Hukum Qunut Subuh, Witir dan Qunut Nazilah
Hukum Qunut Subuh, Witir dan Qunut Nazilah Qunut adalah bacaan doa yang dilakukan pada rakaat akhir setelah bangun dari rukuk. Qunut dalam mazhab Syafi'i ada tiga macam yaitu qunut ratib (jamak, rawatib), qunut witir dan qunut nazilah. Qunut rawatib adalah qunut yang dilakukan secara teratur dan terus menerus. Qunut ratib terjadi pada waktu shalat subuh. Yang kedua adalah qunut witir yaitu qunut yang dibaca setiap rakaat akhir shalat witir. Ketiga, nazilah yaitu qunut yang dilakukan saat umat Islam terimpa musibah atau bencana. Qunut nazilah sunnah di lakukan di setiap shalat fardhu. Hukumnya qunut adalah sunnah.
Hukum Qunut Subuh, Witir dan Qunut Nazilah
Qunut adalah bacaan doa yang dilakukan pada rakaat akhir setelah bangun dari rukuk. Qunut dalam mazhab Syafi'i ada tiga macam yaitu qunut ratib (jamak, rawatib), qunut witir dan qunut nazilah. Qunut rawatib adalah qunut yang dilakukan secara teratur dan terus menerus. Qunut ratib terjadi pada waktu shalat subuh. Yang kedua adalah qunut witir yaitu qunut yang dibaca setiap rakaat akhir shalat witir. Ketiga, nazilah yaitu qunut yang dilakukan saat umat Islam terimpa musibah atau bencana. Qunut nazilah sunnah di lakukan di setiap shalat fardhu. Hukumnya qunut adalah sunnah
DAFTAR ISI
- DOA QUNUT DAN DASAR HUKUMNYA
- BACAAN DOA QUNUT
- BACAAN DOA QUNUT UMAR BIN KHATTAB
- KAPAN QUNUT SUNNAH DIBACA
- HUKUM MENAMBAH BACAAN QUNUT DENGAN QUNUT UMAR DAN DOA LAIN
- QUNUT WITIR
- QUNUT WITIR SUNNAH PADA SEPARUH AKHIR BULAN RAMADAN
- QUNUT WITIR SUNNAH SELURUH BULAN RAMADHAN
- QUNUT WITIR SUNNAH SEPANJANG TAHUN
- KONSEKUENSI APABILA TIDAK QUNUT WITIR
- QUNUT NAZILAH
- DALIL SUNNAHNYA QUNUT NAZILAH
- QUNUT NAZILAH SUNNAH DI SETIAP SHALAT FARDHU 5 WAKTU
- QUNUT NAZILAH PADA HARI JUMAT
- QUNUT NAZILAH HARI JUMAT MENURUT MAZHAB EMPAT
- CARA KONSULTASI SYARIAH ISLAM
Hukum doa qunut pada shalat subuh hukumnya sunnah. Pandangan ini dianut oleh madzhab Syafi'i berdasarkan Hadits sebagai berikut:
1. Berdasarkan pada sejumlah hadits sbb:
- Hadith sahih yang diriwayatkan oleh Imam Ahmad,Daruqutni dan Baihaqi dari Sahabat Anas bin Malik sebagai berikut:
ما زال رسول الله يقنت في صلاة الفجر حتى فارق الحياة
Artinya: RasuluLlah selalu berqunut pada shalat subuh ssampai beliau wafat. Untuk status hadits lihat di sini.
- Hadits sahih riwayat Muslim dari Anas.
أن رسول الله قنت شهراً يدعو على أحياء من أحياء العرب ثم ترك
Artinya: bahwa Rasulullah berqunut selama sebulan mendoakan orang-orang Arab yang masih hidup kemudian tidak melakjukannya lagi.
- Hadits sunnahnya Qunut nazilah apabila tertimpa musibah atau bencana:
أن النبي صلى الله عليه وسلم كان يقنت في الفجر والظهر والعصر والمغرب والعشاء
Artinya: Bahwasanya Nabi Muhammad melakukan qunut (nazilah) pada saat shalat subuh, dhuhur (dzuhur), ashar, maghrib, dan isya' (HR Ahmad) Diriwayatkan juga bahwa Umar bin Khattab membaca doa qunut pada shalat Subuh di hadapan para sahabat dan lainnya.
