Mengatasi Sakit Was was Kufur dan Murtad
Mengatasi Sakit Was was Kufur dan Murtad 1. Apa yang dimaksud dengan waswas murtad/kupur? Maaf berikan contohnya.
2. Apa yang dimaksud ragu dalam kufur/murtad? Contohnya?
3. Yang dapat menyebabbkan seseorang menjadi murtad/kufur itu, karena waswas atau ragu? Bagaimana cara membedakanny?
4a. Apakah sah bagi orang yang murtad mengucapkan 2 kalimat sahadat, tapi tidak dengan ilmu tajwidnya? Tidak pas. Meskipun dia bisa ilmu tajwid.
MENGATASI PENYAKIT WAS-WAS MURTAD DAN KUFUR
1. Apa yang dimaksud dengan waswas murtad/kupur? Maaf berikan contohnya.
2. Apa yang dimaksud ragu dalam kufur/murtad? Contohnya?
3. Yang dapat menyebabbkan seseorang menjadi murtad/kufur itu, karena waswas atau ragu? Bagaimana cara membedakanny?
4a. Apakah sah bagi orang yang murtad mengucapkan 2 kalimat sahadat, tapi tidak dengan ilmu tajwidnya? Tidak pas. Meskipun dia bisa ilmu tajwid.
Selalu diganggu oleh setan..sehingga bersyahadatnya diulang ulang terus.
B. Apakah boleh sah bagi yang ingin masuk islam.membaca sahadat diwasol/dilangsungkan/disatu nafaskan? Dengan tujuan supaya tidak diganggu oleh setan.
C. Jika bersahadat setelah bangun tidur. Seperti orang yang telah kupur bersahadatnya....apakah tidak apa apa? Karena takut kupur/murtad ketika dalam keadaan stengan sadar.
D.jika seseorang tanpa sadar telah melakukan sesuatu yang membuat dirinya keluar dari islam. Trus solat. Kan didalam tahiyat ada basaan sahadatnya...apakah dengan membaca sahadat yang ada di tahiyat dia sudah muslim lagi?
TOPIK SYARIAH ISLAM
5a. Pa ustad saya adalah orang yang punya penyakit was2. Awalnya was was bersuci, was2 solat, was was murtad.
Pa ustad, saya pernah masuk pesantren beberapa tahun, saya keluar dari pesantren tadinya ingin menyembuhkan penyakit waswas dirumah. Tp penyakit was2 nya tidak sembuh2. Bagaimana solusinya pa ustad?
5b. Pa ustad saya dulu pernah mengimami solat berjamaah.tp sayanya dalam keadaan tidak islam.
Saya disuruh jadi imam,karena yang biasa jadi imamnya tidak ada.awalnya saya menolak.karena tidak sah diimami saya.
Tp masyarakat trus memaksa karena tau saya pernah mesantren.
Masyarakat tidak tahu saya dalam keadaan kupur.
Dengan berat hati saya jadi imam.
Dan didalam hati saya, saya ingin memberitahukan ini nanti kepada masyrakat setelah saya sembuh dari waswas dengan tujuan masyarakat nanti mengulangi kembali solatnya. Mengkodo solat yang sudah saya imami.
Pertanyaan nya
1.sekarang saya bingung...bagaiman cara memberitahukan kepada masyarakat.bagaimna solusinya?
2. Dari beberapa orang yang saya imami..ada beberapa orang yang sudah meninggal...saya belum memberitahukan hal ini kepada beliau yang telah meninggal. Bagaimna solusinya?
Semoga alloh memberikan jalan leluar dan mengampuni atas dosa2 yang telah lalu.
6a.Pa ustad bolekah melaksanakan bacaan bacaan sunnat tidak memakai tajwid? Tidak ada maksud menghina atau mengaggap enteng perkara sunnat. Maksudnya ingin melaksankanb bacaan suunat dengan cepat..
B. Jika bcaan Al Quran sudah dijadikan dikir harian seperti dikir setelah solat. Apakah boleh membacanya tidak menggunakan tajwid? Tidak berdosakah?
7.pa ustad saya sering mengulang ngulang membaca sahadat ketika sudah kupur.
Serasa tidak benar benar bersyahadatnya.
Pertanyaannya...
1. Misalkan setelah murtad/kupur.
Saya bersyahadat,dan mengenggap sahadat saya sudah pas,tidak perlu diulangi lagi. Tp setelah beberapa detik dari keyakinan sahadat sudah pas.merasa sahadat itu mesti diulangi lagi,Merasa tidak benar. Lalu berkeinginan akan bersahadat lagi.
Apkah dengan berkeinginan mengucapkn sahadat lagi/mengulagi, saya sudah kufur/murtad saat itu juga.?
Karena kan sebab bersahadat tadi.setelah kupur
2. Bagaimna jalan keluarnya untuk mslah ini?
8. Pa ustad saya suka berkesimpulan salah...
Contohnya.
