Derita Istri Salah Pilih Suami
Derita Istri Salah Pilih Suami Ternyata utang suami saya banyak dan lebih dari satu tempat, ada yang menggunakan nama saya. Akhirnya kami hidup menumpang di rumah orang tua saya. Orang tua saya marah besar karena saya tidak tahu sama sekali yang telah diperbuat suami saya hingga seperti ini. Pernah saya mengetahui suami saya judi online
SUAMI DIPECAT DARI KERJA, MENCURI, JUDI, DAN BANYAK HUTANG
Assalamualaikumwarohmatullohiwabarokatuh
Saya perempuan 31 Th saya sudah menikah kurang lebih 4 Th dan bekerja. Suami saya 34 Th. Sudah dikaruniai 1 anak perempuan. Diawal menikah saya merasa bahagia apalagi selang sebulan pernikahan saya hamil. Diusia kehamilan saya sekitar 4 bulan suami saya curhat masalah keuangan. Kemudian saya curhat ke kakak perempuan saya, krn kakak saya iba dipinjamilah uang. Suami tidak pernah memberikan uang belanja, kalaupun diminta hanya memberi sepunya nya saja. Dia tidak pernah jujur mengatakan besar gajinya dan buat apa saja.
TOPIK KONSULTASI ISLAM
- SUAMI DIPECAT DARI KERJA, MENCURI, SUKA JUDI
- SUAMI MAIN TOGEL, JARANG SHALAT DAN BANYAK HUTANG
- CARA KONSULTASI SYARIAH ISLAM
Saya hanya diam saja karena saya tahu dia berkewajiban membayar cicilan rumah. Saya berfikir tidak mengapa saya yang menanggung biaya rumah tangga karena gaji saya cukup untuk hidup sederhana. Suami saya pernah mengambil kartu kredit saya tanpa ijin dan tidak melunasinya sampai sekarang. Di bulan April 2013 tanpa sepengetahuan saya ternyata suami saya dipecat dari pekerjaannya karena menggunakan uang perusahaan sebesar Rp. 20.000.000. Perusahaan mengancam kalau tidak mengganti sesuai batas waktu yang diberikan perusahaan akan membawa kasus ke pengadilan. Akhirnya saya bercerita ke ibu mertua saya dan keluarga saya. Akhirnya suami mendapatkan pinjaman dari kakak ipar saya. Praktis gaji saya tidak mencukupi untuk menanggung seluruh biaya hidup sesederhana sekalipun.
Ternyata utang suami saya banyak dan lebih dari satu tempat, ada yang menggunakan nama saya. Akhirnya kami hidup menumpang di rumah orang tua saya. Orang tua saya marah besar karena saya tidak tahu sama sekali yang telah diperbuat suami saya hingga seperti ini. Pernah saya mengetahui suami saya judi online dan saya peringati untuk berhenti. Sudah setahun kami menumpang di rumah orang tua saya hutang suami saya tidak pernah dicicil karena suami tidak bekerja dan susah mencari kerja. Ibu mertua memarahi habis-habisan suami saya. Kedua kakak saya menyarankan untuk bercerai sedangkan ibu saya tidak memperbolehkan. Kalau ibu mertua menyerahkan semua kepada saya. Sedangkan saya jika saya memilih cerai kasihan dengan anak dan kehormatan keluarga. Akhirnya mencoba bertahan memberikan masukan ke suami yang terkadang sampai kasar karena suami tidak kunjung berubah. Lambat laun kakak perempuan saya menangis karena akhir-akhir ini dia sering kehilangan barang perhiasan dan uang. Kecurigaan tertuju kepada suami saya.
Setelah saya selidiki ternyata benar yang mengambil suami saya. Setelah suami saya tanya untuk berkata jujur dia berani bersumpah demi Allah kalau tidak mengambilnya. Setiap saya berbincang dengan suami suami selalu mgatakan akan berubah,tapi saya tidak melihat perubahan itu. Sampai saya tidak mau melakukan hubungan suami istri.
1. Yang ingin saya tanyakan bagaimana saya harus bersikap demi kehormatan keluarga kecil saya dan keluarga besar saya?
2. Kalau saya minta cerai saya takut kalau hutangnya tidak dilunasi.
Waalaikumsalamwarohmatullohiwabarokatuh
JAWABAN
1. Kalau memang suami tidak bisa berubah dari kebiasaan judinya, dan kebiasaan buruk yang lain, maka perceraian adalah jalan terbaik di antara yang terburuk. Terbaik bagi anda dan terbaik bagi keluarga anda. Tanpa tindakan cerai ini, kemungkinan besar bukan solusi yang anda capai, tapi suami anda malah akan menyeret anda dan keluarga ke dalam pusaran masalah yang diciptakan suami anda. Kehormatan anda dan keluarga justru akan terselamatkan dengan perceraian.