Berkenaan dengan Hadith yang diriwayatkan oleh Anas ini, menurut al Haithami, para perawinya adalah tsiqah (dapat dipercaya). Menurut Imam Nawawi ia diriwayatkan oleh sekumpulan huffadz (ahli hadith) dan mengakui kesahihannya.
Kesahihan ini dinyatakan juga oleh al Hafiz al Balkhi, Al Hakim, Al Baihaqi dan ia juga diriwayatkan oleh Ad Daruqutni melalui beberapa jalan dengan sanad yang sahih.
Dalam mazhab Syafi'i adalah sunnah hukumnya membaca doa qunut waku melaksanakan shalat subuh, baik saat turunnya bala' atau tidak.
Di antara yang berpendapat seperti ini adalah Sahabat Abu Bakar Ash Shiddiq, Umar bin Khattab, Utsman bin Affan, Ali bin Abi Talib, Ibnu Abbas, Barra’ bin Azib. Lihat: Kitab Al Majmu’ Syarah Muhadzab III halaman 504.
Syekh Nawawi Banten dalam kitab Kasyifatussaja mendefinisikan qunut sbb:
والقنوت هو ذكر مخصوص مشتمل على دعاء وثناء ويحصل بكل لفظ اشتمل عليهما بأي صيغة شاء كقوله: اللهم اغفر لي يا غفور، فالدعاء يحصل باغفر والثناء بغفور، وكذلك ارحمني يا رحيم وقوله: الطف بي يا لطيف وهكذا،
Artinya: Qunut adalah dzikir tertentu yang mengandung doa dan pujian (pada Allah). (Oleh karena itu) setiap kalimat yang mengadung kedua unsur itu dapat digunakan. Seperti kalimat: Allahumma ighfir li Ya Ghafur. Kata "ighfir" adalah doa. Sedangkan kata "ghafur" adalah pujian. Begitu juga kalimat "Irhamni Ya Rahim" dan "Ultuf bi Ya Latif" dan seterusnya.
- Karena qunut adalah suatu dzikir yang khusus maka boleh diganti dengan doa lain asal diniati untuk qunut:
ومثل الذكر المخصوص آية تتضمن ذلك كآخر سورة البقرة بشرط أن يقصد بها القنوت، وكقوله تعالى: ربنا اغفر لنا ولإخواننا الذين سبقونا بالإيمان ولا تجعل في قلوبنا غلاًّ للذين آمنوا ربنا إنك رؤوف رحيم} ((59)الحشر:10)
Artinya: Sama dengan dzikir khusus adalah ayat yang mengandung dzikir seperti akhir surat Al Baqarah dengan syarat harus diniati qunut. Seperti firman Allah dalam QS Al-Hasyr 59:10
- Qunut Umar menurut Syekh Nawawi Banten (ibid) adalah sbb:
اللهم إنا نستعينك ونستغفرك ونستهديك ونؤمن بك ونتوكل عليك ونثني عليك، الخير كله نشكرك ولا نكفرك ونخلع ونترك من يفجرك بضم الجيم أي يعصيك، اللهم إياك نعبد ولك نصلي ونسجد وإليك نسعى ونحفد بكسر الفاء أي نسرع إلى الطاعة نرجو رحمتك ونخشى عذابك إن عذابك الجد بكسر الجيم أي الحق بالكفار ملحق بكسر الحاء أي لاحق بهم ويجوز فتحها لأن الله ألحقه بهم فإن جمع بينهما فالأفضل تقديم قنوت النبي صلى الله عليه وسلّم وإن اقتصر فليقتصر عليه.
Lebih detail lihat di sini.