Ketika melihat perempuan. "Saya berpikir ingin menikah.ah tidak mau menikah takut murtad, kan kalau setelah menikah, mertad ,jadi cerai hukumnya."
Dengan cepat terbesit dalam pikiran bahwa saya telah murtad seketika itu. Mkarena telah berpikir seperti itu.
Dengan cepat pula saya berkeinginan akan bersahadat.
Sebelum mengucapkan sahadat,saya berpikir lagi. Dan ternnyata berpikir seperti tadi tidak menyebabkan kupur/ murtad.
Pertanyaannya.
Haruskah saya bersahadat? Karena tadi telah berpikir bahwa saya telah kupur/murtad, dan sudah berkeinginan ingin bersahadat.
Meskipun pada akhirnya tahu berpikir seperti itu tidak menyebabkan kupur/murtad.
9. Pa ustad, masih tntang berpikir salah.
Yang membuat kupur itu adalah menghina atau meremehkan syariat islam.
Misalkan meremehkan perkara sunnat.
Misalkan.
Ada yang bertanya...
A: kenapa kamu tidak melaksanakan sunnat ba'diah dan kobliah?
Saya menjawab: males, cape, SUNNAT INI.
Stelah menjawab itu, TERBESIT dalam pikiran." ya alloh saya telah meremehkan perkara sunnat menganggap enteng sunnat, saya telah murtad. Saya harus bersahadat lagi".
Lalu berpikir lagi, kenapa saya bisa menjawab seperti itu. Mengannggap enteng sunnat.
Dan ternyata setelah berpikir, saya tidak ada maksud untuk menganngap enteng sunnat/ meremehkan sunnat.saya menjawab seperti itu karena SUNNAT TIDAK APA APA TIdak dikerjalan. Karena hukumnya sunnat.
Pertanyaannya.
1. Apakah saya telah kupur dan mesti bershadat karena tadi telah berpikir demikian.....?
Meskipun pada akhirnya tahu bawha hal itu tidak menyebabkan kupur/murtad dan tidak perlu bersahadat.
2. Hal yang menyebabkan kupur/murtad itu kan ada beberapa macam. Misalkan kita lagi berada dalam situasi terusbut. Lagi bingung Apakah ini tergolong yang murtad/kupur atau tidak sama sekali. Lalu berpikir, ternyata ini berakibat kupur lalu berkenginginan akan bersahadat. Setelah dipikir matang matang2 lagi, eh ternyata tidak kupur.
Pertanyaannya.
Haruskah bersahadat?
Kan tadi sudah menyatakan telah kupur.dan ingin bersahadat
Meskipun kenyataannya tidak kupur/murtad dan otomatis tidak harus bersahadat.
10. Ketika seorang muslim berpikir tentang
Pekerjaan, pikiran atau perkataan yang dia telah lakukan menyebabkan murtad atau kupur.
Apakah tidak menyebabkan sesuatu terhadap keislamannya?
Misalkan...
Ini menyebabkan murtad ridak,kupur tidak...terus berpikir sambil terus berlikir.
11. Apakah ada kemurahan dari Alloh untuk seseorang yang lagi belajar ilmu agama sepeeti saya...misalkan salah dalam menentukan hukum?
12.
Yang menyebabkan murtad/kupur itu...
Berkeinginan kupur dimasa yang akan datang.sekarang atau sudah lampau.
jika punya pikiran seperti ini.
Jika saya sedang berpidato didepan umum...trus kupur/murtad...saya akan bersyahadatnya setelah turun dari panggung(menanti kan mengucap sahadat nya) karena malu telah kupur.
Kan disitu terdapat jeda waktu..setelah kupur dan sebelum bersahadat. Misalkan 5 menit jeda waktunya
A. apakah itu tidak termasuk ingin kupur dimasa depan? Karena ingin membiarkan diri kita kupur dalam beberala menit.
B. Jika sedang BAB kupur, apakah tidak apa apa mengucapkan sahadat seketika itu juga?
13.
Aapakah sah mengcapkan sahadat di dalam hati.? Tidak terdengar oleh diri kita sendiri.
14. Apakah tidak menyebabkan kufur jika menjawab seperti ini?
Ko kmu sudah sembuh?makan obat apa?
Jawab: saya makan obat bodrek.
Tapi Tidak ingat sama Alloh.
Tp tidak bermaksud yang menyembuhkan nya bodrek(menganngap bodrek punya kekuatan)
Dalam hati meyakini alloh menyimpan obat di tablet tersebut.
15. Pa ustad..ketika belum bersahadat,masih dalam keadaan kupur.disebabkan karena selalu waswas kupur....pikiran ingin berusaha mempertahankan islam sekuat tenaga itu begitu menggelora(sekuat tenaga jiwa dan raga)
Tp setelah masuk islam.setelah bersahadat. Pikiran ingin mempertahankan islam dengan sekuat tenaga itu menjadi kurang...
