Warisan peninggalan wanita tidak menikah

Warisan peninggalan wanita tidak menikah Dalam kasus di atas seluruh warisan jatuh pada seluruh saudara kandung yang masih hidup pada saat pewaris men
WARISAN PENINGGALAN WANITA TIDAK MENIKAH

Om dan tante saya terdiri 8 saudara :
1. Anak pertama perempuan.
2. Anak kedua laki2 (sudah meninggal).
3. Anak ketiga (tante saya yg meninggal dan meninggalkan harta waris).
4. Anak keempat laki2.
5. Anak kelima perempuan.
6. Anak keenam perempuan.
7. Anak ketujuh perempuan.
8. Anak kedelapan laki2.

Orang tua mereka sudah meninggal.
Tante saya yg meninggalkan harta waris (anak ketiga) tidak menikah sehingga tidak mempunyai anak.

Kakak tante saya, yaitu anak kedua (laki2) telah meninggal sebelum tante saya meninggal. Anak kedua tersebut meninggalkan 1 istri dan 4 orang anak, dari istri pertama (meninggal) punya 2 orang anak, serta dari istri kedua punya 2 orang anak.

Syukron jazakallahu khoiron

JAWABAN

Dalam kasus di atas seluruh warisan jatuh pada seluruh saudara kandung yang masih hidup pada saat pewaris meninggal. Di mana saudara lelaki mendapat bagian dua kali lipat dari saudara perempuan. Adapun keponakan pewaris tidak mendapat warisan karena terhalang adanya saudara kandung. Baca detail: Hukum Waris Islam

PERSELISIHAN ANAK DAN IBU

Assalamualaikum Wr. Wb
Saya adalah seorang perempuan, anak pertama yang memiliki 3 orang adik laki-laki. Saya baru saja menyelesaikan kuliah dan ingin sekali mendapatkan pekerjaan. Saya selalu berusaha berdoa kepada Allah agar segera diberi pekerjaan yang terbaik untuk saya. Namun saya juga ingin ibu saya mendoakan saya agar saya segera mendapatkan pekerjaan dan sukses karena saya pernah mendengar jika doa ibu itu manjur sekali. Namun disini ibu saya sholatnya jarang 5 waktu, terkadang sholatnya ada yang bolong. Ramadhan kali ini saya juga sering melihat beliau tidak berpuasa, mungkin dengan alasan beliau bekerja. Saya menolak anggapan beliau karena jika memang itu kewajiban apapun alasannya harus dijalankan, tetapi beliau tidak terima dan membuat beliau marah sehingga kami dalam rumah tidak saling sapa. Saya juga merasa dongkol dihati, kenapa beliau berkata seperti itu. Ingin anak-anaknya sukses tetapi kok beliau tidak menjalankan sholat, tidak berpuasa. Rasanya dalam hati saya menangis, menjerit, ingin marah mengapa saya tidak mempunyai ibu seperti ibu teman-teman saya yang mendukung dan taat beragama sehingga beliau bisa meminta kepada Allah. Pertanyaan saya:
1. Bagaimana seharusnya sikap saya?
2. Apakah saya termasuk anak yang durhaka dengan menentang anggapan beliau?
3. Apakah allah murka terhadap saya sehingga saya nantinya tidak sukses?
4. Saya ingin sekali bilang kepada beliau "ya sudah mulai sekarang saya tidak butuh doa anda, kesuksesan saya biar saya sendiri yang usaha", apakah itu boleh? Tetapi saya bilang begitu hanya ingin menggertak beliau.
Sekian pertanyaan saya, saya mengucapkan terimakasih
Wassalamualaikum Wr. Wb

JAWABAN

1. Ibu dan ayah adalah sosok yang harus dihormati dan dihargai. Walaupun mereka melakukan dosa, misalnya, anak harus tetap hormati mereka dan harus selalu taati perintah mereka selagi mereka tidak menyuruh anaknya untuk berbuat dosa. Baca detail: Hukum Taat dan Berbakti pada Orang Tua

2. Karena niat anda baik dalam menasihati beliau, maka insyaAllah sikap anda dimaafkan oleh Allah. Namun ke depannya jangan sampai hal itu terulang lagi. Apalagi kalau sampai marah-marahan dan tidak saling bertegur sapa. Segeralah anda meminta maaf pada ibu dan berjanji tidak akan mengulangi lagi. Menyakiti orang tua bisa menjadi penyebab anda sulit mencari kerja. Baca detail: http://www.konsultasisyariah.in/2016/12/cara-taubat-anak-durhaka-setelah-orang.html

3. Ya, Allah bisa murka pada anda apabila tidak segera meminta maaf pada ibu. Jangan pernah lagi memarahi ibu apalagi membentaknya. Kalau pun ingin mengingatkan ibu, ingatkan dengan cara yang lembut, halus dan didahului dengan permintaan maaf.

