Konsultasi Agama Islam Konsultasi Agama Islam
recent

Breaking News

recent
جاري التحميل ...

Menyikapi Suami Penjudi dan Lupa Keluarga

Menyikapi Suami Penjudi dan Lupa Keluarga


 SUAMI PENJUDI DAN LUPA KELUARGA

Assalamualaikum wr.wb....
Saya sudah menikah dengan suami saya kurang lebih setahun lamanya. Di usia pernikahan yang masih muda ini saya harus menerima kenyataan pahit tentang suami saya yang seorang penjudi.

Singkat cerita saya dan suami sebelum menikah telah berpacaran selama 2 tahun, kami berkenalan dari seorang teman hingga akhirnya kami merajut kasih dan berkomitmen untuk menikah. Selama pacaran saya benar-benar merasa sangat bahagia karena dia begitu baik sopan dan bisa mengayomi saya seperti layaknya sosok ayah. Saya pun merasa nyaman dan memberanikan diri mengajaknya bertemu dengan orang tua saya. Alhamdulillah orang tua saya setuju dengan niat baik kami tetapi dengan syarat saya harus tetap di rumah tinggal bersama orang tua (karena saya anak tunggal) dan dia tetap bekerja di tempat tugasnya dengan bolak balik sambil mengurus pindah tugas. Hal ini pun di setujui oleh suami saya dan tidak mempermasalahkannya karna dia menyanggumi bolak balik dari tempat tugasnya ke rumah paling tidak seminggu atau 2 minggu sekali.

Setelah persetujuan dua keluarga saya dan suami akhirnya menikah. Pernikahan kami berlangsung meriah dan mewah. Tapi setelah pernikahan ada yang membuat saya sedih, saya harus berpisah dari suami karena dia ditempatkan tugas di luar pulau. Meskipun sedih saya tetap menerima ini karena yakin suatu saat pasti akan bersama. Setelah satu bulan menikah saya merasakan ada hal yang berbeda dari suami saya. Pertama dia jarang menghubungi saya, bahkan jika saya telfon dia banyak alasan. Kedua uang gaji yg saya terima tidak sesuai dengan jumlah yang sebenarnya dan selalu terpotong. Kecurigaan saya makin jadi setelah bulan bulan berikutnya terjadi hal yang sama. Saat saya menyakan pada suami dia tidak mau buka mulut malah pura pura tidak tahu. Sehingga membuat saya marah dan geram. Setelah saya desak secara terus menerus akhirnya dia mengaku bahwa uang gaji selama ini dipakai untuk berjudi, saat itu ia berjanj tidak mengulanginya lagi. Sungguh saya merasa sangat kecewa tetapi saya mencoba menguatkan diri, berdoa serta berusaha menasehatinya agar kembali ke jalan yang benar. Hari hari saya jalani seperti biasa sampai akhirnya saya mendapat kabar bahwa dia akan dipindah tugaskan kembali ke kantor yang lama meskipun belum bisa tinggal satu atap tetapi jarak dari kantor ke rumah masih bisa dijangkau dengan jalur darat. Saya pun senang karena bisa semakin dekat dengan suami, dia pun telah berjanji akan merubah diri dari kebiasaan lamanya dan berusaha bekerja keras untuk saya apalagi saat itu saya dalam kondisi hamil.

Akhirnya suami saya pindah tugas. Saya berharap di tempat tugasnya yang baru kami dapat semakin dekat dan dia bisa lebih perhatian maklum saya sedang hamil sangat membutuhkan kasih sayang suami. Tapi kenyataannya tidak seperti yang saya harapkan suami saya makin tidak perhatian dengan saya padahal dia tahu kalau saya hamil, tidak mau menelfon, suka main medsos yang banyak permpuannya bahkan gaji tiap bulan selalu di potong, dan tidak mau pulang ke rumah kalau tidak di paksa. seperti sudah tidak perduli dengan keluarga. Saat itu saya masih bersabar dan mengikuti kelakuannya tanpa memberitahukan siapapun dan memendamnya sendirian walau hati ini sangat sakit.

