Hukum Percaya Ramalan dalam Islam
Percaya pada ramalan hukumnya haram. Termasuk ramalan nasib, ramalan bintang zodiak, ramalan jodoh dan perkawinan, dll. Baik ramalan tentang masa lalu atau masa depan. Contoh ramalan masa lalu seperti ramalan tentang siapa pencuri barang yang hilang atau berada di mana barang yang hilang tersebut. Contoh ramalan masa yang akan datang seperti apa yang akan terjadi apabila pria A menikah dengan wanita B. Apa yang akan menimpa wanita C apabila menikah dengan pria D, dan seterusnya. Dosa dari percaya ramalan termasuk dalam kategori dosa besar. Az-Zahabi dalam kitab Al-Kabair memmasukkannya ke dalam dosa besar nomor 46. Oleh karena itu, tidak mempercayai ramalan adalah hal terbaik bagi seorang muslim yang ingin komitmen pada ajaran syariah Islam.
DAFTAR ISI
DALIL DASAR HARAMNYA PERCAYA RAMALAN
- QS An Naml :65
قُلْ لا يَعْلَمُ مَنْ فِي السَّمَاوَاتِ وَالأَرْضِ الْغَيْبَ إِلاَّ اللَّهُ
- QS Al-Araf :188
قُلْ لا أَمْلِكُ لِنَفْسِي نَفْعاً وَلا ضَرّاً إِلَّا مَا شَاءَ اللَّهُ وَلَوْ كُنْتُ أَعْلَمُ الْغَيْبَ لَاسْتَكْثَرْتُ مِنَ الْخَيْرِ وَمَا مَسَّنِيَ السُّوءُ إِنْ أَنَا إِلَّا نَذِيرٌ وَبَشِيرٌ لِقَوْمٍ يُؤْمِنُونَ
- QS Al-Jin :26-27
عَالِمُ الْغَيْبِ فَلا يُظْهِرُ عَلَى غَيْبِهِ أَحَداً . إِلَّا مَنِ ارْتَضَى مِنْ رَسُولٍ فَإِنَّهُ يَسْلُكُ مِنْ بَيْنِ يَدَيْهِ وَمِنْ خَلْفِهِ رَصَداً
- QS Al Mulk :5
وَلَقَدْ زَيَّنَّا السَّمَاءَ الدُّنْيَا بِمَصَابِيحَ وَجَعَلْنَاهَا رُجُوماً لِلشَّيَاطِينِ وَأَعْتَدْنَا لَهُمْ عَذَابَ السَّعِيرِ
- Hadits sahih riwayat sejumlah perawi hadits dalam kitab-kitab hadits mereka yaitu Sahih Muslim VII/37; Sunan Abu Daud IV/21; Musnah Ahmad IV/68; Sunan Tirmidzi I/242; Sunan Ibnu Majah I/404. Teks hadits sbb:
Teks hadits riwayat Abu Daud sbb:
مَنْ أَتَى كَاهِنًا فَصَدَّقَهُ بِمَا يَقُولُ
من أتى كاهنا أو عرافا فصدقه بما يقول فقد كفر بما أنزل على محمد صلى الله عليه و سلم
- Hadits sahih riwayat Muslim no. 537
عن معاويةَ بنِ الحكم السُّلمي رضي الله عنه قال: «قُلْتُ: يَا رَسُولَ اللهِ ! أُمُورًا كُنَّا نَصْنَعُهَا فِي الجَاهِلِيَّةِ، كُنَّا نَأْتِي الكُهَّانَ قَالَ: فَلاَ تَأْتُوا الكُهَّانَ»
- Hadits riwayat Abu Daud dan Ibnu Majah
من اقتبس شعبة من النجوم، اقتبس شعبة من السحر، زاد ما زاد
Artinya: Barangsiapa yang mengambl bagian dari ilmu perbintangan, maka ia telah mengambil bagian dari ilmu sihir.