Kenapa pa ustad? Bagamna caranya supaya berpikir ingin mempertahanlan sekuat tenaga .
16. Pa ustad.harus bagaimnkah saya berpikir?
Saya sering berpikir...
Jika saya ke suatu tempat ramai..setan akan mengganggu saya akan mengacaukan pikiran saya akan berusaha menjerumuskan saya kepada kekupuran....
Yang menyebabkan saya berpikir untuk diam di rumah....
Tp jika saya diam dirumah...saya merasa sendiri...malah terus kepikiran kupur....tidak ada yang dipikirkan selain kupur....
17. Pa ustad apakah ketika bersyahadat harus ada keyakinan akan dierima?
Apakah cukup dengan berharap akan diterima.
18. Saya pernah dengar. Entah hadis entah apa...kalau tidak salah itu hadis..berbunyi. Ana ingda donni 'abdi bi..
Maksud nya itu kemana?
Saya ada diperasaan hamba saya kepada saya...
Apakah ketika bershadat kita harus ada perasaan diterima sahadat kita?
19. Supaya jauh dari gangguan setan..salah satunya dengan cara membaca Al Quran. Saya coba membaca. Tp setan masih menggaggu. Bgmn supaya bisa ibadah menimbulkan ketenangan?
Mungkin itu saja dulu pertanyaannya...
Mohon maaf bila kata katanya ada yang kurang sopan dan tidak pas atau salah....
JAWABAN MENGATASI PENYAKIT WAS-WAS MURTAD DAN KUFUR
1. Mestinya yang anda tanyakan itu adalah ini: apa penyebab murtad atau kufur? Maka, jawabnya adalah: penyebab murtad atau kufur itu ada beberapa faktor antara lain (a) menyatakan diri keluar dari Islam. Contoh: Anda berkata "Saya keluar dari Islam"; (b) menyatakan diri masuk agama lain. Contoh: Anda berkata "Saya masuk Kristen / Hindu"; (c) tidak mengakui syariat Islam dengan cara menghalalkan yang haram atau mengharamkan yang halal. Contoh: Anda berkata "Saya menganggap shalat lima waktu itu tidak wajib." Baca detail: Penyebab Murtad, Kufur dan Syirik
Kalau anda tidak termasuk dalam kategori a, b, c, maka tidak perlu was-was murtad atau kufur.
2. Ragu apakah seseorang murtad atau tidak itu timbul karena kekurangmengertian dirinya akan ilmu agama yang benar atau salah membaca artikel di internet yang ditulis oleh kalangan Islam radikal yang mudah menilai orang dengan label syirik, murtad atau kufur. Perlu diketahui, selagi seorang muslim mengakui isi dua kalimat syahadat, maka dia tidak murtad. Dan tidak perlu ragu menjadi murtad atau kufur.
3. Ragu atau was-was itu adalah kata kosong yang tidak punya efek hukum. Yang berakibat hukum adalah was-was masalah apa? Anda perlu menjelaskan apa yang membuat anda was-was atau ragu?
4a. Sah. Yang penting, memahami maksudnya dan meyakini maknanya.
4b. Boleh dan sah. Tidak ada syarat khusus dalam pengucapan kalimat syahadat. Sekali lagi yang penting meyakini maknanya.
4c. Tidak apa-apa. Pengucapan kalimah syahadat boleh kapan saja.
4d. Kalau murtad, maka harus mengucapkan syahadat lebih dulu sebelum shalat karena orang murtad tidak sah shalatnya. Karena, shalat hanya sah bagi muslim.
5a. Pesantren apa tempat anda belajar? Pesantren NU atau Wahabi? Coba lagi belajar di pesantren lain yang NU. Mungkin bisa datang ke pesantren Al-Khoirot Malang (situs resmi: www.alkhoirot.com) dan berkonsultasi langsung dengan pengasuhnya yang juga mengasuh Konsultasi Syariah ini. Anda tidak perlu belajar terlalu lama.
5b. Apakah anda yakin dalam keadaan kufur? Kalau itu cuma prasangka anda saja, maka dugaan itu tidak dianggap dan anda tetap seorang muslim.
6a. Bisa.
6b. Asal tidak merubah makna tidak apa-apa.
7.1. Yang anda rasakan itu rasa was-was yang sangat berlebihan. Yakinlah bahwa anda tidak kufur.
7.2. Anda perlu terapi dan belajar agama secara benar. Datanglah ke pesantren yang diasuh kyai NU.
8. Apa yang anda pikirkan itu tidak menyebabkan murtad. Jadi, berhentilah menghukumi diri sendiri telah murtad atau kufur.
9.1 Tidak melakukan perkara sunnah itu tidak murtad. Karena meninggalkan sunnah itu tidak berdosa. Namun melakukannya itu mendapat pahala.
