Status Kesufian Jamaluddin Al-Qasimi
Status Kesufian Jamaluddin Al-Qasimi Al-Qasimi bisa diasumsikan bukan lagi seorang sufi setelah ia berpindah haluan menjadi pengikut Salafi. Karena, dalam ajaran Salafi, sufisme dianggap bid'ah sesat dan berlawanan dengan perilaku Salafus Sholeh.
STATUS KESUFIAN JAMALUDDIN AL QASIMI
Assalaamungalaikum Pak Kyai/Pak Ustadz.
Nyuwun pangapunten. Saya adalah salah seorang santri salafiyah/tradisional. Semoga Panjenengan bisa membantu saya dalam mengurai kebuntuan pikiran saya. Amin.
Saya hendak bertanya tentang Muallif/pengarang kitab Mauidhotul Mukminin (Mukhtashor Ihyak Ulumiddin) yaitu Syaikh Jamaluddin Al Qosimi. Intinya saat ini saya sedang galau terkait identitas Muallif tersebut. *
Sebagai sedikit gambaran bahwa: Kitab Mauidhotul Mukminin (Mukhtashor Ihyak Ulumiddin) karya Syaikh Jamaluddin Al Qosimi tersebut pernah saya kaji di Sumatra pada salah seorang Kyai Alumni Lirboyo Kediri (tapi tidak sampai khatam). Dan sekarang saya sedang mengkaji Kitab Aslinya yaitu Ihyak Ulumiddin Al Ghazali pada Kyai yang lain, di Jawa.
TOPIK SYARIAH ISLAM
Dan maaf saya tidak menanyakan permasalahan saya ini pada Kyai-kyai saya ini karena takut membebani beliau-beliau ini. Karena saya lihat beliau-beliau ini selalu sibuk mengurus umat. Saya tidak ingin permasalahan saya yang cuma satu orang ini menyita waktu-waktu beliau (dengan mutholangah kitab-kitab rujukan-rujukan masalah saya ini).
Dan saya bertanya pada anda Pak Ustadz sebagai Lembaga yang memang memfasilitasi konsultasi agama seperti ini. Saya menunggu jawaban Anda, walaupun tidak segera. Karna saya juga yaqin Panjenengan adalah pelayan umat juga yang banyak tersita waktunya untuk banyak hal.
Rencana saya adalah akan menjadikan Kitab Maungidhotul Mukminin sebagai kitab acuan sehari-hari dan pingin ikut menghafal isi dan kalimat2 kitab ini karena sangat bagus dalam meringkas Kitab Ihyak Ulumiddin Ghazali. Saya memilih Mukhtashornya, bukan Ihyak nya karena Ihyak sulit dibawa kemana-mana, sulit disembunyikan, harus pake tas besar utk membawanya, dsb. Walaupun ada juga Mukhtashor Ihyak oleh Al Ghazali sendiri (Mursyidul Amin) tapi karna saya belum pernah ngaji kitab itu maka saya tetap memilih Taklifan Syaikh Jamaluddin saja.
Namun saat saya melihat biografi Muallif/pengarang kitab Maungidhotul Mukminin yaitu Biografi Syaikh Jamaluddin Al Qasimi di internet saya terkejut. Sebab, walaupun kitab ini dipakai di Lirboyo (setahu saya) tapi para penulis biografinya kebanyakan bukan santri Lirboyo, dan bukan santri Aswaja dari pesantren-pesantren Aswaja kita.
Kebanyakan penulis biografinya adalah kalangan Wahabi/Salafi dan tentu saja isi dalam biografi Syaikh Jamaluddin ini juga tergambar sebagai Wahabis/Salafis.
