Menikah dengan Ustadz Miskin Diejek Keluarga
Menikah dengan Ustadz Miskin Diejek diolok-olok diremehkan Keluarga saya sakit hati ketika keluarga saya menyepelekan saya dan suami...apkah saya harus diam saja atau beri pengertian kepada mereka? saya ingin hidup tenang bersama suami walau hidup sederhana asal bisa makan.
DIEJEK KELUARGA KARENA SUAMI SEORANG USTADZ MISKIN
assalamualaikum.. ustadz saya sudah menikah 5 bulan yang lalu.. semenjak menikah saya ikut suami ngontrak,yang jarak dari orngtua saya jauh skitar 2 jam. tiap sebulan sekali saya pulang hanya sebentar,tapi setiap saya pulang orangtua bilang "sudah disini saja daripada ngontrak sayang uangnya mending di tabung " ,suami saya tidak mau karena alasan ingin mandiri. seiring waktu tidak lama kemudian ayah saya sakit paru-paru dan liver, sudah 5 kali masuk rumah sakit.. sampai akhirnya saya mau pindah saja dekat dengan orangtua tapi ngontrak lagi. ibu saya malah bilang malu kalau saya ngontrak,sudah mending di rumah saja dengan orangtua..sampai ibu mengeluarkan kata yang tidak enak yang sangat menyakitkan hati saya dan suami..suami saya tetap tidak mau dan mending saya aja sendiri,suami tetap di luar kota. tetapi saya merasa tidak tenang kalau tidak dekat suami..
TOPIK SYARIAH ISLAM
yang mau saya tanyakan :
1.apakah salah jika saya dan suami menolak untuk tidak serumah dengan ortu? karena, kaka saya yang paling besar juga disitu sdah menikah..jadi kita gak mau ada masalah.
2.apakah pantas ortu saya malu pada anaknya yang ingin mandiri dengan memilih ngontrak? .
3.apa saya salah membela suami saya ketika ortu saya mengucapkam kata yang sangat menyakitkan kami berdua?
4.apa yang harus saya lakukan ketika keluarga saya menyuruh saya pulang sementara saya baru saja pulang seminggu yang lalu? karna untuk pulang saya butuh ongkos, sementara uang yang saya punya hanya cukup untuk makan saja sehari2.
5. bagaimana jika bibi dan ibu saya memojokan suami saya,karena saya berterus terang jika pulang saya tidak ada lagi uang untuk makan.
6.apa salah jika profesi suami saya seorang ustadz? makan hanya dari uang hasil ceramah .itupun tidak setiap hari..tapi keluarga seperti menyepelekan.
7.siapa yang harus saya taati orangtua atau suami? krna ayah saya sakit ,dan saya disuruh ibu saya untuk menemaninya mengurus ayah. sedangkan saya kan sudah punya suami sama juga harus diurusi semua kebutuhannya.. padahal anak banyak, mengapa harus saya saja yang menguru ayah?
8.apa yang harus saya lakukan sekarang? saya sangat bingung. disisi lain saya ingin ikut mengurusi ayah. tapi saya punya kewajiban untuk memenuhi hak suami saya.
9.apa saja kewajiban seorang anak yang sudah bersuami kepada orang tuanya? karna keluarga dari ibu saya banyak memuntut saya untuk slalu mengutamakan keluarga daripada rumah tangga saya.
10. saya sakit hati ketika keluarga saya menyepelekan saya dan suami...apkah saya harus diam saja atau beri pengertian kepada mereka? saya ingin hidup tenang bersama suami walau hidup sederhana asal bisa makan.
Mohon jawabannya ustadz .terimkasih
JAWABAN DIEJEK KELUARGA KARENA SUAMI SEORANG USTADZ MISKIN
1. Tidak salah. Bahkan itu lebih baik dan Islami karena dapat menghindari terjadinya khalwat (berduaan dengan lawan jenis) dengan ipar.
2. Tidak pantas, semestinya orang tua mendukung sikap mandiri tersebut.
3. Tidak salah tapi kurang tepat. Sebaiknya saat suami dan ortu bertengkar, anda lebih baik diam untuk menjaga "netralitas" agar tidak menyakiti hati orang tua. Nanti baru anda tunjukkan dukungan anda sepenuhnya pada suami saat berduaan.
