Konsultasi Agama Islam Konsultasi Agama Islam
recent

Breaking News

recent
جاري التحميل ...

Mandi wajib tanpa membersihkan baju, apa mandinya sah?

MANDI WAJIB TANPA MEMBERSIHKAN BAJU, APA MANDINYA SAH?

Assalamualaikum,

saya mau bertanya terkait dengan haid.

Semisal, pagi ini kita sudah mandi wajib namun teringat bahwa pembalut dan pakaian yg kemarin digunakan dan (maaf) ada sedikit darah (flek) haidnya belum sempat dibersihkan dan baru sadar setelah mandi wajib dan keluar dari kamar mandi. Dan akan dibersihkan kemudian karena tidak dibawa masuk ke kamar mandi saat mandi wajib. Belum saya cuci karena menunggu jawaban dari Al Khoirot dulu agar tenang.

1.Apakah darah haid yg masih ada di pakaian atau (maaf) pembalut yg belum sempat dibersihkan membatalkan mandi wajib (karena dianggap masih ada yg belum disucikan)?
karena sebetulnya haidnya sudah selesai, kemarin adalah hari terakhir dan pagi ini mandi.

2. Apakah menyentuh itu setelah mandi wajib selesai total membatalkan mandi yg sudah dilakukan?

3. Haruskah mandi wajib lagi?

4. Apa saja hal yg membatalkan mandi wajib?

5. Bagaimana cara mengatasi was wasnya? saya sudah ingin berpuasa.

Terima kasih

JAWABAN

1. Tidak membatalkan. Mandi wajibnya sah. Sahnya mandi setelah haid tidak ada kaitannya dengan pakaian atau pembalut. Baca detail: Cara Wudhu dan Mandi Junub

2. Tidak membatalkan. Mandinya sah. Hanya saja, kalau anda menyentuh benda najis seperti pembalut atau baju yang terkena darah, maka apabila tangan anda atau yang tersentuh itu basah maka najis. Sedangkan kalau sama-sama kering tidak najis.

Apa yang harus dilakukan apabila kita terkena najis adalah membuang najis itu dan menyiramnya dengan air. Baca detail: Najis dan Cara Menyucikan

Badan dan pakaian kita harus suci itu apabila kita hendak melaksanakan shalat. Bukan untuk yang lain. Baca detail: Shalat 5 Waktu

3. Tidak perlu mandi wajib lagi. Baca detail: Cara Wudhu dan Mandi Junub

4. Apabila anda keluar mani, atau nifas, atau haid lagi.

5. Was-was bisa diatasi kalau kita mengerti hukum fikih dengan baik dalam bidang yang kita was-was tersebut. Misalnya, was-was soal najis, maka solusinya adalah kita harus memahami fikih soal najis dan suci dengan baik dari berbagai sudut pandang ulama fikih. Sekedar bahan bacaan awal soal najis dan bersuci baca: http://www.alkhoirot.org/2012/05/terjemah-kitab-matan-taqrib.html#2

CARA MEMPERLAKUKAN AYAH YANG MANJA DAN EGOIS

Assalamualaikum ustad
Saya mempunyai permasalahan yang rumit..

Saya mempunyai bapak yang meninggalkan istrinya (ibu tiri) ..
Beberapa bulan lalu bapak saya kabur dari rumah karena pertengkaran rumah tangga dengan istrinya. Bapak saya menelpon minta dijemput ke rumah tetangga oleh saya. Kemudian saya jemput dan saya antar kembali ke tempat tinggal beliau, tetapi beliau tidak mau lagi tinggal bersama istrinya..akhirnya bapak tinggal dengan saya bersama suami dan anak2 saya.. Saya pikir jika sudah reda hatinya akan mau kmbali ke istrinya.. Tetapi sesampainya di rumah kami , bapak saya malah menelpon kesana kemari menceritakan aib rumah tangganya dan menjelek2kan istrinya..bahkan menelpon istrinya dan mengata-ngatai dengan sangat kasar hingga saya pun marah mendengar kata2 bapak saya itu..

Pada perkembangannya ustad bapak aaya malah menggantung status istrinya..karena bapak saya tidak mau menceraikan tapi juga tidak bersedia menafkahi..sebenarnya bapak saya sudah sering kawin cerai dan menggantung status istri..begitupun kepada ibu saya dahulu..

