Tujuan Baik dengan Cara Haram, Bolehkah?
Tujuan Baik dengan Cara Haram, Bolehkah? Melakukan cara haram untuk tujuan yang halal tetap haram dan terlarang. Perbuatan haram itu haram dilakukan secara mutlak. Dalam Quran maupun hadits, tidak ada satupun perbuatan haram yang dikecualikan. Berzina, misalnya (QS Al-Isra' 17:32); atau mencuri (QS Al-Maidah 5:38: ), dll baca tafsir dari kedua ayat itu, tidak ada satupun ulama yang membuat pengecualian dan berubah menjadi halal untuk tujuan yang baik. Dalam syariah Islam tujuan baik harus dilakukan dengan cara yang baik pula
SHOLAWAT BASYAIRUL KHAIRAT DAN CARA NABI KHIDIR
8. Shalawatil Qur'an Basya'Irul khoirot di sini Salawat ini berasal dari buku perisai gaib syaikh abdul qadir jaelani yang diterjemahkan dari buku berbahasa arab: basya'irul khairat, Al-isti'anah, wirid da'watuk jalalah, wirid li-dzahabit-ta'ab, dan hizbun nashr karya syekh abdul qadir jaelani.
TOPIK SYARIAH ISLAM
8.1. di sana tertulis jika mengamalkan basya'irul khoirot akan masuk surga level tertinggi yaitu surga firdaus. Benarkah demikian?
8.2. Apakah shalawatil qur'an basya'irul khoirot ini asli didapat dari syaikh abdul qadir jaelani?
8.3 jika basya'irul khairat itu benar, apakah orang islam yang ahli maksiat dan jarang sholat sekalipun jika mengamalkan basya irul khairat diampuni semua dosanya dan masuk surga firdaus secara mutlak?
8.4. apa ada amalan yang berasal dari al-qur'an dan hadist yang membawa pengamalnya masuk syurga firdaus? Apa saja amalan tersebut? Selain amar makruf nahi munkar tentunya..(amar makruf nahi munkar = mengerjakan yang di perintah ALLAH dan meninggalkan yang dilarang ALLAH)
9.Saya pernah mendengar ajaran tentang ilmu fleksibilitas. Ajaran yang intinya boleh menggunakan cara apapun baik yang dihalalkan maupun di haramkan agama, Baik yg diperbolehkan hukum negara dan norma maupun yang tidak diperbolehkan hukum dan norma negara. Baik yang bermoral maupun tidak bermoral. ASALKAN TUJUAN AKHIRNYA BAIK. Setan tingkat tinggi pun menggunakan cara - cara yang fleksibel dengan pola berfikir setan tentunya (baik itu buruk, buruk itu baik) menggunakan kebaikan untuk tujuan akhir buruk, sesuatu yang Kelihatannya baik namun ternyata jika di analisa secara mendalam, teliti, dan cermat efeknya sangat negatif/tujuan akhirnya buruk/menyesatkan manusia, contohnya setan putih yang menggoda barseso sang waliyullah ahli ibadah sampai mati dalam keadaan kafir (putih adalah gabungan dari semua warna setan dengan tubuh atau aura berwarna putih pastilah setan tingkat tinggi) setan putih tersebut menyamar dengan pakaian ulama dan sholat & beribadah dengan sempurna di tempat barseso beribadah agar dapat dipercaya barseso dan menipu barseso.
Imam Thabari menyebutkan kisah Barseso ini dalam tafsirnya QS. Al-Hasyr: 16-17 dari jalur Ibnu Mas’ud, Ibnu Katsir dalam al-Bidayah wa Nihayah Juz II. Saya dengar juga para pemimpin kelas atas dan bijak menggunakan ilmu fleksibilitas tersebut. Nabi khidir ketika Nabi Musa berguru kepada Nabi Khidir pun menggunakan fleksibilitas. bahkan nabi khidir melakukan pembunuhan terhadap manusia yang jelas - jelas dilarang syariat islam, tapi tujuan akhirnya memang baik. Perjalanan Musa dan Khidir tersebut dikisahkan dalam Alquran surah al-Kahfi ayat 60 hingga 82. Kejadian yang pertama adalah saat Nabi Khidir menghancurkan perahu yang ditumpangi mereka bersama. Nabi Musa tidak kuasa untuk menahan hatinya untuk bertanya kepada Nabi Khidir. Nabi Khidir memperingatkan janji Nabi Musa, dan akhirnya Nabi Musa meminta maaf karena kalancangannya mengingkari janjinya untuk tidak bertanya terhadap setiap tindakan Nabi Khidir.