BACAAN DOA QUNUT (TEKS ARAB DAN LATIN)
اللّهم اهدِنا فيمَن هَديْت و عافِنا فيمَن عافيْت و تَوَلَّنا فيمَن تَوَلَّيْت و بارِك لَنا فيما أَعْطَيْت و قِنا واصْرِف عَنَّا شَرَّ ما قَضَيت فإنك تَقضي ولا يُقضى عَليك فإنَّهُ لا يَذِّلُّ مَن والَيت وَلا يَعِزُّ من عادَيت تَبارَكْتَ رَبَّنا وَتَعا ليتْ َفلكَ الحَمدُ عَلى ما قَضَيْت نَستَغفِرُكَ ونَتوبُ اليك وصلي الله علي سيدنا محمد النبي الأمي وعلي أله وصحبه وسلم
Teks doa qunut tulisan latin:
Allahummahdina fiman hadayt. Wa afina fiman afayt. watawallana fiman tawallayt. wabarik lana fima a'tayt. waqina wasrif anna syarro ma qadayt. fa innaka taqdi wala yuqdo alayk. fainnahu la yadzillu man wa layt wala yaizzu man adayt. tabarakta robbana wata'alayt. falakal hamdu ala ma qadayt. nastaghfiruka wanatubu ilaika. wasallallahu ala sayyidina Muhammadin Nabiyyil Ummiyyi wa ala alihi wasahbihi wasallam.
Artinya: Ya Allah, berilah aku petunjuk seperti orang-orang yang telah Engkau beri petunjuk. BErilah aku kesehatan seperti orang yang telah Engkau beri kesehatan. Pimpinlah aku bersama-sama orang-orang yang telah Engkau pimpin. Berilah berkah pada segala apa yang telah Engkau pimpin. Berilah berkah pada segala apa yang telah Engkau berikan kepadaku. Dan peliharalah aku dari kejahatan yang Engkau pastikan. Karena, sesungguhnya Engkaulah yang menentukan dan tidak ada yang menghukum (menentukan) atas Engkau. Sesungguhnya tidaklah akan hina orang-orang yang telah Engaku beri kekuasaan. Dan tidaklah akan mulia orang yang Engkau musuhi. Maha berkahlah Engkau dan Maha Luhurl`h Engkau. Segala puji bagi-Mu atas yang telah engkau pastikan. Aku mohon ampun dan kembalilah (taubat) kepada Engkau. Semoga Allah memberi rahmat, berkah dan salam atas nabi Muhammad beserta seluruh keluarganya dan sahabatnya.
BACAAN DOA QUNUT UMAR BIN KHATTAB
Umar bin Khattab, khalifah kedua Islam, memiliki bacaan qunut berbeda sebagai berikut:
اللهم اغفر لنا وللمؤمنين والمؤمنات والمسلمين والمسلمات وألّف بين قلوبهم وأصلح ذات بينهم وانصرهم على عدوك وعدوهم. اللهم عذب الكفرة الذين يصدون عن سبيلك ويكذبون رسلك ويقاتلون أولياءك، اللهم خالف بين كلمتهم وزلزل أقدامهم وأنزل بهم بأسك الذي لا ترده عن القوم المجرمين. بسم الله الرحمن الرحيم اللهم إنا نستعينك ونستغفرك ونثني عليك ولا نكفرك ونخلع ونترك من يفجرك. بسم الله الرحمن الرحيم اللهم إياك نعبد ولك نصلي ونسجد وإليك نسعى ونحفد ونخشى عذابك ونرجو رحمتك إن عذابك الجد بالكفار ملحق
KAPAN QUNUT SUNNAH DIBACA
Doa qunut sunnah dibaca dalam beberapa situasi sebagai berikut:
1. Pada raka'at kedua (raka'at akhir) shalat subuh dibaca setelah ruku' (i'tidal).
2. Pada raka'at akhir (rakaat ketiga) shalat sunnah witir pada paruh kedua bulan Ramadhan.
3. Pada raka'at terakhir shalat fardhu apabila ada bencana. Disebut qunut nazilah.
HUKUM MENAMBAH BACAAN QUNUT DENGAN QUNUT UMAR DAN DOA LAIN
Membaca doa qunut yang biasa itu sunnah. Dan menambahnya dengan doa qunut Umar juga sunnah menurut Imam Nawawi asal dalam keadaan sendirian atau bersama makmum yang diketahui rela dengan doa yang panjang. Imam Nawawi dalam kitab Al-Adzkar lin Nawawi hlm. 88 menyatakan:
قال أصحابنا: يستحب الجمع بين قنوت عمر رضي الله عنه وبين ما سبق، فإن جمع بينهما فالأصح تأخير قنوت عمر، وفي وجه يستحب تقديمه. وإن اقتصر فليقتصر على الأول، وإنما يستحب الجمع بينهما إذا كان منفرداً أو إمامَ محصورين يرضون بالتطويل
Artinya: Ulama madzhab Syafi'i menyatakan bahwa sunnah mengumpulkan antara qunut yang biasa dengan qunut Umar. Kalau dikumpulkan, maka sebaiknya qunut Umar diakhirkan. Ada pendapat sunnah mendahulukannya. Apabila memilih salah satu, maka hendaknya memilih qunut yang biasa. Sunnahnya mengumpulkan keduanya apabila shalat sendiri atau berjemaah dengan makmum yang rela doa panjang.
Imam Nawawi juga berpendapat bahwa doa qunut tidak harus berupa bacaan yang berasal dari Nabi atau dari Umar. Bacaan qunut bisa saja berupa doa apa apa saja, termasuk berupa satu ayat atau dua ayat Quran apabila mengandung doa. Lihat: Membaca Doa Tambahan Saat Qunut.
QUNUT WITIR
Qunut witir adalah qunut yang dibaca setiap rakaat akhir shalat witir. Menurut mazhab Syafi'i, qunut witir disunnahkan pada separuh akhir bulan Ramadhan.
QUNUT WITIR SUNNAH PADA SEPARUH AKHIR BULAN RAMADAN
Sabagaimana disebutkan di muka, qunut witir sunnah dilakukan pada separuh akhir bulan Ramadan. Imam Nawawi dalam Al-Majmuk, hlm. 3/510 menyatakan:
والمذهب أن السنة أن يقنت في الركعة الآخرة من صلاة الوتر في النصف الأخير من شهر رمضان هذا هو المشهور في المذهب , ونص عليه الشافعي رحمه الله ,
Artinya: Sunnah membaca qunut pada rakaat akhir dari shalat witir pada separuh akhir dari bulan Ramadhan. Ini pendapat yang masyhur dalam mazhab Syafi'i berdasarkan nash dari Imam Syafi'i.
QUNUT WITIR SUNNAH SELURUH BULAN RAMADHAN
Imam Nawawi dalam Al-Majmuk, hlm. 3/510 menyatakan:
وفي وجه يستحب في جميع شهر رمضان , وهو مذهب مالك
Artinya: Menurut satu pendapat yang lain, sunnah qunut di seluurh bulan Ramadan. Ini adalah pendapat Imam Malik.
QUNUT WITIR SUNNAH SEPANJANG TAHUN
Imam Nawawi dalam Al-Majmuk, hlm. 3/510 menyatakan:
ووجه ثالث أنه يستحب في الوتر في جميع السنة . وهو قول أربعة من كبار أصحابنا , أبي عبد الله الزبيري وأبي الوليد النيسابوري وأبي الفضل بن عبدان وأبي منصور بن مهران وهذا الوجه قوي في الدليل لحديث الحسن بن علي رضي الله عنهما السابق في القنوت , ولكن المشهور في المذهب ما سبق , وبه قال جمهور الأصحاب قال الرافعي وظاهر كلام الشافعي رحمه الله كراهة القنوت في غير النصف الآخر من رمضان
Artinya: Pendapat ketiga, sunnah qunut witir sepanjang tahun. Ini pendapat keempat dari pembesar ulama Syafi'iyah seperti Abu Abdillah Al-Zubairi, Abul Walid An-Naisaburi, Abul Fadhal bin Abdan, Abu Manshur bin Mahran. Pendapat ini secara dalil termasuk kuat karena berdasarkan pada hadis Hasan bin Ali. Tetapi yang masyhur dalam mazhab Syafi'i adalah sebagaimana diterangkan di muka (separuh akhir Ramadhan) dan ini penapat jumhur (mayoritas) ulama mazhab Syafi'i. Imam Rofi'i berkata: Dari zhahirnya ucapan Imam Syafi'i, makruh qunut di selain separuh akhir bulan Ramadhan.
