Zina dalam Islam

ina ada dua macam yaitu zina makna umum dan makna khusus. Zina dalam arti luas berdasarkan hadits sahih riwayat Bukhari dan Muslim janganlah kamu mend
Zina dalam Islam

Zina ada dua macam yaitu zina makna umum dan makna khusus.
Zina dalam arti luas berdasarkan hadits sahih riwayat Bukhari dan Muslim

عن أبى هريرة رضي الله تعالى عنه أنه النبي صلى الله عليه وسلم قال: "كتب على ابن آدم نصيبه من الزنا مدرك ذلك لا محالة، فالعينان زناهما النظر، والأذنان زناهما الاستماع، واللسان زناه الكلام، واليد زناها البطش، والرجل زناها الخطا، والقلب يهوى ويتمنى، ويصدق ذلك الفرج أو يكذبه

Dari Abu Hurairah radhiyallahu ta'ala 'anhu, bahwa Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda: "Telah ditetapkan bagi anak Adam bagiannya dari zina, yang pasti akan dicapainya itu tanpa gagal, maka mata keduanya zina mata adalah pandangan, telinga keduanya zina telinga adalah mendengar, lidah zina lidah adalah berkata, tangan zina tangan adalah meraba, kaki zina kaki adalah melangkah, dan hati mengingini dan berharap, maka farji (kemaluan) itu membenarkannya atau mendustakannya."

وَلا تَقْرَبُوا الزِّنَا إِنَّهُ كَانَ فَاحِشَةً وَسَاءَ سَبِيلا ) الإسراء/32 . 

Dan janganlah kamu mendekati zina; sesungguhnya zina itu adalah perbuatan keji dan suatu jalan yang buruk (Al-Isra'/32).

Tiga dosa besar

وَالَّذِينَ لَا يَدْعُونَ مَعَ اللَّهِ إِلَهًا آخَرَ وَلَا يَقْتُلُونَ النَّفْسَ الَّتِي حَرَّمَ اللَّهُ إِلَّا بِالْحَقِّ وَلَا يَزْنُونَ وَمَنْ يَفْعَلْ ذَلِكَ يَلْقَ أَثَامًا * يُضَاعَفْ لَهُ الْعَذَابُ يَوْمَ الْقِيَامَةِ وَيَخْلُدْ فِيهِ مُهَانًا * إِلَّا مَنْ تَابَ وَآمَنَ وَعَمِلَ عَمَلًا صَالِحًا فَأُولَئِكَ يُبَدِّلُ اللَّهُ سَيِّئَاتِهِمْ حَسَنَاتٍ وَكَانَ اللَّهُ غَفُورًا رَحِيمًا * وَمَنْ تَابَ وَعَمِلَ صَالِحًا فَإِنَّهُ يَتُوبُ إِلَى اللَّهِ مَتَابًا )الفرقان/68-70.

Dan orang-orang yang tidak menyembah tuhan lain beserta Allah, dan tidak membunuh jiwa yang diharamkan Allah (untuk dibunuh) kecuali dengan hak, dan tidak berzina; dan barangsiapa yang melakukan itu (dosa-dosa besar tersebut), niscaya akan menerima dosanya.  Azab baginya akan dilipatgandakan pada hari kiamat, dan ia akan kekal di dalamnya dalam keadaan hina.  Kecuali orang yang bertaubat, beriman, dan mengerjakan amal shalih, maka orang-orang yang demikian itu akan diganti Allah kesalahan-kesalahan mereka dengan kebaikan-kebaikan, dan Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.  Dan barangsiapa yang bertaubat dan mengerjakan kebajikan, maka sesungguhnya ia bertaubat kepada Allah dengan taubat yang sebenar-benarnya.) (Al-Furqan/68-70).

وروى البخاري (5578) ومسلم (57) عن أبي هُرَيْرَةَ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ أنَّ النَّبِيَّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ : ( لَا يَزْنِي الزَّانِي حِينَ يَزْنِي وَهُوَ مُؤْمِنٌ ، وَلَا يَشْرَبُ الْخَمْرَ حِينَ يَشْرَبُهَا وَهُوَ مُؤْمِنٌ ، وَلَا يَسْرِقُ السَّارِقُ حِينَ يَسْرِقُ وَهُوَ مُؤْمِنٌ )

وَالَّذِينَ لَا يَدْعُونَ مَعَ اللَّهِ إِلَهًا آخَرَ وَلَا يَقْتُلُونَ النَّفْسَ الَّتِي حَرَّمَ اللَّهُ إِلَّا بِالْحَقِّ وَلَا يَزْنُونَ ) الفرقان / 68


Dan diriwayatkan oleh al-Bukhari (5578) dan Muslim (57) dari Abu Hurairah radhiyallahu 'anhu, bahwa Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda: (Orang yang berzina tidak berzina ketika ia berzina sedang ia dalam keadaan mukmin, dan tidak meminum khamr ketika ia meminumnya sedang ia dalam keadaan mukmin, dan tidak mencuri orang pencuri ketika ia mencuri sedang ia dalam keadaan mukmin).