Selanjutnya setelah mereka sampai di suatu daratan, Nabi Khidir membunuh seorang anak yang sedang bermain dengan kawan-kawannnya. Peristiwa pembunuhan yang dilakukan oleh Nabi Khidir tersebut membuat Nabi Musa tak kuasa untuk menanyakan hal tersebut kepada Nabi Khidir. Nabi Khidir kembali mengingatkan janji Nabi Musa, dan dia diberi kesempatan terakhir untuk tidak bertanya-tanya terhadap segala sesuatu yang dilakukan oleh Nabi Khidir, jika masih bertanya lagi maka Nabi Musa harus rela untuk tidak mengikuti perjalanan bersama Nabi Khidir.
Selanjutnya mereka melanjutkan perjalanan hingga sampai disuatu wilayah perumahan. Mereka kelelahan dan hendak meminta bantuan kepada penduduk sekitar. Namun sikap penduduk sekitar tidak bersahabat dan tidak mau menerima kehadiran mereka, hal ini membuat Nabi Musa merasa kesal terhadap penduduk itu. Setelah dikecewakan oleh penduduk, Nabi Khidir malah menyuruh Nabi Musa untuk bersama-samanya memperbaiki tembok suatu rumah yang rusak di daerah tersebut. Nabi Musa tidak kuasa kembali untuk bertanya terhadap sikap Nabi Khidir ini yang membantu memperbaiki tembok rumah setelah penduduk menzalimi mereka. Akhirnya Nabi Khidir menegaskan pada Nabi Musa bahwa dia tidak dapat menerima Nabi Musa untuk menjadi muridnya dan Nabi Musa tidak diperkenankan untuk terus melanjutkan perjalannya bersama dengan Nabi Khidir.
Selanjutnya Nabi Khidir menjelaskan mengapa dia melakukan hal-hal yang membuat Nabi Musa bertanya. Kejadian pertama adalah Nabi Khidir menghancurkan perahu yang mereka tumpangi karena perahu itu dimiliki oleh seorang yang miskin dan di daerah itu tinggallah seorang raja yang suka merampas perahu miliki rakyatnya.
Kejadian yang kedua, Nabi Khidir menjelaskan bahwa dia membunuh seorang anak karena kedua orang tuanya adalah pasangan yang beriman dan jika anak ini menjadi dewasa dapat mendorong bapak dan ibunya menjadi orang yang sesat dan kufur. Kematian anak ini digantikan dengan anak yang shalih dan lebih mengasihi kedua bapak-ibunya hingga ke anak cucunya.
Kejadian yang ketiga (terakhir), Nabi Khidir menjelaskan bahwa rumah yang dinding diperbaiki itu adalah milik dua orang kakak beradik yatim yang tinggal di kota tersebut. Didalam rumah tersebut tersimpan harta benda yang ditujukan untuk mereka berdua. Ayah kedua kakak beradik ini telah meninggal dunia dan merupakan seorang yang shalih. Jika tembok rumah tersebut runtuh, maka bisa dipastikan bahwa harta yang tersimpan tersebut akan ditemukan oleh orang-orang di kota itu yang sebagian besar masih menyembah berhala, sedangkan kedua kakak beradik tersebut masih cukup kecil untuk dapat mengelola peninggalan harta ayahnya. Dipercaya tempat tersebut berada di negeri Antakya, Turki.
9.1. Apakah menurut ustadz kita boleh menerapkan ilmu fleksibilitas yang saya jelaskan diatas?
JAWABAN SHOLAWAT BASYAIRUL KHOIROT DAN CARA KHIDIR
Shalawat Basyairul Khairat karya Syaikh Abdul Qadir Jailani adalah shalawat yang baik dibaca karena mengnadung pujian pada Rasulullah. Namun tidak ada jaminan pembacanya masuk surga. Begitu juga, cara haram tidak boleh digunakan untuk mencapai tujuan yang halal. Syariah Islam tidak menghalalkan segala cara untuk mencapai tujuan.