KONSEKUENSI APABILA TIDAK QUNUT WITIR
Imam Nawawi dalam Al-Majmuk, hlm. 3/510 menyatakan:
قال : ولو ترك القنوت في موضع استحبه سجد للسهو , ولو قنت حيث لا يستحبه سجد للسهو , وحكى الروياني وجها أنه يقنت في جميع السنة بلا كراهة , ولا يسجد للسهو لتركه من غير النصف الآخر من رمضان قال : وهذا حسن وهو اختيار مشايخ طبرستان
Artinya: Imam Rafi'i berkata: Apabila meninggalkan qunut di tempat yang disunnahkan, maka sunnah sujud sahwai. Apabila qunut di waktu yang tidak disunnahkan, maka sunnah juga sujud sahwi. Imam Rouyani mengisahkan satu pendapat lain bahwa sunnahnya qunut witir di sepanjang tahun. Dan tidak perlu sujud sahwi karena meninggalkan qunut pada selain separuh akhir bulan Ramadhan. Rofi'i berkata: ini pendapat yang baik dan pilihan dari para ulama Tabaristan.
QUNUT NAZILAH
Qunut nazilah adalah qunut yang dilakukan pada saat terjadi sesuatu yang besar, seperti musibah epidemik, bencana alam, kekeringan, kelaparan, peperangan baik perang saudara antar sesama muslim atau perang antara muslim-nonmuslim.
DALIL SUNNAHNYA QUNUT NAZILAH
- Hadits riwayat Abu Dawud, Ahmad, al-Hakim dan al-Baihaqi dari Ibnu Abbas Nabi bersabda:
عَنِ ابْنِ عَبَّاسٍ قَالَ: قَنَتَ رَسُوْلُ اللهِ شَهْرًا مُتَتَابِعًا فِي الظُّهْرِ وَالْعَصْرِ وَالْمَغْرِبِ وَالْعِشَاءِ وَصَلاَةِ الْصُّبْحِ فِيْ دُبُرِ كُلِّ صَلاَةٍ إِذَا قَالَ: سَمِعَ اللَّهُ لِمَنْ حَمِدَهُ مِنَ الرَّكْعَةِ اْلأَخِرَةِ يَدْعُوْ عَلَى أَحْيَاءٍ مِنْ بَنِيْ سُلَيْمٍ عَلَى رِعْلٍ وَذَكْوَانَ وَعُصَيَّةَ، وَيُؤَمِّنُ مَنْ خَلْفَهُ
Artinya: Rasulullah pernah qunut selama satu bulan secara terus-menerus pada shalat Dhuhur, Ashar, Maghrib, Isya dan Shubuh di akhir setiap shalat, (yaitu) apabila ia mengucap Sami’Allahu liman hamidah di raka’at yang akhir, beliau mendo’akan kebinasaan atas kabilah Ri’lin, Dzakwan dan ‘Ushayyah yang ada pada perkampungan Bani Sulaim, dan para makmum mengucapkan amin.
- Hadits riwayat Bukhari dan Muslim dari Anas
عَنْ أنَسٍ قَالَ: قَنَتَ رَسُوْلُ اللَّهِ شَهْرًا بَعْدَ الرُّكُوْعِ يَدْعُو عَلَى حَيٍّ مِنْ أَحْيَاءِ الْعَرَبِ ثُمَّ تَرَكَهُ
Artinya: Rasulullah pernah qunut selama satu bulan setelah bangkit dari ruku’, yakni mendo’a kebinasaan untuk satu kabilah dari kabilah-kabilah Arab, kemudian beliau meninggalkannya (tidak melakukannya lagi)
QUNUT NAZILAH SUNNAH DI SETIAP SHALAT FARDHU 5 WAKTU
Dari dua hadits di atas maka jelaslah bahwa qunut nazilah boleh dan sunnah dilakukan di setiap shalat fardhu kalau memang pada saat itu dianggap perlu melakukan qunut nazilah karena adanya musibah atau bencana yang menimpa umat Islam. Adapun waktu pelaksanaannya adalah sama dengan qunut rawatib yakni dilaksanakan pada rakaat terakhir setelah bangun dari rukuk.