Memang sih saya tidak langsung 100% percaya bahwa Syaikh Jamaluddin adalah pengikut Ibnu Taimiyah sebagaimana paham yg dibangkitkan oleh Ibnu Abdul Wahhab An Najdi. Karena setahu saya memang Wahabis/Salafis tidak punya Ulama yg berkualitas sekelas Ulama Madzhab 4, sehingga mengambil nama-nama semua Ulama Madzhab untuk dimodifikasi biografi dan maqolah-maqolahnya untuk membohongi umat. Apalagi penguasa publikasi islam internet adalah memang Wahabi/Salafi. Memang hal ini tidak mengherankan dan biasa-biasa saja dan tidak perlu membuat keyakinan agama berubah.
Namun disaat biografi lain yg ditulis oleh Aswaja/Santri/Ustadz/Kyai yang Salafiyah/Sufiyah/Nahdliyah tidak ada sebagai informasi pembanding maka saya pun juga menjadi tidak bisa langsung percaya 100% bahwa Syaikh Jamaluddin bukanlah pengikut Ibnu Taimiyah dan Ibnu Abdul Wahhab An Najdi. Apalagi di Muqoddimah Kitab beliau tersebut juga tertulis tentang interaksinya beliau dengan "Imam Hakim" atau Syaikh Muh Abduh (atau siapa itulah saya kurang paham, yg diduga adalah pengikut faham Ibnu Taimiyah). Bahkan silsilah dari Syaikh Murtadlo Az Zubaidi (silsilah guru Syaikh Jamaluddin) pun digambarkan seolah sebagai para Wahabis/Salafis.
Dari semua itu mohon jelaskan pada kami para pecinta Ihya Ulumiddin dan Pecinta Al Ghazali bahwa Syaikh Jamaluddin adalah Sufi bukan Wahabi!
Matur suwun. Mohon saat mempublikasikan pertanyaan saya ini, email saya jangan dipublikasikan nggih?
Wassalaamungalaikum.
JAWABAN
Jamaluddin bin Muhammad Said bin Qasim Al-Hallaq Al-Qasimi termasuk ulama kontemporer yang lahir di Damaskus Suriah pada 1 Oktober 1866 /1282 hijriah dan wafat pada 18 April 1914. Ia ulama besar pada zamannya terutama pakar di bidang fikih madzhab Syafi'i karena ia memang ulama madzhab Syafi'iyah pada awalnya.
Salah satu kelebihannya dari sisi nasab adalah bahwa ia merupakan keturunan dua tokoh sufi terkenal yaitu Syaikh Abdul Qodir Jailani dan cucu dari tokoh tarekat Ad-Dasuqiyah Al-Husainiyah.
Pada masa awal-awal menulis, ia selalu menyatakan di akhir tulisannya sebagai seorang ulama penganut fiqih Syafi'i, aqidah Asy'ari, dan tarekat Naqsyabandi. Setidaknya ini menjadi pedoman hidup dan keyakinannya sampai tahun 1310.
STATUS KESUFIAN AL-QASIMI
Namun pada fase senja dari hidupnya, sejak tahun 1311 (usia 29) dan berpuncak pada tahun 1320 (usia 38), Al-Qasimi cenderung mengikuti akidah salafi Ibnu Taimiyah dan bermadzhab fiqih Hanbali. Perubahan ini disebabkan oleh pengaruh sejumlah figur ulama yang sekaligus menjadi teman dan gurunya pada masa itu antara lain Abdul Rozzaq Al-Aithor -- kepala gerakan Salafi di Suriah, Thohir Al-Jazairi, Rasyid Ridha, dll.
Dengan demikian, maka Al-Qasimi bisa diasumsikan bukan lagi seorang sufi setelah ia berpindah haluan menjadi pengikut Salafi. Karena, dalam ajaran Salafi, sufisme dianggap bid'ah sesat dan berlawanan dengan perilaku Salafus Sholeh. Baca: Gerakan Wahabi Salafi
KITAB MAUIDHOTUL MUKMININ
Tentang kitab ringkasan Ihya karya Al-Qasimi, maka kalau ringkasan itu murni hanya berupa ringkasan tanpa ada tambahan komentar dari Al-Qasimi, maka tidak masalah bagi kalangan Aswaja untuk membacanya. Namun kalau sudah bercampur dengan komentar darinya, maka hendaknya dihindari. Idealnya, anda membaca Ihya Ulumiddin secara langsung. Kalau terasa terlalu tebal, maka saat ini sudah banyak versi digital yang bisa dimasukkan ke ponsel pintar Android atau iPhone yang lebih praktis dan mudah dibawa kemana-mana. Baca detail: Al-Qasimi, Aswaja atau Salafi Wahabi?