JAMINAN SURGA BAGI PENGAMAL BASYAIRUL KHAIRAT
8.1. Tidak benar. Karena, informasi urusan surga dan neraka mutlak hanya Allah dan Rasul-Nya yang tahu. Dan itu artinya harus berdasarkan Quran dan hadits. Bahkan Syaikh Abdul Qadir Jailani sendiri belum tentu masuk surga, bagaimana dia bisa menjamin orang lain? Itulah peringatan dari Imam Nawawi terhadap pengikut tarekat agar berpedoman pada 4 pokok agama yakni Quran, hadits, ijmak dan qiyas yang muktabar. Lihat detail di sini
8.2. Benar itu buatan Syaikh Abdul Qadir Jailani.
8.3. Lihat poin 8.1.
8.4. Islam bukan agama instan. Kunci masuk surga sudah jelas: mengamalkan secara konsisten dan penuh keikhlasan seluruh perintah Allah dan komitmen menjauhi larangan-Nya dari sejak akil baligh sampai ajal menjemput. Adapun selain melaksanakan yang wajib, maka dianjurkan juga mengamalkan yang sunnah dan menjauhi yang makruh. Baca juga: Dasar Agama Islam
Kalau kita merasa sudah mengamalkan syariah dengan baik, maka yang perlu dilakukan adalah meningkatkan keikhlasan secara istiqamah. Dan inilah yang tersulit. Inilah jihad terbesar yang tak akan pernah habis dan perjuangan yang tak pernah selesai sampai akhir hayat. Baca detail: Jihad Besar melawan Nafsu
TUJUAN BAIK DENGAN CARA HARAM ADALAH HARAM
9.1. Melakukan cara haram untuk tujuan yang halal tetap haram dan terlarang. Perbuatan haram itu haram dilakukan secara mutlak. Dalam Quran maupun hadits, tidak ada satupun perbuatan haram yang dikecualikan kecuali yang memang dibolehkan secara syariah. Berzina, misalnya (QS Al-Isra' 17:32); atau mencuri (QS Al-Maidah 5:38: ), dll baca tafsir dari kedua ayat itu, tidak ada satupun ulama yang membuat pengecualian dan berubah menjadi halal untuk tujuan yang baik. Dalam syariah Islam tujuan baik harus dilakukan dengan cara yang baik pula.
Cara-cara atau perilaku jadzab (aneh) yang berlawanan dengan syariah terkadang dilakukan oleh kalangan penganut tarekat, terutama mursyidnya. Dan itu mendapat teguran keras dari Imam Nawawi sebagai cara yang tidak benar dan harus ditentang. Kita hendaknya fokus mendasarkan kebenaran pada syariah saja semata-mata. Imam Nawawi dalam Al-Maqashid fi Bayan Al-Aqaid wa Ushul Al-Ahkam, hlm. 92, menjelaskan soal ini:
أصول الدِّين أربعة : الكتابُ والسنُّة والإجماع والقياس المعتبران . وما خالف هذه الأربعة فهو بدعةُ ومرتكبُه مُبتدع , يتَعَيَّنُ اجتنابه وزجرهُ . ومن المطلوب اعتقاد من علم وعمل ولازم أدب الشريعة , وصحب الصّالحين . وأمّا من كان مسلوباً عقلهُ أو مغلوباً عليه , كالمجاذيب , فنسلّم لهم ونفوّض إلى الله شأنهم , مع وجوب إنكار ما يقع منهم مخالفا لظاهر الأمر , حفظاً لقوانين الشَّرع
Artinya: Pokok agama ada empat: Al-Quran, hadits, ijmak dan qiyas yang muktabar. Adapun sesuatu yang berlawanan dengan sumber yang empat ini maka bid'ah (yang sesat) dan pelakunya adalah mubtadi' (ahli bid'ah) yang harus dijauhi. Dituntut untuk meyakini ulama yang mengerti dan mengamalkan ilmunya dan komitmen pada aturan syariah dan bersama kalangan orang soleh. Adapun orang yang rusak akalnya atau gila, seperti orang yang jadzab, maka kami serahkan tingkah mereka pada Allah serta wajib mengingkari pada yang terjadi pada mereka yang berlawanan dengan zhahirnya perkara guna menjaga aturan syariah.