4. Katakan hal yang sebenarnya bahwa anda tidak punya cukup uang.
5. Tidak perlu direspons hinaan atau olokan dari bibi atau ibu tentang suami. Ini cara terbaik. Anda tetap harus menjaga hubungan dengan semuanya.
6. Tidak salah. Namun akan lebih baik apabila suami anda juga bekerja yang lebih reguler selain menjadi ustadz.
7. Dalam hal ini suami yang harus didahulukan apalagi kalau masih banyak saudara yang lain yang bisa menjaga ayah.
8. Bersama suami adalah tugas utama dan kewajiban anda saat ini. Untuk menjaga ayah karena tempatnya berjauhan maka datang dan jenguklah apabila ada waktu. Baca detail: Hak dan Kewajiban Suami Istri
9. Kalau anak kaya sedang orang tua miskin maka anak harus menafkahi orang tua, begitu juga sebaliknya kalau orang tua kaya sedang anak miskin maka orang tua harus tetap menafkahi anaknya. Di luar itu, anak hendaknya bersikap baik pada orang tua menurut kemampuan dan batasannya.
10. Sebaiknya dibiarkan saja hinaan mereka kecuali kalau ejekan itu sudah mencapai tahap yang tidak bisa ditolerir. Namun pada waktu yang sama anda dan suami sebaiknya berusaha untuk meningkatkan taraf ekonomi dengan cara bekerja yang anda berdua mampu. Misalnya, membuka toko sembako atau berjualan barang lain yang menjadi kebutuhan masyarakat sekitar dan lainnya. Ini akan menambah semangat hidup anda berdua karena harapan akan semakin tinggi. Di sisi lain bekerja bagi sebuah rumah tangga memiliki keasikan tersendiri karena akan membuat kita memiliki harapan setiap hari. Baca juga: Cara Harmonis dalam Rumah Tangga
______________________
ISTRI KEDUA DIPAKSA ABORSI
Assalamualikum warakhmatullahi wabarokatuh........
Saya mohon untuk bantuan nya
Ustadz ada ganjalan pada diri saya , saya adalah istri ke 2 dari Suami saya,, sudah mau berjalan 4 th... tanpa sepengetahuan istri pertama nya dan suami waktu mau melamar saya mengatakan bahwa sudah dalam masalah yg sangat besar dengan istri pertama nya dan tidak merasa bahagia karena masalah biologist itu yg suami saya sampaikan kepada saya ,maka saya bersedia untuk di jadikan istri ke 2 karena Allah untuk mencari Ridho nya dan pahala melayani suami saya. .
Lalu akhir2 ini istri pertama nya mengetahui dari kebohongan2 Suami , dan saya di suruh untuk berbohong oleh suami dan jangan samapi mengakui saya adalah istri nya... Dan suami saya juga tidak mengakui kepada istri pertama nya bahwa saya ini istri nya...tetap saja masih berbohong dan berbohong....
Bulan kemarin saya hamil 8 minggu suami saya memaksa saya untuk Aborsi padahal saya sangat tidak setuju dengan semua ide suami saya tapi suami saya malah menghardik saya dan mengatakan bahwa dia banyak tanggungan ..
1. Apakah saya ber dosa Ustadz karena saya di paksa Aborsi...
2. Saya sekarang merasa sangat tersakiti bathin dan hati saya .... Apa yang harus saya lakukan Ustadz. ..Saya ingin meminta maaf kepada istri pertama nya,, karena dia sudah menghardik saya dgn kata2 yg tidak baik karena dia tidak tahu bahwa saya istri ke 2 nya... Apa yg mesti saya lakukan Ustadz ????
Trima kasih Ustadz atas segala bantuannya saya membutuh kan nya pencerahan untuk biar saya bisa berdiri lagi dan kuat untuk anak2 saya yg skrg lagi sekolah....
