Konsultasi Agama Islam Konsultasi Agama Islam
recent

Breaking News

recent
جاري التحميل ...

Shalat Gerhana Matahari dan Bulan

Shalat Gerhana Matahari dan Bulan
SHALAT GERHANA MATAHARI DAN BULAN (KUSUF AL-SYAMSI DAN KHUSUF AL-QAMAR)

Shalat Gerhana Matahari (Kusufus Syamsi) Dan Gerhana Bulan (Khusuful Qomar) hukumnya sunnah dilakukan pada saat awal mula gerhana terjadi dan berakhir waktunya setelah selesai gerhana. Dalam shalat gerhana yang terdiri dari dua rakaat tata caranya sedikit berbeda dengan shalat sunnah biasa. Yakni, dalam setiap rakaat terdiri dari dua kali baca Al-Fatihah dan dua kali rukuk. Setelah setelah shalat, sunnah membaca khutbah sebagaimana khutbah Jumat apabila Imamnya laki-laki. Untuk shalat gerhana yang dilakukan oleh perempuan dan dilakukan secara berjamaah maka cukup shalat sunnah saja tanpa khutbah.

TOPIK SYARIAH ISLAM
  1. SHALAT GERHANA MATAHARI (KUSUFUS SYAMSI)
    1. HUKUM DAN TATA CARA SHALAT GERHANA MATAHARI
    2. PRAKTEK TATA CARA SHALAT GERHANA
    3. RAKAAT PERTAMA
    4. RAKAAT KEDUA
    5. KHUTBAH SHALAT GERHANA
  2. SHALAT GERHANA BULAN (KHUSUFUL QOMAR)
  3. WAKTU PELAKSANAAN SHALAT GERHANA MATAHARI
  4. WAKTU PELAKSANAAN SHALAT GERHANA BULAN
  5. DALIL SHALAT GERHANA MATAHARI DAN BULAN
  6. CARA KONSULTASI AGAMA


SHALAT GERHANA MATAHARI (KUSUFUS SYAMSI)

Berikut tatacara shalat gerhana matahari atau kusufus syamsi


HUKUM DAN TATA CARA SHALAT KUSUF

• Hukum shalat kusuf adalah sunnah muakkad.
• Sunnah dilakukan secara berjamaah, tapi sah dilakukan sendirian.
• Sunnah mandi besar sebelum shalat.
• Sunnah bersedekah setelah shalat
• Sebelum shalat dimulai sunnah ada seseorang yang mengucapkan: Asshalatu Jamiah (الصَّلاَةُ جَامِعَة) sebagai tanda shalat akan dimulai.
• Shalat gerhana matahari terdiri dari dua rakaat dan diakhiri dengan salam.
• Setiap satu rakaat terdiri dari dua kali berdiri, dua bacaan al-Fatihah, dua rukuk dan dua sujud.
• Imam membaca Al-Fatihah dan Surah secara pelan (sirriyah) sebagaimana shalat Zhuhur dan Ashar.
• Pada rakaat pertama setelah membaca Al-Fatihah, imam dianjurkan membaca Surah Al-Baqarah untuk berdiri pertama, dan Surah Ali Imron untuk berdiri yang kedua.
• Pada rakaat kedua setelah membaca Al-Fatihah, imam disunnahkan membaca Surah An-Nisa’ pada berdiri pertama dan Al-Maidah pada berdiri yang kedua.
• Setelah shalat, sunnah dilakukan khutbah apabila imamnya laki-laki.


PRAKTEK TATA CARA SHALAT GERHANA

Karena tata cara shalat gerhana agak berbeda dengan shalat sunnah yang lain, maka harap diperhatikan tahapan-tahapan shalat gerhana pada setiap rakaat berikut ini:


RAKAAT PERTAMA:

1. Niat shalat kusuf (wajib niat dalam hati, sunnah ditambah niat secara lisan).
Bunyi niat untuk makmum:

أصَلِّي سُنَّةً لِكُسُوْفِ الشَّمْسِ مَأمُوْمًا لِلَّهِ تَعَاليَ
Artinya: Niat shalat sunnah gerhana matahari makmum karena Allah.
Untuk imam kata “makmuman” diganti “imaman”.
2. Membaca doa iftitah.
3. Membaca ta’awudz (أعُوْذُ بِاللَّهِ مِنَ الشَّيْطَانِ الرَجِيْم) dan Surah Al-Fatihah
4. Membaca Surah panjang seperti Al-Baqarah pada saat berdiri yang pertama.
5. Rukuk dan membaca tasbih dengan waktu lama, lamanya sekitar membaca 100 ayat Al-Baqarah.
6. Bangun dari rukuk (i’tidal), membaca Al-Fatihah dilanjutkan dengan surah panjang seperti Ali Imron.
7. Rukuk kedua sambil membaca tasbih. Yang ideal, lama rukuk dan bacaan tasbih sekitar sama dengan membaca 80 ayat surah Al-Baqarah.
8. Bangun dari rukuk kedua (i’tidal), lalu sujud dua kali. Kedua sujud dilakukan dengan lama sama dengan waktu rukuk.


RAKAAT KEDUA::

9. Rakaat kedua membaca Al-Fatihah dan Surah panjang sepanjang Surah An-Nisa’.
10. Rukuk dan membaca tasbih yang lamanya sama dengan membaca 70 Surah Al-Baqarah.
11. Bangun dari rukuk (i’tidal) pertama, membaca Al-Fatihah dilanjutkan dengan Surah panjang sepanjang Surah Al-Maidah.
12. Rukuk dan membaca tasbih sepanjang bacaan 50 ayat dari Surah Al-Baqarah.
13. Bangun dari rukuk (I’tidal) kedua, lalu sujud dua kali. Kedua sujud dilakukan dengan lama sama dengan waktu rukuk.
14. Membaca tahiyat dan diakhiri dengan salam.


KHUTBAH SHALAT GERHANA

1. Membaca khutbah setelah shalat gerhana adalah sunnah apabila imamnya laki-laki.
2. Tata cara khutbah sama dengan khutbah Jum’at dari segi rukun yakni terdiri dari dua khutbah dan khatib duduk di antara dua khutbah.
3. Syarat khutbah: (a) ada jamaah yang mendengarkan; (b) memakai bahasa Arab; (c) khatibnya laki-laki.
4. Isi khutbah adalah anjuran untuk bertaubat dan berbuat amal kebaikan.


SHALAT GERHANA BULAN (KHUSUFUL QOMAR)

shalat gerhana bulan
Tatacara shalat gerhana bulan (khusuful qomar) sama persis dengan shalat gerhana matahari (kusufus syamsi). Perbedaannya hanyalah (a) dalam shalat gerhana matahari imam membaca Al-Fatihah dan Surah Al-Quran secara keras (jahriyah). (b) Niat. Niat gerhana bulan: أصَلِّي سُنَّةً لِخُسُوْفِ اَلقَمَرِ مَأمُوْمًا لِلَّهِ تَعَاليَ (Niat shalat sunnah gerhana bulan makmum karena Allah). Untuk imam kata “makmuman” diganti “imaman”; (c) Waktu pelaksanaan: gerhana bulan dilaksanakan pada malam hari, gerhana matahari pada siang hari.


WAKTU PELAKSANAAN SHALAT GERHANA MATAHARI

Waktu shalat gerhana matahari adalah saat mulai gerhana dan berakhir karena salah satu dari dua hal:
Pertama, terangnya sinar matahari secara penuh dan meyakinkan.
Kedua, matahari terbenam (masuk waktu maghrib).


WAKTU PELAKSANAAN SHALAT GERHANA BULAN

Waktu shalat gerhana bulan adalah saat mulai terjadi gerhana dan berakhir karena salah satu dari dua hal:

Pertama, apabila sinar bulan sudah tampak semuanya secara nyata.
Kedua, apabila matahari terbit.