9.2. Tidak perlu bersyahadat karena anda tidak kufur. Anda seorang muslim. Dan kalau ragu apakah anda muslim atau telah murtad, maka kembali ke hukum asal yaitu muslim.
10. Murtad atau tidak seorang muslim itu harus berdasarkan hukum yang pasti. Kalau masih ragu-ragu, hanya berdasar asumsi, maka tetap muslim.
11. Ya, orang yang tidak tahu suatu hukum agama dimaafkan kesalahannya karena dianggap tidak sengaja. Baca detail: Hukum Melakukan Perkara Haram karena Tidak Tahu
12.a. Khayalan atau niat di masa depan tidak dicatat sebagai perbuatan dosa. Dalam sebuah hadits sahih riwayat Bukhari, Nabi bersabda:
إِنّ الله كَتَبَ الْحَسَنَاتِ وَالسّيّئَاتِ. ثُمّ بَيّنَ ذَلِكَ، فَمَنْ هَمّ بِحَسَنَةٍ فَلَمْ يَعْمَلْهَا كَتَبَهَا الله عِنْدَهُ حَسَنَةً كَامِلَةً وَإِنْ هَمّ بِهَا فَعَمِلَهَا كَتَبَهَا الله عَزّ وَجَلّ عِنْدَهُ عَشْرَ حَسَنَاتٍ إِلَى سَبْعِمِائَةِ ضِعْفٍ إِلَى أَضْعَافٍ كَثِيرَةٍ. وَإِنْ هَمّ بِسَيّئَةٍ فَلَمْ يَعْمَلْهَا كَتَبَهَا الله عِنْدَهُ حَسَنَةً كَامِلَةً... وَإِنْ هَمّ بِهَا فَعَمِلَهَا، كَتَبَهَا الله سَيّئَةً وَاحِدَةً
Artinya: Allah mencatat amal baik dan perbuatan dosa. Barangsiapa yang niat berbuat baik lalu tidak melakukan maka Allah mencatatnya satu kebaikan sempurna. Apabila mengamalkan maka dicatat 10 kebaikan sampai 700 lipat sampai berlipat-lipat. Apabila berniat berbuat buruk tapi tidak melakukannya maka Allah mencatatnya sebagai satu kebaikan sempurna ... apabila melakukan maka dicatat dengan satu dosa.
12.b. Tidak apa-apa. Tapi sebaiknya setelah selesai BAB. Namun, percayalah anda terlalu berlebihan dalam menilai penyebab kufur dan murtad. Anda tidak murtad. Hanya saja anda sedang terkena penyakit kejiwaan yakni selalu diliputi oleh rasa takut.
13. Sah.
14. Tidak.
15. Rasa was-was anda itu adalah penyakit. Dan karena penyakit, maka perasaan anda dan anggapan anda itu tidak dianggap. Anda tetap seorang muslim. Was-was atau ragu itu tidak dianggap dalam Islam.
17. Seorang kafir yang bersyahadat dan meyakini maknanya otomatis akan menjadi muslim. Tidak ada istilah diterima atau ditolak. Namun, dalam kasus anda sebaiknya dalam bersyahadat diniati untuk dzikir karena anda adalah seorang muslim.
18. Arti hadis itu adalah "Aku (Allah) itu menurut praduga hambaku". Ibnu Hajar Al-Asqalani dalam Fathul Bari menjelaskan:
(أنا عند ظن عبدي بي): أجازيه بحسب ظنه بي، فإن رجا رحمتى وظن أني أعفو عنه وأغفر له فله ذلك، لأنه لا يرجوه إلا مؤمن علم أن له رباً يجازي، وإن يئس من حرمتي وظن أني أعاقبه وأعذبه فعليه ذلك، لأنه لا ييأس إلا كافر)
Artinya: Maksud hadits itu adalah aku akan membalas hambaku berdasarkan prasangkanya padaku. Apabila hambaku berharap rahmatku dan berprasangka bahwa aku akan memaafkan dan mengampuninya, maka ia mendapatkan itu. Karena, tidak ada yang berharap seperti itu kecuali seorang mukmin yang tahu bahwa ia memiliki Tuhan yang akan membalasnya. Apabila putus asa dari rahmatku dan berprasangka bahwa Aku akan menyiksanya maka ia akan mendapatkan itu. Karena, tidak ada yang putus asa kecuali orang kafir.
19. Setan yang mengganggu diri anda terletak dalam diri anda sendiri. Yang harus diperbaiki adalah pengetahuan yang benar tentang agama. Terutama banyak belajar tentang fikih dan kaidah fikih. Karena, pengetahuan yang cukup tentang fikih akan membuat rasa was-was kita soal agama akan hilang atau jauh berkurang. Karena kita tidak akan lagi disibukkan dengan pikiran kafir, murtad, shirik, dll tapi tentang haram, halal, sunnah, makruh, dan mubah. Baca: Kaidah Fikih
Baca artikel tentang was-was di link berikut:
- Cara Orang Murtad Kembali ke Islam
- Penyebab Murtad, Kufur dan Syirik
- Mengatasi Was was Kufur
- Cara Mengatasi Was-Was Murtad
- Menghina Syariah Islam Apakah Menyebabkan Murtad?
