Hukum menentukan Mahar (Maskawin) tanpa tanya ke calon istri

Hukum menentukan Mahar (Maskawin) tanpa tanya ke calon istri apakah sah? Saya menikah tahun 2000 waktu itu saya masih pengangguran belum kerja sesuai

 

Hukum menentukan Mahar (Maskawin) tanpa tanya ke calon istri

MAHAR TANPA MUSYAWARAH DENGAN ISTRI

Begini pak ustadz
Saya menikah tahun 2000 waktu itu saya masih pengangguran belum kerja sesuai adat di tempat saya disini, dari pihak laki2 biasanya membelikan seperti kalung, gelang , cincin ,Pakaian dan lain2 yg diberikan pada calon mempelai wanita, saat itu karena saya masih pengangguran Yg membelikan itu semua ayah saya ,
Tapi masalahnya pemberian seperti ini itu di tempat saya seperti adat saja , tidak di sebut dalam ijab qobul sebagai mahar

Yang jadi pikiran saya saat ini adalah Waktu itu saya tidak pernah bermusyawarah dan tanya ke istri untuk menanyakan mahar yang di minta, Karena waktu itu seperti yg pernah saya jelaskan ke ustadz dulu, bahwa saya ini bodoh masalah agama,

Saat ijab qobul mau di mulai pak naib (petugas dari kua yg jadi penghulu) menanyakan ke saya apa maharnya . saya mengeluarkan uang 20ribu sebagai mahar pak ustadz

Waktu itu uang mahar itu oleh istri saya di belikan jam tangan... Tapi karena istri saya bosan nggak pernah di pakai ,waktu itu sering saya pinjam saya pakai, tapi mungkin karena batrei habis atau bagaimana jam tangan itu mati . dan waktu itu seingat saya istri saya ngomong kalo saya punya uang, besuk saya di suruh mengganti,.

Baru2 ini saya teringat hal itu ustadz Saya berencana mengganti jam tersebut. Tapi waktu mau mengganti saya tanya ke istri untuk mengingatkan hal tersebut,
Saya berkata, buk kamu ingat nggk, dulu uang mahar pernikahan, dulu kamu belikan jam tangan,

Tapi jawaban istri saya kayak mengejek ustadz
Iya uang mahar dulu cuma 20 ribu ya pak
Terus saya jawab , nggk papa buk yang penting ibu iklhas menerima
Tapi di jawab istri saya mau gaimana lagi kamu nggk punya duwit.
Dengan jawaban ini was2 saya jadi kabuh lagi pak ustadz, saya jadi banyak bengong dan merenung lagi ,

Karna saya sering merenung istri saya tanya, kamu ini mikir apa sih pak , sambil agak marah istri saya ngomong kamu ini jangan suka mikir masa lalu bikin kamu strees ,,yg sudah ya sudah .iya tentu saja saya ikhlas menerima lah ,kalo nggk menerima mana mungkin sampai punya banyak anak ,

Pertanyaan
1. apakah sah pemberian mahar seperti di atas yg tidak di musyawarahkan dulu sama istri? Dan waktu itu cuma uang 20ribu
2.apakah pemberian seperti cincin, kalung ,gelang dan pakain seperti yg saya tulis di atas termasuk mahar pak ustadz walaupun yg membelikan ayah saya dan tidak di sebut dalam ijab qobul
3. Kalau tidak sah apa yg harus saya lakukan mohon penjelasanya
mohon pak ustadz membaca tulisan saya di atas dengan teliti dan mohon pak ustadz memberikan solusinya.

JAWABAN

1. Tidak apa-apa asalkan istri menerima. Perlu juga diketahui bahwa mahar itu bukan syarat sahnya nikah. Jadi seandainya pun tidak disebut jenis dan jumlah mahar saat akad nikah atau ijab kabul, maka pernikahannya tetap sah. Baca detail: Pernikahan Islam

Dalam Al-Mausuah Al-Fiqhiyah, hlm. 24/64, dijelaskan pandangan empat madzhab fikih sbb:

والمهر ليس شرطاً في عقد الزواج ولا ركنا عند جمهور الفقهاء، وإنما هو أثر من آثاره المترتبة عليه، فإذا تم العقد بدون ذكر مهر صح باتفاق الجمهور، قال الله تعالى: لاَّ جُنَاحَ عَلَيْكُمْ إِن طَلَّقْتُمُ النِّسَاء مَا لَمْ تَمَسُّوهُنُّ أَوْ تَفْرِضُواْ لَهُنَّ فَرِيضَةً ـ فإباحة الطلاق قبل المسيس وقبل فرض صداق يدل على جواز عدم تسمية المهر في العقد.