2. Lebih baik hutang yang ada tidak dilunasi daripada suami menambah hutang yang baru yang jauh lebih besar. Namun, seandainya dia tidak mau melunasi, anda sekeluarga bisa melakukan langkah hukum agar dia melunasi hutangnya. Lihat detail: Cerai dalam Islam
Pelajaran yang perlu diambil:
Pelajari secara mendalam keadaan seorang lelaki, dan keluarganya sebelum memutuskan untuk menikah dengannya. Kajian mendalam bukan melalui pria itu, tapi melalui investigasi pada teman-teman dekat dan lingkungan sekitar dia tinggal.
_____________________
SUAMI MAIN TOGEL, JARANG SHALAT DAN BANYAK HUTANG
Ass...
saya seorang wanita 25th, suami 27th, km menikah sudah 2th..saya dan suami kenal tidak begitu lama, hanya 2bulan, lalu dia melamarku, aku melihat dia serius, dan aku merasa yakin dia jodohku. akupun menerima lamarannya.. setelah lamaran, sudah mulai terlihat hal2 yg tidak kusuka darinya, dia solatnya bolong2, tapi janji dia akan berusaha memperbaiki,,dia juga suka masang togel,,tapi dia janji akan berhenti, dia juga keras kepala.. tapi suami juga cerita tentang hidupunyaa, bahwa dia adalah anak angakat di keluarganya,tapi orang tua kandungnya msh saudara dg orang tua angakat...di keluarga angakat,suami memiliki kakak perempuan yg merupakan anak kandung dr orang tua angakat... suami cerita kalau hdupunyaa sering mengalah,sebab kakaknya itu pelit sekali,sedangakan orang tuanya sudah tidak bekerja,sehingga untuk makan n byr listrik selalu suami..apalg suami juga merasa kakaknya dan suami kakaknya itu ingn rumah yg ditempati mereka...
perlu di ketahui itu rumah orang tua angakat suami saya,dsana tinggal selain ada orang tua suami,kakaknya n suaminya juga orang tua suami kakaknya (mertua kakanya)juga dsana,padahal mertuanya itu punya rumah di desa...suami kakaknya blg kalau orang tuanya tidak dsana dia akan marah..saya merasa kasian juga sm suami,,,dan ingin setelah menikah ingin menyatukan sgla yg berserakan diantara kami,,n membangun kehidupan sendiri..6bulan setelah lamaran kami menikah,,saya tidak menuntut bany dr suami,mas kawin hanya uang 200rb,,uang resepsi di rumah sya suamipun tidak membantu,,saya pun tidak menuntut resepsi di rumah suami,,tapi orang tua suami minta direspsikan...setelah menikah resepsi selesai mlm harinya,,kakak suami dtg kpd suami,mereka meminta gnti uang mereka yg terpakai dlm resepsi kami sebesar 4,4jt..padhl uang undangan cm dpt 7jtan..suami menangis d dlm kmr,,dia kira kakaknya ikut membantu atau nyumbang biaya nikahanya,,ternyata langsng minta dikmbalikan detik itu juga,, pdhl itu mlm pertama kami,,tapi sudah penuh tangisan..
setelah itu suami cerita untuk biaya nkah ni, dia pnjam
uang d bank,,ortunya juga pnjam uang di saudara n tetangga,,tidak pnh ku bayangakan stlh menikah seharusnya bhgia tapi disuguhi hutang yg melimpah...tapi bgmn lg ortu suami tak krja,,toh ini untuk pnkhanku,mau tak mau kami harus menanggungnya...setiap bulan kami cicil utang kami sbeaar 1,5jt selama 18x..sungguh berat bagiku,,hanya seorang guru honorer dg gaji,ratusan ribu per bulan,n suami seorang satapiam kontrakan dg gaji yg sering nunggak..blm biaya sehari hari n makan...setelah menikah saya dan suami tinggal di tmpt suami,bersama orangtuanya,kakak n suaminya (sudah 16 th menikah blm punya anak)serta besan mertua saya..
byangakan berapa keluarga d rumah ukuran 12x10 itu..masalah sudah pasti muncul..kakaknta sring teriak2 jika motornya tidak bs msk rumah pas da motorku di dpn,atau dia mau jemur pakaian tapi pas ada jemuranku..kakaknya tidak pernah masak,,tidak pernah byr uang listrik juga,,pdhl mereka berdua bkerja,,bhkn suami kakaknya sudah kryawan tetap yg gajinya jauh d atas suamiku,,yg masak aku n mertuaku,,tapi aku pun tak luput juga,aku sering gak coxok dg mertua di dapur,,n sering dianggap salah saat melakukn sesuatu...aku pun berfikir dr pd capek masakin orang bnyk,,tapi sering gak cocok dg masakannya juga,,akhirnya aku memisahkan diri dg masak sendiri..