1. Apa yang dimaksud dengan waswas murtad/kupur? Maaf berikan contohnya.
2. Apa yang dimaksud ragu dalam kufur/murtad? Contohnya?
3. Yang dapat menyebabbkan seseorang menjadi murtad/kufur itu, karena waswas atau ragu? Bagaimana cara membedakanny?
4a. Apakah sah bagi orang yang murtad mengucapkan 2 kalimat sahadat, tapi tidak dengan ilmu tajwidnya? Tidak pas. Meskipun dia bisa ilmu tajwid.
Selalu diganggu oleh setan..sehingga bersyahadatnya diulang ulang terus.
B. Apakah boleh sah bagi yang ingin masuk islam.membaca sahadat diwasol/dilangsungkan/disatu nafaskan? Dengan tujuan supaya tidak diganggu oleh setan.
C. Jika bersahadat setelah bangun tidur. Seperti orang yang telah kupur bersahadatnya....apakah tidak apa apa? Karena takut kupur/murtad ketika dalam keadaan stengan sadar.
D.jika seseorang tanpa sadar telah melakukan sesuatu yang membuat dirinya keluar dari islam. Trus solat. Kan didalam tahiyat ada basaan sahadatnya...apakah dengan membaca sahadat yang ada di tahiyat dia sudah muslim lagi?
TOPIK SYARIAH ISLAM
5a. Pa ustad saya adalah orang yang punya penyakit was2. Awalnya was was bersuci, was2 solat, was was murtad.
Pa ustad, saya pernah masuk pesantren beberapa tahun, saya keluar dari pesantren tadinya ingin menyembuhkan penyakit waswas dirumah. Tp penyakit was2 nya tidak sembuh2. Bagaimana solusinya pa ustad?
5b. Pa ustad saya dulu pernah mengimami solat berjamaah.tp sayanya dalam keadaan tidak islam.
Saya disuruh jadi imam,karena yang biasa jadi imamnya tidak ada.awalnya saya menolak.karena tidak sah diimami saya.
Tp masyarakat trus memaksa karena tau saya pernah mesantren.
Masyarakat tidak tahu saya dalam keadaan kupur.
Dengan berat hati saya jadi imam.
Dan didalam hati saya, saya ingin memberitahukan ini nanti kepada masyrakat setelah saya sembuh dari waswas dengan tujuan masyarakat nanti mengulangi kembali solatnya. Mengkodo solat yang sudah saya imami.
Pertanyaan nya
1.sekarang saya bingung...bagaiman cara memberitahukan kepada masyarakat.bagaimna solusinya?
2. Dari beberapa orang yang saya imami..ada beberapa orang yang sudah meninggal...saya belum memberitahukan hal ini kepada beliau yang telah meninggal. Bagaimna solusinya?
Semoga alloh memberikan jalan leluar dan mengampuni atas dosa2 yang telah lalu.
6a.Pa ustad bolekah melaksanakan bacaan bacaan sunnat tidak memakai tajwid? Tidak ada maksud menghina atau mengaggap enteng perkara sunnat. Maksudnya ingin melaksankanb bacaan suunat dengan cepat..
B. Jika bcaan Al Quran sudah dijadikan dikir harian seperti dikir setelah solat. Apakah boleh membacanya tidak menggunakan tajwid? Tidak berdosakah?
7.pa ustad saya sering mengulang ngulang membaca sahadat ketika sudah kupur.
Serasa tidak benar benar bersyahadatnya.
Pertanyaannya...
1. Misalkan setelah murtad/kupur.
Saya bersyahadat,dan mengenggap sahadat saya sudah pas,tidak perlu diulangi lagi. Tp setelah beberapa detik dari keyakinan sahadat sudah pas.merasa sahadat itu mesti diulangi lagi,Merasa tidak benar. Lalu berkeinginan akan bersahadat lagi.
Apkah dengan berkeinginan mengucapkn sahadat lagi/mengulagi, saya sudah kufur/murtad saat itu juga.?
Karena kan sebab bersahadat tadi.setelah kupur
2. Bagaimna jalan keluarnya untuk mslah ini?
8. Pa ustad saya suka berkesimpulan salah...
Contohnya.
Ketika melihat perempuan. "Saya berpikir ingin menikah.ah tidak mau menikah takut murtad, kan kalau setelah menikah, mertad ,jadi cerai hukumnya."
Dengan cepat terbesit dalam pikiran bahwa saya telah murtad seketika itu. Mkarena telah berpikir seperti itu.
