, dan Nahrawan. Ka'bah pernah dihantam dengan manjanik (peluru batu) dari pihak Yazid, terbunuhnya Husain cucu Rasulullah dan kepalanya dibawa ke Syam...
b. Ayat Al Quran Surat Ali Imran 3:110:
كُنتُمْ خَيْرَ أُمَّةٍ أُخْرِجَتْ لِلنَّاسِ تَأْمُرُونَ بِالْمَعْرُوفِ وَتَنْهَوْنَ عَنِ الْمُنكَرِ وَتُؤْمِنُونَ بِال
Kata "kamu" (kuntum) dalam Ayat di atas ditafsiri oleh Ibnul Qayyim (I'lamul Muwaqqi'in IV/131) ditujukan pada para Sahabat saja. Padahal menurut Tafsir Ibnu Katsir (I/399), ayat di atas berlaku umum untuk siapa saja dalam kurun waktu kapan saja.
c. Ayat Al Quran Surat At-Taubah 9:100:
وَالسَّابِقُونَ الأَوَّلُونَ مِنَ الْمُهَاجِرِينَ وَالأَنصَارِ وَالَّذِينَ اتَّبَعُوهُمْ بِإِحْسَانٍ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُمْ وَرَضُوا عَنْهُ
Artinya: Dan orang-orang yang terdahulu lagi yang pertama-tama (masuk Islam) di antara orang-orang Muhajirin dan Anshar dan orang-orang yang mengikuti mereka dengan baik, Allah ridha kepada mereka dan mereka pun ridha pada Allah.
Ayat ini menurut Al Qurtubi menegaskan bahwa semua Sahabat masuk surga. Namun, menurut Tafsir Tabari (IV/153-154), itu khusus untuk Sahabat yang berbaiat pada Nabi di Bai'atur Ridwan (بيعة الرضوان) atau mereka yang ikut sholat bersama Nabi di dua kiblat (Baitul Maqdis, Palestina dan Makkah).
Bahkan, menurut Tafsir Al Baghawi (IV/88), kata assabiqunal awwalun (السَّابِقُونَ الأَوَّلُونَ) untuk kaum Anshar berlaku bagi yang berbaiat pada Nabi di Aqabah (بيعة العقبة) yang jumlahnya sekitar 76 orang (baiat pertama 6 orang, baiat kedua 70 orang). Jadi, tidak berlaku untuk semua Sahabat.
***
Kalangan Wahabi mengklaim bahwa mereka adalah kelompok umat di era modern ini yang paling dekat mengikuti perilaku kalangan salaf. Dan karena itu mereka juga populer dengan sebutan Wahabi Salafi atau Salafi saja. Muhammadiyah sebagai "saudara kandung" Wahabi juga mengklaim demikian sebagai penerus tradisi salaf as shalih.
Kalangan NU (Nahdlatul Ulama) juga tidak ketinggalan mengklaim diri sebagai generasi pengikut salaf as-salih seperti yang terlihat dalam istilah pesantren salafiyah, dan seperti yang sering kita dengar dalam ucapan dan ceramah para kyai dan ulama NU di berbagai kesempatan.
Semua umat Islam berhak mengklaim diri sebagai pengikut salafus shalih. Itu menunjukkan adanya kemauan untuk berperilaku shalih seperti mereka. Yang terpenting semua golongan tidak saling membid'ah-kah, mengkafirkan atau men-syirik-kan kelompok lain.