Wa'alaikumsalam warohmatullohi wabarokatuh
JAWABAN
1. Aborsi hukumnya haram dan dosa besar. Perintah suami atau orang tua terkait perkara haram tidak boleh ditaati. Baca detail: Hukum Aborsi dalam Islam
2. Suami anda tampaknya memang tidak punya niat baik. Seorang istri kedua, ketiga dan keempat memiliki hak yang sama persis dengan istri pertama dalam segi giliran, nafkah dan tempat tinggal. Baca detail: Makna Adil dalam Poligami
Oleh karena itu, anda tidak perlu bersembunyi dan menyembunyikan kenyataan ini. Menyembunyikan status ini bisa berdampak pada banyak hal, misalnya dalam soal hak warisan istri dan anak, dan lain-lain. Lebih baik anda memberitahu siapapun pihak terkait dan siap dengan segala resikonya daripada keadaan yang tidak menentu seperti sekarang. Dalam hidup suami-istri, siapa yang lemah dia akan diperalat dan dimanfaatkan oleh yang kuat. Baca juga: Cara Harmonis dalam Rumah Tangga
______________________
SUKA MEMBANTU ORANG, TAPI REJEKI SUSAH
Assalamualaikum wr.wb
ustadz, saya pernah mendengar kalimat "apabila kita membantu memudahkan kesulitan orang lain, maka kesulitan kita akan dimudahkan Allah swt" tapi kenapa ya ketika saya sudah berusaha secara total membantu orang lain, terutama orang tua saya, malah saya sendiri yang akhirnya terjebak dalam kesulitan. contohnya, saya secara total membantu kesulitan keuangan orang tua, tapi saya sendiri juga mengalami kondisi kesulitan keuangan, bukan hanya itu saja, saya juga mengalami sulit jodoh, hingga saat itu saya mengadakan tasyakuran ke anak yatim minta di bantu doa supaya cepat dapat jodoh, meskipun dengan hasil uang pinjaman dan akhirnya saya bertaaruf kemudian baru menikah di usia yg sudah mencapai hampir 31 tahun.
Belum cukup disitu saja, saya saat ini juga sulit memiliki momongan, usia pernikahan saya sudah lewat 1 tahun lebih, padahal meskipun saya dalam kondisi sesulit apapun saya tetap berusaha ber amal sedekah. lagi-lagi saya mengadakan acara tasyakur dan minta dibantu doa sama anak yatim, sampai pak ustadz yang tausiah bilang "mbak tetap mengingat anak yatim walaupun dalam kondisi sulit jodoh saat itu, dan sekarang diberi lagi cobaan sulit momongan".
sungguh pedih hati saya, padahal saya sangat menjaga dan berhati-hati sekali dalam menjaga lisan dan ucapan agar tidak menyinggung orang lain, saya juga berusaha menjaga ibadah saya dan menjadi istri yang baik dan patuh, menjadi anak yang baik bagi ortu saya, dan menjadi kakak yang baik bagi saudara saya. dan dalam setiap sholat saya tak pernah lupa berdoa untuk dimudahkan dalam segala hal.
pertanyaan saya :
1. Mengapa saya bisa kesulitan dalam segala ?
2. Apakah saya terlalu banyak berbuat dosa hingga segala amal dan kebaikan saya tidak diterima dan tetap mengalami kesulitan?
3. Adakah doa atau amalan yang bisa memudahkan kesulitan yang saya alami?
terimakasih banyak atas waktu dan bantuan jawabannya, Wassalamualaikum wr.wb
JAWABAN
1. Sulit rejeki, sulit jodoh dan sulit momongan adalah masalah duniawi. Dan kesulitan duniawi pada dasarnya dapat ditelusuri sebab-sebabnya secara duniawi pula. Sulit rejeki faktornya karena minimnya kemampuan dan keahlian. Sulit jodoh terkait urusan banyak hal termasuk sikap kita atau kondisi keluarga. Sulit dapat momongan ada kaitannya dengan masalah genetika (keturunan) atau masalah medis yang lain. Walaupun terkadang ada juga pengaruh dosa. Baca: Banyak Dosa Sulit Rejeki
2. Kurang tepat menghubungkan kesulitan-kesulitan duniawi tersebut dengan dosa atau pahala yang pernah dilakukan apalagi anda seakan menuntut timbal balik dari Tuhan karena merasa telah berbuat baik pada sesama manusia. Amal baik pasti akan dibalas di akhirat, belum tentu di dunia. Selain itu, beramal baik hendaknya berdasar kemampuan, tidak boleh memaksa sampai berhutang. Baca detail: Mengapa Kafir Kaya Raya Sedang Muslim Hidup Sengsara?