Dengan cepat pula saya berkeinginan akan bersahadat.
Sebelum mengucapkan sahadat,saya berpikir lagi. Dan ternnyata berpikir seperti tadi tidak menyebabkan kupur/ murtad.
Pertanyaannya.
Haruskah saya bersahadat? Karena tadi telah berpikir bahwa saya telah kupur/murtad, dan sudah berkeinginan ingin bersahadat.
Meskipun pada akhirnya tahu berpikir seperti itu tidak menyebabkan kupur/murtad.
9. Pa ustad, masih tntang berpikir salah.
Yang membuat kupur itu adalah menghina atau meremehkan syariat islam.
Misalkan meremehkan perkara sunnat.
Misalkan.
Ada yang bertanya...
A: kenapa kamu tidak melaksanakan sunnat ba'diah dan kobliah?
Saya menjawab: males, cape, SUNNAT INI.
Stelah menjawab itu, TERBESIT dalam pikiran." ya alloh saya telah meremehkan perkara sunnat menganggap enteng sunnat, saya telah murtad. Saya harus bersahadat lagi".
Lalu berpikir lagi, kenapa saya bisa menjawab seperti itu. Mengannggap enteng sunnat.
Dan ternyata setelah berpikir, saya tidak ada maksud untuk menganngap enteng sunnat/ meremehkan sunnat.saya menjawab seperti itu karena SUNNAT TIDAK APA APA TIdak dikerjalan. Karena hukumnya sunnat.
Pertanyaannya.
1. Apakah saya telah kupur dan mesti bershadat karena tadi telah berpikir demikian.....?
Meskipun pada akhirnya tahu bawha hal itu tidak menyebabkan kupur/murtad dan tidak perlu bersahadat.
2. Hal yang menyebabkan kupur/murtad itu kan ada beberapa macam. Misalkan kita lagi berada dalam situasi terusbut. Lagi bingung Apakah ini tergolong yang murtad/kupur atau tidak sama sekali. Lalu berpikir, ternyata ini berakibat kupur lalu berkenginginan akan bersahadat. Setelah dipikir matang matang2 lagi, eh ternyata tidak kupur.
Pertanyaannya.
Haruskah bersahadat?
Kan tadi sudah menyatakan telah kupur.dan ingin bersahadat
Meskipun kenyataannya tidak kupur/murtad dan otomatis tidak harus bersahadat.
10. Ketika seorang muslim berpikir tentang
Pekerjaan, pikiran atau perkataan yang dia telah lakukan menyebabkan murtad atau kupur.
Apakah tidak menyebabkan sesuatu terhadap keislamannya?
Misalkan...
Ini menyebabkan murtad ridak,kupur tidak...terus berpikir sambil terus berlikir.
11. Apakah ada kemurahan dari Alloh untuk seseorang yang lagi belajar ilmu agama sepeeti saya...misalkan salah dalam menentukan hukum?
12.
Yang menyebabkan murtad/kupur itu...
Berkeinginan kupur dimasa yang akan datang.sekarang atau sudah lampau.
jika punya pikiran seperti ini.
Jika saya sedang berpidato didepan umum...trus kupur/murtad...saya akan bersyahadatnya setelah turun dari panggung(menanti kan mengucap sahadat nya) karena malu telah kupur.
Kan disitu terdapat jeda waktu..setelah kupur dan sebelum bersahadat. Misalkan 5 menit jeda waktunya
A. apakah itu tidak termasuk ingin kupur dimasa depan? Karena ingin membiarkan diri kita kupur dalam beberala menit.
B. Jika sedang BAB kupur, apakah tidak apa apa mengucapkan sahadat seketika itu juga?
13.
Aapakah sah mengcapkan sahadat di dalam hati.? Tidak terdengar oleh diri kita sendiri.
14. Apakah tidak menyebabkan kufur jika menjawab seperti ini?
Ko kmu sudah sembuh?makan obat apa?
Jawab: saya makan obat bodrek.
Tapi Tidak ingat sama Alloh.
Tp tidak bermaksud yang menyembuhkan nya bodrek(menganngap bodrek punya kekuatan)
Dalam hati meyakini alloh menyimpan obat di tablet tersebut.
15. Pa ustad..ketika belum bersahadat,masih dalam keadaan kupur.disebabkan karena selalu waswas kupur....pikiran ingin berusaha mempertahankan islam sekuat tenaga itu begitu menggelora(sekuat tenaga jiwa dan raga)
Tp setelah masuk islam.setelah bersahadat. Pikiran ingin mempertahankan islam dengan sekuat tenaga itu menjadi kurang...
Kenapa pa ustad? Bagamna caranya supaya berpikir ingin mempertahanlan sekuat tenaga .
16. Pa ustad.harus bagaimnkah saya berpikir?
Saya sering berpikir...