QUNUT NAZILAH PADA HARI JUMAT
Berdasarkan pada hadits di atas, maka menurut para ulama mazhab Syafi'i qunut nazilah juga sunnah dilaksanakan pada shalat Jum'at. Karena, kalau Nabi pernah melakukan qunut nazilah setiap shalat fardhu sebulan penuh maka itu artinya shalat Jum'at termasuk di dalamnya. Imam Syafi'i dalam kitab Al-Umm, bab "Qunut Al-Jumah", hlm. 1/236 menyatakan :
حكى عدد صلاة النبي صلى الله عليه وسلم الجمعة فما علمت أحدا منهم حكى أنه قنت فيها إلا أن تكون دخلت في جملة قنوته في الصلوات كلهن حين قنت على قتلة أهل بئر معونة، ولا قنوت في شيء من الصلوات إلا الصبح إلا أن تنزل نازلة فيقنت في الصلوات كلهن إن شاء الإمام
Artinya: Sejumlah perawi hadits meriwayatkan shalat Jumat-nya Nabi. Tidak ada satupun dari mereka yang meriwayatkan bahwa Nabi melakukan qunut pada shalat Jum'at kecuali apabila Nabi melakukan qunut nazilah pada semua shalat fardhu ketika beliau qunut atas terbunuhnya penduduk Bir Maunah. Dan tidak disunnahkan qunut (rawatib) pada shalat fardhu selain Subuh kecuali saat turunnya bencana (nazilah) maka boleh melakukan qunut pada seluruh shalat wajib apabila imam berkehendak.
Imam Romli dalam Nihayatul Muhtaj, hlm. 1/508 menyatakan:
( ويشرع ) أي يستحب ( القنوت ) مع ما مر أيضا ( في سائر المكتوبات ) أي باقيها من الخمس في اعتدال الركعة الأخيرة ( للنازلة ) إذا نزلت بأن نزلت بالمسلمين ولو واحدا على ما بحثه جمع ، لكن اشترط فيه الإسنوي تعدي نفعه كأسر العالم والشجاع وهو ظاهر
Artinya: Disunnahkan qunut pada lima shalat fardhu yang lain pada saat i'tidal (bangun) dari rakaat akhir untuk qunut nazilah apabila terjadi musibah / bencaa pada umat Islam, walaupun satu orang, berdasarkan pendapat segolongan ulama. Namun Imam Asnawi mensyaratkan manfaatnya melebihi satu orang seperti ditahannya orang alim atau pemberani.
QUNUT NAZILAH HARI JUMAT MENURUT MAZHAB EMPAT
Walaupun ulama mazhab empat sepakat bahwa qunut nazilah hukumnya sunnah apabila dalam keadaan bencana atau musibah, namun mereka berbeda pendapat tentang apakah qunut nazilah sunnah dilakukan pada seluruh shalat fardhu dan hari Jum'at dengan rincian sbb:
1. Madzhab Syafi'i menganggap qunut nazilah adalah sunnah dilakukan di seluruh shalat fardhu termasuk shalat Jum'at sebagaimana pernyataan Imam Syafi'i dalam kitab Al-Umm 1/236 di atas.
2. Mazhab Maliki berpendapat bahwa qunut nazilah hanya sunnah dilakukan pada shalat Subuh saja.
3. Mazhab Hanbali berpendapat bahwa qunut nazilah sunnah dilakukan di seluruh shalat fardhu kecuali shalat Jum'at.
4. Mazhab Hanafi menyatakan bahwa qunut nazilah hanya sunnah dilakukan pada saat shalat subuh saja, tidak pada shalat yang lain.
CATATAN:
Kalau anda pendapat dari ustadz Indonesia yang menyatakan bahwa qunut nazilah hari Jum'at adalah bid'ah atau tidak sunnah, maka bisa dipastikan dia mengikuti pendapat mazhab Hanbali. Mazhab yang biasa diikuti oleh kalangan Salafi Wahabi.
Begitu juga pendapat yang menyatakan bahwa qunut subuh terus menerus (ratib) tidak dibolehkan adalah pendapat mazhab Hanbali yang juga diikuti oleh pengikut Wahabi Salafi.