4. Sama sekali tidak boleh. Jasa ibu anda dalam memelihara anda sejak dalam kandungan sampai sekarang tidak dapat dibandingkan dengan apapun. Dan anda sama sekali belum membalas budi. Sekarang malah ingin memahari beliau. Segeralah bertaubat dan rajinlah berusaha dan berdoa. Baca detail: Cara Taubat Nasuha

PROBLEMATIKA RUMAH TANGGA

Selamat malam..

Assalammualaikum.. Mhn dibantu atas perkara yg sdg kami hadapi

Singkat cerita..

Awal menikah kami tinggal dirumah mertua (Istri), krn ada gesekan akhir nya saya putuskan untuk memboyong istri dan anak saya untuk keluar dari rumah mertua (Tanpa seijin beliau). Alasan lain saya ingin keluar yaitu, sikap dan contoh kurang baik yg kami terima dari Bpk Ibu mertua (Beliau saling membentak satu sama lain, Ibu mertua arogan dan cuek apabila kami sdg gaduh)

Sewaktu kami tinggal sendiri (Kontrak), banyak penyesuaian karakter yg kami hadapi, tujuannya jelas yaitu untuk kebaikan bersama.

Seiring dgn berjalannya wkt, sikap istri saya perlahan membaik dibandingkan pd wkt tinggal dirumah mertua (Arogan, tdk patuh, menyepelekan suami).

Namun saat ini kami sdh tinggal dirumah sendiri (Fasilitas Mertua), tidak lama setelah tinggal dirumah baru, ada gelagat bhw sikap istri saya kambuh (Arogan, tdk patuh dan menyepelekan suami). Istri menyampaikan kesaya bhw pd wkt tinggal jauh dari ortu, istri saya hanya bersikap manis saja hanya krn tdk ingin terpisah dari anak dan mendapatkan pesan dari Bpk Ibu mertua agar bersabar sampai dpt rumah yg berdekatan, jg mendapat pesan untuk melawan suami apabila tdk patuh

Saat ini keadaan menjadi terbalik, saya yg terkadang hrs bersikap manis hanya krn ingin berdekatan dgn anak. Hati saya tdk tenang dan terus berontak mengapa bisa seperti ini, fasilitas rumah yg hrs nya bisa kami syukuri ternyata dibalik nya ada mksd tertentu.

Tidak jarang istri jg selalu menyakiti hati saya dlm hal keuangan, krn mnrt nya nafkah bulanan yg saya berikan selalu kurang. Istri tdk segan untuk meminta tambahan kpd Mertua, hal ini lah yg menjadi salah satu faktor ketidakharmonisan kami. Segala nya dipandang dgn uang

Saat saya mengajak istri saya untuk kembali kontrak, dia terus terang menolak dan mengucapkan hidup saya bisa lbh enak klo tdk ikut suami. Disitu hati saya jatuh ditambah dgn istri yg selalu minta berpisah

Selama tinggal di rumah baru, istri jg terlihat enggan dlm memberikan nafkah batin ke suami, -/+ 9Bln (Berjalan)

Saya banyak memberikan nasihat ke istri bhw perbuatan nya selama ini ke suami adalah durhaka. Lalu dia menjawab "Halah, g peduli surga. Maka nya ceraikan saja, agar saya terbebas dari hukuman NYA"

Istri saya jg sgt tidak menghormati kedua orang tua saya, sikap nya sgt acuh, arogan dan tidak segan melarang saya untuk berkomunikasi. Apabila saya tdk mnrt maka bertengkarlah kami, pasti

Saya sampaikan ke istri, sikap durhakamu adalah pilihanmu, Tpi jgn lah melarang saya untuk berbakti kpd ortu saya, krn mrk adalah jalan surga saya

Mertua saya jg punya pengaruh dlm kehidupan berumah tangga kami, scr tdk langsung sikap yg dilakukan istri thdp suami selalu dibenarkan, krn mrt beliau ini saya tdk punya apa apa selain pekerjaan tetap. Sgl nya masih menumpang (Rumah istri) dan masih dibantu. Krn tidak punya apa apa ya hrs menurut dgn yg punya kuasa

Mertua saya punya temperamen yg kasar, khas orang Surabaya asli. Mnrt mrk tdk ada istilah suami adalah kpl keluarga atau kedudukan suami ada di atas istri. Semua nya sama, berimbang

Di akhir cerita, istri saya adalah anak pungut/adopsi. Dia jg anak tunggal dari mertua saya

Terima kasih....

JAWABAN

Dalam kondisi di atas, maka pilihan ada di tangan anda. Anda punya pilihan untuk tetap bertahan dengan resiko seperti yang anda alami sekarang; pilihan berikutnya adalah berpisah dengan resiko berpisah dengan anak tapi hati lebih tentram. Islam membolehkan kedua pilihan itu. Pilihlah salah satunya dengan semua plus dan minusnya.

Baca detail:
- Cerai dalam Islam
- Cara Harmonis dalam Rumah Tangga
LihatTutupKomentar