PENGERTIAN HADITS
As-Syaukani dalam Nailul Autar I/268 disebutkan: kata "arraf" atau dukun peramal adalah seseorang yang membahas tentang barang yang dicuri atau yang hilang dimana keberadaan barang itu dan siapa pencurinya dan apa sifatnya. Termasuk dalam kategori "arraf" adalah ahli nujum. Adapun orang yang pergi pada peramal untuk bertanya tentang sesuatu supaya dukun itu memberitahu tempat barang yang dicuri atau hilang, maka tidak diterima pahala shalatnya selama 40 hari dan malam selain dosa yang ditimpakan padanya. Baik shalat fardhu atau sunnah.
Adapun makna "lam tuqbal (tidak diterima)" artinya dia tidak mendapat pahala. Bukan tidak sah shalatnya.
Termasuk dalam kategori "arraf" adalah orang yang memakai media cangkir dan kopi atau media lain seperti kartu, dll untuk melakukan ramalan.
PENDAPAT ULAMA AHLUSSUNNAH
Ulama Ahlussunnah Wal Jamaah adalah ulama madzhab yang empat, ulama Asy'ariyah dan ulama kontemporer yang bukan Wahabi.
PENDAPAT SEBAGIAN ULAMA SALAF
Sebagian ulama memerinci hukum dari soal ini sebagai berikut:
Al-Munawi dalam Faidhul Qadir Syarh al-Jamik al-Shaghir, hlm. 6/22, menyatakan:
إن سأله معتقدا صدقه ، وأنه يعلم الغيب فإنه يكفر . فإنْ اعتقد أنَّ الجن تُلْقِي إليه ما سمعته من الملائكة أو أنه بإلهام فصدقه من هذه الجهة لا يكفر
Artinya: Apabila seseorang bertanya pada dukun ramal serta yakin atas kebenarannya bahwa dukun itu mengetahui masalah gaib, maka hukumnya kafir. Apabila orang yang datang ke dukun itu meyakini bahwa adalah jin yang membisikkan pada dukun itu mendengar dari malaikat atau melalui ilham lalu percaya dari arah ini maka tidak kafir.
Imam Nawawi dalam Syarah Muslim menyatakan:
قَالَ الْخَطَّابِيُّ وَغَيْرُهُ: الْعَرَّافُ هُوَ الَّذِي يَتَعَاطَى مَعْرِفَةَ مَكَانِ الْمَسْرُوقِ وَمَكَانَ الضَّالَّةِ وَنَحْوِهِمَا، وَأَمَّا عَدَمُ قَبُولِ صلاته فمعناه أنه لاثواب لَهُ فِيهَا وَإِنْ كَانَتْ مُجْزِئَةً فِي سُقُوطِ الفرض عنه ولايحتاج مَعَهَا إِلَى إِعَادَةٍ.
Menurut Al-Khattabi dan lainnya: al-arraf adalah orang yang memberikan informasi tempat barang yang dicuri dan barang hilang, dan lainnya. Adapun tidak diterimanya shalatnya itu maknanya adalah tidak ada pahala baginya, walaupun sah dalam segi gugurnya kewajiban shalat darinya dan dia tidak perlu mengulangi shalatnya.
BA ALWI DALAM BUGHIYAH MUSTARSYIDIN
Dalam kitab Ghayatu Talkhishi Al-Murad min Fatawi ibn Ziyad, Hamisy Bughyatul Mustarsyidin, hal. 206 ; dijelaskan bahwa selagi tetap meyakini bahwa penentu untung dan sial itu Allah, maka tidak apa-apa
Artinya: Jika seorang bertanya kepada orang lain, apakah malam tertentu atau hari tertentu cocok untuk akad nikah atau pindah rumah? Maka tidak perlu dijawab, karena syariat melarang meyakini hal yang demikian itu bahkan sangat menentang orang yang melakukannya. Ibnul Farkah menyebutkan sebuah riwayat dari Imam Syafii bahwa jika ahli astrologi berkata dan meyakini bahwa yang mempengaruhi adalah Allah, dan Allah yang menjalankan kebiasaan bahwa terjadi demikian di hari demikian sedangkan yang mempengaruhi adalah Allah. Maka hal ini menurut saya tidak apa-apa, karena yang dicela apabila meyakini bahwa yang berpengaruh adalah nujum dan makhluk-makhluk (bukan Allah).
