Pasangan tidak sepadan (kufu') apa bisa harmonis?

Pasangan tidak sepadan (sekufu', kafa'ah) apa bisa harmonis? Sekufu' atau sepadan menurut ulama madzhab Syafi'i ada pada empat hal yaitu nasab, agama,

Pasangan tidak sepadan (kufu') apa bisa harmonis?

RUMAH TANGGA: PASANGAN TIDAK SEKUFU

Assalamualaikum wr. wb.

Saya seorang perempuan, baru menikah +-5 bulan dengan laki-laki yang pendidikan SMA (sementara saya S1). Kami rekan kerja, saya adalah atasannya sebelum menikah. Akan tetapi, setelah saya telah resign dua bulan sebelum menikah (tapi bukan karena ingin menikah, alasan tersendiri). Sementara suami saya masih bekerja saat ini, gajinya setengah dari gaji saya sebelum menikah.

Hal yang membuat saya yakin ingin menikah dengannya adalah keberaniannya, dan yang saya tau dari orang-orang bahwa suami saya ini memiliki semangat belajar tinggi, dan cepat untuk staf2 yang selevel dengannya. Begitupun dari sisi agamanya, saya hanya seringkali melihat dan mendapati kabar suami saya pergi ke masjid untuk berjamaah.

Keadaan ekonominya lebih rendah dari ekonomj keluarga saya (kalau kondisi orang tua sama-sama sulit, tapi saya memiliki saudara-saudara kandung yang telah menikah dan berada). Kami juga sama-sama dari keluarga yang orang tua bercerai. Saya tambah yakin ketika ia berani menceritakan bagaimana latar belakang keluarganya dan perjuangannya sebagai anak pertama yang telah berhasil menanggung dan mengangkat keterpurukan keluarganya. Saat ini ibunya memiliki pekerjaan yang cukup membiayai kehidupannya dan adiknya, juga didukung oleh kakak kandung ibunya. Sementara suami membantu bayar listrik saja setelah beberapa tahun sebelumnya berhasil membantu melunasi hutang ibunya.

Tetapi ternyata saya terlewat memahami tentang sekufu ini sebelum menikah. Saat ini saya terkadang suka menjadi ragu akan pilihan saya ini. Benar, suami cepat belajar tapi ternyata dalam hal teknis. Bukan dalam pemikiran. Bias dalam pemikiran-pemikiran mulai terasa. Yang paling melelahkan itu adalah dalam menentukan value. Sampai saat ini saya merasa saya sendiri memikirkan ini, karena suami saya jangankan untuk menyamakan persepsi untuk membangun value bersama, khawatirnya dia mengerti apa pentingnya value dalam membina rumah tangga pun tidak.

Saya merasa belajar sendirian dan sulit untuk meberikan pengertian kepada suami saya yang nyaman-nyaman saja menjalani hidup yang bagi saya saat ini masih sangat beruntung banyak yang bantu. Bagaimana antisipasi kedepannya dan saya tentu ingin terus menjadi lebih baik lagi kondisi rumah tangga ini. Kekhawatiran memuncak karena saat ini ternyata saya diberi rejeki hamil cepat, saya tengah mengandung 4 bulan. Saya semakin cemas membayangkan bagaimana nanti saat parenting?

Pertanyaan saya, apakah benar saya telah salah karena memilih lelaki tidak sekufu? Apakah demikian dinamakan tidak sekufu tersebut? Lalu bagaimana selanjutnya yang baik dan bijaknya saya lakukan?

Mohon penjelasan dan sarannya.

JAWABAN

Sekufu' atau sepadan menurut ulama madzhab Syafi'i ada pada empat hal yaitu nasab, agama, merdeka (bukan budak), profesi (hirfah). Jadi, di sini sekufu tidak terkait secara langsung dengan pendidikan. Baca detail: Sekufu menurut Madzhab Empat

Selain itu, kesamaan level pendidikan tidak otomatis akan sama tingkat pemikiran dan kompleksitas pemikiran yang dimiliki.

