4 (Empat) Tipe Pondok Pesantren
Ada 4 (empat) Tipe Macam Pondok Pesantren di Indonesia, (1) moderat tradisional, (2) moderat konservatif, (3) radikal, dan (4) pesantren sempalan. Mengetahui tipe pesantren ini penting bagi orang luar agar tidak menggenarilis pesantren.
Ada 4 (empat) Tipe Macam Pondok Pesantren di Indonesia, (1) moderat tradisional, (2) moderat konservatif, (3) radikal, dan (4) pesantren sempalan. Mengetahui tipe pesantren ini penting bagi orang luar agar tidak menggenarilis pesantren dan penting bagi orang tua yang hendak memondokkan putranya ke sebuah pesantren.
DAFTAR ISI
- Pesantren Berafiliasi NU
- Pesantren Berafiliasi Muhammadiyah
- Pesantren Berafiliasi Wahabi Salafi
- Pesantren Afiliasi Golongan Minoritas ِ
Ada pesantren di NTB bernama Umar bin Khattab yang diduga berfaham radikal dan pengasuhnya ditangkap. Tidakkah ini membuat kesan buruk pada pesantren secara keseluruhan?
Tidak. Karena Pesantren tersebut merupakan salah satu tipe pesantren yang baru muncul dalam 2 dekade terakhir. Dan sangat minoritas. Sebagaimana kita ketahui, dari segi afiliasinya ada tiga macam model pesantren utama di Indonesia.
I. PESANTREN BERAFILIASI NU
1. Pesantren yang berkultur NU (Nahdlatul Ulama). Ini tipe pesantren yang kuno yang ada sejak era Walisongo. Ciri khas dari pesantren ini adalah adanya ritual tahlilan biasanya pada malam Jum'at, shalat subuh dan paruh kedua tarawih memakai qunut, salat tarawih 20 roka'at dan mengaji kitab kuning.
Pesantren NU adalah pesantren yang sangat toleran dan akomodatif pada kultur lokal. Pesantren berkultur NU adalah pesantren yang paling aman dan memiliki kualitas pengajaran agama paling baik.
Dalam segi sistem pendidikan, ada dua model pesantren NU yaitu Pesantren Salaf dan Modern (Kholaf).
I.A. PONDOK PESANTREN SALAF
Pondok pesantren Salaf atau salafiyah menganut sistem pendidikan tradisional ala pesantren. Yaitu, sistem pengajian kitab sorogan dan wetonan atau bandongan. Di sebagian pesantren salaf saat ini sudah ditambah dengan semi-modern dengan sistem klasikal atau sistem kelas yang disebut madrasah diniyah (madin) yang murni mengajarkan ilmu agama dan kitab kuning.
Contoh Pesantren salaf murni yang besar dan tua seperti Ponpes Sidogiri Pasuruan, Pesantren Langitan, Pondok Lirboyo Kediri. Bedakan kata salaf atau salafiyah di sini yang bermakna tradisional atau kuno, dengan Salafi yang menjadi nama lain dari Wahabi. Lihat Pondok Pesantren Salaf.
I.B. PONDOK PESANTREN MODERN (KHOLAF)
Seiring dinamika zaman, banyak pesantren NU yang sistem pendidikan asalnya salaf berubah total menjadi pesantren modern. Ciri khas pesantren modern adalah prioritas pendidikan pada sistem sekolah formal dan penekanan bahasa Arab modern (lebih spesifik pada speaking/muhawarah). Sistem pengajian kitab kuning, baik pengajian sorogan wetonan maupun madrasah diniyah, ditinggalkan sama sekali. Atau minimal kalau ada, tidak wajib diikuti. Walaupun demikian, secara kultural tetap mempertahankan ke-NU-annya seperti tahlilan, qunut, yasinan, dll. Lihat, Pondok Pesantren Modern.
Di luar itu, ada juga pesantren NU yang menganut kombinasi sistem perpaduan antara modern dan salaf. Seperti Pondok Pesantren Al-Khoirot Malang.
II. PESANTREN BERAFILIASI MUHAMMADIYAH
Pesantren yang berkultur atau berafiliasi ke Muhammadiyah. Ciri khas pesantren ini adalah tidak ada ritual tahlilan. Tidak ada qunut saat salat Subuh atau paruh akhir shalat tarawih. Jumlah raka'at shalat tarawih cuma 8 roka'at.
Gerakan Muhammadiyah dari segi ritual keagamaaan dan pandangan teologi dipengaruhi oleh gerakan Wahabi namun dalam versi yang lunak. Jadi, pesantren ini juga tidak berbahaya. Walaupun suka menghakimi orang NU yang suka ziarah kubur sebagai bid'ah dan/atau syirik.
III. PESANTREN BERAFILIASI WAHABI SALAFI
Ini dia pesantren yang memproduksi kalangan anak muda radikal. Pesantren ini dipengaruhi oleh gerakan Wahabi Salafi. Yakni, versi garis keras pemahaman Wahabi/Salafi. Mereka mudah mengkafirkan atau membid'ah-kan siapa saja yang bukan bagian dari dirinya.
Ciri khas dari pesantren ini sama dengan ciri khas pesantren Muhammadiyah. Yaitu, tidak ada ritual tahlil, tidak ada qunut saat shalat subuh, dll. Tidak suka bermadzhab kecuali kepada tokoh ulama Wahabi. Mereka bahkan menganggap acara tahlil, ziarah kubur dan maulid Nabi dkk sebagai bid'ah, syirik atau kufur.