Sikap inilah juga yang dilakukan oleh Nabi Musa ketika beliau menegur Nabi Khidir. Teguran Nabi Musa kepada Nabi Khidir dibenarkan oleh Allah dan faktanya Musa lebih dipilih Allah sebagai Rasul di bumi; bukan Khidir. Seandainya pun cara Khidir ini juga diperkenankan pada zaman itu, satu hal yang jelas bahwa cara Khidir ini tidak lagi berlaku pada zaman Nabi Muhammad. Terbukti, tidak ada satupun perilaku Rasulullah yang memakai cara-cara yang tidak lazim. Semua metode dakwah Nabi melalui cara dan prosedur yang sangat sesuai dengan syariah dan akal sehat manusia.
8. Shalawatil Qur'an Basya'Irul khoirot di sini Salawat ini berasal dari buku perisai gaib syaikh abdul qadir jaelani yang diterjemahkan dari buku berbahasa arab: basya'irul khairat, Al-isti'anah, wirid da'watuk jalalah, wirid li-dzahabit-ta'ab, dan hizbun nashr karya syekh abdul qadir jaelani.
TOPIK SYARIAH ISLAM
8.1. di sana tertulis jika mengamalkan basya'irul khoirot akan masuk surga level tertinggi yaitu surga firdaus. Benarkah demikian?
8.2. Apakah shalawatil qur'an basya'irul khoirot ini asli didapat dari syaikh abdul qadir jaelani?
8.3 jika basya'irul khairat itu benar, apakah orang islam yang ahli maksiat dan jarang sholat sekalipun jika mengamalkan basya irul khairat diampuni semua dosanya dan masuk surga firdaus secara mutlak?
8.4. apa ada amalan yang berasal dari al-qur'an dan hadist yang membawa pengamalnya masuk syurga firdaus? Apa saja amalan tersebut? Selain amar makruf nahi munkar tentunya..(amar makruf nahi munkar = mengerjakan yang di perintah ALLAH dan meninggalkan yang dilarang ALLAH)
9.Saya pernah mendengar ajaran tentang ilmu fleksibilitas. Ajaran yang intinya boleh menggunakan cara apapun baik yang dihalalkan maupun di haramkan agama, Baik yg diperbolehkan hukum negara dan norma maupun yang tidak diperbolehkan hukum dan norma negara. Baik yang bermoral maupun tidak bermoral. ASALKAN TUJUAN AKHIRNYA BAIK. Setan tingkat tinggi pun menggunakan cara - cara yang fleksibel dengan pola berfikir setan tentunya (baik itu buruk, buruk itu baik) menggunakan kebaikan untuk tujuan akhir buruk, sesuatu yang Kelihatannya baik namun ternyata jika di analisa secara mendalam, teliti, dan cermat efeknya sangat negatif/tujuan akhirnya buruk/menyesatkan manusia, contohnya setan putih yang menggoda barseso sang waliyullah ahli ibadah sampai mati dalam keadaan kafir (putih adalah gabungan dari semua warna setan dengan tubuh atau aura berwarna putih pastilah setan tingkat tinggi) setan putih tersebut menyamar dengan pakaian ulama dan sholat & beribadah dengan sempurna di tempat barseso beribadah agar dapat dipercaya barseso dan menipu barseso.
Imam Thabari menyebutkan kisah Barseso ini dalam tafsirnya QS. Al-Hasyr: 16-17 dari jalur Ibnu Mas’ud, Ibnu Katsir dalam al-Bidayah wa Nihayah Juz II. Saya dengar juga para pemimpin kelas atas dan bijak menggunakan ilmu fleksibilitas tersebut. Nabi khidir ketika Nabi Musa berguru kepada Nabi Khidir pun menggunakan fleksibilitas. bahkan nabi khidir melakukan pembunuhan terhadap manusia yang jelas - jelas dilarang syariat islam, tapi tujuan akhirnya memang baik. Perjalanan Musa dan Khidir tersebut dikisahkan dalam Alquran surah al-Kahfi ayat 60 hingga 82. Kejadian yang pertama adalah saat Nabi Khidir menghancurkan perahu yang ditumpangi mereka bersama. Nabi Musa tidak kuasa untuk menahan hatinya untuk bertanya kepada Nabi Khidir. Nabi Khidir memperingatkan janji Nabi Musa, dan akhirnya Nabi Musa meminta maaf karena kalancangannya mengingkari janjinya untuk tidak bertanya terhadap setiap tindakan Nabi Khidir.