3. Baca: Doa Lancar Rejeki
assalamualaikum.. ustadz saya sudah menikah 5 bulan yang lalu.. semenjak menikah saya ikut suami ngontrak,yang jarak dari orngtua saya jauh skitar 2 jam. tiap sebulan sekali saya pulang hanya sebentar,tapi setiap saya pulang orangtua bilang "sudah disini saja daripada ngontrak sayang uangnya mending di tabung " ,suami saya tidak mau karena alasan ingin mandiri. seiring waktu tidak lama kemudian ayah saya sakit paru-paru dan liver, sudah 5 kali masuk rumah sakit.. sampai akhirnya saya mau pindah saja dekat dengan orangtua tapi ngontrak lagi. ibu saya malah bilang malu kalau saya ngontrak,sudah mending di rumah saja dengan orangtua..sampai ibu mengeluarkan kata yang tidak enak yang sangat menyakitkan hati saya dan suami..suami saya tetap tidak mau dan mending saya aja sendiri,suami tetap di luar kota. tetapi saya merasa tidak tenang kalau tidak dekat suami..
TOPIK SYARIAH ISLAM
- DIEJEK KELUARGA KARENA SUAMI SEORANG USTADZ MISKIN
- ISTRI KEDUA DIPAKSA ABORSI
- SUKA MEMBANTU ORANG, TAPI REJEKI SUSAH
- CARA KONSULTASI AGAMA
yang mau saya tanyakan :
1.apakah salah jika saya dan suami menolak untuk tidak serumah dengan ortu? karena, kaka saya yang paling besar juga disitu sdah menikah..jadi kita gak mau ada masalah.
2.apakah pantas ortu saya malu pada anaknya yang ingin mandiri dengan memilih ngontrak? .
3.apa saya salah membela suami saya ketika ortu saya mengucapkam kata yang sangat menyakitkan kami berdua?
4.apa yang harus saya lakukan ketika keluarga saya menyuruh saya pulang sementara saya baru saja pulang seminggu yang lalu? karna untuk pulang saya butuh ongkos, sementara uang yang saya punya hanya cukup untuk makan saja sehari2.
5. bagaimana jika bibi dan ibu saya memojokan suami saya,karena saya berterus terang jika pulang saya tidak ada lagi uang untuk makan.
6.apa salah jika profesi suami saya seorang ustadz? makan hanya dari uang hasil ceramah .itupun tidak setiap hari..tapi keluarga seperti menyepelekan.
7.siapa yang harus saya taati orangtua atau suami? krna ayah saya sakit ,dan saya disuruh ibu saya untuk menemaninya mengurus ayah. sedangkan saya kan sudah punya suami sama juga harus diurusi semua kebutuhannya.. padahal anak banyak, mengapa harus saya saja yang menguru ayah?
8.apa yang harus saya lakukan sekarang? saya sangat bingung. disisi lain saya ingin ikut mengurusi ayah. tapi saya punya kewajiban untuk memenuhi hak suami saya.
9.apa saja kewajiban seorang anak yang sudah bersuami kepada orang tuanya? karna keluarga dari ibu saya banyak memuntut saya untuk slalu mengutamakan keluarga daripada rumah tangga saya.
10. saya sakit hati ketika keluarga saya menyepelekan saya dan suami...apkah saya harus diam saja atau beri pengertian kepada mereka? saya ingin hidup tenang bersama suami walau hidup sederhana asal bisa makan.
Mohon jawabannya ustadz .terimkasih
JAWABAN DIEJEK KELUARGA KARENA SUAMI SEORANG USTADZ MISKIN
1. Tidak salah. Bahkan itu lebih baik dan Islami karena dapat menghindari terjadinya khalwat (berduaan dengan lawan jenis) dengan ipar.
2. Tidak pantas, semestinya orang tua mendukung sikap mandiri tersebut.
3. Tidak salah tapi kurang tepat. Sebaiknya saat suami dan ortu bertengkar, anda lebih baik diam untuk menjaga "netralitas" agar tidak menyakiti hati orang tua. Nanti baru anda tunjukkan dukungan anda sepenuhnya pada suami saat berduaan.