Dan orang-orang yang tidak menyembah tuhan lain beserta Allah, dan tidak membunuh jiwa yang diharamkan Allah (untuk dibunuh) kecuali dengan hak, dan tidak berzina) (Al-Furqan/68).
 
إِنْ تَجْتَنِبُوا كَبَائِرَ مَا تُنْهَوْنَ عَنْهُ نُكَفِّرْ عَنْكُمْ سَيِّئَاتِكُمْ وَنُدْخِلْكُمْ مُدْخَلاً كَرِيماً) النساء/31


Jika kamu menjauhi dosa-dosa besar yang dilarang bagimu, Kami akan menghapuslah daripadamu kesalahan-kesalahanmu dan Kami akan memasukkanmu (ke surga) ke tempat masuk yang mulia) (An-Nisa'/31).
 
قال المنذري رحمه الله : " وقد صح أن مدمن الخمر إذا مات لقي الله كعابد وثن ، ولا شك أن الزنا أشد وأعظم عند الله من شرب الخمر " انتهى . "الترغيب والترهيب" (3 / 190)
Al-Mundziri rahimahullah berkata:

"Dan telah shahih bahwa pemabuk khamr yang mati akan menghadap Allah seperti penyembah berhala, dan tidak diragukan bahwa zina lebih parah dan lebih besar di sisi Allah daripada meminum khamr." Selesai. "at-Targhib wat-Tarhib" (3/190).

وقال السفاريني رحمه الله : " الزِّنَا أَكْبَرُ الْكَبَائِرِ بَعْدَ الشِّرْكِ وَالْقَتْلِ " انتهى ملخصا . "غذاء الألباب" (2 / 305)

Dan as-Saffarini rahimahullah berkata: "Zina adalah dosa besar terbesar setelah syirik dan pembunuhan." Selesai secara ringkas. "Ghadza' al-Albab" (2/305).

Had (Hukuman) zina sebagai kafarat

روى البخاري (17) ومسلم (3223) عن عُبَادَةَ بْنِ الصَّامِتِ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ ، وَكَانَ شَهِدَ بَدْرًا ، وَهُوَ أَحَدُ النُّقَبَاءِ لَيْلَةَ الْعَقَبَةِ ، أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ ، وَحَوْلَهُ عِصَابَةٌ مِنْ أَصْحَابِهِ : ( بَايِعُونِي عَلَى أَنْ لَا تُشْرِكُوا بِاللَّهِ شَيْئًا وَلَا تَسْرِقُوا وَلَا تَزْنُوا وَلَا تَقْتُلُوا أَوْلَادَكُمْ وَلَا تَأْتُوا بِبُهْتَانٍ تَفْتَرُونَهُ بَيْنَ أَيْدِيكُمْ وَأَرْجُلِكُمْ وَلَا تَعْصُوا فِي مَعْرُوفٍ ؛ فَمَنْ وَفَى مِنْكُمْ فَأَجْرُهُ عَلَى اللَّهِ ، وَمَنْ أَصَابَ مِنْ ذَلِكَ شَيْئًا فَعُوقِبَ فِي الدُّنْيَا فَهُوَ كَفَّارَةٌ لَهُ ، وَمَنْ أَصَابَ مِنْ ذَلِكَ شَيْئًا ثُمَّ سَتَرَهُ اللَّهُ فَهُوَ إِلَى اللَّهِ ، إِنْ شَاءَ عَفَا عَنْهُ وَإِنْ شَاءَ عَاقَبَهُ ؛ فَبَايَعْنَاهُ عَلَى ذَلِك )

Diriwayatkan oleh al-Bukhari (17) dan Muslim (3223) dari Ubadah bin ash-Shamit radhiyallahu 'anhu —dan ia termasuk yang hadir di Perang Badar, serta salah seorang dari para pemimpin (nuqaba') pada malam Aqabah— bahwa Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda, sementara di sekitarnya sekelompok sahabatnya: (Bai'atlah kalian kepadaku atas (janji) bahwa kalian tidak menyekutukan Allah dengan sesuatu apa pun, tidak mencuri, tidak berzina, tidak membunuh anak-anak kalian, tidak mendatangkan fitnah yang kalian ada-adakan antara tangan kalian dan kaki kalian, dan tidak tidak taat dalam perkara ma'ruf; maka barangsiapa di antara kalian yang memenuhi (janji itu), maka pahalanya ada pada Allah; dan barangsiapa yang terkena salah satu dari itu lalu dihukum di dunia, maka hukuman itu adalah kaffarah baginya; dan barangsiapa yang terkena salah satu dari itu kemudian Allah menutupinya, maka itu kembali kepada Allah: jika Dia menghendaki, Dia mengampuninya, dan jika Dia menghendaki, Dia menyiksanya; maka kami membai'at beliau atas itu).