Selanjutnya setelah mereka sampai di suatu daratan, Nabi Khidir membunuh seorang anak yang sedang bermain dengan kawan-kawannnya. Peristiwa pembunuhan yang dilakukan oleh Nabi Khidir tersebut membuat Nabi Musa tak kuasa untuk menanyakan hal tersebut kepada Nabi Khidir. Nabi Khidir kembali mengingatkan janji Nabi Musa, dan dia diberi kesempatan terakhir untuk tidak bertanya-tanya terhadap segala sesuatu yang dilakukan oleh Nabi Khidir, jika masih bertanya lagi maka Nabi Musa harus rela untuk tidak mengikuti perjalanan bersama Nabi Khidir.
Selanjutnya mereka melanjutkan perjalanan hingga sampai disuatu wilayah perumahan. Mereka kelelahan dan hendak meminta bantuan kepada penduduk sekitar. Namun sikap penduduk sekitar tidak bersahabat dan tidak mau menerima kehadiran mereka, hal ini membuat Nabi Musa merasa kesal terhadap penduduk itu. Setelah dikecewakan oleh penduduk, Nabi Khidir malah menyuruh Nabi Musa untuk bersama-samanya memperbaiki tembok suatu rumah yang rusak di daerah tersebut. Nabi Musa tidak kuasa kembali untuk bertanya terhadap sikap Nabi Khidir ini yang membantu memperbaiki tembok rumah setelah penduduk menzalimi mereka. Akhirnya Nabi Khidir menegaskan pada Nabi Musa bahwa dia tidak dapat menerima Nabi Musa untuk menjadi muridnya dan Nabi Musa tidak diperkenankan untuk terus melanjutkan perjalannya bersama dengan Nabi Khidir.
Selanjutnya Nabi Khidir menjelaskan mengapa dia melakukan hal-hal yang membuat Nabi Musa bertanya. Kejadian pertama adalah Nabi Khidir menghancurkan perahu yang mereka tumpangi karena perahu itu dimiliki oleh seorang yang miskin dan di daerah itu tinggallah seorang raja yang suka merampas perahu miliki rakyatnya.
Kejadian yang kedua, Nabi Khidir menjelaskan bahwa dia membunuh seorang anak karena kedua orang tuanya adalah pasangan yang beriman dan jika anak ini menjadi dewasa dapat mendorong bapak dan ibunya menjadi orang yang sesat dan kufur. Kematian anak ini digantikan dengan anak yang shalih dan lebih mengasihi kedua bapak-ibunya hingga ke anak cucunya.
Kejadian yang ketiga (terakhir), Nabi Khidir menjelaskan bahwa rumah yang dinding diperbaiki itu adalah milik dua orang kakak beradik yatim yang tinggal di kota tersebut. Didalam rumah tersebut tersimpan harta benda yang ditujukan untuk mereka berdua. Ayah kedua kakak beradik ini telah meninggal dunia dan merupakan seorang yang shalih. Jika tembok rumah tersebut runtuh, maka bisa dipastikan bahwa harta yang tersimpan tersebut akan ditemukan oleh orang-orang di kota itu yang sebagian besar masih menyembah berhala, sedangkan kedua kakak beradik tersebut masih cukup kecil untuk dapat mengelola peninggalan harta ayahnya. Dipercaya tempat tersebut berada di negeri Antakya, Turki.
9.1. Apakah menurut ustadz kita boleh menerapkan ilmu fleksibilitas yang saya jelaskan diatas?
JAWABAN SHOLAWAT BASYAIRUL KHOIROT DAN CARA KHIDIR
Shalawat Basyairul Khairat karya Syaikh Abdul Qadir Jailani adalah shalawat yang baik dibaca karena mengnadung pujian pada Rasulullah. Namun tidak ada jaminan pembacanya masuk surga. Begitu juga, cara haram tidak boleh digunakan untuk mencapai tujuan yang halal. Syariah Islam tidak menghalalkan segala cara untuk mencapai tujuan.