4. Katakan hal yang sebenarnya bahwa anda tidak punya cukup uang.
5. Tidak perlu direspons hinaan atau olokan dari bibi atau ibu tentang suami. Ini cara terbaik. Anda tetap harus menjaga hubungan dengan semuanya.
6. Tidak salah. Namun akan lebih baik apabila suami anda juga bekerja yang lebih reguler selain menjadi ustadz.
7. Dalam hal ini suami yang harus didahulukan apalagi kalau masih banyak saudara yang lain yang bisa menjaga ayah.
8. Bersama suami adalah tugas utama dan kewajiban anda saat ini. Untuk menjaga ayah karena tempatnya berjauhan maka datang dan jenguklah apabila ada waktu. Baca detail: Hak dan Kewajiban Suami Istri
9. Kalau anak kaya sedang orang tua miskin maka anak harus menafkahi orang tua, begitu juga sebaliknya kalau orang tua kaya sedang anak miskin maka orang tua harus tetap menafkahi anaknya. Di luar itu, anak hendaknya bersikap baik pada orang tua menurut kemampuan dan batasannya.
10. Sebaiknya dibiarkan saja hinaan mereka kecuali kalau ejekan itu sudah mencapai tahap yang tidak bisa ditolerir. Namun pada waktu yang sama anda dan suami sebaiknya berusaha untuk meningkatkan taraf ekonomi dengan cara bekerja yang anda berdua mampu. Misalnya, membuka toko sembako atau berjualan barang lain yang menjadi kebutuhan masyarakat sekitar dan lainnya. Ini akan menambah semangat hidup anda berdua karena harapan akan semakin tinggi. Di sisi lain bekerja bagi sebuah rumah tangga memiliki keasikan tersendiri karena akan membuat kita memiliki harapan setiap hari. Baca juga: Cara Harmonis dalam Rumah Tangga
______________________
ISTRI KEDUA DIPAKSA ABORSI
Assalamualikum warakhmatullahi wabarokatuh........
Saya mohon untuk bantuan nya
Ustadz ada ganjalan pada diri saya , saya adalah istri ke 2 dari Suami saya,, sudah mau berjalan 4 th... tanpa sepengetahuan istri pertama nya dan suami waktu mau melamar saya mengatakan bahwa sudah dalam masalah yg sangat besar dengan istri pertama nya dan tidak merasa bahagia karena masalah biologist itu yg suami saya sampaikan kepada saya ,maka saya bersedia untuk di jadikan istri ke 2 karena Allah untuk mencari Ridho nya dan pahala melayani suami saya. .
Lalu akhir2 ini istri pertama nya mengetahui dari kebohongan2 Suami , dan saya di suruh untuk berbohong oleh suami dan jangan samapi mengakui saya adalah istri nya... Dan suami saya juga tidak mengakui kepada istri pertama nya bahwa saya ini istri nya...tetap saja masih berbohong dan berbohong....
Bulan kemarin saya hamil 8 minggu suami saya memaksa saya untuk Aborsi padahal saya sangat tidak setuju dengan semua ide suami saya tapi suami saya malah menghardik saya dan mengatakan bahwa dia banyak tanggungan ..
1. Apakah saya ber dosa Ustadz karena saya di paksa Aborsi...
2. Saya sekarang merasa sangat tersakiti bathin dan hati saya .... Apa yang harus saya lakukan Ustadz. ..Saya ingin meminta maaf kepada istri pertama nya,, karena dia sudah menghardik saya dgn kata2 yg tidak baik karena dia tidak tahu bahwa saya istri ke 2 nya... Apa yg mesti saya lakukan Ustadz ????
Trima kasih Ustadz atas segala bantuannya saya membutuh kan nya pencerahan untuk biar saya bisa berdiri lagi dan kuat untuk anak2 saya yg skrg lagi sekolah....