Jika saya ke suatu tempat ramai..setan akan mengganggu saya akan mengacaukan pikiran saya akan berusaha menjerumuskan saya kepada kekupuran....
Yang menyebabkan saya berpikir untuk diam di rumah....
Tp jika saya diam dirumah...saya merasa sendiri...malah terus kepikiran kupur....tidak ada yang dipikirkan selain kupur....
17. Pa ustad apakah ketika bersyahadat harus ada keyakinan akan dierima?
Apakah cukup dengan berharap akan diterima.
18. Saya pernah dengar. Entah hadis entah apa...kalau tidak salah itu hadis..berbunyi. Ana ingda donni 'abdi bi..
Maksud nya itu kemana?
Saya ada diperasaan hamba saya kepada saya...
Apakah ketika bershadat kita harus ada perasaan diterima sahadat kita?
19. Supaya jauh dari gangguan setan..salah satunya dengan cara membaca Al Quran. Saya coba membaca. Tp setan masih menggaggu. Bgmn supaya bisa ibadah menimbulkan ketenangan?
Mungkin itu saja dulu pertanyaannya...
Mohon maaf bila kata katanya ada yang kurang sopan dan tidak pas atau salah....
JAWABAN MENGATASI PENYAKIT WAS-WAS MURTAD DAN KUFUR
1. Mestinya yang anda tanyakan itu adalah ini: apa penyebab murtad atau kufur? Maka, jawabnya adalah: penyebab murtad atau kufur itu ada beberapa faktor antara lain (a) menyatakan diri keluar dari Islam. Contoh: Anda berkata "Saya keluar dari Islam"; (b) menyatakan diri masuk agama lain. Contoh: Anda berkata "Saya masuk Kristen / Hindu"; (c) tidak mengakui syariat Islam dengan cara menghalalkan yang haram atau mengharamkan yang halal. Contoh: Anda berkata "Saya menganggap shalat lima waktu itu tidak wajib." Baca detail: Penyebab Murtad, Kufur dan Syirik
Kalau anda tidak termasuk dalam kategori a, b, c, maka tidak perlu was-was murtad atau kufur.
2. Ragu apakah seseorang murtad atau tidak itu timbul karena kekurangmengertian dirinya akan ilmu agama yang benar atau salah membaca artikel di internet yang ditulis oleh kalangan Islam radikal yang mudah menilai orang dengan label syirik, murtad atau kufur. Perlu diketahui, selagi seorang muslim mengakui isi dua kalimat syahadat, maka dia tidak murtad. Dan tidak perlu ragu menjadi murtad atau kufur.
3. Ragu atau was-was itu adalah kata kosong yang tidak punya efek hukum. Yang berakibat hukum adalah was-was masalah apa? Anda perlu menjelaskan apa yang membuat anda was-was atau ragu?
4a. Sah. Yang penting, memahami maksudnya dan meyakini maknanya.
4b. Boleh dan sah. Tidak ada syarat khusus dalam pengucapan kalimat syahadat. Sekali lagi yang penting meyakini maknanya.
4c. Tidak apa-apa. Pengucapan kalimah syahadat boleh kapan saja.
4d. Kalau murtad, maka harus mengucapkan syahadat lebih dulu sebelum shalat karena orang murtad tidak sah shalatnya. Karena, shalat hanya sah bagi muslim.
5a. Pesantren apa tempat anda belajar? Pesantren NU atau Wahabi? Coba lagi belajar di pesantren lain yang NU. Mungkin bisa datang ke pesantren Al-Khoirot Malang (situs resmi: www.alkhoirot.com) dan berkonsultasi langsung dengan pengasuhnya yang juga mengasuh Konsultasi Syariah ini. Anda tidak perlu belajar terlalu lama.
5b. Apakah anda yakin dalam keadaan kufur? Kalau itu cuma prasangka anda saja, maka dugaan itu tidak dianggap dan anda tetap seorang muslim.
6a. Bisa.
6b. Asal tidak merubah makna tidak apa-apa.
7.1. Yang anda rasakan itu rasa was-was yang sangat berlebihan. Yakinlah bahwa anda tidak kufur.
7.2. Anda perlu terapi dan belajar agama secara benar. Datanglah ke pesantren yang diasuh kyai NU.
8. Apa yang anda pikirkan itu tidak menyebabkan murtad. Jadi, berhentilah menghukumi diri sendiri telah murtad atau kufur.
9.1 Tidak melakukan perkara sunnah itu tidak murtad. Karena meninggalkan sunnah itu tidak berdosa. Namun melakukannya itu mendapat pahala.
9.2. Tidak perlu bersyahadat karena anda tidak kufur. Anda seorang muslim. Dan kalau ragu apakah anda muslim atau telah murtad, maka kembali ke hukum asal yaitu muslim.
10. Murtad atau tidak seorang muslim itu harus berdasarkan hukum yang pasti. Kalau masih ragu-ragu, hanya berdasar asumsi, maka tetap muslim.