selain itu sering aku dengar hal hal yg mmbwt aku sakit hti di rumah itu,,baik dr mertua maupun dr kakak ipar,,aku juga merasa kakak ipar slalu mmbuat sya gak betah,saya juga merasa mmg benar mereka nenginginkan rumah itu,,tiap aku cerita ke suami yg ada adl kita malah bertengakar,,dan itu sering terjadi,,smpai akhirnya aku minta kos/kntrak,tapi suami tidak pernh mau,,krn dia ingin bls budi dg ortunya,,dan ortunya juga tidak mengijinkan dg alaan tau sndiri jika suami pndh kalo ortunya butuh apa2 mnta siapa,yg byr listrik siapa,nanti apa kata tetangga kalo kita pindah kos,,kecuali kalo kita punya rumah sndiri bru di ijinkan...
aku sudah blg ke suami bls budi tidak hrs dsni,,lg pula perahu ditumpangi orang bny pasti nanti akan tenggelam,,lbh baik saya turun dr pd ikut tnggelam...tapi suami tetap tidak mau,,malah bertengakar terus,,bahkn smpai aku minta cerai tapi suami ttapi tidak mau,,pnh sya tny pilih aku atau keluarganya,,dia memilih keluarganya...saya stress,,gak kuat menjalani rumah tangga sprti ini,,sabar ada batasannya..mgakin ini knp allah blm memberi kami anak,krn rumah tangga kami msh terombang ambing..
kami ingn sbnrby punya rumah sndiri,,tapi km blm mampu,,untuk melunasi hutang peenikahan saja km sesak nafas rasanya,itupun di bantu sm orang tua saya...tapi 1,5th pernikan km,tepatnya bulan 11 kmrn,alhmdlilah hutang km lunas,,n sya berusaha ingin menabung,,saya blg ke suami saya rela hdup susah asal jngn punya hutang,,saya tidak tenang kalo punya hutang...br brnafas dr lilitan hutang,,.tapi allah brkata lain lg,,3 mggu yg lalu orang tua kandung suami saya msk icu,,n itu membutuhkan uang yg tidak sdikit,,,skali lg terpaksa suami hrs berhutang lg yg cukup lumayan besar juga,,bhkan motor untuk dia bkerja juga digadaikan,,sebagian saya juga hutang orng tua saya...dan sya hanyaa bisa menangis meratapi khdupan ini...
selain itu,,smpai saat ini saya juga msh blm bs membwt suami bnr2 lengakap solatnya,dan msh blm bs lepas dr togel..meskipun dia blg sudah tak prnh pasang,,tapi teman2nya bny yg tny nomer n titip pasang ke suami saya,,krn ada bandarnya di dalm pabrik...itulah yg membwt saya putus asa mnjalani rumah tangga ini,,saya gak betah tinggal d rumah ini,,saya juga lelah mengingatkan suami...tak ada bhgia d dlm rumah tngga ini,,,tapi sebenarnya saya gak tega meninggaljan suami...
1.mohon nasehat,saran n masukannya pak...trimakash..wass...
JAWABAN
1. Kesalahan anda dalam memilih suami itu diakibatkan karena terlalu terburu-buru dalam mengambil keputusan. Dan itu hendaknya dapat dijadikan pelajaran pahit agar anda lebih hati-hati dalam bertindak di masa depan. Tidak perlu berhubungan lama untuk tahu secara mendalam kondisi riil dari suami dan keluarganya. Karena tidak mungkin seorang pria mengakui keburukannya kepada wanita yang diincarnya. Yang perlu dilakukan adalah lakukan investigasi dengan bantuan teman yang ahli terhadap calon anda. Yang kedua, dahulukan akal sehat dalam memutuskan. Abaikan rasa cinta walaupun sangat mendalam. Kalau pria pujaan kita ternyata punya perilaku tidak baik, tidak taat agama, maka jangan pernah menikah dengannya walaupun kita sangat mencintainya. Jangan harap anda bisa merubahnya.
Cinta itu sangat mudah berubah menjadi benci seiring dengan perubahan sikap. Karena itu, cinta hendaknya dijadikan pertimbangan terakhir dalam memutuskan apakah anda akan menikah dengan seorang pria tertentu atau tidak.
Dalam kasus anda, cerai adalah keputusan terbaik. Menurut KHI (Kompilasi Hukum Islam), anda sudah dapat melakukan gugat cerai ke pengadilan agama karena suami tidak memberi nafkah, tidak taat agama, dll. Lihat detail: Cerai dalam Islam