Merasa najis setelah bersuci dari kencing

Merasa najis setelah bersuci dari kencing Saya mempunyai permasalahan di mana saya tidak mengetahui seluar saya terkena najis kencing. Namun, saya han

 

WAS-WAS NAJIS KENCING

Assalammualaikum.

Saya mempunyai permasalahan di mana saya tidak mengetahui seluar saya terkena najis kencing. Namun, saya hanya mengetahuinya setelah 1 minggu kemudian.

Apakah hukum lantai yang saya telah pijak (kerana pada ketika itu seluar saya basah) dan perkara-perkara lain kerana najis ini telah merebak/menebar tanpa saya ketahui..adakah najis yang terkena pada tempat-tempat lainnya ini telah menjadi najis hukmiyah?

Adakah salah jika saya tidak membasuh lantai yang telah dipijak setelah mengetahui perkara ini memandangkan kemungkinan besar ianya udah menjadi najis hukmiyah?

Jadi begini pak, saya itu mempunyai masalah kencing tidak lawas. Setelah saya usai kencing, saya mengelap menggunakan sehelai kain. Setelah seminggu, saya mencium kain tersebut lantas saya ada terhidu bau kencing tetapi kawasannya itu nggak banyak (tidak sampai sebesar telapak tangan).
Jadi gimana ya?

Terima kasih.

JAWABAN

Apabila setelah kencing anda melakukan istinjak (bersuci dengan air), maka itu sudah dianggap suci. Bahwa ada bau kencing di kain yang dibuat mengusap kemaluan itu tidak menghilangkan kesucian tersebut. Karena, adanya bau najis kencing setelah bersuci dengan air itu dimaafkan. Kami berasumsi anda sedang menderita was-was. Was-was harus dilawan dengan cara mengabaikannya. Baca detail: Cara Sembuh Was-was Najis, Wudhu, Mandi, Shalat
Rasa tidak tuntas saat kencing yang anda alami menurut hemat kami belum sampai ke tingkat beser. Itu timbul dari rasa was-was yang bisa disembuhkan. Caranya, setelah kencing dan cebok dengan benar dan lalu memakai celana dalam, maka ciprati celana dalam anda dengan sedikit air. Dengan demikian, maka ada rasa basah di celana, maka itu bisa jadi timbul bukan dari kencing tapi dari cipratan air tadi. Cara ini direkomendasikan oleh Imam Suyuti, ulama madzhab Syafi'i dan Imam Ahmad bin Hambal (ulama madzhab Hambali). Baca detail: Cara Sembuh Was-was Najis, Wudhu, Mandi, Shalat

TAKUT NAJIS ANJING

Asalamualaikm ustad....
saya akhir"ini gelisah takut trkna najis anjing , 1bln yg llu sya maen k rmh tmen saya sdangkan tmn saya bkerja di toko org cina yg memelihara anjing yg saya takutkan apakh saya trkna najis saat sya k rmh tmn saya bju tngn saya saat brsalmn dgn kluarga tmn saya , saat saya plng k rmh apakh saya membawa najis anjing k rmh yg trtulr olh tmn saya mohon jawabannya ustad

JAWABAN

Anda dalam kondisi suci dan tidak tertular najis anjing. Selagi tidak jelas di tangannya ada sesuatu yang najis, maka teman anda itu
statusnya suci. Demikian juga orang yang bersalaman dengannya juga suci. Baca detail: Menyentuh Non-Muslim Ragu Najis Anjing

NAJIS HUKMIYAH

Assalamaulaikum ustadz PP alkhoirot d malang

sy mau bertanya tentang najis hukmiah:

apakah ada ulama dr madzab syafii yg berpendapat kalau najis hukmiah tidak berpindah walau dalam keadaan basah?

karena saya masih selalu kerepotan tentang najis hukmiah yg menular ini. seakan2 smua menjadi najis.

karena di rumah sy .keluarga sy tdk begitu memperhatikam najis (hukmiah terutama). jd sy selalu berpikir kalau setiap apa yg mereka sentuh basah menjadi najis. smpai2 sy malas makan gara2 mereka yg masak .takut masakannya najis. belum lagi d rumah sy msih ada anak balita. jd najis pasti ada entah d lantai atau kasur dan sangan susah skali kalau harus cepet2 membersihkan karena anak nya aktiv. jd biasanya baru d bersihkan kalau skalian bersih2 yg lain . dan najis itu jd hukmiah ldang sudah kena kaki yg basah trus menyebar kemana2.

sudah 2 thun sy mengalami sperti ini .. mesti bolak balik kmar mandi cuci tangan karena ada najis hukmiah dmn2. stres rasanya. apalagi msih punya balita.

jd dr cerita sy d atas apakah sy yg bermadzab syafii boleh ikut pendapat imam malik kalau najis hulmiah tdk bs menular dlm keadaan basah
atau adakah ulama syafii yg berpendapat sperti madzab maliki demikian?

mohon d balas y ustadz .agar sy lebih tenang
wassalamualaikim wr wb

JAWABAN

Dalam madzhab Syaf'i hukum najis hukmiah tetap menularkan najis apabila basah salah satu pihak. Hanya madzhab Maliki yang menyatakan sebaliknya. Anda bisa ikut madzhab Maliki tersebut. Dan tidak ada larangan bagi seorang penganut madzhab Syafi'i untuk ikut madzhab Maliki dalam masalah tertentu. Baca detail: Hukum Ikut Beberapa Madzhab

Karena kita sebagai orang awam tidak ada kewajiban untuk mengikuti satu madzhab saja. Ini pandangan banyak ulama termasuk KH Hasyim Asy'ari. Baca detail: Orang Awam Tidak Wajib Ikut Satu Madzhab

LihatTutupKomentar