11. Ya, orang yang tidak tahu suatu hukum agama dimaafkan kesalahannya karena dianggap tidak sengaja. Baca detail: Hukum Melakukan Perkara Haram karena Tidak Tahu
12.a. Khayalan atau niat di masa depan tidak dicatat sebagai perbuatan dosa. Dalam sebuah hadits sahih riwayat Bukhari, Nabi bersabda:
إِنّ الله كَتَبَ الْحَسَنَاتِ وَالسّيّئَاتِ. ثُمّ بَيّنَ ذَلِكَ، فَمَنْ هَمّ بِحَسَنَةٍ فَلَمْ يَعْمَلْهَا كَتَبَهَا الله عِنْدَهُ حَسَنَةً كَامِلَةً وَإِنْ هَمّ بِهَا فَعَمِلَهَا كَتَبَهَا الله عَزّ وَجَلّ عِنْدَهُ عَشْرَ حَسَنَاتٍ إِلَى سَبْعِمِائَةِ ضِعْفٍ إِلَى أَضْعَافٍ كَثِيرَةٍ. وَإِنْ هَمّ بِسَيّئَةٍ فَلَمْ يَعْمَلْهَا كَتَبَهَا الله عِنْدَهُ حَسَنَةً كَامِلَةً... وَإِنْ هَمّ بِهَا فَعَمِلَهَا، كَتَبَهَا الله سَيّئَةً وَاحِدَةً
Artinya: Allah mencatat amal baik dan perbuatan dosa. Barangsiapa yang niat berbuat baik lalu tidak melakukan maka Allah mencatatnya satu kebaikan sempurna. Apabila mengamalkan maka dicatat 10 kebaikan sampai 700 lipat sampai berlipat-lipat. Apabila berniat berbuat buruk tapi tidak melakukannya maka Allah mencatatnya sebagai satu kebaikan sempurna ... apabila melakukan maka dicatat dengan satu dosa.
12.b. Tidak apa-apa. Tapi sebaiknya setelah selesai BAB. Namun, percayalah anda terlalu berlebihan dalam menilai penyebab kufur dan murtad. Anda tidak murtad. Hanya saja anda sedang terkena penyakit kejiwaan yakni selalu diliputi oleh rasa takut.
13. Sah.
14. Tidak.
15. Rasa was-was anda itu adalah penyakit. Dan karena penyakit, maka perasaan anda dan anggapan anda itu tidak dianggap. Anda tetap seorang muslim. Was-was atau ragu itu tidak dianggap dalam Islam.
17. Seorang kafir yang bersyahadat dan meyakini maknanya otomatis akan menjadi muslim. Tidak ada istilah diterima atau ditolak. Namun, dalam kasus anda sebaiknya dalam bersyahadat diniati untuk dzikir karena anda adalah seorang muslim.
18. Arti hadis itu adalah "Aku (Allah) itu menurut praduga hambaku". Ibnu Hajar Al-Asqalani dalam Fathul Bari menjelaskan:
(أنا عند ظن عبدي بي): أجازيه بحسب ظنه بي، فإن رجا رحمتى وظن أني أعفو عنه وأغفر له فله ذلك، لأنه لا يرجوه إلا مؤمن علم أن له رباً يجازي، وإن يئس من حرمتي وظن أني أعاقبه وأعذبه فعليه ذلك، لأنه لا ييأس إلا كافر)
Artinya: Maksud hadits itu adalah aku akan membalas hambaku berdasarkan prasangkanya padaku. Apabila hambaku berharap rahmatku dan berprasangka bahwa aku akan memaafkan dan mengampuninya, maka ia mendapatkan itu. Karena, tidak ada yang berharap seperti itu kecuali seorang mukmin yang tahu bahwa ia memiliki Tuhan yang akan membalasnya. Apabila putus asa dari rahmatku dan berprasangka bahwa Aku akan menyiksanya maka ia akan mendapatkan itu. Karena, tidak ada yang putus asa kecuali orang kafir.
19. Setan yang mengganggu diri anda terletak dalam diri anda sendiri. Yang harus diperbaiki adalah pengetahuan yang benar tentang agama. Terutama banyak belajar tentang fikih dan kaidah fikih. Karena, pengetahuan yang cukup tentang fikih akan membuat rasa was-was kita soal agama akan hilang atau jauh berkurang. Karena kita tidak akan lagi disibukkan dengan pikiran kafir, murtad, shirik, dll tapi tentang haram, halal, sunnah, makruh, dan mubah. Baca: Kaidah Fikih
Baca artikel tentang was-was di link berikut:
- Cara Orang Murtad Kembali ke Islam
- Penyebab Murtad, Kufur dan Syirik
- Mengatasi Was was Kufur
- Cara Mengatasi Was-Was Murtad
- Menghina Syariah Islam Apakah Menyebabkan Murtad?