ADZ-DZAHABI
Az-Dzahabi dalam kitab Al-Kabair memasukkannya ke dalam dosa besar
ke-46. Dengan dasar dalil dari Quran dan hadits Az-Zahaby menyatakan
lihat detail: Al-Kabair
AS-SYAUKANI
As-Syaukani dalam kitab Nailul Authar I/368 menyatakan bahwa yang dimaksud "faqod kafara" (ia menjadi kafir) adalah kufur majazi bukan kufur haqiqi menurut sebagian pendapat. Lebih detail, As-Syaukani menyatakan:
YUSUF QARDHAWI
Dalam salah satu fatwanya terkait fenemona banyaknya orang yang suka membaca ramalan bintang di media, Qardhawi menyatakan:
ولو وعى الناس وفقهوا أن الغيب لا يعلمه إلا الله، وأن نفسًا لا تدري ماذا تكسب غدا، وأن التهجم على ادعاء الغيب ضرب من الكفر، وأن تصديق ذلك ضرب من الضلال، وأن العرافين والكهنة والمنجمين وأشباههم كذبة مضللون - ما نفقت سوق هذا الباطل، ولا وجد من يكتبه أو يقرؤه بين المسلمين
Intinya, Qardhawi berpendapat bahwa haram hukumnya membuat ramalan bintang (zodiak), mempercayai dan menerbitkannya.
PENDAPAT ULAMA WAHABI
Sulaiman bin Abdullah dalam kitab Taisir al-Aziz al-Hamid fi Sharh Kitab at-Tauhid I/358 menyatakan:
bahwa orang yang datang meminta ramal ke dukun tukang ramal adalah kafir apabila mempercayai ucapan peramal tersebut. Teks aslinya sebagai berikut:
"قال بعضهم لا تعارض بين هذا الخبر وبين حديث من أتى عرافا فسأله عن شيء لم تقبل له صلاة أربعين ليلة إذ الغرض في هذا الحديث أنه سأله معتقدا صدقه وأنه يعلم الغيب فإنه يكفر فإن اعتقد أن الجن تلقي اليه ما سمعته من الملائكة أو أنه بإلهام فصدقه من هذه الجهة لا يكفر كذا قال وفيه نظر وظاهر الحديث أنه يكفر متى اعتقد صدقه بأي وجه كان لاعتقاده أنه يعلم الغيب وسواء كان ذلك من قبل الشياطين أو من قبل الإلهام لا سيما وغالب الكهان في وقت النبوة إنما كانوا يأخذون عن الشياطين وفي حديث رواه الطبراني عن واثلة مرفوعا من أتى كاهنا فسأله عن شيء حجبت عنه التوبة أربعين ليلة فإن صدقه بما قال كفر قال المنذري ضعيف فهذا لو ثبت نص في المسألة لكن ما تقدم من الأحاديث يشهد له فإن الحديث الذي فيه الوعيد بعدم قبول الصلاة أربعين ليلة ليس فيه ذكر تصديقه والأحاديث التي فيها اطلاق الكفر مقيدة بتصديقه"
Abdurrahman bin Hasan dalam kitab Fathul Majid Sharh Kitab at Tauhid I/283 menyatakan: Menurut dzahirnya hadits hukumnya kafir orang yang meyakini kebenaran ramalan. Sebelum Islam datang, dahulu dukun peramal mengambil ramalan dari setan. Teks aslinya sebagai berikut:
وقال الشيخ عبد الرحمن بن حسن رحمه الله في فتح المجيد شرح كتاب التوحيد - (1 / 283)
"من أتى كاهنا قال بعضهم لا تعارض بين هذا وبين حديث من أتى عرافا فسأله عن شئ لم تقبل له صلاة أربعين ليلة هذا على قول من يقول هو كفر دون كفر أما على قول من يقول بظاهر الحديث فيسأل عن وجه الجمع بين الحديثين وظاهر الحديث أن يكفر متى اعتقد صدقه بأي وجه كان وكان غالب الكهان قبل النبوة إنما كانوا يأخذون عن الشياطين "