Wa'alaikumsalam warohmatullohi wabarokatuh
JAWABAN
1. Aborsi hukumnya haram dan dosa besar. Perintah suami atau orang tua terkait perkara haram tidak boleh ditaati. Baca detail: Hukum Aborsi dalam Islam
2. Suami anda tampaknya memang tidak punya niat baik. Seorang istri kedua, ketiga dan keempat memiliki hak yang sama persis dengan istri pertama dalam segi giliran, nafkah dan tempat tinggal. Baca detail: Makna Adil dalam Poligami
Oleh karena itu, anda tidak perlu bersembunyi dan menyembunyikan kenyataan ini. Menyembunyikan status ini bisa berdampak pada banyak hal, misalnya dalam soal hak warisan istri dan anak, dan lain-lain. Lebih baik anda memberitahu siapapun pihak terkait dan siap dengan segala resikonya daripada keadaan yang tidak menentu seperti sekarang. Dalam hidup suami-istri, siapa yang lemah dia akan diperalat dan dimanfaatkan oleh yang kuat. Baca juga: Cara Harmonis dalam Rumah Tangga
______________________
SUKA MEMBANTU ORANG, TAPI REJEKI SUSAH
Assalamualaikum wr.wb
ustadz, saya pernah mendengar kalimat "apabila kita membantu memudahkan kesulitan orang lain, maka kesulitan kita akan dimudahkan Allah swt" tapi kenapa ya ketika saya sudah berusaha secara total membantu orang lain, terutama orang tua saya, malah saya sendiri yang akhirnya terjebak dalam kesulitan. contohnya, saya secara total membantu kesulitan keuangan orang tua, tapi saya sendiri juga mengalami kondisi kesulitan keuangan, bukan hanya itu saja, saya juga mengalami sulit jodoh, hingga saat itu saya mengadakan tasyakuran ke anak yatim minta di bantu doa supaya cepat dapat jodoh, meskipun dengan hasil uang pinjaman dan akhirnya saya bertaaruf kemudian baru menikah di usia yg sudah mencapai hampir 31 tahun.
Belum cukup disitu saja, saya saat ini juga sulit memiliki momongan, usia pernikahan saya sudah lewat 1 tahun lebih, padahal meskipun saya dalam kondisi sesulit apapun saya tetap berusaha ber amal sedekah. lagi-lagi saya mengadakan acara tasyakur dan minta dibantu doa sama anak yatim, sampai pak ustadz yang tausiah bilang "mbak tetap mengingat anak yatim walaupun dalam kondisi sulit jodoh saat itu, dan sekarang diberi lagi cobaan sulit momongan".
sungguh pedih hati saya, padahal saya sangat menjaga dan berhati-hati sekali dalam menjaga lisan dan ucapan agar tidak menyinggung orang lain, saya juga berusaha menjaga ibadah saya dan menjadi istri yang baik dan patuh, menjadi anak yang baik bagi ortu saya, dan menjadi kakak yang baik bagi saudara saya. dan dalam setiap sholat saya tak pernah lupa berdoa untuk dimudahkan dalam segala hal.
pertanyaan saya :
1. Mengapa saya bisa kesulitan dalam segala ?
2. Apakah saya terlalu banyak berbuat dosa hingga segala amal dan kebaikan saya tidak diterima dan tetap mengalami kesulitan?
3. Adakah doa atau amalan yang bisa memudahkan kesulitan yang saya alami?
terimakasih banyak atas waktu dan bantuan jawabannya, Wassalamualaikum wr.wb
JAWABAN
1. Sulit rejeki, sulit jodoh dan sulit momongan adalah masalah duniawi. Dan kesulitan duniawi pada dasarnya dapat ditelusuri sebab-sebabnya secara duniawi pula. Sulit rejeki faktornya karena minimnya kemampuan dan keahlian. Sulit jodoh terkait urusan banyak hal termasuk sikap kita atau kondisi keluarga. Sulit dapat momongan ada kaitannya dengan masalah genetika (keturunan) atau masalah medis yang lain. Walaupun terkadang ada juga pengaruh dosa. Baca: Banyak Dosa Sulit Rejeki
2. Kurang tepat menghubungkan kesulitan-kesulitan duniawi tersebut dengan dosa atau pahala yang pernah dilakukan apalagi anda seakan menuntut timbal balik dari Tuhan karena merasa telah berbuat baik pada sesama manusia. Amal baik pasti akan dibalas di akhirat, belum tentu di dunia. Selain itu, beramal baik hendaknya berdasar kemampuan, tidak boleh memaksa sampai berhutang. Baca detail: Mengapa Kafir Kaya Raya Sedang Muslim Hidup Sengsara?
3. Baca: Doa Lancar Rejeki