Artinya: Mahar bukanlah syarat dalam akad ikah juga bukan rukun menurut jumhur ulama (tiga dari empat madzhab). Mahar hanyalah atsar nikah yang diwajibkan. Apabila akad nikah selesai tanpa menyebut mahar maka nikah sahnya dengan kesepakatan jumhur ulama. Allah berfirman dalam QS Al Baqarah 2:236 tentang Bolehnya talak sebelum jimak dan selum fardunya mahar menunjukkan bolehnya tidak menyebut mahar pada saat akad nikah.

2. Kalau tidak disebut sebagai mahar berarti bukan mahar tapi hadiah atau hibah. Baca detail: Hibah dalam Islam

3. Sah. Tidak perlu dipikiran. Lihat poin 1. Yang lebih penting anda lakukan saat ini adalah bagaimana menjaga hubungan dengan istri tetap mesra, harmonis dan menyenangkan. Salah satu caranya adalah dengan menghilangkan kebiasaan was-was anda. Karena selain mengganggu diri sendiri juga akan mengganggu istri anda. Baca detail: Cara Harmonis dalam Rumah Tangga

RUMAH TANGGA:

1. Ustadz saya mau tanya dan konsultasi..
Saya H -27 sudah menikah Siri
Seiring berjalanya waktu rumah tangga saya mulai ricuh
Dan saya pernah berucap ke istri saya..istri saya ingin kerja keluar kota..
Dan pada malam kemaren sempat ada cekcok dalam rumah tangga saya..
Pada paginya istri saya pamit kerja..saya juga bilang ..kalau barangnya ( pakaianya ) saya suruh ambil semua..dan pada waktu itu saya masih jengkel sama istri saya..dan kahirnya istrinya sudah keluar kota..tetapi dari hati kecil saya..saya tisak berkeinginan berucap seperti itu..semua terbba dari pola pikir saya ..yg kebaqa pertengkaran semalam sebeklum istri saya pamit kerja..
Apa ini merupakan Talak..
Dan apa saya harus bagun nikah lagi ustadz..??

2. Yang kedua ustadz
Istri saya pas posisi sedang kerja pernah hutang ketemanya
Pada waktu saya sedang terpisah jarak dengan istri saya
. Setelah saya berkumpul lagi..saya baru mengetahui kalau istri saya punya hutang ketemnya ( untuk keperluan pribadinya )
Yang saya pertanykan apakah saya wajib membayar hutang istri saya..sedangkan untuk kebutuhan berdua juga masih pas pas'an
Dan sekarang istri saya..saya larang untuk bekerja keluar kota lagi
.melainkan usaha kecil kecilan dirumah .yg jika ada keuntungan bisa disishkan untuk bayar hutang..tapi sempat istri saya berucap..kalau saya dilarang kerja keluar kota..hutangnya minta disuruh bantu lunasi...dan seolah olah istri saya ingin kembali kerja keluar kotalagi...padahal jika usahanya ditekuni isnya allah cukup kalau hasilnya buat bayar hutangnya ..

jadi apa yg harus saya lakukan ustadz ..sedangkan akhir tahun saya akan nikan resmi..semua ini jadi membuat hati saya bimbang takut kalau nanti ada kecurangan seperti ini...dan jujur istri saya ini janda ..dan sya baru masih mau menikah ...

JAWABAN

1. Itu termasuk talak kinayah. Kalau disertai niat cerai, maka jatuh talak. Kalau tidak disertai niat cerai tidak jatuh talak. Baca detail: Cerai dalam Islam

2. Tidak wajib membayarkan hutang istri. Dalam Islam, suami hanya wajib menafkahi istri meliputi kebutuhan dasarnya yaitu sandang (pakaian), pangan (makanan) dan papan (rumah). Nafkah tsb menurut kemampuan finansial suami. Baca detail: Suami Wajib Menafkahi Istri Walaupun Kaya

Perlu juga diketahui bahwa suami istri memiliki kemandirian dalam kepemilikan harta. Artinya, harta yang diperoleh suami istri selama pernikahan tetap milik masing-masing. Tidak dilebur menjadi harta bersama. Baca detail: Harta Gono gini

Terkait apakah anda ingin melanjutkan pernikahan atau putus, maka itu tergantung kenyamanan anda bersama dia.

 

LihatTutupKomentar