وهذا صريح في أن إقامة الحدود كفارات لأهلها . وقد صرح بذلك سفيان الثوري ، ونص على ذلك أحمد في رواية عبدوس بن مالك العطار ، عنه . و قال الشافعي : لم أسمع في هذا الباب أن الحد كفارة أحسن من حديث عبادة " . انتهى من "فتح الباري" لابن رجب (1/72) .
 
Dan ini secara tegas menunjukkan bahwa penerapan hudud adalah kaffarah bagi pelakunya. Dan Sufyan ath-Thawri telah menyatakan secara tegas hal itu, dan Ahmad menyatakannya secara teks dalam riwayat Abdus bin Malik al-'Aththar daripadanya. Dan asy-Syafi'i berkata: "Aku belum mendengar dalam bab ini tentang hudud sebagai kaffarah yang lebih baik daripada hadits Ubadah." Selesai dari "Fath al-Bari" karya Ibnu Rajab (1/72).

ويدل على أن الحد يطهر الذنب : قول ماعز للنبي ( صلى الله عليه وسلم ) : إني أصبت حدا فطهرني . وكذلك قالت له الغامدية ، ولم ينكر عليها النبي صلى الله عليه وسلم ذلك ، فدل على أن الحد طهارة لصاحبه " انتهى . من فتح الباري ، له (1/73-74) ، وينظر : فتح الباري ، لابن حجر 

Dan yang menunjukkan bahwa hudud membersihkan dosa adalah ucapan Ma'iz kepada Nabi (shallallahu 'alaihi wa sallam): "Sesungguhnya aku terkena hudud, maka sucikanlah aku." Dan demikian pula yang dikatakan oleh perempuan Gh Amidiyah kepadanya, dan Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam tidak menyangkalnya kepadanya, maka itu menunjukkan bahwa hudud adalah penyucian bagi pemiliknya. Selesai. Dari Fath al-Bari, miliknya (1/73-74), dan lihat: Fath al-Bari, karya Ibnu Hajar.

Taubat

ذَلِكَ لَهُمْ خِزْيٌ فِي الدُّنْيَا وَلَهُمْ فِي الآخِرَةِ عَذَابٌ عَظِيمٌ إِلاَّ الَّذِينَ تَابُواْ ( [ المائدة : 33 ]

Yang demikian itu (hukuman bagi mereka) adalah penghinaan bagi mereka di dunia, dan bagi mereka di akhirat azab yang besar, kecuali orang-orang yang bertaubat ([Al-Maidah: 33]).
 
وقد جعل الله تعالى مجانبة هذه البلايا والخبائث شرطا في تكفير السيئات ورفع الدرجات ، قال الله تعالى : ( إِنْ تَجْتَنِبُوا كَبَائِرَ مَا تُنْهَوْنَ عَنْهُ نُكَفِّرْ عَنْكُمْ سَيِّئَاتِكُمْ وَنُدْخِلْكُمْ مُدْخَلاً كَرِيماً) النساء/31 .

Dan Allah Ta'ala telah menjadikan menjauhi bencana-bencana dan keburukan-keburukan ini sebagai syarat dalam pengampunan dosa-dosa dan kenaikan derajat, Allah Ta'ala berfirman: (Jika kamu menjauhi dosa-dosa besar yang dilarang bagimu, Kami akan menghapuslah daripadamu kesalahan-kesalahanmu dan Kami akan memasukkanmu (ke surga) ke tempat masuk yang mulia) (An-Nisa'/31).

عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ كَانَ يَقُولُ : ( الصَّلَوَاتُ الْخَمْسُ وَالْجُمْعَةُ إِلَى الْجُمْعَةِ وَرَمَضَانُ إِلَى رَمَضَانَ مُكَفِّرَاتٌ مَا بَيْنَهُنَّ إِذَا اجْتَنَبَ الْكَبَائِرَ ) رواه مسلم (233)

Dari Abu Hurairah, bahwa Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam biasa bersabda: (Shalat lima waktu, dan Jumat ke Jumat, dan Ramadhan ke Ramadhan adalah pengampun apa yang ada di antaranya jika menjauhi dosa-dosa besar). Diriwatkan oleh Muslim (233).

وجمهور العلماء على أن من تاب من ذنب فالأصل أن يستر على نفسه ولا يقر به عند أحد، بل يتوب منه فيما بينه وبين الله عز وجل . روي ذلك عن أبي بكر ، وعمر ، وابن مسعود ، وغيرهم ... " انتهى . من " فتح الباري" لابن رجب (1/75-77) .
 
Dan mayoritas ulama atas (pendapat) bahwa barangsiapa yang bertaubat dari dosa, maka asalnya adalah menutupinya atas dirinya sendiri dan tidak mengaku kepadanya di hadapan siapa pun, melainkan bertaubat darinya di antara dia dan Allah 'Azza wa Jalla. Hal itu diriwayatkan dari Abu Bakr, Umar, Ibnu Mas'ud, dan lainnya ... Selesai. Dari "Fath al-Bari" karya Ibnu Rajab (1/75-77). 
LihatTutupKomentar