Definisi Riya yang sebenarnya

Definisi Riya yang sebenarnya Saya ingin bertanya, 1. Apa definisi riya'? Apakah riya hanya sebatas memperbagus amalan agar dipuji orang? 2. Apa yang

Definisi Riya yang sebenarnya

 

RIYA

Assalamu'alaikum.

Saya ingin bertanya,
1. Apa definisi riya'? Apakah riya hanya sebatas memperbagus amalan agar dipuji orang?

2. Apa yang dimaksud dengan "Meninggalkan amalan karena manusia termasuk riya’ dan beramal karena manusia termasuk syirik"?

3. Saya ketika sholat punya kebiasaan mengulang-ulang ayat saat membaca surah Al Fatihah dengan suara agak keras pada rakaat sholat yang bacaannya sir (tidak keras) karena ragu-ragu. Ketika saya membaca ayat yang saya ulang dengan agak keras itu, saya merasa malu. Apakah rasa malu tersebut termasuk riya? Dan jika saya melirihkan bacaan ayat tersebut karena malu bila didengar orang apakah termasuk riya juga? Bagaimana bila saya melirihkannya karena merasa tidak enak (takut orang lain terganggu), apakah termasuk riya juga?

JAWABAN

1. Ya. Ibnu Manzhur dalam Lisan al-Arab, hlm. 6/68, mendefinisikan riya sbb:

الرياء هو فعل الشيء من أجل أن يراه الناس

Artinya: Riya adalah melakukan sesuatu hanya untuk dilihat (atau dipuji) manusia.

Pengertian di atas berdasarkan pada sejumlah nash (teks) dalam Al-Quran dan Hadis. Dalam QS Al-Baqarah 2:264 Allah berfirman:

يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا لَا تُبْطِلُوا صَدَقَاتِكُمْ بِالْمَنِّ وَالْأَذَى كَالَّذِي يُنْفِقُ مَالَهُ رِئَاءَ النَّاسِ وَلَا يُؤْمِنُ بِاللَّهِ وَالْيَوْمِ الْآخِرِ فَمَثَلُهُ كَمَثَلِ صَفْوَانٍ عَلَيْهِ تُرَابٌ فَأَصَابَهُ وَابِلٌ فَتَرَكَهُ صَلْدًا لَا يَقْدِرُونَ عَلَى شَيْءٍ مِمَّا كَسَبُوا وَاللَّهُ لَا يَهْدِي الْقَوْمَ الْكَافِرِينَ

Artinya: Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu menghilangkan (pahala) sedekahmu dengan menyebut-nyebutnya dan menyakiti (perasaan si penerima), seperti orang yang menafkahkan hartanya karena riya kepada manusia dan dia tidak beriman kepada Allah dan hari kemudian. Maka perumpamaan orang itu seperti batu licin yang di atasnya ada tanah, kemudian batu itu ditimpa hujan lebat, lalu menjadilah dia bersih (tidak bertanah). Mereka tidak menguasai sesuatupun dari apa yang mereka usahakan; dan Allah tidak memberi petunjuk kepada orang-orang yang kafir.

Dalam hadis riwayat Ahmad Nabi bersabda:

إِنَّ أَخْوَفَ مَا أَخَافُ عَلَيْكُمْ الشِّرْكُ الْأَصْغَرُ" قَالُوا: وَمَا الشِّرْكُ الْأَصْغَرُ يَا رَسُولَ اللهِ؟ قَالَ: "الرِّيَاءُ، يَقُولُ اللَّهُ عَزَّ وَجَلَّ لَهُمْ يَوْمَ الْقِيَامَةِ إِذَا جُزِيَ النَّاسُ بِأَعْمَالِهِمْ اذْهَبُوا إِلَى الَّذِينَ كُنْتُمْ تُرَاءُونَ فِي الدُّنْيَا فَانْظُرُوا هَلْ تَجِدُونَ عِنْدَهُمْ جَزَاءً

Artinya: Yang paling aku takuti menimpa kalian adalah syirik kecil. Para Sahabat bertanya: Apa itu wahai Nabi? Nabi bersabda: "Riya'. Allah akan berkata para manusia: Apabila manusia dibalas dengan amal-amal mereka, maka pergilah kalian pada orang-orang yang mana kalian riya' di dunia. Lalu, lihatlah apakah kalian menemukan bahwa mereka dibalas (amalnya)?

2. Pertama, perlu diketahui bahwa ucapan tersebut bukan hadis melainkan ucapan seorang Tabi'in bernama Al Fudhail bin Iyadh. Lengkapnya dapat dilihat dalam kitab Ar-Risalah Al-Qusyairiyah, hlm. 95-96, sbb:

ترك العمل من أجل الناس رياء، والعمل من أجل الناس شرك، والإخلاص أن يعافيك الله منهما.

Artinya: Meninggalkan amal baik karena manusia itu riya'. Beramal baik karena manusia itu syirik. Ikhlas adalah jika engkau dijauhkan oleh Allah dari keduanya.

Kedua, yang dimaksud dari ucapan bin Iyadh di atas adalah apabila kita ingin beramal baik, maka hendaknya fokuskan tujuannya semata-mata untuk mendapatkan ridho Allah. Oleh karena itu, jangan berhenti beramal hanya karena takut riya. Dengan kata lain, ketakutan kita akan riya jangan sampai menghentikan kita untuk tetap beramal baik. Karena, beramal baik secara ikhlas 100% itu membutuhkan proses yang bisa panjang. Dan dalam proses tersebut selagi kita sudah berusaha untuk ikhlas karena Allah, tapi ada sepercik perasaan dalam hati ingin dipuji, maka itu dimaafkan. Selagi rasa riya itu tidak mendominasi perilaku amal baik kita. Dalam sebuah hadis, lintasan hati yg buruk itu dimaafkan oleh Allah selagi tidak terus menerus dan tidak sampai tampak dalam perilaku zhahir. Baca detail: Hukum Lintasan Hati

3. Bacaan dalam shalat apabila dilakukan secara berjamaah dan anda menjadi makmum maka hendaknya memang dipelankan. Cukup terdengar oleh diri sendiri saja. Jangan sampai mengganggu orang lain. Yang anda lakukan sudah benar. Memelankan suara saat shalat tidak termasuk riya. Baca detail: Shalat Berjamaah

Ada hal yang perlu diketahui bahwa:
a) Perbuatan baik yang wajibkan seperti shalat, zakat, haji, itu dalam agama dianjurkan untuk ditampakkan.

b) Perbuatan baik yg sunnah tapi dianjurkan untuk bersama orang lain, seperti shalat wajib berjamaah dan shalat-shalat sunnah berjamaah, itu juga harus ditampakkan.

c) Perbuatan baik yang di luar poin 1 dan 2 itu dianjurkan untuk dirahasiakan seperti sedekah pada fakir miskin, dll. Baca detail: Sedekah

LihatTutupKomentar