Kami meyakini, suami anda tipe orang yang memang berfikir sederhana. Dan itu tidak akan berubah walaupun seandainya dia sudah lulus dari S1 atau S2 sekalipun.

Hal yang baik adalah bicarakan ide-ide yang ada di pikiran anda dengan suami secara pelan-pelan dan dengan bahasa yang sederhana. Tidak perlu terburu-buru. Dan yakinkan suami atas pentingnya hal tersebut (memperbaiki masa depan). Kalau seandainya suami memahami maksud anda tapi dia tidak setuju, maka harus berbesar hati untuk menerima perbedaan itu. Dan cobalah di lain waktu untuk meyakinkan dia lagi agar setuju.

Di sisi lain, apabila penghasilan suami tidak mencukupi sementara anda tidak lagi bekerja, maka perlu dipikirkan lagi untuk bekerja lagi atau berwiraswasta sehingga kebutuhan dasar bisa tercukupi. Akan lebih ideal kalau anda membuka usaha sendiri dan kalau sukses kelak bisa mengangkat suami sebagai manajernya. Baca juga: Cara Harmonis dalam Rumah Tangga

RUMAH TANGGA: TALAK AGAMA APA JUGA TALAK SECARA NEGARA?

Assalammualaikum Wr.Wb

Salam kenal ,

Disini saya mau menanyakan hukum dan status pernikahan saya di mata Islam dan Negara.

Saat itu dia ketahuan melakukan hubungan badan dengan perempuan lain . akhirnya saya ninggalin dia. sekrang berarti sudah 2tahun lebih saya pisah dengan dia .
Saya punya anak , dia pun tidak menafkahi selama 2tahun itu . saat ini saya dan dia sudah punya kehidupan masing-masing. Tapi masalahnya adalah , tidak ada kejelasan status untuk saya.

kalau menurut pendapat saya , saya sudah cerai secara agama dikarenakan sudah lebih dari 6bulan dia tidak kasih nafkah lahir ataupun batin.

Tapi , Bagaimana status pernikahan saya menurut agama ?

Mohon bisa dijelaskan agar saya yang awam ini bisa megerti.

JAWABAN

Secara agama, pernikahan itu jatuh talak apabila terjadi salah satu dari dua hal: a) suami mengucapkan cerai baik secara lisan atau tulisan;
b) Hakim agama mengabulkan permintaan istri yang gugat cerai. Baca detail: Cerai dalam Islam

Jadi, kalau suami tidak mengucapkan cerai atau anda tidak melakukan gugat cerai ke pengadilan agama, maka pernikahan tetap terjadi. Anda tidak boleh menikah dengan pria lain karena status anda masih sebagai istri.

SUAMI SELINGKUH KETAHUAN ISTRI

assalamualikum....saya mau konsultasi....

beberapa bulan lalu saya mendapati suami saya telah berselingkuh dengan teman sekantor nya...dan saya mendapati video asusila mereka...seketika itu hati saya hancur sekali...

yg ingin saya tanyakan :

1. bagaimana saya menghilang kan rasa sakit yg saya alami... sedangkan bayang bayang video atai tindakan mereka selalu yerlintas di pikiran saya...

2. bagaimana saya menyikapi wanita tersebut...jujur di dalam hati saya terbesit dendam yg tak kunjung reda...

3. apakah rumah tangga saya masih bisa saya pertahan kan dengan kondisi seperti ini...

terimakasi...semoga ada jawaban yg membuat hati saya tenang.

JAWABAN

1. Tidak ada cara lain kecuali bersabar.

2. Rasulullah saat mendapat keluhan dari seorang lelaki yang istrinya kurang baik memberi dua pilihan. Pilihan pertama, menceraikan istri. Pilihan kedua, tetap mempertahankan rumah tangga. Baca detail: Menyikapi Pasangan Selingkuh

3. Bisa. tinggal terserah anda. Kalau anda mau bersabar dan tetap fokus memperbaiki diri. Yg penting, jangan membalas dendam. Baca juga: Cara Harmonis dalam Rumah Tangga

LihatTutupKomentar