______________________
HARTA BERASAL DARI KOMPUTER YANG DIDAPAT DARI HARTA SYUBHAT
Assalamualaikum wr.wb
perkenalkan nama saya f. saya termasuk orang yang mudah terkena penyakit was - was / ragu2.
Pak/Bu dapatkah saya mengetahui dasar / nama kitab yang digunakan pemecahan atas kasus ini
dan ini.
Saya mempunyai kasus serupa mengenai pengguna software bajakan (saya seorang website programmer). saya telah bertaubat kepada Allah, saya beralih ke software open source (gratis). meski saya pindah open source, untuk menebus kesalahan, saya juga membeli salah satu software yang asli (windows) & sempet berlangganan produk Adobe satu bulan (karna saat ini sistem Adobe berlangganan bulanan), saya juga sempet chating dengan operator mengakui jika saya pernah menggunakan produk bajakannya dan menyatakan menyesal. saya juga telah bersedekah sebagai kafarat.
saya telah bertaubat, akan tetapi terkadang dalam hati muncul rasa was - was, apakah harta saya ini benar2 bersih, karena komputer yang saya gunakan untuk bekerja sampai saat ini merupakan hasil upah/gaji dari membuat website akan tetapi saat membuatnya menggunakan software bajakan?
Maaf kalo susunan tulisan kacau balau he he he. Semoga Jawaban dari alkhoirot.net dapat menghilangkan rasa was was saya. Nuwun Assalamualaikum wr.wb.
JAWABAN
Baca detail: Hukum Harta Syubhat dan Cara Membersihkan Harta Haram
Assalaamungalaikum Pak Kyai/Pak Ustadz.
Nyuwun pangapunten. Saya adalah salah seorang santri salafiyah/tradisional. Semoga Panjenengan bisa membantu saya dalam mengurai kebuntuan pikiran saya. Amin.
Saya hendak bertanya tentang Muallif/pengarang kitab Mauidhotul Mukminin (Mukhtashor Ihyak Ulumiddin) yaitu Syaikh Jamaluddin Al Qosimi. Intinya saat ini saya sedang galau terkait identitas Muallif tersebut. *
Sebagai sedikit gambaran bahwa: Kitab Mauidhotul Mukminin (Mukhtashor Ihyak Ulumiddin) karya Syaikh Jamaluddin Al Qosimi tersebut pernah saya kaji di Sumatra pada salah seorang Kyai Alumni Lirboyo Kediri (tapi tidak sampai khatam). Dan sekarang saya sedang mengkaji Kitab Aslinya yaitu Ihyak Ulumiddin Al Ghazali pada Kyai yang lain, di Jawa.
TOPIK SYARIAH ISLAM
- STATUS KESUFIAN JAMALUDDIN AL QASIMI
- HARTA BERASAL DARI KOMPUTER YANG DIDAPAT DARI HARTA SYUBHAT
- CARA KONSULTASI AGAMA
Dan maaf saya tidak menanyakan permasalahan saya ini pada Kyai-kyai saya ini karena takut membebani beliau-beliau ini. Karena saya lihat beliau-beliau ini selalu sibuk mengurus umat. Saya tidak ingin permasalahan saya yang cuma satu orang ini menyita waktu-waktu beliau (dengan mutholangah kitab-kitab rujukan-rujukan masalah saya ini).