DALIL SHALAT GERHANA MATAHARI DAN BULAN

Hadits riwayat Bukhari dari Aisyah:

خسفت الشمس في عهد رسول الله صلى الله عليه وسلم، فصلى رسول الله صلى الله عليه وسلم بالناس، فقام فأطال القيام، ثم ركع فأطال الركوع، ثم قام فأطال القيام وهو دون القيام الأول، ثم ركع فأطال الركوع وهو دون الركوع الأول، ثم سجد فأطال السجود، ثم فعل في الركعة الثانية مثل ما فعل في الأولى، ثم انصرف وقد انجلت الشمس فخطب الناس فحمد الله وأثنى عليه ثم قال: (إن الشمس والقمر آيتان من آيات الله لا ينخسفان لموت أحد ولا لحياته، فإذا رأيتم ذلك فادعوا الله وكبروا وصلوا وتصدقوا) ثم قال: (يا أمة محمد والله ما من أحد أغْيَرَ من الله أن يزني عبده أو تزني أمته، يا أمة محمد والله لو تعلمون ما أعلم لضحكتم قليلاً ولبكيتم كثيراً)

Artinya: Di zaman Rasulullah S.A.W. telah terjadi gerhana Matahari, kemudian Rasulullah shalat bersama orang-orang. Beliau berdiri dan memanjangkan (lama) berdirinya, lalu beliau ruku’ dan memanjangkan ruku’nya, setelah itu Beliau berdiri (lagi) dan memanjangkan berdirinya hanya tidak sepanjang berdiri yang pertama, kemudian Beliau ruku’ kurang (tidak selama) ruku’ yang pertama, kemudian Beliau sujud dan memanjangkan sujudnya. Kemudian Beliau melakukannya pada raka’at yang kedua sebagaimana melakukan pada raka’at yang pertama. Setelah itu Beliau berpaling sedangkan Matahari sudah terang, lalu beliau menasihati (khuthbah) orang-orang, Beliau membaca tasbih kepada Allah dan memuji-Nya lantas bersabda: ‘Sesungguhnya Matahari dan Bulan itu dua ayat (tanda) di antara tanda-tanda kekuasaan Allah. Keduanya tidak terjadi gerhana karena mati atau hidupnya seseorang. Apabila kamu melihat yang serupa itu (gerhana) berdo’alah kamu kepada Allah dan bertakbirlah dan bershadaqahlah kamu.

Quran Surah Fushilat :37

لا تسجدوا للشمس ولا للقمر، واسجدوا لله الذي خلقهن إن كنتم إياه تعبدون

Artinya: Janganlah sembah matahari maupun bulan, tapi sembahlah Allah Yang menciptakannya, Jika Ialah yang kamu hendak sembah.

Hadits riwayat Bukhari dari Abdullah bin Umar:

لما كسفت الشمس على عهد رسول الله صلى الله عليه وسلم نودي: إن الصلاة جامعة

Artinya: Ketika terjadi gerhana matahari pada zaman Rasulullah kami mengucapkan: إن الصلاة جامعة

Hadits riwayat Nasai dari Qabishah Al-Hilali:

فإذا رأيتم من ذلك شيئاً فصلوا كأحدث صلاة مكتوبة صليتموها

Artinya: Apabila kalian melihat sesuatu maka shalatlah sebagaimana shalat wajib yang kamu lakukan.

Suara bacaan pelan untuk gerhana matahari dan keras untuk khusuful qomar berdasarkan hadits Bukhari dari Ibnu Abbas:

فصلى رسول الله صلى الله عليه وسلم فقام قياماً طويلاً نحواً من قراءة سورة البقرة

Artinya: Lalu Rasulullah shalat berdiri dan lama seperti membaca Surah Al-Baqarah.

Hadits riwayat Tirmidzi dari Samurah:

صلى بنا النبي صلى الله عليه وسلم في كسوف لا نسمع له صوتاً

Artinya: Nabi shalat gerhana matahari bersama kami. Kami tidak mendengar suara apapun dari beliau.

Hadits Bukhari dari Aisyah:

جهر النبي صلى الله عليه وسلم في صلاة الخسوف بقراءته

Artinya: Nabi mengeraskan suara bacaannya pada shalat gerhana bulan.

عن الكاتب

Tanya Ustadz

التعليقات


Kontak

Untuk mengajukan konsultasi ke KSIA, silahkan mengirim pertanyaan via email ke: alkhoirot@gmail.com. Pertanyaan tidak boleh lebih dari tiga dan tanpa subpertanyaan. Untuk lebih detail, klik penjelasannya di sini!

Terbaru

    islamiy.com

    جميع الحقوق محفوظة

    Konsultasi Agama Islam