JAMINAN SURGA BAGI PENGAMAL BASYAIRUL KHAIRAT
8.1. Tidak benar. Karena, informasi urusan surga dan neraka mutlak hanya Allah dan Rasul-Nya yang tahu. Dan itu artinya harus berdasarkan Quran dan hadits. Bahkan Syaikh Abdul Qadir Jailani sendiri belum tentu masuk surga, bagaimana dia bisa menjamin orang lain? Itulah peringatan dari Imam Nawawi terhadap pengikut tarekat agar berpedoman pada 4 pokok agama yakni Quran, hadits, ijmak dan qiyas yang muktabar. Lihat detail di sini
8.2. Benar itu buatan Syaikh Abdul Qadir Jailani.
8.3. Lihat poin 8.1.
8.4. Islam bukan agama instan. Kunci masuk surga sudah jelas: mengamalkan secara konsisten dan penuh keikhlasan seluruh perintah Allah dan komitmen menjauhi larangan-Nya dari sejak akil baligh sampai ajal menjemput. Adapun selain melaksanakan yang wajib, maka dianjurkan juga mengamalkan yang sunnah dan menjauhi yang makruh. Baca juga: Dasar Agama Islam
Kalau kita merasa sudah mengamalkan syariah dengan baik, maka yang perlu dilakukan adalah meningkatkan keikhlasan secara istiqamah. Dan inilah yang tersulit. Inilah jihad terbesar yang tak akan pernah habis dan perjuangan yang tak pernah selesai sampai akhir hayat. Baca detail: Jihad Besar melawan Nafsu
TUJUAN BAIK DENGAN CARA HARAM ADALAH HARAM
9.1. Melakukan cara haram untuk tujuan yang halal tetap haram dan terlarang. Perbuatan haram itu haram dilakukan secara mutlak. Dalam Quran maupun hadits, tidak ada satupun perbuatan haram yang dikecualikan kecuali yang memang dibolehkan secara syariah. Berzina, misalnya (QS Al-Isra' 17:32); atau mencuri (QS Al-Maidah 5:38: ), dll baca tafsir dari kedua ayat itu, tidak ada satupun ulama yang membuat pengecualian dan berubah menjadi halal untuk tujuan yang baik. Dalam syariah Islam tujuan baik harus dilakukan dengan cara yang baik pula.
Cara-cara atau perilaku jadzab (aneh) yang berlawanan dengan syariah terkadang dilakukan oleh kalangan penganut tarekat, terutama mursyidnya. Dan itu mendapat teguran keras dari Imam Nawawi sebagai cara yang tidak benar dan harus ditentang. Kita hendaknya fokus mendasarkan kebenaran pada syariah saja semata-mata. Imam Nawawi dalam Al-Maqashid fi Bayan Al-Aqaid wa Ushul Al-Ahkam, hlm. 92, menjelaskan soal ini:
أصول الدِّين أربعة : الكتابُ والسنُّة والإجماع والقياس المعتبران . وما خالف هذه الأربعة فهو بدعةُ ومرتكبُه مُبتدع , يتَعَيَّنُ اجتنابه وزجرهُ . ومن المطلوب اعتقاد من علم وعمل ولازم أدب الشريعة , وصحب الصّالحين . وأمّا من كان مسلوباً عقلهُ أو مغلوباً عليه , كالمجاذيب , فنسلّم لهم ونفوّض إلى الله شأنهم , مع وجوب إنكار ما يقع منهم مخالفا لظاهر الأمر , حفظاً لقوانين الشَّرع
Artinya: Pokok agama ada empat: Al-Quran, hadits, ijmak dan qiyas yang muktabar. Adapun sesuatu yang berlawanan dengan sumber yang empat ini maka bid'ah (yang sesat) dan pelakunya adalah mubtadi' (ahli bid'ah) yang harus dijauhi. Dituntut untuk meyakini ulama yang mengerti dan mengamalkan ilmunya dan komitmen pada aturan syariah dan bersama kalangan orang soleh. Adapun orang yang rusak akalnya atau gila, seperti orang yang jadzab, maka kami serahkan tingkah mereka pada Allah serta wajib mengingkari pada yang terjadi pada mereka yang berlawanan dengan zhahirnya perkara guna menjaga aturan syariah.
Sikap inilah juga yang dilakukan oleh Nabi Musa ketika beliau menegur Nabi Khidir. Teguran Nabi Musa kepada Nabi Khidir dibenarkan oleh Allah dan faktanya Musa lebih dipilih Allah sebagai Rasul di bumi; bukan Khidir. Seandainya pun cara Khidir ini juga diperkenankan pada zaman itu, satu hal yang jelas bahwa cara Khidir ini tidak lagi berlaku pada zaman Nabi Muhammad. Terbukti, tidak ada satupun perilaku Rasulullah yang memakai cara-cara yang tidak lazim. Semua metode dakwah Nabi melalui cara dan prosedur yang sangat sesuai dengan syariah dan akal sehat manusia.