Dan saya bertanya pada anda Pak Ustadz sebagai Lembaga yang memang memfasilitasi konsultasi agama seperti ini. Saya menunggu jawaban Anda, walaupun tidak segera. Karna saya juga yaqin Panjenengan adalah pelayan umat juga yang banyak tersita waktunya untuk banyak hal.
Rencana saya adalah akan menjadikan Kitab Maungidhotul Mukminin sebagai kitab acuan sehari-hari dan pingin ikut menghafal isi dan kalimat2 kitab ini karena sangat bagus dalam meringkas Kitab Ihyak Ulumiddin Ghazali. Saya memilih Mukhtashornya, bukan Ihyak nya karena Ihyak sulit dibawa kemana-mana, sulit disembunyikan, harus pake tas besar utk membawanya, dsb. Walaupun ada juga Mukhtashor Ihyak oleh Al Ghazali sendiri (Mursyidul Amin) tapi karna saya belum pernah ngaji kitab itu maka saya tetap memilih Taklifan Syaikh Jamaluddin saja.
Namun saat saya melihat biografi Muallif/pengarang kitab Maungidhotul Mukminin yaitu Biografi Syaikh Jamaluddin Al Qasimi di internet saya terkejut. Sebab, walaupun kitab ini dipakai di Lirboyo (setahu saya) tapi para penulis biografinya kebanyakan bukan santri Lirboyo, dan bukan santri Aswaja dari pesantren-pesantren Aswaja kita.
Kebanyakan penulis biografinya adalah kalangan Wahabi/Salafi dan tentu saja isi dalam biografi Syaikh Jamaluddin ini juga tergambar sebagai Wahabis/Salafis.
Memang sih saya tidak langsung 100% percaya bahwa Syaikh Jamaluddin adalah pengikut Ibnu Taimiyah sebagaimana paham yg dibangkitkan oleh Ibnu Abdul Wahhab An Najdi. Karena setahu saya memang Wahabis/Salafis tidak punya Ulama yg berkualitas sekelas Ulama Madzhab 4, sehingga mengambil nama-nama semua Ulama Madzhab untuk dimodifikasi biografi dan maqolah-maqolahnya untuk membohongi umat. Apalagi penguasa publikasi islam internet adalah memang Wahabi/Salafi. Memang hal ini tidak mengherankan dan biasa-biasa saja dan tidak perlu membuat keyakinan agama berubah.
Namun disaat biografi lain yg ditulis oleh Aswaja/Santri/Ustadz/Kyai yang Salafiyah/Sufiyah/Nahdliyah tidak ada sebagai informasi pembanding maka saya pun juga menjadi tidak bisa langsung percaya 100% bahwa Syaikh Jamaluddin bukanlah pengikut Ibnu Taimiyah dan Ibnu Abdul Wahhab An Najdi. Apalagi di Muqoddimah Kitab beliau tersebut juga tertulis tentang interaksinya beliau dengan "Imam Hakim" atau Syaikh Muh Abduh (atau siapa itulah saya kurang paham, yg diduga adalah pengikut faham Ibnu Taimiyah). Bahkan silsilah dari Syaikh Murtadlo Az Zubaidi (silsilah guru Syaikh Jamaluddin) pun digambarkan seolah sebagai para Wahabis/Salafis.
Dari semua itu mohon jelaskan pada kami para pecinta Ihya Ulumiddin dan Pecinta Al Ghazali bahwa Syaikh Jamaluddin adalah Sufi bukan Wahabi!
Matur suwun. Mohon saat mempublikasikan pertanyaan saya ini, email saya jangan dipublikasikan nggih?
Wassalaamungalaikum.
JAWABAN
Jamaluddin bin Muhammad Said bin Qasim Al-Hallaq Al-Qasimi termasuk ulama kontemporer yang lahir di Damaskus Suriah pada 1 Oktober 1866 /1282 hijriah dan wafat pada 18 April 1914. Ia ulama besar pada zamannya terutama pakar di bidang fikih madzhab Syafi'i karena ia memang ulama madzhab Syafi'iyah pada awalnya.