Waktu melahirkan pun telah tiba. Saya melewati persalinan dengan lancar didampingi oleh suami. Saya melihat dia sudah mau berubah dengan perhatian dan mendampingi saya saat persalinan apalagi di tambah kehadiran buah hati diantara kami. Tapi ternyata kebahagiaan itu hanya sampai saya melahirkan setelah itu saya kembali merasakan cobaan yang luar biasa dia kembali melakukan kebiasaan buruknya dengan berjudi sampai sampai tidak mau pulang ke rumah selama 1 bulan dan tidak pernah menayakan anaknya. Ternyata yang terjadi lebih parah lagi dia memliki utang dimana mana tanpa sepengathuan saya dengan nominal yang cukup besar hingga banyak orang yang menagih ke saya. Seakan akan dia mengahalalkan segala cara untuk mendapatkan uang. Sekarang saya tidak tahu harus bagaimana mau menasehatinya komunikasi kamipun tidak baik, menelfon saya hanya saat butuh uang saja dan yang saya tidak suka sifatnya memaksa bahkan uang saya dari hasil bekerja pun sudah habis karena selalu diminta. Tidak ada lagi kejujuran di rumah tangga kami dia seakan tertutup dengan apa yang terjadi meskipun sebenarnya saya mengetahuinya tapi dia tidak mau cerita sedikitpun. Hidup kami sekarang makin susah sampai untuk makan saja dia sangat susah apalagi membayar hutang. Saat ini sudah tidak ada lagi yang mempercayainya bahkan orang tuanya.

Pertanyaan saya :
1. Apa yang harusnya saya lakukan terhadap suami saya karena kondisi kami yang berjauhan menyulitkan saya dan suami berkomunikasi apalagi menasehati padahal sebelumnya saya sudah mengingatkannya tapi seakan tidak didengarkan. Haruskah saya menyelesaikan masalah ini dengan jalan perceraian karena saya telah menceritakan dengan keluarga mereka sangat kasihan dengan saya dan menyarankan saya untuk bercerai jika memang dia tidak bisa berubah dari pada selalu menyakiti. Tapi saya merasa kasihan dengan anak saya jika harus tumbuh tanpa keluarga yang lengkap.
2. Apakah pernikahan ini dari awal memang tidak ada keseriusan dari suami saya sehingga di usia pernikahan saya yang masih muda sifat aslinya sudah terlihat
3. Apakah saya sudah salah dalam menentukan pilihan tanpa melihat keturunannya dan latar belakang keluarganya
4. Apakah seorang penjudi bisa berubah dan tidak melakukan kebiasaannya lagi mengingat suami saya adalah seorang penjudi yang sudah sangat kecanduan. Saya merasa takut jika saya sudah tidak punya siapa siapa lagi dia akan mengambil semua harta peninggalan orang tua saya jika sikapnya tidak mau di rubah.

Demikian cerita saya. Mohon diberi nasehat dan pandangan dari cerita saya di atas. Sehingga saya mendapatkan jalan keluar dari masalah saya tanpa salah langka dan menyakiti orang lain. Terima kasih. Wassalam.

JAWABAN

1. Syariat Islam membolehkan anda untuk memilih antara tetap bertahan dan bercerai. Dalam kondisi seperti itu, bercerai adalah jalan terbaik untuk menghindari kesulitan yang lebih besar dan juga demi
kemaslahatan anak. Baca detail: Cerai dalam Islam

2. Untuk hal ini belum dipastikan. Bisa saja dia serius awalnya tapi kemudian ada peristiwa yang merubah karakternya. Namun kebiasaannya itu tampaknya terjadi sejak sebelum nikah.

3. Sebaiknya memang dalam memilih calon pendamping dilakukan penelitian lebih dulu baik pada calon dan orang tuanya. Tampaknya anda tidak melakukan hal ini. Baca detail: Cara Memilih Jodoh

4. Sulit berubah sebagaimana kebiasaan merokok. Baca detail: Menyikapi Pasangan Selingkuh dan Pendosa

عن الكاتب

Tanya Ustadz

التعليقات


Kontak

Untuk mengajukan konsultasi ke KSIA, silahkan mengirim pertanyaan via email ke: alkhoirot@gmail.com. Pertanyaan tidak boleh lebih dari tiga dan tanpa subpertanyaan. Untuk lebih detail, klik penjelasannya di sini!

Terbaru

    islamiy.com

    جميع الحقوق محفوظة

    Konsultasi Agama Islam