Banyak dari pesantren ini yang mendapat dana dari pemerintah Arab Saudi melalui berbagai jalur antara lain Rabithah Alam Islamy dan jalur-jalur lain.
Jauhi pesantren seperti ini. Sebaik apapun kualitas pendidikan di dalamnya. Kecuali kalau Anda ingin anak Anda menjadi pengebom bunuh diri. Contoh dari pesantren radikal ini adalah pesantren Umar bin Khattab, NTB. Lihat Pondok Pesantren Radikal.
Ketua PBNU Agil Siradj mengatakan di berbagai kesempatan bahwa akar terorisme dan konflik pemecah belah antar-golongan umat Islam di Indonesia adalah kelompok Islam penganut Wahabi Salafi. Salah satu tulisan Agil Siradj di Republika 3 Oktober 2011 dapat dilihat di sini.
PONDOK PESANTREN RADIKAL
Ponpes Pondok Pesantren Radikal penganut Islam garis keras ekstrim
Pesantren apa yang dimaksud dengan Pondok Pesantren Radikal?
Yang disebut dengan pondok pesantren radikal adalah pondok pesantren (ponpes) yang memiliki paham radikal dalam menafsiri Al Quran dan Hadits. Serta memiliki rasa toleransi yang minim terhadap golongan lain.
Pesantren tipe ini adalah pesantren yang secara langsung atau tidak langsung ada hubungannya dengan faham Wahabi garis keras yang dikenal dengan sebutan Salafi.
Umumnya pengasuhnya lulusan dari salah satu universitas di Arab Saudi atau mendapat biaya dari pemerintah Arab Saudi.
Seberapa intoleransi sikap mereka terhadap golongan lain di luar dirinya?
Mereka sangat mudah mengkafirkan orang lain (takfir) yang tidak sepaham. Ideologi takfir ini pada gilirannya menjadi pemicu adanya terorisme.
Apa hubungannya?
Saat seroang muslim menghakimi muslim lain sebagai kafir, maka tinggal selangkah lagi baginya untuk membunuh yang dianggap kafir tersebut kalau ada kesempatan.
Apa saja pesantren yang termasuk dalam katagori radikal?
Setiap pesantren yang mengedepankan kekerasan dibanding perdamaian; dan kebencian dibanding sikap cinta damai, patut disebut dengan pesantren radikal.
Apa pesantren semacam itu banyak terdapat di Indonesia?
Tidak banyak. Hanya satu dua. Tapi itu sudah cukup membuat kita prihatin.
PONDOK PESANTREN WAHABI MODERAT
Tidak semua pesantren yang berafiliasi Wahabi Salafi menganut paham radikal. Banyak juga yang moderat. Namun sistem aqidah dan manhaj fiqihnya hampir sama. Yakni, mirip dengan sistem pesantren milik kaum Muhammadiyah. Dengan fiqihnya lebih cenderung ke madzhab Hanbali secara umum atau secara khusus mengikuti fatwa-fatwa yang dikeluarkan oleh para ulama Wahabi seperti Ibnu Utsaimin, Abdullah bin Baz, dan lain-lain. Lebih detail lihat: Tokoh Ulama Wahabi Salafi.
IV. PESANTREN BERAFILIASI KELOMPOK MINORITAS
Ada pesantren yang berafiliasi pada aliran sempalan atau minoritas. Jumlahnya tidak banyak. Seperti pesantren yang berhaluan Jama'ah Tabligh, tariqat Wahidiyah, pesantren Syiah, pesantren yang berpaham sesat (menurut MUI atau Depag) seperti pesantren Al Zaytun, atau LDII (dulu Lemkari atau Islam Jama'ah).
Termasuk dalam kategori kelompok minoritas adalah pesantren yang dimiliki oleh kalangan tarekat yang ajarannya tidak diakui oleh kalangan mereka sendiri (tidak mu'tabar).
PENDAPAT TENTANG TIPOLOGI PESANTREN
Menurut Yacub yang dikutip oleh Khozin mengatakan bahwasanya ada beberapa pembagian pondok pesantren dan tipologinya yaitu :
1. Pesantren Salafi, yaitu pesantren yang tetap mempertahankan
pelajarannya dengan kitab-kitab klasik dan tanpa diberikan pengetahuan umum. Model pengajarannyapun sebagaimana yang lazim diterapkan dalam pesantren salaf, yaitu dengan metode sorogan dan weton.
2. Pesantren Khalafi, yaitu pesantren yang menerapkan sistem pengajaran klasikal (madrasi), memberikan ilmu umum dan ilmu agama, serta juga memberikan pendidikan keterampilan.
3. Pesantren Kilat, yaitu pesantren yang berbentuk semacam training dalam waktu relatif singkat, dan biasanya dilaksanakan pada waktu libur sekolah. Pesantren ini menitik beratkan pada keterampilan ibdah dan kepemimpinan. Sedangkan santrinya terdiri dari siswa sekolah yang dipandang perlu mengikuti kegiatan keagamaan dipesantren kilat.
4. Pesantren terintegrasi, yaitu pesantren yang lebih menekankan pada pendidikan vocasional atau kejuruan, sebagaimana balai latihan kerja di Departemen Tenaga Kerja, dengan program yang terintegrasi. Sedangkan santrinya mayoritas berasal dari kalangan anak putus sekolah atau para pencari kerja. (2006:101)
TERKAIT:
>> Pondok Pesantren Salaf
>> Pondok Modern