Salah satu kelebihannya dari sisi nasab adalah bahwa ia merupakan keturunan dua tokoh sufi terkenal yaitu Syaikh Abdul Qodir Jailani dan cucu dari tokoh tarekat Ad-Dasuqiyah Al-Husainiyah.
Pada masa awal-awal menulis, ia selalu menyatakan di akhir tulisannya sebagai seorang ulama penganut fiqih Syafi'i, aqidah Asy'ari, dan tarekat Naqsyabandi. Setidaknya ini menjadi pedoman hidup dan keyakinannya sampai tahun 1310.
STATUS KESUFIAN AL-QASIMI
Namun pada fase senja dari hidupnya, sejak tahun 1311 (usia 29) dan berpuncak pada tahun 1320 (usia 38), Al-Qasimi cenderung mengikuti akidah salafi Ibnu Taimiyah dan bermadzhab fiqih Hanbali. Perubahan ini disebabkan oleh pengaruh sejumlah figur ulama yang sekaligus menjadi teman dan gurunya pada masa itu antara lain Abdul Rozzaq Al-Aithor -- kepala gerakan Salafi di Suriah, Thohir Al-Jazairi, Rasyid Ridha, dll.
Dengan demikian, maka Al-Qasimi bisa diasumsikan bukan lagi seorang sufi setelah ia berpindah haluan menjadi pengikut Salafi. Karena, dalam ajaran Salafi, sufisme dianggap bid'ah sesat dan berlawanan dengan perilaku Salafus Sholeh. Baca: Gerakan Wahabi Salafi
KITAB MAUIDHOTUL MUKMININ
Tentang kitab ringkasan Ihya karya Al-Qasimi, maka kalau ringkasan itu murni hanya berupa ringkasan tanpa ada tambahan komentar dari Al-Qasimi, maka tidak masalah bagi kalangan Aswaja untuk membacanya. Namun kalau sudah bercampur dengan komentar darinya, maka hendaknya dihindari. Idealnya, anda membaca Ihya Ulumiddin secara langsung. Kalau terasa terlalu tebal, maka saat ini sudah banyak versi digital yang bisa dimasukkan ke ponsel pintar Android atau iPhone yang lebih praktis dan mudah dibawa kemana-mana. Baca detail: Al-Qasimi, Aswaja atau Salafi Wahabi?
______________________
HARTA BERASAL DARI KOMPUTER YANG DIDAPAT DARI HARTA SYUBHAT
Assalamualaikum wr.wb
perkenalkan nama saya f. saya termasuk orang yang mudah terkena penyakit was - was / ragu2.
Pak/Bu dapatkah saya mengetahui dasar / nama kitab yang digunakan pemecahan atas kasus ini
dan ini.
Saya mempunyai kasus serupa mengenai pengguna software bajakan (saya seorang website programmer). saya telah bertaubat kepada Allah, saya beralih ke software open source (gratis). meski saya pindah open source, untuk menebus kesalahan, saya juga membeli salah satu software yang asli (windows) & sempet berlangganan produk Adobe satu bulan (karna saat ini sistem Adobe berlangganan bulanan), saya juga sempet chating dengan operator mengakui jika saya pernah menggunakan produk bajakannya dan menyatakan menyesal. saya juga telah bersedekah sebagai kafarat.
saya telah bertaubat, akan tetapi terkadang dalam hati muncul rasa was - was, apakah harta saya ini benar2 bersih, karena komputer yang saya gunakan untuk bekerja sampai saat ini merupakan hasil upah/gaji dari membuat website akan tetapi saat membuatnya menggunakan software bajakan?
Maaf kalo susunan tulisan kacau balau he he he. Semoga Jawaban dari alkhoirot.net dapat menghilangkan rasa was was saya. Nuwun Assalamualaikum wr.wb.
JAWABAN
Baca detail: Hukum Harta Syubhat dan Cara Membersihkan Harta Haram