Adapun selama tinggal dengan keluarga saya, bapak saya berlaku agak jorok..suka menumpuk-numpuk sampah di dalam kamar dan tidak bersih menyiram air kencing sehingga menimbulkan bau.. Dimana suami saya kadang2 mengeluh tentang bau..
Saya sudah sering berusaha menasehati bapak saya agar menjaga kebersihan dan saya juga rajin menyiram toilet menjelang suami pulang..namun itu saja belum cukup karena kadang2 saya tidak sempat.. Karena hal ini kadang2 saya bertengkar dg bapak saya..

Karena saya merasa berdosa kerap ribut dg bapak saya . Akhirnya saya memilih mendiamkan bapak saya..karena setiap bicara dg bapak bawaanya mau marah terus..sejak kehadiran bapak saya bersama kami, saya sering merasa tertekan dan akhirnya agak malas membersihkan rumah..shg suami saya kadang menahan kesabaran..padahal sebelum kehadiran bapak saya , saya menikmati kehidupan saya bersama keluarga kecil saya..

Bapak saya juga sering mengeluh sakit seolah2 mempunyai sakit yg parah padahal hanya flu biasa atw kadang2 masuk angin biasa..hampir setiap malam mengeluh sehingga tidur terganggu...padahal paginya sehat2 saja..

Akhirnya saya menyarankan agar bapak saya kembali kepada istrinya..
Istrinya (ibu tiri) juga sering membujuk bapak agar pulang untuk memperbaiki rumah tangga..tetapi bapak saya masih ogah2an.. Akhirnya dengan agak memaksa saya meminta bapak saya kembali pada istrinya...

Oya ustad..sebenarnya bapak saya jg agak sayang dengan uangnya ..kalo kembali pada istrinya otomatis gaji istrinya lagi yg pegang.. Saya dan saudara2nya sudah sering memberi pengertian bahwa menafkahi istri itu wajib dan tidak boleh perhitungan..

Saya sadar perlakuan saya terhadap bapak saya selama bersama kami kurang menyenangkan..karena saya tidak suka terhadap kelakuan bapak saya yang manja dan egois.. Masa menafkahi istri saja perhitungan..sudah masuk perut masih saja diungkit2 dan di hitung..

Pertanyaan saya ustad..
1. saya sadar saya berdosa sekali telah jahat pada bapak saya..sebesar apakah dosa saya..

2. Salahkah jika saya memaksa bapak saya kembali kepada istrinya..
Bahkan saya rela melepaskan hak saya atas warisan rumah bapak saya kepada istri bapak saya..karena saya mengerti beratnya merawat orang seperti bapak saya itu..

Terima kasih..wassalamualaikum..

JAWABAN

1. Menyakiti orang tua hukumnya berdosa. Namun dosanya tentu berbeda-beda tergantung dari seberapa buruk perlakuan kita padanya. Kami menganggap perlakuan anda masih dalam batas sedikit keterlaluan karena sering memarahi ayah. Namun di sisi lain sikap anda tidak sampai pada batas durhaka karena masih memperlakukan dia dengan relatif baik dalam arti masih memberi tumpangan tempat tinggal selama dia konflik dengan istrinya. Sikap anda yang sedikit kasar padanya masih bisa dimengerti karena rumah yang anda tempati tentunya adalah rumah suami di mana anda tidak memiliki hak penuh di dalamnya. Dan demi menghindari konflik dengan suami. Sementara taat suami juga merupakan kewajiban yang harus dipenuhi.

Apapun itu, selagi ayah masih hidup, gunakan waktu pertemuan anda untuk meminta maaf dan saat anda dan dia berjauhan, senangkan hatinya dengan sesekali menjenguknya dan memberi oleh-oleh sekedarnya. Baca detail: Hukum Taat dan Berbakti pada Orang Tua

2. Tidak salah. Itulah jalan terbaik. Menghadapi orang tua yang cerewet memang harus dengan cara berusaha agar tidak bertemu terlalu sering. Seandainya dia tidak mau kembali ke istrinya, akan kami sarankan agar anda mencarikan tempat kontrakan rumah buat dia agar bisa tetap menjaga hubungan baik dengan suami dan dengan bapak sekaligus. Baca detail: Hak dan Kewajiban Suami Istri

عن الكاتب

Tanya Ustadz

التعليقات


Kontak

Untuk mengajukan konsultasi ke KSIA, silahkan mengirim pertanyaan via email ke: alkhoirot@gmail.com. Pertanyaan tidak boleh lebih dari tiga dan tanpa subpertanyaan. Untuk lebih detail, klik penjelasannya di sini!

Terbaru

    islamiy.com

    جميع الحقوق محفوظة

    Konsultasi Agama Islam