Status Gusi Yang Berdarah dan Cara Menyucikan

Status Gusi Yang Berdarah dan Cara Menyucikan bagaimana cara menyucikan gusi yang berdarah? Apakah wajib membasuh mulut atau cukup meludah terus hingg

Status Gusi Yang Berdarah dan Cara Menyucikan

HUKUM DAN CARA MENYUCIKAN GUSI YANG BERDARAH

2. Menurut Madzhab Hanafi atau madzhab lainnya, bagaimana cara menyucikan gusi yang berdarah? Apakah wajib membasuh mulut atau cukup meludah terus hingga darah hilang dan dianggap suci? Jika meludah terus sudah dianggap suci, apakah boleh langsung menelan ludah mulut tersebut dengan sengaja? Mohon penjelasan dari keempat madzhab.

3. Menurut Madzhab Hanafi, apa maksud dari kalimat "menelan satu atau dua tetes keringat atau air mata yang masuk ke mulut dan bercampur dengan air liur seseorang, dengan kondisi yang tidak dapat merasakan rasa asinnya?" Apakah itu bisa dianggap air wudhu yang tersisa?

JAWABAN

2. Darah yang keluar dari gusi hukumnya najis tapi dimakfu (dimaafkan). Jadi, tidak perlu dibasuh terus menerus.

Al-Ramli (mazhab Syafi'i) dalam Hasyiyah al-Ramli menjelaskan:

حاشية أحمد الرملي على أسنى المطالب وهو شافعي : قال الأذرعي لا يبعد أن يقال من عمت بلواه بدم لثته بحيث يجري دائما أو غالبا أنه يتسامح بما يشق الاحتراز عنه ويكفي بصقه الدم ويعفى عن أثره ولا سبيل إلى تكليفه غسله جميع نهاره، إذ الفرض أنه يجري دائما أو يترشح وربما إذا غسله زاد جريانه . اهـ . وما تفقهه ظاهر . انتهى .

Artinya: "Al-Adzru'i berkata: Sesiapa yang menderita gusi berdarah terus menerus atau sering, maka dia dimaafkan karena sulit dihindari. Cukup baginya membuang darahnya dan dimaafkan bekasnya, tidak perlu membasuh terus menerus sepanjang hari. Karena, ...dikuatirkan kalau dibasuh justru akan bertambah mengalir darahnya."

Muhammad Ulaisy (madzhab Maliki) dalam Fath al-Ali

وقال الشيخ محمد عليش في فتح العلي المالك: ( ما قولكم ) فيمن دميت لثته أو أسنانه غلبة هل يجب عليه طرحه وهل يؤمر بغسل فمه منه أو ابتلعه وهو صائم فهل يفطر أو كيف الحال أفيدوا الجواب ؟ فأجبت بما نصه : الحمد لله والصلاة والسلام على سيدنا محمد رسول الله إن كثر عليه ذلك ودام به عفي عنه فلا يؤمر بطرحه ولا بغسله ولا يفطر بابتلاعه، وإلا أمر بطرحه حتى يذهب أثره من الريق . انتهى .

Artinya: "Apa pendapatmu tentang orang yang berdarah gusinya atau giginya apakah wajib baginya untuk membuang darah tersebut dan apakah dia diperintahkan untuk membasuh darahnya atau menelannya sedangkan dia sedang berpuasa apakah batal puasanya atau bagaimana? Aku menjawab sesuai pendapatnya Imam Malik: Apabila darahnya banyak dan terus menerus, maka itu dimaafkan dan tidak disuruh untuk membuangnya atau membasuhnya dan tidak batal puasanya dengan menelan darahnya. Namun, apabila darah tidak banyak dan tidak menerus menerus, maka diharuskan untuk membuangnya sampai hilang bekasnya dari ludah." Baca detail: Gusi Berdarah saat Mandi Besar

3. Kurang jelas pertanyaan anda. Yang pasti, masuknya air ke mulut tidak membatalkan puasa kecuali apabila ditelan secara sengaja dan masuk ke dalam tubuh. 

Baca detail:  

LihatTutupKomentar